APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Analytic Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

P11 AHP. A. Sidiq P.

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

BAB II MAKALAH. Analytic Hierarchy Process (AHP) Dipresentasikan : Seminar Nasional Matematika yang diselenggarakan oleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB 3 METODE PENELITIAN

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP. Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 1970-an

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PERANCANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMK NEGERI 1 KEDIRI SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peningkatan Rasio Konsistensi pada Metode AHP Menggunakan Relasi Preferensi Fuzzy

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

METODE FUZZY AHP DAN AHP DALAM PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

VEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Transkripsi:

Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Setiap perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk dapat memenangkan persaingan dengan perguruan tinggi lainnya. Untuk menghasilkan lulusan berkualitas diperlukan peningkatan mutu dalam penyelenggaraan pendidikan. Dosen sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai tenaga pendidik para dosen dipacu untuk meningkatkan profesionalisme agar melakukan kinerja dengan baik. Penilaian kinerja dosen merupakan masalah yang melibatkan kriteria-kriteria dan sering menimbulkan subyektivitas pengambil keputusan. Oleh karena itu perlu aplikasi pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP (Analitic Hierarchy Process) yang diharapkan subyektivitas dalam pengambilan keputusan dapat dikurangi. Output yang dihasilkan oleh aplikasi ini dapat membantu pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja dosen. Kata Kunci : Penilaian kinerja, AHP 1. Pendahuluan Tercapainya visi dan misi Perguruan Tinggi tidak terlepas dari peranan dosen. Dosen merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi, dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, guna mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan peningkatan mutu dalam penyelenggaraan pendidikan, salah satunya adalah peningkatan kinerja dosen. Kinerja yang baik akan memberikan dampak positif dalam pencapaian visi dan misi Perguruan Tinggi Untuk mengetahui kinerja yang sudah dilakukan, perlu adanya penilaian kinerja dosen. Sehingga dengan adanya penilaian kinerja akan menimbulkan motivasi dosen untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Masalah yang sering timbul dalam penilaian kinerja adalah subyektivitas pengambil keputusan (Kusrini 2007). Pengambil keputusan kadang-kadang menggunakan pengalaman dan tidak jarang yang menggunakan intuisi dalam membuat keputusan, terutama apabila ada dosen yang memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda, sehingga menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Untuk itu maka aplikasi pendukung keputusan yang terkomputerisasi dan dengan menggunakan suatu metode pengambilan keputusan, sangat penting dalam membantu para pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Pada penelitian ini akan digunakan metode Analitic Hierarchy Process (AHP). Metode AHP banyak digunakan karena dapat memberikan solusi melalui analisis keputusan secara kuantitatif dan kualitatif, serta mempresentasikan solusi secara sederhana melalui model hirarki. Dengan hirarki suatu masalah kompleks dan Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930 33

Aplikasi AHP untuk Penilaian Kinerja Dosen tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok yang lebih rinci sehingga dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan. 2. Analitic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi Atributte Decision Making, yaitu mengevaluasi alternatif-alternatif terhadap sekumpulan atribut atau kriteria, dengan setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan lainnya (Kusumadewi, 2006). AHP dikembangkan di Wharton School of Business oleh Thomas Saaty pada tahun 1970-an. Pada prinsipnya metode AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian lebih terstruktur dan menata dalam suatu hirarki. Secara grafis, persoalan keputusan dengan AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, dimulai dengan sasaran, kemudian kriteria level pertama, sub kriteria dan akhirnya alternatif. Struktur hirarki dalam AHP dapat dilihat pada Gambar 1. Sasaran Kriteria.... Sub-kriteria.. Alternatif Gambar 1. Struktur Hirarki AHP Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami, yaitu : a.menyusun hirarki. Permasalahan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yang terdiri dari kriteria dan alternatif, dan disusun menjadi struktur hirarki. Agar mendapatkan hasil yang akurat,, maka penguraian atas unsur-unsurnya dilakukan sampai tidak dapat diurai lagi. b.penilaian kriteria dan alternatif. Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat diatasnya. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik. dalam mengekspresikan pendapat (Marimin,2004). Berikut ini adalah nilai dan definisi dari skala perbandingan Saaty : Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Nilai Definisi 1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya 5 Elemen yang satu jelas lebih penting dari lainnya 7 Elemen yang satu sangat jelas lebih penting dari lainnya 9 Mutlak lebih penting dari lainnya 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan c.penentuan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Dari matriks perbandingan berpasangan ditentukan vektor bobot, sehingga didapatkan prioritas lokal. Kemudian ditentukan prioritas global dengan melakukan sintesis diantara prioritas lokal. Nilainilai perbandingan kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. d.pengukuran konsistensi Penilaian antara satu kriteria dengan kriteria lain tidak bisa semuanya konsisten. Ketidak konsistenan ini dapat disebabkan karena kesalahan pada waktu penilaian, atau karena kurangnya informasi, dan kurangnya konsentrasi. Dalam masalah pengambilan keputusan perlu untuk mengetahui seberapa besar konsistensi 34 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930

