12. Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara

dokumen-dokumen yang mirip
11. Pembentukan Sikap Petugas Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI Pengertian Firemanship

10. Taktik Dan Teknik Pemadaman Api

8. Jenis Peralatan Pemadam Kebakaran

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

4. Pencegahan Dan Perlindungan Kebakaran SUBSTANSI MATERI

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1

METODE TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI AMBULANCE

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

11. Gergaji pemotong logam (Saw, metal cutting or hacksaw, heavy duty, complete with spare blades):

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

128 Universitas Indonesia

P3K Posted by faedil Dec :48

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

1. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 puskesmas Bogor Timur 2. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri

Jemur peralatan ini agar tidak lembab. Lakukan inspeksi pada kondisi alat, apakah terjadi kerusakan fisik maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

Bahagian Latihan,Operasi&Bencana.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Teknis fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di bandar udara

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 473 TAHUN 2012 TENTANG

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN

KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402

BAB 7 KESIMPULAN. 7.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sistem Pencegahan dan. Kebakaran. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

Prosedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

Fungsi dari Perlengkapan Ambulance ( Stretcher ) Stretcher a. Folding Stretcer ( Tandu Lipat ) b. Scoop Stretcher

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

Menurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun

KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Palang Bertingkat Untuk Pemula Pos Waktu Istirahat Untuk Menunjang Gerakan Glide: Angkat tungkai ke depan (Prone Leg Lifts)

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA. Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.

PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Pusat Hiperked dan KK


Segitiga Kehidupan Saat terjadi gempa. Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI),

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room

sambil berjalan tulisan jalur evakuasi dan tangga evakuasinya Suatu hari, saat proses perkuliahan berlangsung di gedung FKIK

TEHNIK MOBILITAS DAN STRATEGI LAYANAN IRHAM HOSBI PLB FIP UPI

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

Transkripsi:

12. Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara Modul Diklat Basic PKP-PK 12.1 12.2 Penjelasan umum tentang pertolongan korban 12.1.1 Personel PKP-PK harus memiliki ketrampilan teknik pertolongan Sebagaimana diketahui bahwa tugas utama PKP-PK adalah menyelamatkan jiwa manusia sebagai korban kecelakaan pesawat udara dan gedung fasilitas bandar udara. Oleh sebab itu sudah semestinya personel PKP-PK harus dibekali ketrampilan teknik pertolongan korban; 12.1.2 Korban kecelakaan pesawat udara Penumpang pesawat udara dan orang-orang yang bukan penumpang pesawat udara tetapi turut serta mengalami luka dan cedera ataupun meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat udara merupakan korban kecelakaan pesawat udara. Oleh sebab itu, personel PKP-PK dalam pelaksanaan tugas pertolongan tidak memilih antara penumpang dengan bukan penumpang dan yang paling penting to save lives (menyelamatkan jiwa manusia) sesuai PKPS bagian 139 sebagai dasar hukum tentang pelayanan PKP- PK; Kriteria pengetahuan tentang ketrampilan pertolongan 12.2.1 Jenis angkutan korban (type of fireman carry) a. Angkutan perorangan adalah jenis angkutan yang dapat dilaksanakan oleh satu orang penolong; b. Jenis angkutan perorangan 1) Assist to walk (bantu untuk berjalan) a) Cara ini digunakan apabila korban tidak luka yang serius dan masih sadar, ataupun korban hanya luka ringan pada kaki atau paha dan tidak perlu diangkat dan dibawa; b) Caranya dengan meletakkan tangan dilingkarkan pada bahu dan tahan korban dengan memegang di sekita badannyadan tangan penolong yang satu lagi memegang tangan korban pada leher dan bahu penolong. Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 1 of 13

