III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran

A. KERANGKA PEMIKIRAN

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

Tahap II 1. Apa saja kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan selama ini oleh perusahaan?

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

III. METODE PENELITIAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA KECIL MENENGAH PAKAIAN MUSLIM (Studi Kasus pada UKM Pakaian Muslim Galis Design, Bogor, Jawa Barat)

STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR. Oleh SITI RINA AGUSTINANINGRUM H

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR) Responden Yangterhormat, Mulai

Analytic Hierarchy Process

III KERANGKA PEMIKIRAN

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA ERKY ISTYANTO H

BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP. Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 1970-an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)

Pengertian Metode AHP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

III. METODE PENELITIAN. pendekatan dalam penelitiaan ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

AHP (Analytical Hierarchy Process)

ANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS BAURAN PEMASARAN RESTORAN PIZZA (STUDI KASUS DI PIZZA HUT, PADJAJARAN 29, BOGOR) Oleh LAMBOK MARIA HUTABARAT H

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Analisis Keputusan TIP FTP UB

Transkripsi:

25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Dalam menghadapi persaingan di pasar, PT XL Axiata Tbk perlu merumuskan strategi pemasaran modem Huawei XL yang tepat agar dapat mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan. Adapun perumusan strategi pemasaran modem Huawei XL tersebut harus didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi tersebut, perusahaan akan kehilangan arah tujuan dan hasil yang hendak dicapai. Strategi pemasaran modem yang dipasarkan melalui media pemasaran gencar dilakukan oleh antar provider. Hal ini mengharuskan PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor untuk mengimplementasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat, agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis perusahaan. Sesuai dengan visi perusahaan yaitu sebagai pusat pengembangan dan pelayanan karir terbaik di Indonesia, menjadi penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi terpilih di seluruh Indonesia, baik bagi pelanggan individu maupun kalangan bisnis. PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor merumuskan strategi pemasaran modem Huawei XL untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menetapkan STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning), serta bauran pemasaran produk (4P) yang terdiri dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place). Setelah melakukan analisis terhadap STP dan bauran pemasaran produk dan jasa perusahaan, kemudian dilakukan proses identifikasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi penyusuanan strategi pemasaran modem Huawei perusahaan XL Cabang Bogor. Selanjutnya dalam pemilihan pengambilan keputusan, tentunya diperlukan alat bantu analisis yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode AHP ini digunakan untuk mendapatkan 25

26 keputusan yang tepat dengan melihat faktor-faktor yang relevan dan berpengaruh dalam strategi pemasaran tersebut. Selain itu, metode AHP juga merupakan suatu metode yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Metode AHP juga memasukkan pertimbangan nilai-nilai pribadi secara logis. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji strategi pemasaran modem Huawei XL yang dijalankan perusahaan XL Cabang Bogor, mengidentifikasi faktorfaktor, dan menyusun alternatif strategi untuk meningkatkan kinerja pemasaran modem Huawei perusahaan XL Cabang Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka pemikiran pada Gambar 2. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor, bertempat di Jalan Jenderal Sudirman No. 48, Bogor. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor merupakan provider yang tetap bertahan sampai saat ini, bahkan semakin berkembang, meskipun terdapat persaingan dalam bidang telekomunikasi. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2012. 3.2.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan/observasi, wawancara dengan pihak-pihak perusahaan yang berkaitan dengan masalah strategi pemasaran dan penyebaran kuesioner yang diisi oleh orang-orang yang terkait secara langsung dan benar-benar mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan strategi pemasaran Modem Huawei XL Cabang Bogor. Data sekunder yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh dari perpustakaan, skripsi/penelitian terdahulu, data internal yang dimiliki perusahaan, data pemasaran perusahaan, maupun dari jurnal, buku, literatur, surat kabar, dan internet. 26

