BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

Rancang Bangun Data Warehouse

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING

BAB I LATAR BELAKANG

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 2 LANDASAN TEORI. Menurut Inmon (2002, p388), data adalah rekaman dari fakta-fakta, konsepkonsep,

DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan

PEMBANGUNAN DATA WAREHOUSE UNTUK MONITORING AKTIVITAS PENGGUNA SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA BERBASIS INTELEGENSI BISNIS


PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE MENGGUNAKAN SCHEMA SNOWFLAKE UNTUK MENGETAHUI TREND PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK

BAB II LANDASAN TEORI. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam

PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE

2. Kebutuhan informasi mengenai aktivitas pengguna sistem informasi bisa diperinci lagi untuk bisa semakin mengetahui karakteristik pengguna sistem

Business Intelligence dengan SQL Server 2008 R2

MENGENAL DATA WAREHOUSE

PERANCANGAN DATA MART BAGIAN PENJUALAN MOTOR BEKAS(USED MOTOR CYCLE ) PADA CV. ATLAS MOTOR

Tugas Akhir (KI091391) Muhamad Adi Prasetyo

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan dibuat adalah sebagai berikut : Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita Berbasis Web. Wahyuningsih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN.

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUSINESS INTELLIGENCE

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004 / 2005

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI DATA PADA BAGIAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PT. XYZ

Desain Data Warehouse dan Implementasi Data Mining Terhadap Data Nilai Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tersedianya informasi yang sesuai, dibutuhkan data warehouse yang berisi data

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saling bersaing dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja dari

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN INTELIGENSI BISNIS PADA PERUSAHAAN ASURANSI PENSIUN XYZ TUGAS AKHIR

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

Perancangan Data Warehouse pada Perpustakaan. STMIK AMIKOM Yogyakarta

ABSTRAK. Kata Kunci: ETL, Data Warehouse, Visualisasi Data, Bagan. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007 / 2008

Perancangan Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE AKADEMIK STMIK KADIRI. Abstract. Keywords: Database, DataWarehouse, ETL, PowerPivot, Star Schema.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Database Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005 / 2006

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN : PEMBANGUNAN INDEPENDENT DATA MART PADA OPTIK YUDA

Perancangan Data warehouse Studio Foto Dan Salon Pada CV. XYZ Palembang

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BAGIAN KEPEGAWAIAN PADA PT. PELINDO II (PERSERO) PALEMBANG. Sri Widiyastuti, Leon Andretti Abdillah, Kurniawan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dirancang maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan data. tahapan implementasi dan waktu yang dibutuhkan:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan Program Studi

BAB 2 LANDASAN TEORI

DATA WAREHOUSE DAN DATA MINING UNTUK SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

Data flow diagram (DFD) adalah representasi grafis yang mengalir. data visualisasi (desain terstruktur). Pada DFD, item data mengalir dari

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi

DATAWAREHOUSE. Sukarsa:Pasca Elektro Unud. I Made Sukarsa

Sistem Informasi Eksekutif Berbasis Web Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang

TUGAS AKHIR. Pembangunan Aplikasi OLAP (Online Analytical Processing) untuk Analisis Sumber Daya Manusia pada Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model EIS yang sesuai bagi lingkungan organisasi sekolah menengah atas, maka

BAB 2 LANDASAN TEORI. subject oriented, nonvolatile, time variant collection

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Informasi Sistem informasi secara teknis bisa didefinisikan sebagai sekelompok komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan dan pengendalian keputusan dalam organisasi. Selain itu, sistem informasi juga dapat membantu manager dan karyawan menganalisis masalah, memetakan subjek-subjek yang kompleks, dan membuat inovasi produk baru (Laudon, Laudon, 2012). Menurut Chi (2012), sistem informasi dikelompokkan dalam beberapa tingkatan yang digambarkan dalam piramida sistem informasi seperti terlihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Piramida Sistem Informasi (Chi, 2012) 9

Setiap tingkatan pada piramida sistem informasi di atas mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh Chi(2012) seperti berikut. a. Top Layer (Executive Level) Level ini ditujukan kepada para eksekutif. Eksekutif melakukan pengambilan keputusan yang bersifat strategis dan menyeluruh bagi perusahaan serta mengawasi bisnis, pangsa pasar, dan tujuan bisnis. b. Upper layer (Managerial Level) Level ini ditujukan kepada kepala divisi untuk mengambil keputusan yang bersifat strategis atau pun taktis menggunakan intelegensi bisnis yang tersedia ditingkat departemen atau diberbagai tingkat aspectives bisnis dalam layanan bisnis, kualitas, biaya dan tujuan. c. Middle layer (Managerial level) Level ini ditujukan kepada manager tingkat menengah untuk membuat keputusan yang bersifat taktis. Keputusan ini ditujukan untuk kegiatan sehari-hari yaitu, pembelian, penjualan, dan sumber daya perencanaan, memberikan layanan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan panduan dan berdasarkan kualitas dan kendala lainnya. d. Lower layer (Operational/Monitoring level) Level ini ditujukan untuk manager dan staf yang bertugas untuk mengimplementasikan pekerjaan transaksional bisnis. e. Base layer Level ini ditujukan untuk staf. Staf bertugas melakukan proses produksi sehari-hari dan pekerjaan transaksi bisnis. 10