Indriyati yang ada, sehingga keputusan yang dihasilkan berdasarkan pada pertimbangan dengan konsistensi yang baik. Langkah-langkah dalam metode AHP : a. Menentukan tujuan, kriteria dan alternatif keputusan b. Menyusun hierarki untuk berbagai kriteria dan alternatif keputusan c. Membuat matriks perbandingan berpasangan A berdasarkan masing-masing kriteria dan sub kriteria d. Menentukan vektor bobot dengan cara : i. Normalisasi setiap kolom j dalam matriks A sedemikian sehingga : ij=1 (1) a ij adalah elemen matriks A ii.untuk setiap baris i dalam matriks tersebut hitung nilai rata-ratanya w i = ij (2) w i adalah bobot ke i dari vektor bobot e. Menentukan perankingan alternatif. Jika ada n kriteria dan m alternatif, maka langkah-langkah untuk menentukan perankingan alternatif adalah : i. Untuk setiap kriteria i, tetapkan matriks perbandingan berpasangan A i untuk m alternatif. ii.tentukan vektor bobot untuk setiap A i yang mempresentasikan bobot relatif dari setiap alternatif ke j pada kriteria ke i (s ij ). iii.hitung total skor s j = ij)(w i ).. (3) f. Pengujian konsistensi matriks perbandingan Dalam masalah pengambilan keputusan perlu untuk mengetahui seberapa jauh konsistensi kita dalam memberikan judgment. Harus dihindari suatu keputusan yang dihasilkan judgment yang terlalu bias. Langkah-langkah dalam mengukur konsistensi : Jika A adalah matriks perbandingan berpasangan dan W adalah vektor bobot, maka konsistensi dari A dapat diuji dengan cara : i. Hitung (A)(W T ) ii.hitung t =.. (4) iii.hitung indeks konsistensi : CI =.. (5) CI iv.periksa rasio konsistensi CR = RI (6) Jika CR 0,1 maka A konsisten Jika CR 0,1 maka A tidak konsisten Nilai RI adalah nilai indeks random berdasarkan tabel 2 Tabel 2. Nilai RI n 3 4 5 6 7... RI 0.525 0.882 1.109 1.248 1.342 Sumber : Alonso (2006) 3. Metodologi Pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Penentuan data input, meliputi data dosen, kriteria dan subkriteria b. Penilaian kinerja dosen dengan mengolah data input menggunakan metode AHP 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Penentuan data input Data dosen yang digunakan adalah data dosen di jurusan Matematika Fakultas Sains dan Matematika UNDIP, sebanyak 23 dosen. Sedangkan kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya tri dharma perguruan tinggi, yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan kegiatan penunjang, serta kriteria kepribadian, yang meliputi disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab. 4.2 Pengolahan data dengan metode AHP Pengolahan data dengan metode AHP meliputi penyusunan struktur hirarki, penentuan bobot dan perankingan alternatif. 4.2.1 Penyusunan Struktur Hirarki Penyusunan struktur hirarki pada permasalahan ini terdiri dari empat level yaitu sasaran, kriteria, sub kriteria dan alternatif. Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930 35