27 Visi, Misi, dan Tujuan PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor Strategi Pemasaran Perusahaan Saat Ini STP (Segmentation, m n Targetting, dan Positioning) Bauran Pemasaran Perusahaan Product (Produk) Price (Harga) Promotion (Promosi) Place (Tempat) Analisis Strategi Pemasaran Dalam Promosi Modem Huawei XL Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran Modem Huawei XL Alternatif Strategi Pemasaran Modem Huawei XL Metode AHP Rekomendasi Strategi Pemasaran Modem Huawei XL Bagi Perusahaan Gambar 2. Kerangka Pemikiran 27

28 3.2.3. Metode Pengambilan Sampel Data mengenai strategi pemasaran modem Huawei perusahaan XL Cabang Bogor diperoleh melalui: 1. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pemimpin bagian pemasaran perusahaan untuk mendapatkan informasi (Lampiran 1). 2. Pengisian Kuesioner, yaitu membagikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pihak manajemen perusahaan dan praktisi terkait (Lampiran 2). 3. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan. 4. Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara mencari literatur, penelusuran data kepustakaan, skripsi/penelitian terdahulu, buku, dan internet. Pengambilan responden untuk pemilihan alternatif strategi pemasaran modem Huawei XL pada PT XL Axiata Tbk Cabang Bogor dilakukan sengaja dengan mempertimbangkan faktor perusahaan mengenai strategi pemasaran modem Huawei XL. Jumlah responden terdiri dari tiga orang dengan pertimbangan mereka cukup kompeten mewakili keseluruhan populasi. Tiga orang tersebut merupakan pihak internal perusahaan, yaitu dengan jabatan masing-masing Branch Manager (BM), manajer penjualan, dan tim promo. 3.2.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dalam penelitian akan diolah dan dianalisis sehingga dapat memberikan suatu sistem kerja yang jelas. Metode yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode AHP. Hal ini dikarenakan dalam batasbatas tertentu analisis kualitatif yang dilakukan perusahaan untuk mengkaji pemilihan strategi pemasaran modem Huawei XL belum dapat memberikan informasi secara terperinci dalam menggambarkan suatu kondisi. Selain itu, tidak semua pihak dapat mengambil keputusan berdasarkan analisis kualitatif saja. AHP memasukkan aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kulitatif digunakan untuk mendefinisikan personal dan menyusun hirarki, sedangkan aspek kuantitatif digunakan untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi. Selain itu, untuk kerangka kerja AHP, penelitian diawali dengan pernbuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, observasi, Focus Group Discussion (FGD), dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. 28

29 Saaty (1993) menjelaskan langkah-langkah dalam pengolahan pengujian AHP adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objective dan scenario dalam struktur AHP nantinya. Kornponen-kornponen dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh. Struktur hirarki di susun berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut pandang dari tingkat puncak sampai tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk mernecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang terbentuk dalam metode AHP sendiri dapat berupa hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam struktur hirarki lengkap (Gambar 3), semua elemen pada satu elemen pada satu tingkat memiliki hubungan dengan semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, jika berbeda maka hirarki tersebut dalam disebut hirarki tidak lengkap. Fokus F Faktor F1 F2 F3 Fn Aktor A1 A2 A3 A4 An Tujuan T1 T2 T3 T4 Tn Alternatif Alt1 Alt 2 Alt 3 Alt 4 Alt n Gambar 3. Struktur Hirarki Lengkap (Saaty, 1993) 29

30 3. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh berada setingkat diatasnya. Pada matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat yang lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen, biasanya memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai bilangan bulat. 4. Membandingkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Pembandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pertanyaan seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j?. Apabila elemen-elemen yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen di puncak hirarki?. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 3, angka-angka tersebut menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah. 5. Memasukan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. 30

