LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI. informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI PENDAPATAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Penyusunan Laporan Keuangan Pokok Pemerintah Daerah

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 01 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 8 AKUNTANSI TRANSFER

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN KABUPATEN BLORA

Entitas Pelaporan. Entitas Akuntansi dan Pelaporan

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 15 AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI. Standar Akuntansi

BAB II Landasan Teori

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2015

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

LAPORAN KEUANGAN POKOK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 12 Tahun 2014 TANGGAL : 30 Mei 2014 TENTANG : KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

Transkripsi:

LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------- - TUJUAN -------------------------------------------------------------------------------------- - RUANG LINGKUP ------------------------------------------------------------------------- - MANFAAT INFORMASI REALISASI ANGGARAN -------------------------------- - DEFINISI ---------------------------------------------------------------------------------------- STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN ----------------------------------- - PERIODE PELAPORAN --------------------------------------------------------------------- 0 TEPAT WAKTU -------------------------------------------------------------------------------- ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN ----------------------------------------------- - INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN ATAU DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN --------------------------------------------------------------------- - AKUNTANSI ANGGARAN ------------------------------------------------------------------ -0 AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA -------------------------------------------------------- -0 AKUNTANSI BELANJA --------------------------------------------------------------------- - AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA -------------------------------------------------- - AKUNTANSI PEMBIAYAAN --------------------------------------------------------------- 0 AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN------------------------------------------- - AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN---------------------------------------- - AKUNTANSI PEMBIAYAAN NETO ------------------------------------------------------ - AKUNTANSI SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA/SIKPA) --------------------------------------------------------------------------------- 0- TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING ------------------------------------------- - TANGGAL EFEKTIF -------------------------------------------------------------------------- - Lampiran I.0 PSAP 0 (ii)

Lampiran : Ilustrasi Lampiran I.0 PSAP 0.A : Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Pusat Ilustrasi Lampiran I.0 PSAP 0.B : Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Provinsi Ilustrasi Lampiran I.0 PSAP 0.C : Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota Lampiran I.0 PSAP 0 (iii)

0 0 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PENDAHULUAN TUJUAN. Tujuan standar Laporan Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. RUANG LINGKUP. Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian Laporan Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas.. Pernyataan Standar ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBN/APBD, tidak termasuk perusahaan negara/daerah. MANFAAT INFORMASI REALISASI ANGGARAN. Laporan Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-lra, belanja, transfer, surplus/defisit-lra, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan: Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 (a). menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; (b). menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.. Laporan Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi: (a). telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat; (b). telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan (c). telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. DEFINISI. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian: Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensikonvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Perusahaan daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Perusahaan negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-lra dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan. Surplus/defisit-LRA adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-lra dan belanja selama satu periode pelaporan. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN. Laporan Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan-lra, belanja, transfer, surplus/defisit-lra, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.. Dalam Laporan Anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut: (a). nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya; (b). cakupan entitas pelaporan; (c). periode yang dicakup; (d). mata uang pelaporan; dan (e). satuan angka yang digunakan. PERIODE PELAPORAN 0. Laporan Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut: Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 (a). alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun; (b). fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan. TEPAT WAKTU. Manfaat suatu Laporan Anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu. Suatu entitas pelaporan menyajikan Laporan Anggaran selambat-lambatnya (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN. Laporan Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan-lra, belanja, transfer, surplus/defisit-lra, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angkaangka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.. Laporan Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut: (a). Pendapatan-LRA; (b). Belanja; (c). Transfer; (d). Surplus/defisit-LRA; (e). Penerimaan pembiayaan; (f). Pengeluaran pembiayaan; (g). Pembiayaan neto; dan (h). Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).. Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan Anggaran apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini, atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan Laporan Anggaran secara wajar.. Contoh format Laporan Anggaran disajikan dalam ilustrasi PSAP 0.A, 0.B, dan 0.C standar ini. Ilustrasi merupakan contoh dan Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 bukan merupakan bagian dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah memberikan gambaran penerapan standar untuk membantu dalam klarifikasi artinya. INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN ATAU DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan-lra dalam Laporan Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.. Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam Laporan Anggaran atau di Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. AKUNTANSI ANGGARAN. Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. 0. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan. AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA. Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.. Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.. Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-lra bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.. Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-lra pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-lra.. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas penerimaan pendapatan-lra yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-lra dibukukan sebagai pengurang pendapatan- LRA pada periode yang sama.. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas penerimaan pendapatan-lra yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. 0. Akuntansi pendapatan-lra disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah. AKUNTANSI BELANJA. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga. Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud.. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.. Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) adalah sebagai berikut: Belanja Operasi: - Belanja Pegawai xxx - Belanja Barang xxx - Bunga xxx - Subsidi xxx - Hibah xxx - Bantuan Sosial xxx Belanja Modal - Belanja Aset Tetap xxx - Belanja Aset Lainnya xxx Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx Transfer xxx 0. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat antara lain belanja per kementerian negara/lembaga beserta unit organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja menurut organisasi di pemerintah daerah antara lain belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Sekretariat Daerah pemerintah Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0 provinsi/kabupaten/kota, dinas pemerintah tingkat provinsi/kabupaten/kota, dan lembaga teknis daerah provinsi/kabupaten/kota.. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.. Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut: Belanja : - Pelayanan Umum xxx - Pertahanan xxx - Ketertiban dan Keamanan xxx - Ekonomi xxx - Perlindungan Lingkungan Hidup xxx - Perumahan dan Permukiman xxx - Kesehatan xxx - Pariwisata dan Budaya xxx - Agama xxx - Pendidikan xxx - Perlindungan sosial xxx. anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran.. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan- LRA dalam pos pendapatan lain-lain-lra.. Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen untuk mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut. AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA. Selisih antara pendapatan-lra dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-lra dan belanja selama satu periode pelaporan. Lampiran I.0 PSAP 0 -