Dari piramida yang dijelaskan di atas, intelegensi bisnis yang diwujudkan melalui data warehouse termasuk dalam Top layer dan Upper layer karena dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan dan menciptakan strategi demi tujuan bisnis. 3.2. Intelegensi Bisnis Menurut Klepic (2006), intelegensi bisnis adalah proses menganalisis dan menjabarkan apa yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dengan mengumpulkan data yang legal dan memiliki integritas yang tinggi kemudian mengolah data tersebut menjadi informasi sehingga pengambil keputusan dapat mengambil keputusan yang relevan, sesuai, dan tepat dengan kebutuhan organisasi berdasarkan informasi yang dihasilkan. Sementara menurut Vercellis (2009), intelegensi bisnis adalah suatu paket model matematis dan metodologi analisis yang mengeksploitasi data yang tersedia untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan yang kompleks. Intelegensi bisnis mempunyai dua komponen utama yang saling terkait yaitu lingkungan data warehouse dan lingkungan analitis. Lingkungan data warehouse terdiri dari data warehouse beserta proses ETL, sedangkan lingkungan analitis terdiri dari model data multidimensional dan OLAP. 11

3.3. Data Warehouse 3.3.1. Definisi Data Warehouse Menurut Laudon, Laudon (2011), data warehouse adalah database yang menyimpan data masa kini dan data masa lampau yang mampu menghasilkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dari suatu organsasi. Sementara menurut Inmon (2005), data warehouse adalah kumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi, nonvolatile, dan mempunyai variansi waktu untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3.3.2. Karakteristik Data Warehouse Definisi mengenai data warehouse yang dijelaskan oleh Inmon (2005) menunjukan hal yang sama dengan apa yang dijelaskan oleh Poniah(2001, p20-24), yaitu mengenai karakteristik data warehouse. Menurut Poniah (2001, p20-24), karakteristik dari data warehouse adalah sebagai berikut: 1. Berorientasi subjek Sudut pandang data warehouse berbeda dengan data operasional. Data warehouse berorientasi pada subjeknya sementara operasional berorientasi pada objeknya. 2. Data yang terintegrasi Sumber data yang ada dalam data warehouse tidak hanya berasal dari database operasional (internal source) tetapi juga berasal dari data di luar sistem (external source). 12

3. Nonvolatile Data dalam database operasional akan secara berkala atau periodik dipindahkan kedalam data warehouse sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Misal per hari, per minggu, per bulan, dan lain sebagainya. 4. Time-Variant Sistem operasional mengandung data yang bernilai sekarang sedangkan data dalam data warehouse mengandung data tidak hanya data terkini tetapi juga data history yang akan digunakan dalam analisis dan pengambilan keputusan. Waktu adalah dimensi penting yang harus didukung oleh semua data warehouse. Data untuk analisis dari berbagai sumber berisi berbagai nilai waktu, misalkan harian, mingguan, dan bulanan. 5. Ringkas Jika diperlukan, data operasional dikumpulkan ke dalam ringkasan-ringkasan. 6. Granularity Pada sistem operasional data dibuat secara realtime sehingga untuk mendapatkan informasi langsung dilakukan proses query. 7. Tidak ternormalisasi Data di dalam sebuah data warehouse biasanya tidak ternormalisasi dan sangat redundan. 3.3.3. Komponen Data Warehouse Menurut Ponniah (2001), komponen data warehouse dapat divisualisasikankan seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Pada Gambar 3.2, komponen source data 13

terletak di sebelah kiri. Data source bisa dari berasal dari berbagai sumber baik internal source mau pun external source. Komponen data staging sebagai blok pembangunan berikutnya setelah source data. Komponen data staging ini digunakan dalam proses ETL, komponen ini melakukan extract dari data source kemudian melakukan transform terhadap data itu lalu data hasil transform ditransfer ke data warehouse. Pada bagian tengah, dapat dilihat komponen data storage yang mengelola data warehouse, komponen ini tidak hanya menyimpan dan mengelola data, tetapi juga menjaga bagian data yang disebut metadata repository. Komponen information delivery berada di sebelah kanan. Komponen tersebut terdiri dari semua hal yang berhubungan dengan penyediaan informasi dari data warehouse bagi pengguna. Gambar 3.2. Komponen Data Warehouse (Ponniah, 2001) 3.3.4. Extract-Transform-Load (ETL) ETL merupakan bagian dari intelegensi bisnis yang prosesnya meliputi pengumpulan data dari berbagai sumber, pemeriksaan error, pengubahan menjadi bentuk 14

