Buletin. Volume 3, Maret 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk yang dihasilkan. Perlebahan juga merupakan komponen penting di dalam strategi

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

I. PENDAHULUAN. sosial memegang peranan yang sangat penting dalam tindakan-tindakan yang

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

RENCANA STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

ECHO Asia Notes, Issue 21 June 2014

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

Dana Reboisasi: Pengertian dan pelaksanaannya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan manusia. Menurut Undang-Undang Kehutanan No.41 tahun

PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

LEMBAR INFORMASI JARINGAN MASYARAKAT HUTAN KORIDOR GUNUNG SALAK-HALIMUN

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK (Citrus sp.) DAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI KECAMATAN SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT SKRIPSI.

Transkripsi:

Buletin Volume 3, Maret 2016

Dalam volume ini: Sunardi Mengharapkan Kelanjutan Kolaborasi dengan CI untuk Mengembangkan Pertanian Ramah Lingkungan (halaman 3) Putra Asli Tinada yang Mengabdikan Diri untuk Kesejahteraan Petani di Kampung Halamannya (halaman 4) Tentang SALP Program Sustainable Agriculture Landscapes Partnership (SALP) bertujuan mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Pakpak Bharat sekaligus menjaga bentang alam penting di Sumatera Utara, melalui model pertanian berkelanjutan dan konservasi alam yang secara langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Program ini juga bertujuan mendukung komitmen Pemerintah Indonesia memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Mengolah Sampah menjadi Berkah (halaman 6) 29 Petani Mendapatkan Pelatihan Budidaya Lebah Madu Trigona (halaman 7) Saling Belajar untuk Memperkaya Pengetahuan dan Upaya Perlindungan Modal Alam di Asia (halaman 8) Dicetak dan diterbitkan oleh: Conservation International Indonesia untuk program Sustainable Agriculture Landscapes Partnership Disunting oleh Desytha Dwiutami Conservation International Indonesia CI Indonesia - Kantor Jakarta: Pejaten Barat 16A, Kemang, Jakarta 12550, Indonesia Telepon: +62 21 7883 8626 Fax: +62 21 780 6723 www.conservation.org CI Indonesia - Kantor Medan: Komplek Bukit Johor mas Blok C No.1 Medan 20143 Telepon: +62 61 8880 7701 www.conservation.org Dampak Program Intensifikasi Pertanian Berkelanjutan: 172 petani terpilih untuk mengadopsi model intensifikasi pertanian berkelanjutan 66,5 hektar direncanakan akan ditanami di musim tanam ini Kesepakatan Konservasi dengan Komunitas: 3 desa telah berkomitmen untuk menjaga sumber daya alamnya melalui kesepakatan konservasi 7.000 hektar area hutan terjaga dalam kesepakatan konservasi Sekolah Lapang Petani: 170 petani terpilih untuk mengikuti program sekolah lapang Kerjasama dengan Pemerintah: 20 orang staf pemerintah mendapatkan pelatihan pengenalan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 18 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) menerima pelatihan Training of Trainers (TOT) tentang praktik terbaik dalam pertanian berkelanjutan Pendidikan Lingkungan: 45 orang murid baru mendapatkan sesi pendidikan lingkungan tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan Foto sampul oleh: Syaiful Purba/Conservation International Indonesia Seorang murid Sekolah Dasar di Pakpak Bharat menanam pohon di tengah program edukasi lingkungan dari SALP. 2