. Biarkan tumpuan beratnya diatas penolong dan dapat dilakukan oleh satu orang dan dua orang penolong; 2) Craddle in arms (arm carry) seperti membuat ayunan; a) Cara angkuban ini sangat efektif untuk anak-anak dan orang dewasa yang bertubuh kecil dan tidak praktis untuk orang dewasa yang pingsan; b) Caranya dengan menempatkan satu tangan penolong di bawah tangan korban dan menyilang ke belakang Tahan punggung korban dan tangan penolong yang satu lagi memegang kaki korban di bawah lutut dan korban diangkat/digendong; 3) Pack strap carry (tahan dan ambil) a). Sangat berguna untukmembawa korban pingsan ; b). Ada dua cara dalam angkutan ini : - Dengan menggunakan tangan baringkan korban dan penolong berlutut di sebelah korban. Pegang dan genggam tangan kedua tangan korban melingkar mengelilingi leher penolong dan posisi korban di atas punggung penolong dan berjalanlah dengan merangkak/menjongkok; - Dengan menggunakan tali letakkan tali di sekitar bawah leher dan tangan, setelah itu penolong berlutut di sebelah korbandan genggam kedua tangan korban dan lingkarkan di atas leher dan bawa korban dengan posisi merangkak/jongkok; 4) Fireman carry/fireman lift a) Angkutan ini boleh dilakukan terhadap korban dalam keadaan sadar ataupun pingsan; b) Caranya baringkan dahulu korban, terus diangkat dengan cara menahan punggungnya, setelah korban dalam keadaan berdiri, pegang tangannya (salah satu tangannya) serta ditahan, lalu penolong memasukkan pundaknya diselangkangan korban dan setelah itu posisi penolong mantap untuk mengangkat korban; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 2 of 13

Selah itu baru korban diangkat dengan tumpuan angkutan pada kedua kaki penolong bukan pada punggung; 5) One man drag (incline drag) a) Korban ditahan dari belakang dan diseret; b) Cara ini sangat berguna untuk menggerakkan korban pingsan dan sangat cepat untuk membawa korban turun atau mendaki; c) Caranya dengan membaringkan korban, penolong jongkok di atas kepala korban dan memasukkan tangannya di bawah tangan korban dan menyilangkan ke dada korban serta genggam pergelangan tangan korban dan angkat ke posisi berdiri lalu korban diseret; 6) Fireman drag / Crowling step (rangkak buaya) a) Sangat efektif dilaksanakan pada lokasi yang sempit, dimana kita tidak memungkinkan berdiri ataupun sangat efektif di ruangan berasap dan dapat digunakan untuk mengangkut orang sadar atau pingsan; b) Caranya penolong mengikat kedua tangan korban dengan tali, sapu tangan atau alat pengikat lainnya. Letakkan korban pada posisi berbaring atau terlentang. Setelah itu masukkan kedua tangan korban yang sudah diikat ke atas leher penolong (kalungkan melingkar) dan lalu korban diseret dengan merangkak dengan posisi penolong di atas korban; 7) Blanket drag (menyeret korban dengan menggunakan selimut) a) Sangat efektif untuk mengangkut korban baik sadar atau pingsan; b) Caranya dengan meletakkan korban terlentang di atas selimut dan sejenisnya. Lalu korban diseret dan cara ini sangat mudah dan dapat dilakukan dengan seorang penolong Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 3 of 13

8) Clothes drag (menyeret korban dengan menggunakan bajunya) a) Dapat dilakukan untuk mengangkut korban baik sadar atau pingsan dan ruangan berasap; b) Caranya dengan korban ditelentangkan, lalu penolong jongkok di atas kepala korban dan penolong memegang baju korban pada bagian pundak, lalu korban diseret; 9) Carrying astride back (piggy back) a) Digunakan untuk mengangkut korban sadar atau lemas; b) Caranya dengan menggendong korban dan tangan korban disilang di dada penolong. Tangan penolong juga memegang tangan korban dan menahan paha korban; c. Angkutan beregu adalah suatu jenis angkutan yang dilakukan lebih dari satu orang penolong dan meliputi : 1) Two man seat carry / two handed chair a) Dua tangan membuat seperti kursi; b) Dilakukan untuk mengangkat korban sadar atau lemas; c) Dengan cara 2 orang penolong berlutut membuat kedua tangan masing-masing penolong berpegang untuk membuat kursi, yang satu membuat sandaran dan satu lagi membuat tempat duduk. Setelah itu korban didudukkan dan diangkut dengan posisi kedua tangan korban merangkul leher penolong; 2) Three handed chair a) Tiga tangan membuat seperti kursi; b) Dengan cara kedua penolong membentuk tangan seperti kursi, satu orang penolong menggunakan kedua tangannya untuk tumpuan tempat duduk korban dan penolong yang lsatu lagi meletakkan salah satu tangannya untuk menunjang kedua tangan penolong yang lain untuk membuat tempat duduk korban dan tangan penolong yang satu lagi digunakan untuk memegang kaki korban. Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 4 of 13

