SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN KARYAWAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS PADA PT. SELULAR GLOBAL NET MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PROMOSI KENAIKAN JABATAN DI PT. XYZ

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

APLIKASI PENILAIAN KUALITAS JASA/LAYANAN RETAIL DENGAN METODE RETAIL SERVICE QUALITY DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2. September ISSN Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

Jalan Nakula I No Semarang, (024) , 2, 3

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB I PERSYARATAN PRODUK

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA SMK NEGERI 9 SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PENGAMBILKEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROESS (AHP) ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

METODE AHP DALAM PENILAIAN KINERJA SALES PROMOTION GIRLS (SPG)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

Pengertian Metode AHP

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN KARYAWAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) STUDI KASUS PADA PT. SELULAR GLOBAL NET MEDAN Eva Solita Pasaribu *1, Iskandar 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran, Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran 21222, Sumatera Utara, Telp: (0623) 41079 E-mail: *1 evasolitap@yahoo.com Abstrak Promosi jabatan sebagai salah satu fungsi dari kegiatan manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas karyawan. Mempromosikan karyawan membutuhkan pertimbangan yang matang, terutama untuk jabatan menengah keatas. Konsep utama untuk melaksanakan promosi yang tepat adalah memilih yang terbaik dari mereka yang terbaik. Keputusan untuk melakukan promosi jabatan bagi karyawan sebaiknya juga harus mengacu kepada kriteria dan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan memberikan kepuasan kepada para karyawannya. Demikian hal nya PT. Selular Global Net Medan untuk pencapaian kegiatan promosi karyawan secara maksimal sudah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai pendukung keputusan. Dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat membantu memecahan masalah yang kompleks berdasarkan pada dekomposisi masalah menjadi sebuah struktur hirarki yang terdiri dari tujuan, kriteria, sub-kriteria dan alternative. Kata Kunci : Promosi, Jabatan, Analitycal Hierarchy Process. 1. PENDAHULUAN Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hirarki, member nilai numeric pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Menurut Saaty dalam (Sumiati, 2007) metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Seiring dengan berkembangnya PT. Selular Global Net Medan, maka jumlah karyawan pun semakin bertambah. Guna tetap menjaga kinerja dan meningkatkan produktivitas karyawan maka penting untuk dilakukan promosi jabatan bagi karyawan yang memenuhi kriteria dan kompetensi yang disepakati. Untuk mendapatkan penilaian yang kompeten maka diterapkanlah metode AHP sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam melakukan promosi karyawan. Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka dijabarkan beberapa rumusan masalah pada bagian ini yaitu apa saja syarat dan kriteria yang harus dipenuhi karyawan agar dapat dipromosikan untuk menduduki posisi jabatan dalam perusahaan?, serta bgaimana penerapan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang digunakan dalam sistem promosi jabatan karyawan?. Adapun ruang lingkup pembahasan yang ada penulisan makalah ini adalah : 1. Pembuatan sistem pendukung keputusan promosi jabatan karyawan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan Tools Expert Choice. Expert Choice. 2. Sistem promosi jabatan karyawan harus dilakukan secara objektif bukan subyektif untuk 71

