BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berarti tulisan atau lukisan. Menurut Erasthotenes, geo graphika

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

KAJIAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR TANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DAN JASA DI BENTANGLAHAN PESISIR KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan antara air tawar dan air laut. Wilayah ini memiliki keunggulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. bersifat komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perkantoran, perhotelan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Fisik Pasar Tempel Lima Tahun Terakhir

KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. Andri Yudistira

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara genetik dapat pula disebut sebagai bentanglahan pesisir. Secara

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjalankan usaha industri genteng. a. Kesulitan mencari tenaga kerja. dalam proses produksi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. termasuk erosi ringan. Erosi yang terjadi pada unit 2 yaitu 18,07

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Potensi fisik Karangasri meliputi: kondisi hidrologi, aksesibilitas,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Jenis kelamin yang bekerja sebagai penambang bijih timah yang paling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN KETERSEDIAAN AIRTANAH BEBAS UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI KETERSEDIAAN AIRTANAH BEBAS UNTUK PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lain yaitu faktor usia, faktor generasi penerus, dan faktor pemasaran batik

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

DAFTAR PUSTAKA. Ariani, D.W., 2004, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif. dalam Managemen Kualitas), Yogyakarta: Penerbit ANDI.

KAJIAN POTENSI AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI KECAMATAN MANTRIJERON, KOTA YOGYAKARTA

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air bagi kehidupan manusia merupakan unsur yang sangat vital. Semua orang tidak dapat hidup tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

KAJIAN INTERFACE DAN DEBIT MAKSIMUM PEMOMPAAN AIRTANAH BEBAS DI PANTAI DAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

KAJIAN DAMPAK INTRUSI AIR LAUT PADA AKUIFER PULAU KORAL SANGAT KECIL BERDASARKAN ANALISIS PERBANDINGAN ION MAYOR

Studi Hidrogeologi dan Identifikasi Intrusi Air asin pada Airtanah di Daerah Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) DI KECAMATAN KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. BUKU: Arifin, Zaenal Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,

BAB I PENDAHULUAN. butiran batuan atau rekahan batuan yang dibutuhkan manusia sebagai sumber air

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous Minimnya Akses Air Minum dan Sanitasi Dasar.

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA PEREMPUAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

Jurnal APLIKASI ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI DISUSUN OLEH : AMALIA FITRIA NINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti dalam melakukan penelitian agar data dapat dikumpulkan secara. yang ingin dicapai (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

Karakteristik dan Pemanfaatan Mataair di Daerah Tangkapan Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Gunungkidul

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) diperoleh. kantor pos merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI TESIS

DAFTAR PUSTAKA. Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

BAB I PENDAHULUAN. besar dari tekanan atmosfer. Dari seluruh air tawar yang terdapat di bumi,

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan, dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

Optimasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Salinitas Air Tanah

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian, pemukiman, penggembalaan serta berbagai usaha lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa jumlah ketersediaan air tanah di daerah penelitian adalah sebesar 216.409.785,56 m 3. Ketersediaan air tanah di daerah hasil proses marin dan eolin (daerah pesisir) lebih banyak daripada di daerah hasil proses fluvial (dataran aluvial), yaitu sebesar 156.682.060,36 m 3, sedangkan di dataran aluvial sebesar 59.727.725,20 m 3. Meskipun wilayahnya cenderung lebih luas dataran aluvial, namun ketebalan akuifer di daerah pesisir jauh lebih dalam daripada di dataran aluvial. Sehingga daya tampung air tanahnya pun lebih banyak di daerah pesisir. 2. Kondisi air tanah berdasarkan kualitas air sebagai air bersih tergolong cukup baik dan secara umum layak digunakan untuk kebutuhan domestik dan jasa. Hal ini berdasarkan perbandingan parameter fisik, kimia dan biologi airnya dengan baku mutu air bersih menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. Pada parameter fisik air tanah, masih ada air tanah yang berbau dan suhu air tanah yang melebihi suhu udara, namun keduanya tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat. mereka tetap menggunakannya sebagai sumber air dalam memenuhi kebutuhan domestik mereka. Parameter kimia air tanah di daerah penelitian 96