31 Tabel 3. Nilai skala banding berpasangan Tingkat Kepentingan Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 5 7 9 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lain Elemen yang satu sangat penting daripada yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dibanding yang lain Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang lain 2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan Reciprocal (kebalikan) Jika unsur i memiliki salah satu angka di atas ketika dibandingkan dengan unsur j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan unsur i. Sumber: Saaty (1993) 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua yaitu : Matriks Pendapatan Individu (MPI) dan Matriks Pendapatan Gabungan (MPG). a. Matriks Pendapatan Individu (MPI) MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan a ij, yaitu elemen matriks pada baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks Pendapatan Individu (MPI) X A 1 A 2 A 3 An A 1 a 11 a 12 a 13 a 1n A 2 a 21 a 22 a 23 a 2n An a n1 a n2 a n3 a nn 31

32 b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (g ij ) berasal dari rata-rata geometrik pendapatan-pendapatan individu yang rasio inkonsistennya lebih kecil atau sama dengan 10 % dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. Tabel 5. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) X G 1 G 2 G 3 G n G 1 g 11 g 12 g 13 G 1n G 2 g 21 g 22 g 23 G 2n G 3 g 31 g 32 g 33 G 3n Gn g n1 g n2 g n3 g nn Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut: G ij = ij (k ) (1) Dengan : n = jumlah responden (pakar) ij(k) = sel penilaian setiap pakar 7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus : VP (Vektor Prioritas) = VE ij (2) Dimana : VE (Vektor Eigen) = n ij (3) ij = elemen MPB pada baris ke-i dan kolom ke-j N = jumlah elemen yang diperbandingkan 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks inkonsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 32

33 10 % atau kurang. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan mutu informasi bahwa jika tingkat inkonsistensi sebesar 10 % ke bawah tidak tercapai maka digunakan batas yang lebih besar atau bahkan rataan CR penilaian pakar. Maka dapat disimpulkan bahwa diterima atau ditolaknya konsistensi suatu matriks sebenamya tidak ada yang baku. Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai berikut : CI (Indeks konsistensi) max n CI =.. (4) n 1 dengan : CI = Indeks Konsistensi max = eigen value maksimum N = jumlah elemen yang diperbandingkan dimana : VB max (5) n VA VB (Nilai Eigen) =.. (6) VP VA (Vektor Antara) = ij x VP.. (7) Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya dengan rumus yaitu : CR (Rasio Konsistensi) CI CR =.. (8) RI Berikut adalah pengolahan secara horizantal dan vertikal sebagai berikut: 1. Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada setiap tingkat hirarki keputusan. Menurut Saaty (1993), tahapan penyelesaiannya adalah sebagai berikut: Perkalian baris (z) dengan rumus: 33

34 Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen: = adalah elemen vektor prioritas ke-1 Perhitungan nilai eigen minimum: VA = VB = VA = VB = Vektor antara Vbi untuk i = 1,2,...,n Perhitungan indeks konsistensi: Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, Rumus CR adalah: Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory. Berikut adalah nilai RI (Tabel 6). Tabel 6. Nilai RI N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 2. Pengolahan vertikal Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hirarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka: 34

35 Untuk p = 1,2,...,r T = 1,2,...,s Dimana: NPpq = prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama. NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1 Struktur hirarki seperti faktor, aktor dan tujuan strategi pemasaran serta penentuan alternatif strategi pemasaran yang telah disusun dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan kuesioner AHP yang disebarkan kepada responden. Kuesioner disebarkan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu matriks individu maupun gabungan serta konfirmasi yang dilakukan dengan pakar. Pengolahan data primer diawali dengan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap tingkat kekonsitenan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan Expert Choice. Setelah itu bobot per individu digabungkan dalam suatu matriks gabungan. Kemudian matriks gabungan ini akan diukur kembali pembobotannya melalui perhitungan AHP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sehingga dihasilkan pengolahan data horizontal dan pengolahan data vertikal. Hasil pengolahan data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain tingkat hirarki dibawahnya, sedangkan hasil pengolahan vertikal menjadi dasar pemilihan strategi pemasaran. 35