Setelah itu dua orang penolong tersebut jongkok untuk mendudukkan korban pada tangannya, lalu korban diangkat bersama sama; 3) Four handed chair a) Empat tangan membuat seperti kursi; b) Dengan cara kedua penolong membentuk tangan seperti kursi, dengan melipat salah satu tangannya, dan tumpangkan pada siku tangan yang lain, setelah itu dihubungkan sehingga membentuk seperti kursi, lalu kedua penolong tersebut jongkok untuk mengangkat korbannya; 4) Chair carry a) Mengangkat korban dengan menggunakan kursi; b) Digunakan untuk korban sadar atau pingsan dan sangat efektif untuk mengangkut korban patah tulang paha jika tidak ada tandu ; c) Dengan cara seorang penolong meletakkan kursi di samping korban, setelah itu bersama-sama mengangkat korban dan diletakkan di kursi yang tersedia. d) Cara mengangkatnya penolong yang berada di depan mengangkat kaki kursi depan ke atas pinggulnya dan penolong yang belakang mengangkat sandaran kursi dengan posisi korban lebih kurang 45% sudutnya; 5) Extremities carry (angkutan cina becak) a) Digunakan mengangkut korban sadar atau pingsan dan tidak dibenarkan cara ini untuk mengangkut korban patah tulang; b) Dengan cara salah satu penolong mengangkat kedua tangan korban dan yang satu lagi memasukkan kedua tangannya melingkar di atas dada korban dengan menggengam kedua pergelangan tangan korban. Penolong yang satu lagi memasukkan kedua tangannya pada posisi kaki / paha korban dan secara bersama-sama mengangkat korban; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 5 of 13

12.2.2 Entry and evacuation (masuk dan mengevakuasi korban) a. Pertimbangan operasional PKP-PK 1) Kecelakaan pesawat udara di dalam kawasan bandar udara ada yang terbakar dan mungkin juga tidak terbakar. Demikian juga halnya dengan kondisi penumpang dan awak pesawat, ada yang mengalami luka ringan, luka sedang, luka berat, meningal, dan mungkin ada yang tidak luka dan selamat; 2) Terlepas dari dampak sebagaimana dimaksud di atas, personel PKP-PK tetap akan masuk kedalam pesawat yang mengalami kecelakaan dan segera mengevakuasi para korban; 3) Untuk melancarkan operasi pertolongan, para tim penolong (rescue team) harus mengetahui prosedur operasi pertolongan; b. Prosedur masuk ke dalam pesawat udara yang mengalami kecelakaan 1) Usahakan masuk melalui normal door; 2) Beralih ke emergency exits (emergency door dan emergency window jika normal door tidak dapat dibuka; 3) Bila emergency exits tidak dapat dibuka, tidak ada cara lain kecuali membobok / memotong badan pesawat udara agar tim penolong (rescue team) masuk secara paksa (forced entry); 4) Jangan sampai melukai korban yang masih di dalam pesawat udara, karena belum dapat keluar disebabkan exit belum bisa dibuka; c. Cara membuka pintu utama, pintu darurat, dan jendela darurat 1) Tergantung jenis pesawat udara dan pada umumnya dapat dibuka dari dalam dan dari luar dengan mudah; 2) Diingatkan kepada seluruh personel PKP-PK harus mengetahui cara membuka pintu utama, pintu dan jendela darurat terutama untuk pesawat udara yang reguler beroperasi di bandar udara masing-masing; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 6 of 13

