BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PPM Manajemen COMPANY PROFILE

SEKILAS PPM MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

Knowledge Management Tools

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

PPM Manajemen COMPANY PROFILE

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

PERAN PERPUSTAKAAN KHUSUS DALAM PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT: STUDI KASUS PUSAT INFORMASI PPM MANAJEMEN

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Kualitas calon karyawan dalam proses seleksi dan rekrut: Kasus PUSIN Lembaga Manajemen PPM tahun 2005 Oleh Elly Julia Basri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

21/09/2011. Pertemuan 1

LAPORAN KNOWLEDGE SHARING: KETERLIBATAN PUSTAKAWAN DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan yang dibutuhkan organisasi. Oleh karena itu jika rekrutmen dilaksanakan dengan baik maka kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG

PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengembangan Koleksi Modul 3

BAB I. HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia. disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang dimiliki. Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc. 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Produktivitas kerja akan tercapai bila organisasi memiliki karyawan yang

Perpustakaan perguruan tinggi

Resources Sharing Perpustakaan melalui konsorsium: manfaat dan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi baik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia maupun

MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL. 27 Desember 2010

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat diantara perguruan-perguruan tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAB VI PENUTUP. Dari hasil pembahasan dan analisis penelitian pada bab sebelumnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan nasional. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB I PENDAHULUAN. telah dapat dilihat bersama hasilnya telah menjadi salah satu perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur atau jasa. Jika membicarakan mengenai sebuah bisnis maka ada

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

chating, dan lain sebagainya melalui smartphone.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Risiko pada..., Arya Nugraha, FT UI., 2008.

Enterprise and Global Management of Information Technology (Summary)

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seperti berputarnya bumi, manusia dalam sejarahnya pun selalu bergerak untuk mengembangkan diri dan mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam hal teknologi, misalnya, dua puluh tahun yang lalu alat pendukung manusia belumlah secanggih sekarang. Zaman dahulu, teknologi seperti kendaraan, komputer, internet, dan telepon mungkin belum terbersit di alam pikiran manusia. Sekarang semua itu telah hadir dalam bentuk nyata sebagai maha karya manusia. Namun, hasil karya manusia tersebut tidak serta merta lahir dalam sekejap, tetapi melalui proses belajar yang panjang. Seorang pakar antropologi Indonesia, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar (Koentjaraningrat, 1980). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa segala bentuk konkrit hasil karya manusia berawal dari gagasan yang bersifat abstrak dan hanya berada di alam pikiran, lalu diturunkan dalam bentuk tindakan, kemudian berakhir dengan hasil karya dalam bentuk konkrit. Gagasan, meskipun bersifat abstrak, ternyata memegang peranan penting sebagai cikal bakal lahirnya hasil karya atau produk. Oleh karena itu, dalam satu dasawarsa terakhir ini, kesadaran manusia mengenai pentingnya gagasan meningkat. Hal tersebut terbukti dengan timbulnya wacana, diskusi, seminar, dan buku yang bertema menajemen pengetahuan atau knowledge management (KM). Manusia mulai berpikir bahwa selain produk konkrit, ternyata pengetahuan manusia yang abstrak pun perlu dikelola. Dalam konsep KM, pengetahuan dibedakan atas pengetahuan eksplisit dan pengetahuan implisit (tacit). Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan angka-angka, sedangkan pengetahuan implisit adalah wawasan (insights), gerak hati(intuitions), dan firasat (hunches) yang sulit untuk diungkapkan (Fernandez, et.al, 2004).