0 0 0. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-lra dan belanja selama satu periode pelaporan. AKUNTANSI PEMBIAYAAN 0. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).. Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan. AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.. Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan-lra dalam pos pendapatan asli daerah lainnya. Lampiran I.0 PSAP 0-0

0 0 0 AKUNTANSI PEMBIAYAAN NETO. Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu.. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto. AKUNTANSI SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA/SIKPA) 0. SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-lra dan Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah.. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka: (a). Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi; (b). Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Lampiran I.0 PSAP 0 -

TANGGAL EFEKTIF. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan keuangan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 00.. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 00. Lampiran I.0 PSAP 0 -

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 ILUSTRASI PSAP 0.B NO. Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Provinsi PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 URAIAN Anggaran 0X (Dalam Rupiah) (%) 0X 0X0 PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx Lain-lain PAD yang sah xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Asli Daerah ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx PENDAPATAN TRANSFER 0 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx 0 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx Total Pendapatan Transfer ( + 0) xxxx xxxx xx xxxx LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Lain-lain yang Sah ( s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH PENDAPATAN ( + + ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA 0 BELANJA OPERASI Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx Belanja Barang xxx xxx xx xxx Bunga xxx xxx xx xxx Subsidi xxx xxx xx xxx Hibah xxx xxx xx xxx Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Operasi ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA MODAL 0 Belanja Tanah xxx xxx xx xxx Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Modal (0 s/d ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx 0 Jumlah Belanja Tak Terduga ( s/d ) xxx xxxx xx xxxx Jumlah Belanja ( + + 0) xxx xxxx xx xxxx TRANSFER TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE KABUPATEN/KOTA Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx Jumlah Transfer Bagi Hasil Pendapatan ke Kab./Kota ( s/d ) xxx xxxx xx xxxx JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER ( + ) xxx xxxx xx xxxx 0 SURPLUS/DEFISIT ( - ) xxx xxx xxx xxx

NO. PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 URAIAN Anggaran 0X (Dalam Rupiah) (%) 0X 0X0 PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx 0 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Penerimaan ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx 0 PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 0 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Pengeluaran ( s/d ) xxx xxx xx xxx PEMBIAYAAN NETO ( - ) xxxx xxxx xx xxxx Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( + ) xxxx xxxx xx xxxx