SUNARDI MENGHARAPKAN KELANJUTAN KOLABORASI DENGAN CI UNTUK MENGEMBANGKAN PERTANIAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Untuk mendukung program yang berkelanjutan di Pakpak Bharat, kerjasama yang erat dengan pemerintah daerah sangatlah penting. Dalam pelaksanaan berbagai program penyuluhan, CI Indonesia mendapatkan dukungan penuh dari berbagai instansi pemerintah lokal, termasuk dari Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Pakpak Bharat. Bapak Sunardi, SP, Plt Kepala BP4K di Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu contoh tokoh pemerintahan yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lahir dari sebuah keluarga sederhana di desa Bengabing, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Perbaungan, Sumatera Utara Pak Sunardi mengabdikan diri dalam pembangunan sektor pertanian di daerahnya. Selepas menyelesaikan pendidikannya, beliau bekerja menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan sampai tahun 2000, kemudian pindah dan menjabat sebagai koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Salak, Kabupaten Dairi. Bapak Sunardi kini menjabat sebagai Sekretaris BP4K dan Plt Kepala BP4K Kabupaten Pakpak Bharat. Dalam melakukan pekerjaanya memberdayakan berbagai kelompok tani di Pakpak Bharat, Bapak Sunardi memiliki visi untuk mewujudkan peningkatan sumber daya manusia yang handal, tangguh, jujur dan bertanggung jawab. Bapak Sunardi juga bertekad untuk membantu masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya pertanian yang berwawasan lingkungan di daerahnya. Sepakat bahwa menjaga hutan secara bijak adalah solusi terbaik bagi kesinambungan dan kesejahteraan masyarakat setempat, Bapak Sunardi menyampaikan harapannya agar dapat terus bekerjasama dengan CI Indonesia. Kita perlu memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Program ekonomi alternatif seperti budidaya lebah madu dan pariwisata berbasis alam dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan di saat yang sama, meningkatkan ekonomi warga, jelasnya. Di samping kesibukannya sebagai abdi negara beliau juga menyempatkan diri bertani untuk menyalurkan hobi. Bapak Sunardi mempraktekkan budidaya jeruk sebanyak kurang lebih 400 batang pohon. Selain jeruk, Bapak Sunardi juga bertanam cabai dan tanaman sayuran lainnya dan saat ini tengah menikmati musim panen. Ditulis oleh Syaiful Purba CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SYAIFUL PURBA Bapak Sunardi memberikan pengarahan dalam pembukaan program sekolah lapang di Desa Ulu Merah, Kecamatan STTU Julu. 3

PUTRA ASLI TINADA YANG MENGABDIKAN DIRI UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI DI KAMPUNG HALAMANNYA Belajar langsung bersama dengan masyarakat adalah sebuah kebahagiaan tersendiri di dalam menjalankan tugas saya sebagai penyuluh pertanian. Di tahun 2015, Bapak Patar kembali ke kampung halamannya di Desa Tinada dan bertanggung jawab memberikan pendampingan teknis kepada masyarakat untuk meningkatkan produktivitas pertanian. CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SYAIFUL PURBA Bapak Patar Padang mendapatkan ucapan selamat dari Bapak Sunardi (Plt Kepala BP4K) sebagai PPL pendamping terbaik dalam program sekolah lapang dengan CI Indonesia pada acara Farmer Field Day (FFD) di desa Tinada. Suksesnya proses transfer pengetahuan kepada para petani tidak terlepas dari kerja keras para penyuluh pertanian yang bekerja bersama CI Indonesia di tingkat akar rumput. Adalah Patar Padang, sosok yang dikenal oleh petani di Desa Tinada sebagai seorang penyuluh pertanian yang sangat berdedikasi. Bapak Patar dilahirkan 43 tahun yang lalu di Desa Tinada dari sebuah keluarga sederhana dengan latar belakang petani dan sejak tahun 2010 hingga 2012 terpilih menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Tenaga harian Lepas (THL) daerah penempatan desa Kuta Jungak, Kecamatan Siempat Rube. Atas usaha dan kegigihannya dalam melaksanakan tugas lapangan, Bapak Patar sempat terpilih oleh salah satu lembaga swadaya masyarakat untuk menjadi fasilitator desa dalam kegiatan sekolah lapang komoditas kopi dan jeruk di desa Traju dan Siempat Rube 4. Kerjasama ini kemudian berlanjut di tahun 2013 hingga 2014 di mana Bapak Patar terpilih kembali menjadi fasilitator desa dengan Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat di kecamatan Julu dan Siempat Rube untuk komoditas kopi. Prestasi Bapak Patar tidak sampai di situ, beliau juga dipercaya untuk memberikan pendampingan kepada petani dalam program sekolah lapang Pengenalan Hama terpadu (PHT) untuk komoditas padi dengan sistem legowo 4-1 di desa Kuta Jungak dan desa Tinada yang mengaplikasikan sistem tanam empat tanaman padi dengan satu jarak di baris tanam yang sama. Teknik ini dikenal dapat menghasilkan panen yang lebih besar dengan penggunaan pupuk yang lebih sedikit. Di sela kesibukan sebagai PPL di desanya, Bapak Patar juga banyak membantu CI Indonesia dalam menjalankan program sekolah lapang untuk komoditi jeruk beberapa waktu yang lalu. Bapak Patar aktif mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam sekolah lapang yang diadakan oleh program SALP. Program ini sangat bagus dan berbeda dengan pelatihanpelatihan sebelumnya, karena sekolah lapang ini kita langsung belajar di lahan, menemukan permasalahan di lahan dan langsung diselesaikan permasalahan tersebut langsung di lahan. Pembelajaran lebih cepat terserap karena kami banyak melakukan praktek secara langsung di lahan jeruk, kata salah satu petani peserta program sekolah lapang. Bapak Patar adalah sosok yang inspiratif bagi desanya. Selain aktif menjadi seorang motivator tata kelola pertanian yang baik bagi berbagai komoditas lokal, beliau juga mempraktikkan semua ilmu yang dimiliki secara langsung dengan mengelola kebun miliknya sendiri. Beberapa macam usaha tani yang dijalankan antara lain adalah budidaya tanaman jeruk, padi sawah dan padi ladang. Ke depan, beliau berharap kerjasama dengan CI Indonesia dapat berjalan berkesinambungan sehingga ilmu yang diterima oleh para petani akan terus bertambah dan memberikan manfaat praktis bagi para petani ketika mempraktikannya di lahan masing-masing. Ditulis oleh Syaiful Purba 4

CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SYAIFUL PURBA Jeruk adalah salah satu komoditas utama di Kabupaten Pakpak Bharat. Pelatihan dari program SALP meningkatkan pengetahuan petani tentang praktik pertanian yang lebih baik.

MENGOLAH SAMPAH MENJADI BERKAH Bagi masyakarat, daur ulang sampah plastik memberikan dampak pada lingkungan dan ekonomi. Bagi lingkungan, daur ulang sampah dapat mengurangi beban polusi dan pencemaran tanah. Di sisi ekonomi, daur ulang plastik bisa meningkatkan pemasukan keluarga karena memberikan peluang bagi ibu-ibu petani untuk mendapatkan uang tambahan di samping upah yang didapatkan dari kegiatan bercocok tanam sehari-hari. Di Pakpak Bharat, sampah plastik yang pada awalnya hanya dikelola secara konvensional melalui pembakaran, saat ini perlahan-lahan sudah mulai dikumpulkan pada skala rumah tangga dan di daur ulang kembali menjadi barang kreatif. CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SARMAIDAH DAMANIK Melalui pelatihan, sampah plastik kini diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dijual. Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar di berbagai kota, termasuk Pakpak Bharat, di mana tentunya konsumsi berbagai produk berbahan plastik di setiap rumah tangga cukup tinggi. Penggunaan tas kresek untuk berbelanja sekitar 25 menit, dibutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk hancur dan terurai. Belum lagi, ancaman kondisi kesehatan tanah yang diakibatkan oleh penumpukan sampah plastik. Penguatan kualitas dan desain tentunya masih harus terus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil produk yang lebih baik. Pendampingan dan pelatihan yang berkesinambungan dalam program pengolahan sampah daur ulang diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih luas serta memberikan tambahan penghasilan kepada para ibu yang berhasil mengolah sampah menjadi berkah. Ditulis oleh Sarmaidah Damanik CI memahami bahwa rumah tangga merupakan salah satu segmen penting yang turut berperan serta dalam upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Pelatihan daur ulang sampah plastik kepada ibu-ibu telah dimulai pada bulan Juni 2014 dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kesadaran daur ulang sampah ibu-ibu. Dina Manik adalah seorang petani dan ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Siempat Rube 2. Sebelum adanya pelatihan dari CI Indonesia, seperti kebanyakan, Ibu Dina terbiasa untuk langsung membuang sampah plastik bekas deterjen dan pembungkus kopi ke tempat sampah, tanpa memahami nilai daur ulangnya. Sejak adanya pelatihan pengolahan sampah, Ibu Dina kini makin bersemangat untuk mengolah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat seperti tas dan dompet. CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SARMAIDAH DAMANIK Sampah plastik kini diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dijual. 6

CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SARMAIDAH DAMANIK Golam Pandiangan, salah satu petani yang menerima pelatihan kini mempraktikkan budidaya lebah madu Trigona di kebunnya. 29 PETANI MENDAPATKAN PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA Masyarakat Pakpak Bharat hidup berdampingan erat dengan hutan dan banyak menggantungkan pemasukan keluarga dari pengolahan kayu. Padahal, jika pepohonan di hutan dimanfaatkan secara terus menerus untuk kebutuhan ekonomi, maka akan mengancam eksistensinya yang memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan warga sekitar. Selain membantu masyarakat untuk meningkatkan jumlah produksi dengan mengimplementasikan teknik bercocok tanam secara berkelanjutan, program SALP juga bertujuan untuk memberikan kegiatan ekonomi alternatif bagi warga. Lebah madu dinilai sebagai komoditas yang potensial bagi warga Pakpak Bharat. Secara ekonomi, lebah madu memiliki nilai yang tinggi. Kebutuhan pasar terhadap berbagai jenis produk yang dihasilkan lebah antara lain seperti royal jelly, pollen, hingga propolis terus meningkat. Seperti harga propolis yang mencapai Rp. 300.000 per kilogram. Wilayah Pakpak Bharat merupakan daerah ideal untuk mengembangkan budidaya lebah madu. Dengan tutupan hutan sebesar 80% dan lokasi daerah di lereng pegunungan Bukit Barisan, suhu dan kondisi alam Pakpak Bharat sesuai untuk menjadi lokasi perkembangbiakan lebah. Praktek pelatihan budidaya lebah madu melibatkan 29 petani yang tergabung dalam kelompok tani Tenggoli Mandiri. Program pelatihan selama tiga hari telah dilakukan pada 24-26 Agustus 2014 di Dusun Lae Mbereng Desa Kuta Meriah, Kecamatan Kerajaan. Dalam pelatihan ini para petani mendapatkan beberapa materi baik pengetahuan tentang komoditas lebah madu maupun praktik budidaya yang produktif dan ramah lingkungan. Dalam materi pengenalan komoditas madu, penyuluh berpengalaman memperkenalkan lebih jauh jenis lebal lokal Apis cerana yang sudah dikenal dan dikembangbiakkan oleh petani setempat. Selain itu, juga diperkenalkan lebah madu jenis trigona yang dikenal karena cara budidayanya yang mudah dan tidak membutuhkan biaya produksi yang tinggi. Untuk mengembangbiakan lebah madu jenis trigona, hanya diperlukan stube dan pakan yang tidak sulit didapat. Dalam materi praktik budidaya, diberikan pengetahuan tentang teknis pembuatan stube (sarang lebah madu dengan modifikasi sekat-sekat sarang) hingga proses pemanenan. Pelatihan yang diberikan telah menampakkan hasil. Para petani setempat kini mulai mengembang biakkan lebah madu trigona yang sebelumnya tidak pernah diternakkan. Penambahan glodokan serta pembuatan stube lebah madu secara mandiri juga terus diupayakan oleh para petani. Golam Pandiangan merupakan salah seorang petani madu yang telah mulai mengembang biakkan lebah madu trigona dengan sekitar 15 stube semenjak pelatihan berlangsung. Golam mengungkapkan bahwa ia tertarik mengembang biakkan jenis lebah madu yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari madu lokal biasa tersebut, karena memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, baik dari nilai jual madu maupun propolisnya. Lebah madu trigona tidak memerlukan stube seperti lebah lokal Apis Cerana yang memerlukan sekat-sekat di dalam stube, Trigona menempatkan telur, madu dan propolis secara terpisahpisah, dan lebahnya juga tidak menyengat. Sementara itu, Dahlan Sitakkar yang merupakan ketua Kelompok Tenggoli Mandiri, perlahan-lahan mulai mengajarkan pemindahan lebah madu dari glodokan ke stube kepada beberapa petani dan keluarga yang belum memahami proses tersebut. Ia memberikan pemahaman kepada para petani lain agar mulai mengembangkan ternak madu lebah trigona karena potensi ekonomis yang ada serta ketersediaan lokasi geografis di sekitar desa Kutameriah yang mendukung untuk budidaya lebah madu. Pengenalan lebah madu sebagai komoditas alternatif bagi warga tentunya memiliki tantangan, antara lain seperti gagalnya pemindahan lebah disebabkan curah hujan yang tinggi, serangan hama seperti musang, hingga material stube yang kurang sesuai dengan lebah setempat. Namun, tantangan ini menjadi proses pembelajaran untuk terus berinovasi membudidayakan lebah madu dengan hasil yang lebih baik. Ditulis oleh Sarmaidah Damanik 7