Pasaribu, dkk., Sistem Pendukung Keputusan Promosi Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytical Process (AHP) Studi Kasus Pada PT. Selular Global Net Medan dapat memberikan hasil penilaian dengan 0 mewakili pilihan terburuk dan 1 mewakili pilihan terbaik serta menggabungkan kekuatan perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan perusahaan. Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai antara lain : 1. Untuk mengetahui syarat dan kriteria penilaian yang harus dipenuhi karyawan untuk layak dipromosikan. 2. Untuk menerapkan metode AHP (Analitical Hierarcy Proses) dalam pengambilan sistem pendukung keputusan promosi jabatan karyawan. Hasil penelitian ini akan bermanfaat dapat memberikan kemudahan bagi PT. Selular Global Net Medan dalam melakukan proses kegiatan manajemen dalam mempromosikan karyawannya, agar sistem penilaian promosi karyawan lebih objektif, sehingga dengan demikian tidak ada pihak yang merasa didiskriminasi, menumbuhkan semangat kerja bagi setiap karyawan dalam meningkatkan produktivitas sehingga mendapatkan peluang untuk menduduki jabatan pada level yang lebih baik lagi serta menerapkan sistem komputerisasi dalam promosi jabatan sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi. 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang mampu memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur, (Cindy R Tampilang, 2000). Selain itu Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) didefinisikan sebagai suatu informasi interaktif yang menyediakan informasi, permodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002). Adapun karakteristik sistem pendukung keputusan (Lucky E Santoso, 2001) yaitu: 1. Penggunaan Model Komunikasi antara pengambil keputusan dan sistem terjalin melalui model-model matematis. 2. Berbasis Komputer Sistem ini mempertemukan penilaian manusia (pengambil keputusan) dengan informasi komputer. 3. Flexibel Sistem harus beradaptasi terhadap timbulnya perubahan pada permasalahan yang ada. 4. Interaktif Interaktif dan mudah digunakan. pengambilan keputusan bertanggung jawab menentukan apakah jawaban yang diberikan oleh sistem memuaskan atau tidak. 5. Efektif Efektif bukan efisien, Misalnya, akurasi lebih diutamakan daripada waktu komputasi. Adapun Tujuan dari Decision Support Sistem (Turban,2005) adalah : 1. Membantu manager dalam mengambil keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manager dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manager. 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manager lebih dari pada perbaikan efisiensinya 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis. 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievakuasi. Analisa resiko bisa dilakukan dengan cepat. 7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga kualitas, kecepatan, kostomasi produk, dan dukungan pelanggan. 8. Mengatasi keterbasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. 2.2 Promosi Jabatan Menurut Manullang (2001:153) Promosi berarti kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya. Sedangkan menurut Hasibuan (2002:108) Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authorithy dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi didalam suatu 72

Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm 71-78 organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar. Menurut Hasibuan (2002:113) ada beberapa tujuan dilaksanakannya promosi jabatan yaitu: 1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi. 2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar. 3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar kinerjanya. 4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian. 5. Memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaan. 2.3 Analitycal Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah proses pengambil keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu altenatif, peralatan utama Analytical Hierarchy Process AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hierarki suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompokkelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi satu bentuk hierarki (Suryadi Kadarsah, 2002). Dalam kutipan jurnal internasional di atas di jelaskan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah pendekatan pengukuran, dengan skala relatif dan absolut kriteria baik berwujud dan tidak berwujud untuk memprioritaskan alternatif yang berasal dari perbandingan pasangan-bijaksana atau beberapa menggunakan nilai numerik yang diambil dari skala mendasar Analytical Hierarchy Process (AHP) mutlak 1-9. Pada dasarnya Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki prinsip kerja yaitu penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian yang tertata dalam suatu hirarki (Marimin, Maghfirah Nurul, 2010). Kemudian pada kutipan jurnal nasional lainnya Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) didefinisikan sebagai struktur hirarki kriteria, fungsional dengan inputan persepsi manusia. Metode ini menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipersentasekan pertimbangan yang telah dibuat (Asep Wahyudin,dkk.2009). 2.4 Teknik Penyelesaian Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP(Analytical Hierarchy Process) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain: a. Dekomposisi. Setelah mendefinisikan permasalahan atau persoalan, maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu: memecah persoalan yang utuh menjadi unsurunsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, maka pemecahan terhadap unsur-unsurnya dilakukan hingga tidak memungkinkan dilakukan pemecahan lebih lanjut. Pemecahan tersebut akan menghasilkan beberapa tingkatan dari suatu persoalan. Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki (hierachy). Struktur hierarki AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat dilihat pada Gambar berikut: Goal kriteria 1 kriteria 2 kriteria 3 Alternatif 1 Alternati2 Alternati3 Gambar 1. Struktur Hierarki AHP Penilaian Komparasi (Comparative Judgement). Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif yaitu: a. Elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP(Analytical Hierarchy Process), karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemenelemen. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison). b. Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority). Dari setiap matriks pairwise comparison akan didapatkan prioritas lokal. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk menentukan prioritas global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki. c. Konsistensi Logis (Logical Consistency). Konsistensi memiliki dua makna pertama 73