yang unik, serta penyimpanan ke dalam data warehouse (Hocevar, Jaklic, 2010). Proses ETL membutuhkan tabel ETL dan proses ETL dimana tabel ETL berisi padanan tabel basis data online transaction processing (OLTP) dan tabel data warehouse, sedangkan proses ETL akan melakukan transformasi data pada basis data OLTP ke dalam data warehouse berdasarkan tabel ETL (Warnars,2009). Saraswati (2011) menjelaskan proses masingmasing bagian dari ETL yaitu sebagai berikut: a. Extract berarti proses pengambilan data dari sumber data, proses pengambilan data ini tidak mengambil keseluruhan data yang ada di basis data operasional, melainkan hanya mengambil data-data yang matang saja. b. Transform berarti mengubah struktur basis data tersebut ke dalam bentuk standar, mengingat data yang diambil berasal dari sumber berbeda yang kemungkinan memiliki standarisasi yang berbeda pula. Standarisasi diperlukan untuk nantinya memudahkan pembuatan laporan. c. Load sendiri adalah proses mengirimkan data yang telah menjalani proses transformasi ke repository (gudang data) akhir. Dalam proses transformasi, sebuah nama harus diseragamkan dan skema pengkodean yang dipakai harus seragam pula. 3.4. Model Data Multidimensional Model data multidimensional merupakan teknik perancangan logikal untuk membentuk dimensi bisnis dan ukuran-ukuran yang akan dianalisis berdasarkan dimensi- 15

dimensi tersebut. Teknik pemodelan ini dirancang intuitif untuk tujuan tersebut. Model ini juga menunjukkan performa yang tinggi untuk melakukan query dan analisis (Poniah, 2001). Model data multidimensional umum digunakan pada data warehouse. Model ini mempunyai konsep intuitif dari banyak dimensi atau perspektif pengukuran bisnis atau fakta-fakta. Model data multidimensional menggunakan konsep model ER (Entity-Relationship) dengan beberapa batasan yang penting. Setiap model multidimensional terdiri dari sebuah tabel dengan komposit primary key yang menghubungkannya dengan sebuah dimensi. Tabel tersebut disebut dengan tabel fakta sedangkan tabel yang memuat dimensi disebut dengan tabel dimensi. Unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta dan dimensi dalam suatu data warehouse disebut dengan cube. Gambar 3.3. Model Data Multidimensional (Laudon, Laudon, 2012) 3.4.1. Konstruksi Model Data Multidimensional Konstruksi model data multidimensional yang umum ditemukan pada sebuah data warehouse adalah sebagai berikut: 16

1. Fakta Fakta merupakan peristiwa atau proses yang terjadi secara dinamik dalam dunia organisasi untuk menghasilkan data sepanjang waktu. Fakta dapat dipandang sebagai sebuah entitas transaksi yang mengandung pengukuran atau kuantitas dan dapat diringkas melalui beberapa dimensi. Pengukuran atau nilai kuantifikasi merupakan fokus perhatian dalam pengambilan keputusan. 2. Dimensi Dimensi merupakan obyek yang dihubungkan melalui asosiasi yang berfungsi sebagai konteks kualifikasi dan terstruktur menurut satu atau lebih jalur agregat. Dimensi berasal dari atribut-atribut diskrit yang menetukan butiran-butiran fakta minimum dan dikategorikan secara sintaksis guna menetapkan caracara untuk melihat informasi, sesuai dengan perspektif alamiah bisnis dimana analisa faktanya dapat dilakukan. 3. Hirarki Hirarki dimensi terbentuk dari atribut-atribut diskrit dimensi yang dihubungkan oleh asosiasi dan menentukan bagaimana fakta dapat disusun dan dipilih secara signifikan untuk proses pengambilan keputusan. 3.4.2. Skema Data Multidimensional Sebuah sistem OLTP melakukan normalisasi untuk mengurangi redundansi, validasi untuk input data, mendukung volume yang besar dari transaksi yang bergerak sangat cepat. Sebaliknya, model data multidimensional yang sering digunakan pada data warehouse adalah skema bintang dan skema snowflake yang 17