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 ILUSTRASI PSAP 0.C Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 (Dalam Rupiah) NO. URAIAN Anggaran 0X 0X (%) 0X0 PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx Lain-lain PAD yang sah xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Asli Daerah ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx PENDAPATAN TRANSFER 0 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx 0 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx Total Pendapatan Transfer ( + 0 + ) xxxx xxxx xx xxxx LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx 0 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah ( s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH PENDAPATAN ( + + ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA BELANJA OPERASI Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx Belanja Barang xxx xxx xx xxx Bunga xxx xxx xx xxx 0 Subsidi xxx xxx xx xxx Hibah xxx xxx xx xxx Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Operasi ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA MODAL Belanja Tanah xxx xxx xx xxx Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx 0 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Modal ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Tak Terduga ( s/d ) xxx xxxx xx xxxx JUMLAH BELANJA ( + + ) xxxx xxxx xx xxxx

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 (Dalam Rupiah) NO. URAIAN Anggaran 0X 0X (%) 0X0 TRANSFER 0 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA ( s/d ) xxx xxxx xx xxxx JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER ( + ) SURPLUS/DEFISIT ( - ) xxx xxx xxx xxx PEMBIAYAAN 0 PENERIMAAN PEMBIAYAAN Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx 0 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Penerimaan ( s/d ) xxxx xxxx xx xxxx PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx 0 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 0 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Pengeluaran ( s/d ) xxx xxx xx xxx PEMBIAYAAN NETO ( - ) xxxx xxxx xx xxxx Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( + ) xxxx xxxx xx xxxx

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 ILUSTRASI PSAP 0.A Contoh Format Laporan Anggaran Pemerintah Pusat PEMERINTAH PUSAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 Anggaran 0X (Dalam Rupiah) 0X 0X0 NO. URAIAN PENDAPATAN PENDAPATAN PERPAJAKAN Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx xx xxx Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx xx xxx Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx xx xxx Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xx xxx Pendapatan Cukai xxx xxx xx xxx Pendapatan Bea Masuk xxx xxx xx xxx Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx xx xxx 0 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Perpajakan ( s/d 0) xxx xxx xx xxx PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba xxx xxx xx xxx Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak ( s/d ) xxx xxx xx xxx PENDAPATAN HIBAH 0 Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx Jumlah Pendapatan Hibah (0 s/d 0) xxx xxx xx xxx JUMLAH PENDAPATAN ( + + ) xxx xxx xx xxx BELANJA BELANJA OPERASI Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx Belanja Barang xxx xxx xx xxx Bunga xxx xxx xx xxx Subsidi xxx xxx xx xxx 0 Hibah xxx xxx xx xxx Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx Belanja Lain-lain xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Operasi ( s/d ) xxx xxx xx xxx BELANJA MODAL xxx xxx xx xxx Belanja Tanah xxx xxx xx xxx Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx 0 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx Jumlah Belanja Modal ( s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH BELANJA ( + ) xxx xxx xx xxx (%)

PEMERINTAH PUSAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN DESEMBER 0X dan 0X0 Anggaran 0X (Dalam Rupiah) 0X (%) 0X0 NO. URAIAN TRANSFER DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx 0 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx Jumlah Dana Perimbangan ( s/d 0) xxx xxx xx xxx TRANSFER LAINNYA (disesuaikan dengan program yang ada) Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx Jumlah Transfer Lainnya ( s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH TRANSFER ( + ) xxx xxx xx xxx JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER ( + ) xxx xxx xx xxx 0 SURPLUS / DEFISIT ( - ) xxx xxx xx xxx PEMBIAYAAN PENERIMAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI Penggunaan SAL xxx xxx xx xxx Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx xx xxx Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Penerimaan dari Divestasi xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 0 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri ( s/d 0) xxx xxx xx xxx PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx xxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx xx xxx Jumlah Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri ( s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN ( + ) xxx xxx xx xxx PENGELUARAN 0 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri ( s/d ) xxx xxx xx xxx PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI xxx xxx xx xxx 0 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx xxx Pemberian Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx xx xxx Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri (0 s/d ) xxx xxx xx xxx JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN ( + ) xxx xxx xx xxx PEMBIAYAAN NETO ( - ) xxx xxx xx xxx Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( + ) xxxx xxxx xx xxxx