BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang semakin berkembang telah menimbulkan persaingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Denpasar, Juli 2012

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup handal, juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Exhibition) atau Wisata Konvensi, merupakan bagian dari industri pariwisata

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

2015 PENGARUH SERVICE RECOVERY DAN CUSTOMER EMOTIONS TERHADAP KEPUASAN TAMU DI GRAND SERELA SETIABUDHI HOTELBANDUNG

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MEI 2016

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sebagai penghasil devisa nomor dua setelah pertambangan. Dalam Garis-

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JULI 2017

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MARET 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT FEBRUARI 2015

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang semakin berkembang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai aspek kehidupan terutama aspek ekonomi dan budaya. Dampak globalisasi juga telah mempengaruhi pariwisata dunia. Pariwisata adalah suatu sektor yang sangat tanggap terhadap berbagai perubahan dan perkembangan, sejalan dengan motivasi dan kebutuhan wisatawan yang selalu ingin menikmati sesuatu yang baru. Misalnya, kehidupan masyarakat setempat dengan segala aktivitas seni budayanya serta kehidupan alam bebas yang masih alami. Dewasa ini, trend pariwisata dunia dalam berwisata lebih cenderung ke arah pariwisata alternatif yang lebih peduli terhadap lingkungan, seperti wisata pedesaan, wisata budaya, ecotourism, agrotourism, dan jenis pariwisata alternatif lainnya. Jenis Pariwisata ini dapat dikembangkan di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Negara-negara di dunia berlomba-lomba dalam meningkatkan kegiatan pariwisata yang diharapkan dapat memberikan devisa yang besar bagi negara. Menurut data yang dikeluarkan oleh World Tourism Organization (2010) peringkat Empat besar negara yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing adalah sebagai berikut:

2 TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN BERDASARKAN PERINGKAT NEGARA YANG SERING DIKUNJUNGI WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2010 Rangking Negara Jumlah 1 Perancis 78.95 juta 2 Amerika 60.88 juta 3 Cina 55.98 juta 4 Spanyol 53.00 juta Sumber: UNWTO 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa negara yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, berarti negara tersebut memiliki daya saing yang lebih baik. Negara yang dominan dikunjungi wisatawan sebagai destinasi wisata menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki sektor kepariwisataan yang maju. Destinasi utama dunia telah bergeser dari Eropa dan Amerika ke Asia Pasifik. Terbukti Negara Cina mampu menarik wisatawan mancanegara sebesar 55.98 juta di tahun 2010, dan masuk dalam urutan ke tiga destinasi dunia. Indonesia pun mempunyai peluang yang besar untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Industri pariwisata di Indonesia juga menjadi harapan bagi pemerintah dan masyarakat sebagai pilar penting penyangga perekonomian negara, bahkan industri ini diharapkan menjadi penghasil devisa nomor satu bagi Indonesia. Potensi pariwisata yang ada sangat mungkin bagi kemajuan pariwisata Indonesia jika dikelola dengan baik. Sebagai negara berkembang, pemerintah Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk mengembangkan potensi pariwisata dari tiap-tiap daerah. Menurut Suwantoro (2002) pariwisata Indonesia memiliki banyak peluang dan tantangan dalam perkembangan pariwisata. Hal ini dilihat dari banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara yang setiap tahunnya

3 mengalami kenaikan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini. Indonesia dapat memiliki posisi yang semakin kuat dalam industri pariwisata. Data Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang diperoleh dari Departemen Kebudayaan dan pariwisata dibawah ini menunjukkan perkembangan pariwisata di Indonesia. Tahun TABEL 1.2. JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA 2005-2010 Jumlah wisatawan mancanegara Rata- Rata lama Tinggal Rata-Rata Pengeluaran per orang (USD) Penerimaan Devisa Wisman Pertumbuhan Per Hari Per Juta USD kunjungan 2005 5.002.101-6,00 9,05 99,86 904,00 4.521,90-5,75 Pertumbuhan (%) 2006 4.871.351-2,61 9,09 100,48 913,09 4.447,98-1,63 2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19 2008*) 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44 2009**) 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99-14,29 2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73 Sumber : P2DSJ dan BPS 2010, di kelola kembali oleh Departemen kebudayaan dan Pariwisata Keterangan : *) Tidak termasuk 194.530 penumpang transit internasional **) Tidak termasuk 128.529 penumpang transit internasional Berdasarkan data kunjungan di Tabel 1.2, dapat dilihat perkembangan pariwisata khususnya pada tahun 2005-2010. Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara kurang jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang sangat maju pariwisatanya. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan dapat menjadi indikator dan tolak ukur perkembangan pariwisata. Hal ini, juga menunjukan bahwa riset terhadap wisatawan sangat