Pasaribu, dkk., Sistem Pendukung Keputusan Promosi Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytical Process (AHP) Studi Kasus Pada PT. Selular Global Net Medan adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan elevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Sebagaimana langkah yang dijelaskan oleh Analytical Hierarchy Process dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan cara sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif keputusan. 2. Membuat pohon hierarki (hierarchical tree) untuk berbagai kriteria dan alternatif keputusan. Contoh pohon hierarki dapat dilihat pada Gambar 2. 4. ANALISIS dan HASIL 4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama yaitu Tujuan, Kriteria dan Alternatif. Tujuan merupakan gol sedangkan Kriteria adalah parameter-paramater yang dijadikan tolak ukur untuk membuat sebuah keputusan. Alternatif adalah objek dari sebuah sistem yang akan diproses. Di dalam sistem pendukung keputusan, perlu adanya sebuah arsitektur sistem. Arsitektur sistem berguna untuk mendeskripsikan sebuah model atau gambaran menggunakan shape atau simbol tertentu. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan dalam gambar 3. Goal Manaje men Metod e AHP Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria n SPK Promosi Antarmu ka Alternatif 1 Alternatif Alternatif 3 Gambar 2. Pohon Hierarki. 3. METODE PENELITIAN Alternatif Metode penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem informasi terkait adalah : 1. Pengamatan (Observasi) Dilakukan dengan cara mengamati sistem dan proses kerja yang sedang dilakukan objek penelitian dalam hal ini Kantor Notaris/PPAT Mulia Ginting Suka dalam pengolahan data karyawannya. 2. Kepustakaan (Library Research) Menggunakan buku-buku, penelitian sebelumnya dan jurnal yang berhubungan dengan topik dan masalah dalam penelitian ini. 3. Laboratorium (Laboratorium Research) Dilakukan penelitian laboratorium komputer dimana data-data yang diperoleh diproses dan dibuat pemrogramannya untuk menghasilkan suatu sistem informasi sesuai dengan permasalahan yang ada. Manager (Pengguna) Gambar 3. Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan 4.2 Analisa Acuan dalam membangun Sistem Pendukung Keputuan (SPK) ini berdasarkan formulir penilaian karyawan di PT.Selular Global Net dan standarisasi nilai. Maka setiap kriteria di formulir penilaian karyawan akan diberikan suatu bobot dan dihitung dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarcy Process) dan yang di nilai untuk layak dipromosikan antara lain: 1. Disiplin Faktor kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting di dalam penilaian kinerja seorang karyawan. Karyawan yang disiplin memiliki pola kerja yang baik sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dengan kedisiplinan tersebut dapat menjadi salah satu acuan penilaian di dalam promosi jabatan. 74

Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm 71-78 2. Tanggung Jawab Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi. Apabila seorang karyawan meniiliki tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang kecil, maka demikian juga dalam melakukan pekerjaan yang besar. 3. Inisiatif Untuk promosi pada jabatan tertentu mungkin syarat tingkat inisiatif dan kreativitas harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena jabatan yang akan dipromosikan ini memerlukan inisiatif dan kreativitas karyawan. 4. Kerjasama Dalam melakukan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dalam perusahaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 5. Prestasi kerja Pada umumnya setiap perusahaan mencantumkan syarat prestasi kerja untuk promosi. Hal ini dapat dilihat dari catatancatatan prestasi yang telah dikerjakan. 6. Prilaku Pada umumnya prilaku setiap perusahaan mengharapkan prilaku karyawannya baik dan sesuai dengan nilai dan tata peraturan perusahaan. Dengan adanya prilaku yang baik dalam diri setiap karyawan akan tercipta keadaan yang baik dan nama baik perusahaan akan terjaga. Bobot tersebut menentukan tingkat sensitivitas kriteria. Sedangkan standarisasi nilai digunakan untuk pertimbangan terhadap nilai akhir yang diperoleh oleh seorang karyawan, sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan karyawan yang layak dipromosikan atau tidak layak. 4.3 Menyusun Penilaian Karyawan Dengan AHP (Analitycal Hierarcy Process) Suatu kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan. Misalnya dalam proses penilaian kinerja karyawan ada beberapa kriteria penilaian dalam menentukan penilaian seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan sebagainya. Masing masing kriteria ini memiliki standar nilai berupa jangkauan nilai yang dipakai. Dalam kasus ini dapat diperlihatkan tahap penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan kedalam bentuk hierarki seperti tampak pada gambar 4 untuk penilaian promosi jabatan sebagai berikut: K 1 Pendukung Keputusan Promosi Jabatan Branch Manager PR TJ KS PS IT DS K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 Gambar 4. Hirarki Proses Kinerja Karyawan 4.4 Implementasi Sistem Di dalam sebuah pengujian membutuhkan sumber daya khususnya Hardware. Berikut ini adalah spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan Penulis di dalam implementasi sistem. Adapun Spesifikasi Hardware-nya yaitu: 1. Processor Core I. 2. Random Access Memory (RAM) 2GB. 3. Harddisk Internal 250GB. Dan untuk spesifikasi Softwarenya yaitu: 1. Operating System Windows 7 Ultimate. 2. Expert Choice 11. Tahapan ini membahas tentang penggunaan tools bantu untuk memecahkan permasalahan yang di teliti. Adapun tools-nya seperti yang dijelaskan di pendahuluan yaitu Expert Choice Versi 11. Di dalam penggunaan Expert Choice kita harus mempersiapkan sampel data terlebih dahulu. Adapun data yang dimaksudkan adalah Data Kriteria, Alternatif dan tujuan diharapkan. Berikut ini adalah data variabel kriteria yang digunakan, sesuai dengan pembahasan bab sebelumnya yaitu: 1. PR = Prilaku 2. TJ = Tanggung Jawab 3. IT = Inisiatif 4. KS = Kerja Sama 5. PT = Prestasi 6. DS = Disiplin Kemudian kita harus mempersiapkan variabel data alternatif beserta bobotnya. Tuju an krit eria Alternatif 75