Aplikasi AHP untuk Penilaian Kinerja Dosen Penilaian kinerja dosen berprestasi menunjukkan bahwa masing-masing kriteria memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan CR 0. Tridhar ma PT Kepribadi an P1 P2 P 3 P 4 K 1 K 2 K3 Alternati Gambar 2. Struktur Hirarki Penilaian Kinerja Dosen Gambar 2 menunjukkan adanya empat level pada struktur hirarki. Pada level pertama merupakan sasaran yang ingin dicapai adalah menilai kinerja dosen. Level kedua menunjukkan dua kriteria yaitu karya tridharma perguruan tinggi dan kriteria kepribadian yang akan menentukan hasil dari tujuan pada level pertama. Level ketiga menunjukkan bahwa kriteria karya tridharma perguruan tinggi mempunyai sub kriteria karya pendidikan dan pengajaran (P1), karya penelitian (P2), pengabdian pada masyarakat (P3) dan penunjang (P4). Sedangkan kriteria kepribadian terdiri dari sub kriteria disiplin (K1), kerjasama (K2) dan tanggung jawab (K3). Sebagai alternatif pada level keempat adalah dosen-dosen di jurusan Matematika FSM UNDIP yang akan dinilai kinerjanya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada level sebelumnya. 4.2.2 Penentuan bobot Pengolahan metode AHP dilakukan dengan menentukan bobot untuk masing-masing kriteria, sub kriteria dan alternatif yang dilakukan dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Proses pembobotan dan konsistensi matriks perbandingan berpasangan diolah dengan menggunakan aplikasi program, yang dapat dilihat pada gambar 3. Berdasarkan proses pembobotan dan uji konsistensi pada aplikasi program diperoleh bobot masing-masing kriteria dan sub kriteria serta nilai CR (Consistency Ratio), yang hasilnya Gambar 3. Proses Penentuan Bobot Metode AHP Hasil bobot prioritas masing-masing kriteria dan sub kriteria berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 3. dan Tabel 4. Tabel 3. Bobot Prioritas Kriteria No. Kriteria Bobot 1. Tridharma Perg. Tinggi 0,33333 2. Kepribadian 0.66667 CR = 0 Tabel 3 menunjukkan bahwa Kepribadian merupakan kriteria yang lebih penting dari pada Tridharma Perguruan Tinggi ( 0.66667). Untuk matriks dengan orde 1 dan 2, nilai CR selalu nol sehingga matriksnya selalu konsisten (Chunlan dan Yonglin, 2008). Tabel 4. Bobot Prioritas Sub Kriteria Kriteria Sub Bobot Bobot Global Kriteria Lokal Tridharma Pendidikan 0,54643 0,18214 Penelitian 0,26786 0,08929 Pengabdian 0,12458 0,04153 Penunjang 0,06113 0,02038 CR = 0,06 Kepribadian Disiplin 0,10385 0,06923 Kerjasama 0,23108 0,15405 Tanggung Jawab 0,66507 0,44338 CR = 0,07 4.2.3 Perankingan Alternatif Proses perankingan alternatif dilakukan dengan menentukan matriks perbandingan berpasangan semua alternatif untuk setiap 36 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930