4 dibutuhkan guna mengetahui karakteristik wisatawan agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam perkembangan pariwisata nasional maupun pariwisata daerah. Setiap daerah mempunyai daya tarik yang khas untuk memotivasi wisatawan agar berkunjung. Salah satu destinasi pariwisata di Indonesia adalah Kota Pekanbaru sebagai ibu kota dari Provinsi Riau. Visi Kota Pekanbaru yaitu "Terwujudnya Kota Pekanbaru Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan Taqwa di Asia Tenggara Tahun 2020. Secara geografis, Kota Pekanbaru memiliki posisi strategis, berada pada jalur lintas timur Sumatera. Kota ini terhubung dengan beberapa kota seperti kota Medan, Padang dan Jambi. Pekanbaru berada di tepi sungai Siak dengan ketinggian berkisar 5-50 meter di atas permukaan laut. Beriklim tropis, dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34,1º C hingga 35,6º C, dan suhu minimum antara 20,2 C hingga 23,0 C. Perekonomian Kota Pekanbaru didukung oleh kehadiran perusahaan minyak dan perkebunan kelapa sawit. Nilai ekspor minyak dan kelapa sawit cenderung berfluktuasi mengikuti mekanisme harga pasar internasional. Menyadari hal tersebut, pemerintah kota Pekanbaru mengambil kebijakan agar dapat keluar dari permasalahan ketergantungan pada ekspor minyak dan kelapa sawit dengan jalan mengembangkan sektor non migas. Selain minyak dan kelapa sawit salah satu sektor yang mempunyai prospek yang dapat diandalkan adalah sektor pariwisata. Pariwisata sering diistilahkan oleh para ahli ekonomi sebagai ekspor yang tidak kentara (invisible export),

5 karena kemampuannya untuk mendatangkan devisa tidak kalah dengan kegiatan ekspor komoditi yang sesungguhnya, disamping itu juga dapat meningkatkan pendapatan pajak negara. Hal ini terbukti pada saat krisis ekonomi nasional sektor pariwisata ternyata masih tetap mampu memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional dan daerah. Kota Pekanbaru bukan kota tujuan utama pariwisata nasional, namun kota tersebut memiliki berbagai potensi wisata yang meliputi 14 daya tarik wisata unggulan, yaitu: 1) Tiga Daya Tarik Wisata Alam Unggulan, yaitu Taman Pancing Kaca Mayang, Taman Puteri Kaca Mayang, dan Taman Rekreasi Danau Buatan; 2) Lima Daya Tarik Wisata Budaya, yaitu Balai Adat Melayu Riau, Museum Sang Nila Utama Mesjid Agung An-Nur, Bandar Serai, Mesjid Raya dan Makam Marhum Bukit serta Makam Marhum Pekan; 3) Enam Daya Tarik Wisata Belanja, yang meliputi Dekranasda Riau, Pasar Bawah Wisata Belanja di Kota Pekanbaru, Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru dan Mal SKA. Potensi tersebut harus dikembangkan agar menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga pariwisata Kota Pekanbaru akan sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Pekanbaru dari tahun 2005-2010 sebagai berikut:

6 TABEL 1.3 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE KOTA PEKANBARU TAHUN 2006-2010 Pekanbaru Jumlah Persentase Negara 2006 2007 2008 2009 2010 BRUNEI D 14 17 3 5 2 41 0,005% MALAYSIA 9.803 7.652 9.261 10.336 10.435 47.744 63% PHILIPPINES 214 274 218 128 49 883 0,1 % SINGAPURA 1.900 1.674 1.732 1.798 310 7.414 10% THAILAND 120 133 137 175 130 695 0,10% OTHER ASEAN 0 0 0 485 0 485 0,06% A S E A N 12.051 9.750 11.351 12.972 7.183 53.307 76% A S I A 1.226 1.411 1.156 790 491 5.074 7% E U R O P E 2.043 1.598 987 517 206 5.351 7% A M E R I C A 2.148 575 532 332 270 3.857 5% O C E A N I A 1.072 245 154 121 97 1.689 2% A F R I C A 195 66 43 33 18 355 0,5% GRAND TOTAL 18.735 13.645 14.223 14.459 15.256 73.327 100 Sumber: Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau (2011) Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke kota Pekanbaru didominasi oleh wisman asal kawasan Asean terutama negara Malaysia yang menduduki posisi pertama setelah Asia, Amerika, Eropa dan Australia. Wisatawan asal Malaysia yang berkunjung ke Kota Pekanbaru mengalami fluktuasi terendah pada tahun 2007 mencapai 7652 wisatawan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai jumlah kunjungan 9803 wisatawan Malaysia. Hal ini disebabkan potensi pariwisata alam dan budaya belum dikembangkan secara optimal, baik objek maupun destinasi, prasarana dan sarana pendukung, serta sumber daya manusia pelaku pariwisata sehingga sebagian besar belum layak dijual kepada wisatawan. Kurangnya pengelolaan promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah ini terlihat dari

7 perangkat pendukung promosi belum dikelola dengan baik. Pencemaran sumber daya lingkungan yang terjadi di daerah Pekanbaru saat ini, baik di lingkungan perairan maupun di lingkungan daratan (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Riau 2011). Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara khususnya wisatawan Malaysia pada tahuntahun berikutnya. Wisatawan asal Malaysia merupakan pasar utama pariwisata Kota Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat perkembangan jumlah kunjungan setiap tahun mengalami fluktuasi maka akan berpengaruh terhadap perolehan devisa daerah. Berikut ini dapat dilihat lima rangking utama wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Pekanbaru: Tabel 1.4 Lima Besar wisatawan Mancanegara ke PekanbaruTahun 2010 Negara Rangking Jumlah MALAYSIA 1 10.435 SINGAPURA 2 310 I N D I A 3 228 U S A 4 169 THAILAND 5 130 Sumber : modifikasi Dinas Kebudayaan dan Priwisata Provinsi Riau 2011 Berdasarkan Tabel 1.4 wisatawan asal Malaysia merupakan pasar utama pariwisata Kota Pekanbaru dengan sektor tertinggi 10.435 wisatawan di tahun 2010, kemudian disusul wisatawan Singapura, India, USA dan Thailand. Penentuan lima besar wisatawan mancanegara ke Kota Pekanbaru sekor dilihat berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan diatas 100 orang ditahun 2010. Kota Pekanbaru memiliki potensi besar dalam meningkatkan jumlah kunjungan Wisatawan mancanegara terutama wisatawan asal malaysia. Melihat besarnya

8 potensi wisatawan Asal Malaysia ke Kota Pekanbaru pemerintah Kota Pekanbaru menargetkan jumlah kunjungan wisatwan asal Malaysia ke Kota Pekanbaru sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya. Namun pertumbuhan wisatawan Malaysia ke kota Pekanbaru dari tahun 2008-2010 mengalami penurunan setiap tahun, bahkan terjadi -,22 wisatawan malaysia di tahun 2007. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: TABEL 1.5 PERTUMBUHAN WISATAWAN MALAYSIA KE KOTA PEKANBARU TAHUN 2007-2010 Tahun Jumlah Pertumbuhan % 2006 9.803-2007 7.652-22 2008 9.261 21 2009 10.336 12 2010 10.435 1 Sumber: modifikasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau 2010 Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan wisatawan asal Malaysia ke Kota Pekanbaru mengalami penurunan. Hal ini disayangkan karena Malaysia dan Kota Pekanbaru secara geografis memiliki posisi wilayah berdekatan, kesamaan budaya, dan kemiripan sejarah. Potensi ini merupakan kekuatan yang besar dan modal yang penting untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan, jika dimanfaatkan secara baik. Menurut Badan pariwisata daerah Riau Tourism Board (RTB) dalam riaubisnis.com, Rabu (25/8/2010) salah satu faktor yang menyebabkan turunnya pertumbuhan wisatawan asal Malaysia yang selama ini menjadi pasar pariwisata potensial Kota Pekanbaru yaitu memburuknya hubungan bilateral RI-Malaysia beberapa waktu terakhir. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan

9 daerah khususnya dari wisatawan asal Malaysia yang menjadi pasar utama Kota Pekanbaru. Pemerintah Kota Pekanbaru harus berkomitmen dalam mengelola pasar tertentu yaitu wisatawan asal Malaysia yang sebagian besar berkunjung ke Kota Pekanbaru. Namun sampai saat ini belum terdapat data yang mencatat tentang perilaku wisatawan, khususnya pada persepsi wisatawan asal Malaysia tentang faktor-faktor yang menarik minat untuk berkunjung ke Kota Pekanbaru. Data hanya menunjukan jumlah kunjungan wisatawan. Padahal untuk membuat strategi pemasaran dibutuhkan data pendukung lainya, termasuk profil kebutuhan, dan persepsi wisatawan tentang faktor-faktor kepariwisataan destinasi. Persepsi wisatawan termasuk dalam perilaku wisatawan, menurut Kotler (2009: 190) definisi dari perilaku wisatawan adalah, Consumer behavior is study of how individuals, group, and organization select, buy, use, and dispose of good, services, ideas, or experiences to satisfy their need and wants. Perilaku wisatawan adalah pemasar atau perusahaan harus memahami tentang apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan wisatawan baik itu berupa jasa, ide-ide, atau pengalaman yang mampu memuaskan keinginan dan kebutuhan wisatawan. Pemerintah kota Pekanbaru harus mengetahui kebutuhan dan keinginan wisatawan Malaysia, alasan datang, kegiatan apa saja yang disukai, dan persepsinya terhadap faktor-faktor yang menarik wisatawan Malaysia datang ke Kota Pekanbaru. Hal ini untuk membangun pariwisata Kota Pekanbaru dan dalam rangka memenangkan persaingan dengan menampilkan keunggulan daya tarik wisata yang dimiliki dalam memenuhi keinginan dan selera wisatawan Malaysia.

10 Salah satu hal yang juga perlu diketahui adalah tentang persepsi wisatawan asal malaysia terhadap keberadaan destinasi di Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru merupakan destinasi yang memiliki banyak faktor untuk menarik wisatawan asal Malaysia. Hal-hal yang menjadi faktor penarik wisatawan asal Malaysia tersebut adalah a) aksesibilitas yang mudah dijangkau, b) ketersediaan jasa, c) kesamaan budaya, d) stabilitas politik dan keamanan serta, e) ketersediaanya atraksi wisata yang beragam. Berikut ini dapat dilihat data tentang faktor-faktor penarik wisatawan asal Malaysia ke Kota Pekanbaru. Faktor penarik Aksesibilitas Ketersediaan jasa atau servis Budaya Stabilitas politik dan keamanan Ketersediaannya atraksi TABEL 1.6 DATA FAKTOR-FAKTOR PENARIK KEPARIWISATAAN WISATAWAN MALAYSIA DI KOTA PEKANBARU Kondisi Di Kota Pekanbaru Udara: maskapai penerbangan Malaysia pekabaru diantaranya Maskapai Firefly, Maskapai Riau Air, AIR ASIA, Lion Air, mandala dan Sriwijaya. (riaubisnis.com). Laut : Layanan Ferry Ro-Ro antara Belawan (Sumatera) dan Penang (Malaysia) telah dibuka untuk rute Dumai (Indonesia) - Melaka (Malaysia). http://www.pekanbaruriau.com Darat : Posisi Pekanbaru yang sangat strategis yaitu berada dijalur Lintas Timur Sumatera dan berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau dan negara tetangga merupakan modal dasar dan keunggulan bagi Kota Pekanbaru untuk mengembangkan Pembangunan di segala Sektor, terutama sektor pariwisata.(www.go Bengkalis.com) jumlah akomodasi hotel sebanyak 327 unit yang tersebar di kabupaten/kota di provinsi Riau. Terbanyak terdapat di kota Pekanbaru, 95 unit dengan 4.307 kamar dan 6.387 tempat tidur, dan terdapat 992 lestoran dan kafe serta tersedia 20 buah travel agent. (www. Bps Riau dalam angka 2010) Kawasan Provinsi Riau dan sebagian Sumatera Utara sekarang sesungguhnya merupakan satu kesatuan politik dan budaya Yang merupakan bagian dari tapak-tapak perjalanan Melayu di Selat Melaka, yang kini berada di tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bagi Malaysia dan Provinsi Riau, kedekatan wilayah, kesamaan budaya, dan kemiripan sejarah merupakan modal yang penting untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.(www.go. Pekanbaru) Menurut Badan pariwisata daerah Riau Tourism Board (RTB) dalam riaubisnis.com, Rabu (25/8/2010) salah satu faktor yang menyebabkan turunnya pertumbuhan wisatawan asal Malaysia yang selama ini menjadi pasar pariwisata potensial Kota Pekanbaru yaitu memburuknya hubungan bilateral RI-Malaysia beberapa waktu terakhir. Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat museum yang bernama Museum Sang Nila Utama yang memiliki berbagai koleksi benda-benda seni, budaya dan bersejarah provinsi Riau.(www.wikimedia.com) Berdasarkan Tabel 1.6, Kota Pekanbaru memiliki potensi faktor-faktor kepariwisataan yang menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun berdasarkan