d. Cara membuat forced entry Forced entry adalah jalan masuk secara paksa yang dibuat oleh rescue team dan dapat dibuat hanya pada daerah yang bertanda cutting point / breaking point atau chops point ataupun sepanjang fuselage antara lantai dan hat rack dan biasanya diberikan tanda garis membentuk siku-siku warna merah atau kuning; Cara membuat forced entry : 1) Sekurang kurangnya menggunakan kampak untuk memotong / membobok kulit badan pesawat udara; 2) Menggunakan gergaji listrik dan pahat listrik; 3) Potong sebelah kiri, kanan dan atas serta potongannya ditarik ke luar dan dilipat ke bawah agar bagian bawah tidak tajam; 4) Waktu yang diperlukan tergantung jenis pesawat udara yang mengalami kecelakaan, tetapi pertimbangan operasi PKP-PK dan ketahanan korban di dalam pesawat udara yang penuh dengan asap, tidak boleh lebih dari 4 menit; e. Kewaspadaan selama membuat forced entry 1) Hati hati menggunakan tangga saat membuat forced entry pada pesawat udara berbadan besar dan tinggi; 2) Percikan bunga api ketika pemotongan badan pesawat; 3) Jangan sampai mengenai penumpang yang berada di dalam pesawat udara; 4) Hindari hal-hal yang menyebabkan bahaya kebakaran; 12.3 Kecelakaan pesawat udara 12.3.1 Tidak terbakar a. Karena pesawat udara tidak terbakar, penumpang dan cabin crew memiliki resiko luka dan kematian lebih kecil sehingga dapat diantisipasi oleh cabin crew agar seluruh penumpang tetap tenang dan bersabar untuk keluar; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 7 of 13

1) Personel PKP-PK menyiapkan tangga untuk turun penumpang bila escape chutes tidak dapat berfungsi; 2) Escape chutes pada pesawat modern didesain dapat mengembang dengan sendirinya dalam waktu 10 detiksetelah dioperasikan; 3) Utamakan penumpang yang tidak luka dan dapat evakuasi diri sendiri, kemudian korban luka ringan dan setelah itu korban luka berat dan kemudian korban yang meninggal; 4) Bila ada korban yang terjepit, segera gunakan peralatan pertolongan yang ada dan hindari benturan terhadap penumpang yang sedang evakuasi sendiri; 12.3.2 Kebakaran pesawat udara a. Pelaksanaan operasi PKP-PK 1) Seluruh personel PKP-PK harus menggunakan pakaian pelindung (tahan panas atau tahan api dan disesuaikan dengan fungsi tugas masing-masing); 2) Personel PKP-PK segera memadamkan kebakaran terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan operasi pertolongan; 3) Rescue tim dapat masuk kedalam pesawat bila : a) Kebakaran sudah dapat dikuasai sekitar 90%; b) Di back up oleh nozzleman; c) Sudah berpakaian pelindung lengkap dan menggunakan BA Set; 4) Gunakan jalan masuk searah dengan angin; 5) Kecepatan dan ketepatan operasi pertolongan sangat penting, karena asap dari kobaran api dapat masuk ke dalam cabin melalui pintu dan jendela sehingga gas dari kebakaran dapat mengancam keselamatan penumpang di dalam cabin pesawat udara; 6) Kondisi panas di dalam cabin pesawat akan meningkat sehingga dapat membahayakan keselamatan penumpang; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 8 of 13