2 Knowledge Management dan Perpustakaan Knowledge management bukanlah konsep yang lahir dari satu bidang ilmu saja, melainkan dari beberapa bidang, dan setiap bidang memiliki fokus atau penekanan yang berbeda. Ada tiga bidang yang mendominasi lahan KM yaitu pembelajaran organisasi (organizational learning), manajemen dokumen (document management), dan teknologi. Ahli pembelajaran organisasi menekankan pentingnya teknologi sebagai investasi dalam organisasi. Teknologi berfungsi sebagai alat pengantar dan penyaji informasi dan pengetahuan dalam sebuah organisasi. Mereka juga menekankan bahwa efesiensi dan efektifitas pekerjaan pegawai tergantung pada bagaimana mereka berkomunikasi dan bekerjasama, serta menggabungkan diri dalam communities of practices baik di dalam maupun di luar organisasi (Srikantaiah, 2000). Selain itu, dalam dunia bisnis, selama ini yang dikenal sebagai modal hanya uang, padahal setiap organisasi memiliki modal yang sangat potensial selain uang, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia saat ini adalah kunci keunggulan kompetitif sebuah organisasi karena SDM merupakan satu-satunya komponen yang unik di dalam organisasi (Tjakraatmaja dan Lantu, 2006). Ahli manajemen dokumen fokus pada sistem informasi seperti perpustakaan, pusat informasi, record centers, dan pusat arsip, serta menekankan pada koleksi dan kebijakan yang menyertainya. Intinya, ahli manajemen dokumen fokus pada komponen pengetahuan eksplisit (Srikantaiah, 2000). Ahli teknologi melihat KM dengan analisa sistem, desain, dan implementasinya di dalam pikiran. Pendekatan mereka ada pada akses dan penyimpanan pengetahuan, jaringan, kepuasan pelanggan, kebiasaan organisasi, telekomunikasi, penerapan paket perangkat lunak, dan pendanaannya (Srikantaiah, 2000). Dari pembagian tersebut, terlihat bahwa perpustakaan lebih fokus pada pengelolaan pengetahuan eksplisit ketimbang implisit. Hal ini sesuai dengan definisi perpustakaan, menurut IFLA (International Federation of Library Association), yaitu kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai (Sulistyo-Basuki, 1993:5).

3 Namun demikian, bahwa pada penerapan KM peran perpustakaan hanya sebagai pengelola pengetahuan eksplisit, perlu dipertanyakan karena sampai sekarang belum ada standardisasi yang baku mengenai pembagian kerja dalam penerapan KM. Seorang pakar KM dari Inggris, David Gurteen 1, menyatakan bahwa KM adalah strategi. Knowledge Management digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis dan mengambil keuntungan dari semua kesempatan, sehingga penerapannya tergantung bagaimana produk bisnis yang ingin dicapai, sejarah, budaya, dan tipe manajemen dalam organisasi. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa peran perpustakaan pun lebih luas dari sekadar pengelola pengetahuan eksplisit. PPM dan Knowledge Management Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Manajemen (PPM Manajemen) adalah sebuah organisasi yang didirikan dengan tujuan membangun masyarakat Indonesia melalui bidang ilmu manajemen. Seiring perkembangannya, kini PPM telah memiliki 4 unit bisnis yaitu: Sekolah Tinggi Manajemen PPM (program pendidikan manajemen bergelar), Program Pengembangan Eksekutif (pelatihan manajemen), PT Binaman Utama (konsultansi manajemen, dan PT Pustaka Binaman Pressindo: penerbitan buku manajemen). Selama bertahun-tahun, PPM telah menjadi mitra bagi manajer dan calon manajer Indonesia dalam berbagi pengalaman di bidang pembelajaran teori dan praktek manajemen. PPM memiliki banyak mitra bisnis karena menjadi pusat konsultasi manajemen bagi perusahaan-perusahaan kelas atas di Indonesia. Dalam menjalankan aktivitasnya, PPM memanfaatkan dukungan dari jejaringnya yang luas dan kepercayaan dari komunitas bisnis Indonesia serta masyarakat luas. Saat ini, PPM memiliki 57 orang staf pengajar yang berasal dari lulusan universitas terkemuka baik dalam maupun luar negeri dan dibantu oleh lebih dari 200 karyawan pendukung, masing-masing memiliki komitmen purna waktu demi tercapainya cita-cita PPM. Keberhasilan PPM tersebut tidak lepas dari proses pembelajaran organisasi yang panjang. Para pimpinan (leader) di PPM adalah orang-orang yang terbuka 1 Lihat lampiran 10

