BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umar Hadikusumah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumberdaya alam dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor perkebunan sebagai bag ian dari. pengolahan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi nyata.

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB VII INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

Pemuda Kurang Minat Dalam Pertanian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Orde Baru terjadi kegoncangan ekonomi dan politik. Perusahaan

BAB V KESIMPULAN. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang program TRI 1975 dengan tujuan

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Desa Cihideung merupakan daerah pertanian yang subur, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian daerah. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya petani atau buruh tani yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian bunga hias. Bertani sebagai usaha manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Masyarakat petani pada umumnya mengkombinasikan alam kerja dan modal guna menghasilkan barang-barang yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada tingkat permulaan manusia mengenal usaha bertani atau berusaha tani dengan cara-cara penyelenggaraan yang masih sederhana ( primitif/ tradisional), dimana tujuan produksinya terutama untuk mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga itu sendiri. Untuk menjadi kesimpulan penelitian kehidupan petani bunga hias ini, peneliti menjawab dari perumusan masalahnya yang dibagi sebagai berikut ini. Perama, Sejak tahun 1988 Pertanian bunga hias adalah komoditas utama di Desa Cihideung adalah tanaman hias dan bunga hias. Kehidupan petani sebelum mengenal Agrobisnis masih sangat tradisional dengan cara-cara yang seadanya tanpa menejemen yang jelas. Petani tradisional pada umumnya memasarkan bunga hias sangat sederhana yaitu dengan cara dipikul-pikul atau dijajakan ke setiap rumah-rumah penduduk, sehingga pendapatan mereka secara ekonomi kurang maksimal. Pada tahun 1997 ketika krisis ekonomi melanda Indonesia petani bunga hias banyak mengalami penurunan dalam produksi tanaman hias, sehingga sempat tertunda dalam beberapa tahun yang ditandai penurunan omset produksi bunga hias dan perpecahan kelompok tani. Setelah tahun 2009 petani bunga hias mengupayakan kembali dalam menghidupkan kelompok-kelompok

tani ( POKTAN) di desa Cihideung setelah sebelumnya mengalami mati suri. Kedua, upaya yang ditempuh petani bunga hias pada awalnya ketika para tokoh masyarakat di Desa Cihideung kembali mengembangkan bunga hias dengan sistem Agrobisnis yang lebih modern. Sedangakan Agrobisnis sendiri menurut para ahli adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya organisasi, baik sumberdaya manusia, modal, material, maupun teknologi secara optimal umtuk mencapai organisasi. Adapun dari konsep Hoselitz dalam prinsipnya memang benar, Misalnya penerapan sistem Agrobisnis, konsep-konsep pertanian ini adalah menggunakan dengan cara yang lebih modern,dan bisa menarik warga masyarakat desa supaya giat bekerja, ulet, dan kreatif yang dapat mendorong serta memotivasinya para petani. Kontribusi Agrobisnis dengan konsep Hoselitz sangat menunjang dan erat kaitannya dengan daya rangsang bagi masyarakat petani bunga hias dalam menerapkan cara-cara pertanian yang modern sehingga tercapai secara maksimal. Sistem Agrobisnis adalah alat yang menarik bagi masyarakat untuk membina orang desa yang dinilai terbelakang supaya bekerja secara disiplin, mempunyai manajemen yang tepat dan efisien. Ketiga, untuk kendala- kendala yang dihadapi para petani bunga hias adalah dimana modal adalah unsur yang paling pertama dari pertanian, disini petani bunga hias sangat kesulitan dalam peminjaman modal dasar untuk pengembangan pertanian, karena lembaga Bank untuk proses peminjaman sangat berbelit-belit sehingga menyulitkan para petani. Adapun kendala lain yaitu dimana lahan Desa Cihideung sudah mulai menyempit karena perubahan urbanisasi dari penduduk desa ke daerah Desa Cihideung. Keempat, Sistem Agrobisnis ini memberikan pengaruh positif bagi warga masyarakat di Desa Cihideung, baik dari segi ekonomi dan sosialnya. Peran partisipasi dari tokoh-tokoh masyarakat telah mampu membangkitkan kembali petani bunga