Pasaribu, dkk., Sistem Pendukung Keputusan Promosi Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytical Process (AHP) Studi Kasus Pada PT. Selular Global Net Medan Tabel 1. Penilaian Kerja Alternatif Bobot 1 K 1 1 2 K 2 3 3 K 3 3 4 K 4 3 5 K 5 3 6 K 6 3 Gambar 8. Record Judgment Expert Choice 4.5 Pengujian dengan Expert Choice Gambar 9. Hasil Perhitungan Matrik Berpasangan Gambar 5. Form Membuat Halaman Baru Gambar 6. Memasukkan Kriteria Pada Form Utama Gambar 10. Hasil Prioritas atau nilai Vektor Eigen dan Konsistensi Gambar 7. Tab Pairwise Numerical Comparisons 76

Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm 71-78 Gambar 11. Membuat Alternatif Karyawan Gambar 14. Questionnaire Pendekatan Sosial Gambar 12. Memasukkan Alternatif Gambar 15. Nilai Eigen Alternatif Alternatif Gambar 13. Hasil Input Alternatif Kelompok Gambar 16. Nilai Semua Kriteria 77

Pasaribu, dkk., Sistem Pendukung Keputusan Promosi Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytical Process (AHP) Studi Kasus Pada PT. Selular Global Net Medan 5. KESIMPULAN dan SARAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada pada PT. SELULAR GLOBAL NET MEDAN, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Output yang dihasilkan melalui tools Expert Choice adalah data alternatif yang memiliki bobot tertinggi. 2. Bobot alternatif tertinggi dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan promosi jabatan pada karyawan. 3. Adapun kriteria yang digunakan dalam melakukan proses promosi jabatan, meliputi: Disiplin, Tanggung Jawab, Kerjasama, Inisiatif, Prestasi, dan Perilaku. 4. Metode AHP (Analitycal Hierarcy Process) yang digunakan masih kurang mendetail dalam proses pencarian output di bandingkan metode lainnya seperti MAUT (Multi Attribute Utility Theory). Saran agar kedepannya aplikasi sistem pendukung keputusan ini bisa dikembangkan lagi menjadi aplikasi online agar bisa diakses secara global. Maghfiroh, Marimin Nurul, 2010, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok. Santoso, Lucky E, 1995, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Masalah Optimasi Multikriteria. Sutikno. Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP Untuk Pemilihan Siswa Dalam Mengikuti Olimpiade Sains Di Sekolah Menengah Atas. Tampilang, Cindy R. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Perencanaan Promosi dan Mutasi Jabatan di Hotel Patra Jasa Bandung. Wahyudin, Asep, dkk, Sistem Promosi Jabatan Karyawan dengan Metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Multi- Attribute Utility Theory (MAUT) Studi kasus Pada PT. Ginsa Inti Pratama. DAFTAR PUSTAKA A., Bahurmoz, 1990, Implementing The Analytic Hierarchy Process to Recruit Females for The Ministry Of Foreign Aff Airs In Saudi Arabia. Hunjak, Tihomir, dkk., 2001, Development Of AHP Based Model For Decision Making On E- Learning Implementation. Hasibuan, Malayu, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, Jakarta, Edisi Revisi. Kadarsah Suryadi, 2002, Sistem Pendukung Keputusan. Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Manullang, M., 1999, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta, Ghalia Indonesia. 78