Indriyati kriteria. Setelah menentukan matriks perbandingan berpasangan untuk setiap alternatif, kemudian ditentukan vektor bobot untuk setiap alternatif. Hasil vektor bobot untuk setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 5, dengan bobot global untuk masing-masing kriteria berturut-turut adalah untuk P1 = 0,18214, P2 = 0,08929, P3 = 0,04153, P4 = 0,02038, K1 = 0,06923, K2 = 0,15405, K3 = 0,44338. Dan nilai konsistensi CR untuk masing-masing penilaian alternatif pada setiap kriteria berturut-turut adalah: untuk P1 = 0,051, P2 = 0,068, P3 = 0,046, P4 = 0,038, K1 = 0,052, K2 = 0,043, K3 = 0,045. Gambar 4. Adalah contoh matriks perbandingan berpasangan antar alternatif untuk kriteria pendidikan, yang diinputkan pada aplikasi program. Dari nilai bobot setiap alternatif dan bobot global masing-masing sub kriteria, dihitung total skor untuk masing-masing dosen. Ranking penilaian kinerja dosen secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 5. Dari hasil total skor untuk masing-masing alternatif didapatkan bahwa semakin besar nilai total skor yang didapat, semakin baik kinerjanya. Gambar 4. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan Gambar 5. Total Skor Penilaian Kinerja. P1 0,0 0,18214 Tabel 5. Nilai Bobot Alternatif pada setiap Kriteria P2 0,08929 P3 0,04153 P4 0,02038 K1 0,06923 K2 0,15405 K3 0,44338 A001 0.01605 0.01118 0.01946 0.01958 0.01586 0.01878 0.01702 A002 0.08953 0.05991 0.05332 0.09189 0.08025 0.05273 0.09057 A003 0.02374 0.11098 0.02106 0.01662 0.01757 0.02014 0.01825 A004 0.08419 0.08049 0.05978 0.07794 0.06787 0.03941 0.03639 A005 0.06738 0.07354 0.03579 0.05796 0.03477 0.03957 0.03131 A006 0.03086 0.05364 0.04256 0.06464 0.06886 0.04490 0.06420 A007 0.05063 0.02874 0.02832 0.03770 0.04318 0.05914 0.05440 A008 0.03334 0.03499 0.03569 0.02383 0.05346 0.07601 0.05743 A009 0.02806 0.04668 0.06782 0.02531 0.02514 0.02666 0.02141 A010 0.03630 0.04184 0.07122 0.04909 0.04487 0.08239 0.07875 A011 0.02548 0.02278 0.03290 0.02447 0.02203 0.02892 0.02572 A012 0.03215 0.06046 0.05501 0.04627 0.05988 0.07338 0.07221 A013 0.06480 0.05761 0.07856 0.03722 0.09247 0.04974 0.07686 A014 0.06860 0.03271 0.05033 0.02533 0.05890 0.07042 0.06802 A015 0.05391 0.03063 0.04841 0.03507 0.03793 0.03365 0.02761 A016 0.05168 0.05835 0.08560 0.06659 0.04178 0.03082 0.02766 A017 0.02278 0.02108 0.02883 0.02092 0.01886 0.02422 0.02010 A018 0.02008 0.01239 0.02476 0.03353 0.05261 0.04258 0.06068 A019 0.02141 0.01340 0.02639 0.03543 0.04174 0.06870 0.05158 A020 0.01738 0.01616 0.01683 0.01475 0.01148 0.01434 0.01193 A021 0.06829 0.04765 0.04169 0.08278 0.03083 0.03072 0.02936 A022 0.07246 0.05746 0.04416 0.07399 0.05849 0.04214 0.03519 A023 0.02091 0.02735 0.03152 0.03909 0.02117 0.03064 0.02336 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930 37

Aplikasi AHP untuk Penilaian Kinerja Dosen 5. Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan : a. Proses pengambilan keputusan pada penilaian kinerja dosen dapat dibantu dengan menggunakan metode AHP, sehingga faktor-faktor subyektif dapat dihindari. Dengan demikian kinerja dosen dinilai benar-benar berdasarkan kemampuan yang dimiliki. b. Nilai total skor yang diperoleh, digunakan sebagai dasar untuk merangking kinerja dosen. Semakin besar nilai yang diperoleh, semakin baik kinerjanya. [2] Chunlan, Q; Yonglin, X. 2008. The Application of AHP in Electric Resource Evaluation. Computer and Information Science vol. 1, No. 2 May 2008, p. 135 [3] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi Offset, Yogyakarta. [4] Kusumadewi, S., Hartati, S., Wardoyo, R., Harjoko, A. 2006. Fuzzy Multi -Attribute Decision Making. Graha Ilmu, Yogyakarta [5] Marimin. 2004. Teknik dan aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Grasindo. Jakarta 6. Daftar Pustaka [1]`Alonso, J.A; Lamata, MT. 2006. Consistency in The Analytic Hierarchy Process: A New Approach. International Journal of Uncertainty, Fuzziness and Knowledge- Based Systems, vol 14, No. 4 (2006), 445-459. World Scientific Publishing Company. 38 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 3, Nomor 5, ISSN 2086 4930