dengan sistem Agrobisnis dan menjadi perhatian utama bagi pemerintah dinas pertanian yang terkait dengan ikut aktif dalam memajukan desa ini, Sehingga perubahan ini terlihat ketika Desa Cihideung dinobatkan sebagai salah satu Desa sentra bunga hias yang paling terkenal di Kabupaten Bandung. Perkembangan pertanian Desa Cihideung pada kurun waktu mengalami perkembangan yang cukup baik sehingga menimbulkan suatu perubahan sosial ekonomi terhadap masyarakat Desa Cihideung, baik dalam proses cepat maupun lambat, tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar lebih baik dan sejahtera. Dengan banyaknya kelompok-kelompok tani bunga hias yang bermunculan yang terjadi pada tahun 2010 menjadikan kebangkitan kembali bagi petani bunga hias yang sebelumnya pernah mengalami penurunan yang diakibatkan krisis ekonomi Indonesia dan perpecahan kelompok. Namun, setelah adanya GAPOKTAN dengan sistem Agrobisnis ini, adanya pelaksanaan program kegiatan sekolah lapangan (SL) dimana partisipasi pemerintah ikut serta dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan yang khusus diberikan kepada para petani bunga hias, dan yang terakhir terlihat dari banyaknya penduduk warga Desa Cihideung menjadi buruh tani di pemilik lahan bunga hias, sehingga berpengaruh baik terhadap warga Desa Cihideung disekitarnya, yang banyak menyerap tenaga kerja di Desa Cihideung sebagai buruh harian, yang tentunya bisa membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan, dengan membuka usaha baru yaitu Agrobisnis bunga hias. Perubahan sosial yang terjadi di Desa Cihideung salah satunya ditandai dengan meningkatnya tingkat pendidikan walaupun masih belum semuanya tercapai dengan sempurna. Ketika peneliti mewawancari sejumlah petani bunga hias, mereka mengakui bahwa putra-putrinya bisa bersekolah ke jenjang tingkatan atas itu, dikarenakan kegiatan perekonomian sudah bisa meningkat dan cukup, sehingga para petani bunga hias bisa menyekolahkan putra-putrinya ke jenjang

perguruan tinggi baik di swasta maupun di negeri. Perubahan sosial ini terjadi sedikit demi sedikit menandakan masyarakat Desa Cihideung mulai berubah dalam sistem pertaniannya dengan Agrobisnis, sehingga terbuka dalam masuknya kemajuan-kemajuan teknologi dan inovasi baru dalam kegiatan bertani yang sudah berkembang menjadi lebih modern. 5.2 Saran Keberadaan tanaman hias maupun bunga hias di Desa Cihideung dengan sistem Agrobisnis merupakan inovasi baru untuk mendorong para petani lebih giat dan kreatif dalam menggeluti bisnis ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bunga dan tanaman hias memberikan banyak perubahan terhadap warga masyarakat disekitarnya baik dalam aspek sosial dan ekonominya. Untuk itu, peneliti dapat mengemukakan beberapa saran untuk masyarakat petani bunga hias di Cihideung, khususnya mengenai masalah-masalah dalam sektor parawisata, dari pengaruh dampak positif dan negatifnya bagi kemajuan pertanian bunga hias. Adanya bunga hias mendorong banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Cihideung, namun sisi negatifnya adalah lahan untuk pertanian di Desa Cihideung mulai sempit yang disebabkan oleh, adanya tempat-tempat wisata alam yang mulai bermunculan semenjak tahun 2010. Maka, dari itu diharapkan kesadaran masyarakat Desa Cihideung untuk tidak menjual tanah kepada penanam saham dibidang parawisata sekalipun dengan tawaran harga tanah yang sangat tinggi per/meternya. Dikarenakan, bisa menyebabkan lahan pertanian penduduk asli Cihideung akan sempit, karena kepemilikan tanah jatuh kepada orang lain. Jika terlalu banyaknya tempat wisata alam seperti : Kampung Jadul, Kampung Gajah, Kampung daun bermunculan, maka akan jarang pula ditemui pertanian bunga hias karena lahannya sudah dijual kepada orang lain, dengan begitu wisatawan juga tidak akan tertarik ke Desa Cihideung bila tanaman dan bunga

hiasnya tergeser oleh tempat wisata alam bermunculan. Komoditas pertanian tanaman dan bunga hias yang telah ada harus seimbang dengan tempat parawisata alam dan kuliner, agar Desa Cihideung tetap terkenal dengan desa wisata bunga, kalau tanaman bunganya tidak ada, pengunjung wisatawan mau melihat objek wisata apa, jika bunga hias khas Cihideung telah punah, karena lahan pertanian sudah sempit oleh pembangunan wisata alam dan kuliner. Oleh karena itu, perlu sekali kesadaran dan pemahaman warga masyarakat Cihideung untuk bisa menanggulangi permasalahan itu dan tidak cepat tergiur dimbingi harga penjualan tanah yang mahal karena dapat mengakibatkan produksi bunga dan tanaman hias akan menurun dengan sendirinya.