97 sebagian besar masih dalam batas aman yang diperbolehkan, hanya pada parameter zat organik ada wilayah yang masih melebihi ambang batas, namun seperti pada parameter fisik kondisi air yang memiliki kandungan zat organik yang berlebihan juga tidak terlalu dihiraukan oleh masyarakat. Mereka tetap menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, parameter biologi air tanah menggunakan Total Coliform mununjukkan nilai yang melebihi baku mutu yang ditetapkan. Namun dapat diatasi dengan memasaknya sampai mendidih jika ingin dikonsumsi untuk diminum, sehingga secara umum kondisi air tanah di daerah penelitian tergolong cukup baik. 3. Kebutuhan air domestik penduduk daerah penelitian berdasarkan hasil wawancara dan perhitungan yang dilakukan dapat diketahui rata-rata sebesar 60 liter/orang/hari dan total kebutuhan air domestik sebesar 654.043,5 m 3 /tahun dengan jumlah penduduk sebesar 29.865 jiwa. Selanjutnya kebutuhan air tanah untuk jasa penginapan (hotel) di daerah penelitian adalah sebesar 44.814,7 m 3 /tahun, sehingga total kebutuhan air tanah di daerah penelitian adalah sebesar 698.858,2 m 3 /tahun. 4. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui hasil aman eksploitasi air tanah di daerah penelitian sebesar 10.354.306,61 m 3/ tahun. Jika dianalisis dengan total kebutuhan air tanah di daerah penelitian yang meliputi kebutuhan untuk domestik dan jasa penginapan (hotel) yang sebesar 698.858,2 m 3 /tahun, maka pemakaian air tanah di daerah penelitian masih

98 jauh dari hasil aman penurapan air tanah, bahkan daerah penelitian memiliki surplus air tanah sebesar 9.655.448,41 m 3 /tahun. B. Saran 1. Bagi penduduk wilayah penelitian sebelum membuat sumur gali hendaknya mengetahui terlebih dahulu jarak maksimum antara sumur dengan tempattempat yang sangat rentan akan bakteri atau zat-zat berbahaya. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi kualitas air tanah tersebut. 2. Bagi pemerintah dan penduduk setempat hendaknya dapat bekerjasama dalam menjaganya ketersediaan dan kualitas air tanah yang baik secara berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan penanaman pohon sebagai penyimpan cadangan air alami, supaya generasi yang akan datang dapat tetap merasakannya.

99 DAFTAR PUSTAKA Agung Syahreza. (2010). Kajian Potensi Airtanah Bebas Untuk Mendukung Kebutuhan Air Domestik di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Defritus Aldrin Punuf. (2005). Hasil Aman Penurapan Airtanah Bebas Pada Dataran Aluvial Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Djoko Sasongko. (1985). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga. Elpanuryawan. (2012). Parameter Biologi Kualitas Air. Diakses dari http://elpanuryawan-wayan.blogspot.com/2012/05/parameter-bakteriologikualitas-air.html pada tanggal 22 Mei 2013 pukul 16:06 WIB. Ersin Seyhan. (1990). Dasar-Dasar Hidrologi, terjemahan oleh Ir. Sentot Subagyo. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hefni Effendi. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Indarto. (2010). Hidrologi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Institut Pertanian Bogor. (2008). Salinan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. Diakses dari http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/permenkes%20416_90.pdf pada tanggal 1 Juni 2013 Pukul 16.35 WIB Langgeng Wahyu Santosa. (2010). Pengaruh Genesis Bentuklahan Terhadap Hidrostratigrafi Akuifer dan Hidrogeokimia Dalam Evolusi Airtanah Bebas pada Bentanglahan Kepesisiran Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Langgeng W.S. dan Adji T.N. (2006). Pendugaan Geolistrik untuk Identifikasi Keterdapatan Airtanah di Perkebunan Kelapa Sawit Muarakandis Kabupaten Musirawas Provinsi Sumatera Selatan. Majalah Geografi Indonesia.20 (2).Hal. 168-186 Moh. Pabundu Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nursid Sumaatmadja. (1988). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. R. Dwi Atmo Irawan. (2005). Hasil aman penurapan Airtanah pada akuifer pesisir di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Saifuddin Azwar. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

100 Setyawan Purnama. (2002).Hasil Aman Eksploitasi Airtanah di Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah. Jurnal. Universitas Gajah Mada.. (2010). Hidrologi Airtanah. Yogyakarta: Kanisius Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Suharyono dan Moch. Amien. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Tim Fakultas Geografi UGM. (2002). Pengenalan Bentanglahan Parangtritis- Bali. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Todd, D.K. (1980). Groundwater Hydroloy, Second Edition. New York: John wiley and Sons. Totok Gunawan, dkk. (2005). Pedoman Survei Cepat Terintergrasi Wilayah Kepesisisiran. Yogyakarta: Badan Penerbit dan Percetakan Fakultas Geografi. Totok Sutrisno, dkk. (2010). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Widyastuti, M., Notosiswoyo, S., dan Anggayana, K. (2006). Pengembangan Metode Drastic untuk Prediksi Kerentanan Airtanah Bebas Terhadap Pencemaran di Sleman. Majalah Geografi Indonesia.20 (1). Hal. 32-51.