7) Ledakan tangki bahan bakar akan berdampak terhadap kondisi cabin pesawat, karena akan menimbulkan kebakaran di dalam cabin (terjadi aircraft internal fire); 8) Kewaspadaan terhadap limpahan bahan bakar yang terjadi di sekitar pesawat udara dengan standby menggunakan handline, karena dapat membahayakan petugas dan korban; 12.4 Working in smoke (operasi di ruang berasap) 12.4.1 Dampak kebakaran gedung a. Terjadi kepulan asap pada setiap ruangan yang cukup membahayakan bagi orang yang terperangkap di dalam ruangan dan juga bagi petugas pertolongan dan pemadaman; b. Menimbulkan korban meninggal disebabkan sesak napas karena menghirup gas beracun; c. Berkurangnya jarak pandang disebabkan tebalnya asap; d. Sulit menentukan letak sumber api, karena terhalang asap tebal; e. Kemungkinan terjadi penjalaran api karena temperatur meningkat; f. Berkurangnya gas oxygen sehingga membahayakan bagi petugas dan korban yang terperangkap; 12.4.2 Prosedur operasi di ruang berasap a. Gunakan Breathing Apparatus Set ; b. Harus berpasangan dan gunakan alat pembantu seperti tambang; c. Bergerak dengan merangkak karena lebih kurang 30 cm masih ada udara bersih, karena asap pada daerah ini sedikit; d. Jika harus berjalan dengan menyeret, maka tumpuan kaki / berat badan harus pada kaki yang belakang, boleh tumpuan berat badan pada kaki bagian depan apabila sudah merasa cukup aman untuk maju; e. Gunakan kaki dan tangan untuk mencari korban; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 9 of 13

f. Ikutilah tembok dan harus diingat perubahan arah, pintu dan jendela serta ciri lain di sekeliling ruangan; g. Gunakan tali / tambang sebagai alat komunikasi jika resiko dianggap besar; 12.5 Operasi pertolongan di atas gedung 12.5.1 Mencari korban a. Menyiapkan tangga 1) Tangga jenis straight ladder; 2) Menyandarkan tangga pada gedung; 3) Fungsikan tangga sesuai ketinggian gedung; b. Pembagian regu penolong, ada yang menahan tangga dan ada yang naik tangga; c. Menyiapkan tambang 1) Tambang ukuran besar; 2) Tambang ukuran kecil; 3) Tambang dibawa oleh regu naik tangga; d. Regu naik tangga mencari korban sesuai prosedur; 1) Prosedur berjalan / merangkak; 2) Prosedur angkutan (perorangan atau beregu ketika menemukan korban di atas gedung); 12.5.2 Menemukan korban a. Diangkut dekat piggir atap gedung; b. Persiapan penurunan korban dengan menyiapkan tali yang sudah disimpul; 12.5.3 Penurunan korban a. Turunkan korban dengan tali besar yang sudah disimpul chair knot; b. Perlu kehati hatian dalam penurunan korban dan jangan sampai kepala korban membentur tembok bangunan; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 10 of 13

c. Jika korban patah tulang, gunakan tambang dan tandu untuk menurunkan korban dengan simpul tambang bowline on the bight; d. Jika korban sudah sampai di bawah, petugas penolong yang menahan tangga harus mengangkat korban ke tempat yang sudah ditentukan; 12.6 Praktek Lapangan Dalam hal ini peserta praktek dibagi dalam 3 group (group 1, group 2 dan group 3) dan masing-masing group dipandu oleh 1 orang instruktur dengan kegiatan praktek sebagai berikut : 12.6.1 Pertolongan kecelakaan pesawat udara tidak terbakar; a. Cara masuk ke dalam pesawat udara melalui normal door, emergency exit dan forced entry; 1) Diasumsikan di dalam cabin pesawat terdapat sejumlah penumpang sebagai korban (jumlah korban ditentukan oleh instruktur) dengan kondisi secara keseluruhan selamat tetapi ada yang tidak luka dan dapat menyelamatkan diri dan ada juga yang harus dievakuasi oleh tim penolong karena pingsan, patah tulang tangan dan kaki dll; 2) Sebelum praktek evakuasi korban dilakukan, seluruh peserta mengikuti praktek mengangkut korban dengan berbagai jenis angkutan sesuai kondisi korban seperti angkutan perorangan dan angkutan beregu serta cara meletakkan korban pada tandu dan juga cara mengangkutnya, 3) Sebagai tim penolong dilakukan oleh group 1 dengan berpakaian lengkap (protective clothing dan BA set) walaupun pesawat tidak terbakar. Peserta perlu dijelaskan tentang kesiapan tim penolong masuk kedalam cabin pesawat udara; 4) Sebagai korban diperankan oleh group 2 dengan tidak menggunakan protective clothing dan BA set (berpakaian bebas); Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 11 of 13