lebih mudah dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan bisnis, mendukung query yang sederhana dan mendukung performa query yang tinggi, serta meminimalkan query join. Pada model data multidimensional terdapat dua skema yang umum digunakan, yaitu: 1. Skema Bintang Skema bintang merupakan struktur logikal yang memiliki tabel fakta yang terdiri atas data faktual ditengahnya, dikelilingi oleh tabel-tabel dimensi yang berisi referensi data. Setiap tabel dimensi memiliki sebuah simple primary key yang merespon tepat pada satu komponen primary key pada tabel fakta. Gambar 3.4. Skema Bintang (Adithama, 2010) 2. Skema Snowflake Skema Snowflake merupakan varian dari skema bintang dimana tabel-tabel dimensi tidak terdapat data yang didenormalisasi. Dengan kata lain satu atau lebih tabel dimensi tidak terhubung secara langsung kepada tabel fakta tapi terhubung pada dimensi lainnya. Sebagai contoh, tabel yang mendeskripsikan produk dapat dipisahkan menjadi tiga tabel. Gambar 3.5. Skema Snowflake (Adithama, 2010) 18

3.5. Online Analytical Process (OLAP) OLAP didefinisikan sebagai sebuah kategori aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan dan menampilkan data multidimensional untuk tujuan analisis dan manajemen (Bukhbinder et.al, 2005). OLAP mendukung analisis data multidimensi, yang memungkinkan pengguna untuk melihat data yang sama dengan cara yang berbeda menggunakan berbagai dimensi. OLAP juga dapat melakukan penelusuran data menuju ke arah detail (drill-down) dan menuju ke arah global (roll-up), serta mengkaitkan data atau informasi dari beberapa sumber (drill-through) (Fitriasari, 2008). Di dalam konsep OLAP, dikenal istilah cube yang terdiri dari tabel metrik (tabel fakta) dimana data transaksional disimpan dan tabeltabel dimensi yang menyimpan data tentang aspek-aspek atau dimensi dari data (Kirana, Prihandoko, 2007). 3.6. SQL Server 2008 R2 SQL Server 2008 R2 dianggap menjadi sebuah minor version upgrade dari SQL Server 2008. Namun untuk sebuah minor upgrade, SQL Server 2008 R2 menawarkan sejumlah besar kemampuan dan terobosan baru yang dapat diambil keuntungannya oleh para DBA. SQL Server 2008 R2 tersedia dalam sembilan edisi berbeda. Edisi-edisi tersebut didesain untuk memenuhi kebutuhan hampir semua pelanggan dan edisi-edisi tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Premium Edition: Premium Edition dari SQL Server 2008 R2 bermaksud untuk memenuhi permintaan tertinggi dari berbagai pusat data yang berskala 19

besar dan solusi-solusi dari permasalahan data warehouse. Premium Edition mencakup edisi Datacenter dan edisi Pararell Data warehouse. 2. Core Edition: edisi Enterprise dan edisi Standard dari SQL Server dipertimbangkan sebagai penawaran dalam Core Edition di SQL Server 2008 R2. 3. Specialized Edition: SQL Server 2008 R2 melanjutkan untuk memberikan Specialized Edition untuk berbagai organisasi yang mempunyai seperangkat permintan yang unik. Yang termasuk dalam Specialized Edition antara lain adalah edisi Developer, edisi Web, edisi Workgrup, dan lain-lain. 3.6.1. SQL Server Integration Services (SSIS) SQL Server Integration Services (SSIS) merupakan perangkat yang digunakan untuk melakukan proses ETL. Pada tahap ini, data diintegrasikan dari berbagai sumber data dan dimasukkan ke dalam data warehouse. Data dari sistem operasional divalidasi, diekstrak, diringkas, atau diberikan formula tertentu sesuai dengan kebutuhan analisis. Sumber data tidak terbatas pada SQL Server saja, tetapi juga Oracle, DB2, flat file, excel file, dan semua sumber data yang kompatibel dengan ODBC dan OLEDB. 3.6.2. SQL Server Analysis Services (SSAS) SQL Server Analysis Services (SSAS) merupakan alat bantu yang berisi berbagai metode data mining dan OLAP. Dalam tahap ini, data yang ada pada data warehouse dianalisis sehingga dapat mendukung keputusan manajerial. SSAS menyediakan cara mudah untuk membuat cube, yang merupakan representasi dari berbagai ukuran dan dimensi. 20

3.7 Microsoft Visual Studio 2010 Microsoft Visual Studio 2010 merupakan sebuah perangkat lunak lengkap yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi web. Visual Studio mencakup compiler, Software Development Kit (SDK), Integrated Development Environment (IDE). Compiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio 2010 antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic.NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe. 21