11 data pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan asal Malaysia mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini harus diantisipasi supaya penurunan wisatawan asal Malaysia tidak terjadi di tahun berikutnya. Selama ini data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau sebagai Pengelola Pariwisata hanya sebatas pada kuantitas wisatawan. Pemerintah belum memiliki data tentang persepsi pasar, khususnya tentang faktor-faktor penarik wisatawan asal Malaysia di Kota Pekanbaru. Hal tersebut, menunjukan adanya kelemahan dalam pengelolaan data wisatawan mancanegara yang berimplikasi pada ketidakmampuan untuk mengelola destinasti sesuai dengan keinginan pasar. Hal ini disinyalir faktor penyebab yang mengakibatkan turunnya pertumbuhan kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Kota Pekanbaru. Penelitian tentang faktor-faktor penarik wisatawan asal Malaysia diharapkan dapat menjadi referensi untuk menyusun strategi pemasaran di Kota Pekanbaru. Berdasarkan fenomena latar belakang tersebut, maka perlu diadakan suatu penelitian tentang PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENARIK KEPARIWISATAAN WISATAWAN ASAL MALAYSIA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA PEKANBARU (Survei pada wisatawan asal Malaysia yang berkunjung ke Kota Pekanbaru).

12 1.2. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia untuk mengunjungi Kota Pekanbaru? 2. Bagaimana gambaran keputusan wisatawan Malaysia untuk mengunjungi Kota Pekanbaru? 3. Seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia terhadap keputusan berkunjung ke Kota Pekanbaru? 1.3. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh temuan tentang gambaran faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia untuk mengunjungi Kota Pekanbaru. 2. Untuk memperoleh temuan tentang gambaran keputusan wisatawan Malaysia untuk mengunjungi Kota Pekanbaru. 3. Untuk menperoleh temuan seberapa besar pengaruh faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia untuk menggunjungi Kota pekanbaru.

13 1.4. Kegunaan Penelitian. 1.4.1 Kegunaan Teoritis. 1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran pariwisata khususnya karakteristik wisatawan dan faktorfaktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia untuk berkunjung ke kota pekanbaru. 2. Sebagai masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata terutama kajian teori faktor-faktor penarik kepariwisataan dan keputusan berkunjung wisatawan. 3. Sebagai informasi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang meneliti pada bidang usaha yang sama maupun khalayak umum untuk menambah pengetahuannya. 1.4.2 Kegunaan Praktis. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Provinsi Riau khususnya dalam bidang pariwisata untuk pengembangan wisata Kota Pekanbaru yang merupakan salah satu program dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau sehingga dapat menjadi bahan informasi dalam upaya mewujudkan Pembangunan Provinsi Riau dimasa depan. Hasil ini sesuai dengan dalam Visi Riau 2020 yaitu 'Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Agamis, Sejahtera Lahir dan Bathin di Asia Tenggara Tahun 2020.

14