4 untuk mempelajari hal-hal baru demi memajukan organisasi. Pegawai PPM terbiasa saling berbagi dalam berbagai hal selama itu bertujuan untuk mengembangkan keilmuan dan memajukan organisasi. Salah satu buktinya adalah adanya kegiatan sharing rutin di PPM. Kegiatan ini telah dilakukan jauh sebelum knowledge management ramai dibicarakan. Akhirnya, berbekal keinginan yang kuat untuk menjadi lebih baik, PPM membentuk Unit Knowledge Management pada struktur internal organisasi. Pembentukan Unit KM pada tahun 2003 telah membawa PPM sebagai organisasi yang dikenal dalam mengaplikasikan KM di dalam organisasi. Pada tahun 2008, PPM menjadi keynote speaker pada Global Practice of Knowledge Management Conference 2008 di Kualalumpur Malaysia. Dalam konferensi tersebut, Direktur PPM menerima penghargaan sebagai The Leader that Provide Strategic Directions to the Aplication of Knowledge Management, penghargaan ini diberikan atas peran beliau mendorong dan menciptakan ruang yang kondusif untuk perkembangan penerapan knowledge management di tubuh PPM. Melihat keberhasilan penerapan KM di PPM dan mengetahui bahwa perpustakaan terlibat sebagai komponen pendukung proses KM, peneliti memiliki rasa ingin tahu tentang bagaimana sebenarnya peran perpustakaan dalam penerapan KM. Selama ini, perpustakaan dimata kebanyakan orang hanyalah sekadar lembaga yang mengelola pengetahuan eksplisit berupa buku, koran, majalah dan sejenisnya. Dengan penerapan KM dalam organisasi KM dan perpustakaan sebagai pendukungnya, apakah perpustakaan masih sebatas lembaga pengelola pengetahuan eksplisit atau lebih dari itu?. Peneliti mengkhususkan penelitian pada lingkup peran perpustakaan khusus yang merupakan bagian dari organisasi induk, bukan perpustakaan yang berdiri sendiri (independent). Perpustakaan khusus di PPM diberi nama Pusat Sumber Informasi atau disingkat Pusin, sehingga dalam penelitian ini akan digunakan istilah Pusat Sumber Informasi PPM (Pusin PPM) sebagai pengganti istilah perpustakaan khusus.

5 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apa peran Pusin PPM dalam membantu mendukung program KM di PPM? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Pusin PPM dalam penerapan konsep KM di PPM. Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1. Mengetahui pengelolaan pengetahuan eksplisit di Pusin PPM 2. Mengetahui pengelolaan pengetahuan implisit di PPM 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. 1. Sebagai manfaat akademis, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan ilmu perpustakaan dalam kaitannya dengan bidang Knowledge Management. 2. Sebagai manfaat praktis, diharapkan penelitian ini mampu menyumbang saran bagi Pusin PPM dan memberi inspirasi bagi perpustakaan lain untuk ikut berperan dalam proses KM. 1.5. Definisi Operasional Di dalam penelitian ini akan digunakan beberapa istilah standar yang akan digunakan untuk mempermudah pemahaman pembaca. Istilah-istilah tersebut antara lain: Communities of Practice (CoP) Adalah kelompok yang terkelola atau mengelola diri mereka sendiri, yang terdiri dari individu-individu yang tersebar secara geografis atau organisasi namun mereka berkomunikasi secara rutin untuk mendiskusikan suatu peminatan yang sama (Lave wenger, 1991 dalam Fernandez et.al, 2004: 43).

6 Knowledge Management Knowledge Management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima (Munir, 2008:5) Knowledge Sharing Knowlegde sharing adalah suatu proses dimana pengetahuan implisit dan eksplisit dikomunikasikan kepada orang lain (Fernandez et.al, 2004:34). Organisasi Induk (parent Body) Organisasi induk adalah institusi tempat sebuah perpustakaan khusus berdiri. Perpustakaan khusus bertujuan untuk mendukung misi organisasi induknya (White, 1984). Pengetahuan Pengetahuan merupakan informasi yang memungkinkan untuk memproduksi tindakan dan keputusan atau informasi dengan arah tertentu (Fernandez et al, 2004: 13) Pengetahuan eksplisit Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah diejawantahkan berupa tulisan dan angka-angka pada suatu media. Pengetahuan jenis ini dapat dibagi secara formal dan sistematis dalam bentuk data, gambar, rekaman suara, video, program komputer, paten, dan sejenisnya (Fernandez et al, 2004: 19) Pengetahuan implisit Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang tidak terstruktur yang berada di dalam otak manusia. Pengetahuan implisit berupa wawasan (insights), gerak hati(intuitions), dan firasat (hunches) yang sulit diungkapkan dan dibagi kepada orang lain. Pengetahuan implisit biasanya

7 lebih pada milik personal yang didapatkan melalui pengalaman (Fernandez et al, 2004: 20) Perpustakaan khusus Perpustakaan khusus adalah sebuah unit atau departemen dari suatu organisasi yang fungsi utamanya adalah melayani kebutuhan informasi setiap personil dalam organisasi (Ferguson dan Mobley, 1984: 4).