SALING BELAJAR UNTUK MEMPERKAYA PENGETAHUAN DAN UPAYA PERLINDUNGAN MODAL ALAM DI ASIA Kunjungan Conservation International China dan Shan Shui Conservation Center ke Lokasi Program SALP di Pakpak Bharat Pada 12-16 Oktober 2015 lalu, CI Indonesia mendapatkan kesempatan menerima kunjungan dari CI China dan Shan Shui Conservation Center. Kunjungan dilakukan di dua lokasi yaitu di Kota Medan dan Kabupaten Pakpak Bharat. Melalui kunjungan ini, rekan dari negeri tirai bambu bermaksud meninjau pelaksanaan kegiatan kesepakatan konservasi dan berbagai program inisiatif lain di Pakpak Bharat. Kunjungan diawali dengan agenda pengenalan kegiatan masing-masing lembaga. CI China menyampaikan sebuah konsep yang sangat menarik tentang agroforestry sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan dalam upaya perlindungan alam di negaranya. Tim Shan Shui Conservation Center bercerita tentang kesepakatan konservasi yang telah dilakukan sejak lebih dari 5 tahun yang lalu di desa Liziba, Cina dimana konsep tersebut kini telah diadopsi oleh pemerintah setempat. Dalam kesempatan ini, CI Indonesia menyampaikan pendekatan kesepakatan konservasi yang dilakukan di kabupaten Tapanuli Selatan, Madina, dan juga Pakpak Bharat. Pendekatan yang telah dilakukan selama 2014 tahun telah menghasilkan berbagai perkembangan di antaranya kesepakatan konservasi pada 35 desa disekitar kawasan hutan lindung dan kaya akan keanekaragaman hayati dan dukungan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan. Kunjungan dilakukan di desa Malum lokasi kegiatan kesepakatan konservasi serta lokasi kegiatan sekolah lapang di desa Siempat Rube 2 dan pelatihan lebah madu di desa Kuta Meriah. Setelah berbincang dengan para petani secara langsung, sistem penilaian terhadap performa petani dan penyuluh lapangan merupakan salah satu hal yang menarik perhatian tim kunjungan karena belum pernah diterapkan pada kegiatan mereka sebelumnya. Kesepakatan konservasi antara masyarakat desa dengan pimpinan adat merupakan hal lainnya yang dianggap menarik dan sangat baik untuk keberlanjutan program. Dalam diskusi ditemukan bahwa hal yang menjadi tantangan bagi kegiatan kesepakatan konservasi adalah tentang keberlanjutan program. CI Indonesia tengah mempersiapkan strategi dalam mendapatkan dukungan keuangan dan teknis, untuk keberlanjutan kegiatan ini, sehingga upaya perlindungan modal alam di Pakpak Bharat dapat terus berlanjut. Ditulis oleh Fitri Hasibuan CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA/ FOTO OLEH SAIFUL PURBA Mendengarkan langsung dari petani tentang manfaat program SALP bagi praktik pertanian mereka sehari-hari. 8

Hubungi Kami Fitri Hasibuan Sustainable Agriculture Project Manager Email: fhasibuan@conservation.org Kantor CI Indonesia - Jakarta Jl. Pejaten Barat 16A Kemang, Jakarta 12550 Telepon: +62 21 7883 8626 CI Indonesia - Medan Komplek Bukit Johor Mas Blok C no.1 Medan 20143 Telepon: +62 61 8880 7701 CI Indonesia - Pakpak Bharat Jl. Sikandang Njandi, Kantor BPP Salak (Depan SMA 1 Salak), Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat Telepon: +62811 6072 842 9