5) Sudah ditentukan bahwa setiap rescueman masuk ke dalam cabin pesawat harus di back up oleh nozzleman. Untuk itu group 3 standby dengan 1 unit foam tender dengan menyiapkan 2 handlines, 1 handline di depan pintu utama bagian depan dan 1 handline lainnya di depan pintu utama bagian belakang; 6) Praktek berikutnya masuk kedalam cabin pesawat udara secara paksa karena normal door tidak dapat dibuka. Untuk itu group 1 sebagai tim penolong, melakukan pemotongan pada bagian pesawat udara dan dalam hal ini diasumsikan pada mock up yang tersedia dan dipandu oleh instruktur tentang pelaksanaan forced entry sebagaimana dimaksud; 7) Selanjutnya praktek menggunakan escape chutes dan mensimulasikan bagaimana korban menyelamatkan diri menggunakan peralatan tersebut dan dibantu oleh tim rescue (group 1); 8) Posisi group 2 masih tetap sebagai peran korban dan group 3 sebagai nozzleman; 9) Praktek ini dilakukan secara bergantian antar group dengan alokasi waktu ditentukan sesuai jam pelajaran yang tersedia; 12.6.2 Pertolongan dalam kebakaran pesawat udara; Praktek ini sama halnya dengan praktek pertolongan kecelakaan pesawat udara tidak terbakar pesebagaimana dijelaskan di atas, dan yang membedakan adalah di dalam cabin pesawat udara penuh dengan asap dan bau yang menyengat, karena beberapa komponen interior pesawat sudah terbakar. Dalam hal ini setelah diberi penjelasan oleh instruktur, peserta praktek melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Teknik masuk ke dalam pesawat udara; 1) Group 2 sebagai nozzleman melaksanakan pemadaman dalam cabin pesawat dengan pancaran water spray (berpakaian lengkap protective clothing dan BA Set); Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 12 of 13

2) Group 3 sebagai tim penolong masuk ke dalam pesawat dan di back up oleh nozzle man dan langsung membuat ventilasi sebanyak banyaknya untuk mengeluarkan asap di dalam cabin pesawat udara. Dan setelah itu menolong korban (diperankan oleh group 1) dengan kondisi korban ada yang luka berat, luka ringan dan tidak luka serta beberap korban yang meninggal; b. Teknik evakuasi korban 1) Korban yang tidak luka dan selamat harus dievakuasi terlebih dahulu agar tidak mengganggu pelaksanaan evakuasi di dalam cabin pesawat udara yang sedang berlangsung; 2) Kemudian korban yang luka ringan dan seterusnya korban luka berat yang harus diangkut oleh tim penolong; 3) Korban yang sudah dievakuasi dan sudah berada di luar cabin pesawat udara segera dilakukan hal-hal sebgai berikut : a) Korban tidak luka dan luka ringan diarahkan ke tempat aman yang sudah ditentukan ; b) Korban luka berat diangkut ke collection area (instruktur menentukan lokasi tersebut); Pengangkutan korban dilaksanakan dengan menggunakan tandu; c. Begitu juga untuk evakuasi korban kebakaran gedung sama halnya dengan evakuasi korban dalam kebakaran pesawat udara dan yang membedakan ruangan gedung lebih luas sehingga tim penolong mengalami kesulitan dalam pencarian korban. Peran instrukur dalam penjelasan kepada peserta harus lebih luas lagi yaitu tentang pemadaman, cara masuk ke ruangan, pencarian korban serta penyelamatan manusia dan harta benda di dalam gedung; Mekanisme praktek sama seperti di atas yaitu pembagian group seperti Group 1 sebagai tim pemadaman, group 2 pertolongan dan group 3 pensuply air) d. Pergantian tugas dalam group dilakukan sesuai jam praktek yang disediakan dan instruktur dapat mengalokasikan waktu untuk evaluasi praktek yang telah dilaksanakan; Evakuasi Korban Kecelakaan Pesawat Udara 13 of 13