PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III ANP DAN TOPSIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE AHP DAN TOPSIS DALAM PENENTUAN PENGAMBILAN SAMPEL UJI PETIK DALAM PELAKSANAAN PEMERIKSAAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Analisis Perbandingan Menggunakan Metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dalam Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Program Akselerasi

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Vendor Management...

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Multi-Attribute Decision Making

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE TOPSIS DALAM RANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI USAHA BARU (Studi Kasus : ARENA DISC Yogyakarta)

ANALISIS KONSISTENSI MATRIKS KEPUTUSAN : SUATU PERBANDINGAN NUMERIK. Farikhin Departemen Matematika FSM UNDIP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

Analytic Hierarchy Process

Peningkatan Rasio Konsistensi pada Metode AHP Menggunakan Relasi Preferensi Fuzzy

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

P11 AHP. A. Sidiq P.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PERBANDINGAN METODE PENUNJANG KEPUTUSAN MCDM (MULTI CRITERIA DECISION MAKING) PADA PEMILIHAN SISWA UNGGULAN BIDANG INSTRUMENTASI LOGAM

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

Multi-Attribute Decision Making

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

BAB 3 METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Pengertian Metode AHP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

IMPLEMENTASI ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)-TOPSIS DAN BORDA PEMILIHAN TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT BATUK

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI REKOMENDASI MOBIL MULTI KRITERIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY HYBRID

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS TEKNIK SISTEM INFORMASI

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Juliyanti 1, Mohammad Isa Irawan 2, dan Imam Mukhlash 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Matematika FMIPA ITS Surabaya dan Guru Matematika MAN 2 Kandangan Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan 2 Dosen Pascasarjana Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya Email: juliyanti09@mhs.matematika.its.ac.id Abstrak Paper ini akan mengkaji tentang aplikasi MCDM (Multiple Criteria Decision Making) dalam permasalahan pemilihan guru berprestasi dengan kriteria penilaian: portofolio, tes tertulis, tes kepribadian, wawancara, membuat makalah dan presentasi. Dari metode ini dapat dibuat sebuah sistem pengambilan keputusan yang dapat digunakan secara efektif dan efesien. Dalam penelitian ini digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk pembobotan kriteria dan uji tingkat konsistensi terhadap matriks perbandingan berpasangan. Jika matriks telah konsisten maka dapat dilanjutkan ke proses metode TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution) dalam melakukan perankingan untuk menentukan alternatif terpilih dengan menggunakan input bobot kriteria yang diperoleh dari metode AHP. Kata kunci: AHP, TOPSIS, MCDM, Guru Berprestasi. PENDAHULUAN Metode MCDM merupakan suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini diambil contoh permasalahan bidang pendidikan yaitu pemilihan guru berprestasi tingkat SLTA. Alasan peneliti mengambil topik pemilihan guru berprestasi ini selain karena sebagai orang yang bekerja di bidang pendidikan juga karena pemilihan guru berprestasi ini diadakan setiap tahun di seluruh Indonesia, sehingga untuk selanjutnya peneliti ingin memberikan solusi berupa sistem pengambilan keputusan yang bisa digunakan secara efektif dan efesien. Kelebihan AHP diantaranya adalah AHP berdasar pada matriks perbandingan pasangan dan melakukan analisis konsistensi. Sedangkan metode TOPSIS dapat menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis, karena konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, serta memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan. Beberapa peneliti telah menggunakan metode MCDM pada permasalahan pemilihan kualitas pegawai diantaranya seleksi karyawan untuk kualifikasi pekerjaan yang terbaik dengan menggunakan fuzzy TOPSIS (Dursun dan Karsak, 2009), fuzzy AHP (Analitic Hierarchy Process) yang digunakan pada permasalahan pencocokan pada konstruksi jembatan (Pan, 2008) dan alokasi secara dinamis operator pada proses manufacturing dengan metode AHP dan TOPSIS (Yang, dkk, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun suatu model pengambilan keputusan multi kriteria dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan bobot dari kriteria yang telah ditentukan dan kemudian melakukan perankingan alternatif dengan menggunakan metode TOPSIS. Untuk melihat perbedaan hasil pengambilan keputusan antara metode yang digunakan pihak Diknas Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan metode AHP dan TOPSIS digunakan kriteria jarak Hamming (Siang, 2011). Metode AHP Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Thomas L. Saaty, dari Universitas Pittsburg. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap ekspert sebagai input utamanya. Kriteria ekspert disini bukan berarti bahwa orang M-63

Juliyanti / Pemilihan Guru Berprestasi tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif merupakan hal yang sangat penting mengingat makin kompleksnya permasalahan di sekitar kita dengan tingkat ketidakpastian yang makin tinggi. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian. Struktur hierarki AHP dapat dilihat pada gambar berikut. Tujuan (Saaty, 2006) Gambar 1. Struktur hierarki AHP Dalam menyelesaikan persoalan AHP ada beberapa prinsip dasar (Saaty, 2006) yang dipahami antara lain: a. Decomposition, setelah mendefinisikan permasalahan atau persoalan, maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, sampai yang sekecilkecilnya. b. Comparatif Judgement, prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penelitian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison. c. Synthesis of Priority, dari matriks pairwise comparison vektor eigen (ciri)nya untuk mendapatkan prioritas lokal, karena matriks pairwise comparison terdapat pada tingkat lokal, maka untuk melakukan secara global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hirarki. d. Local Consistency, konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Dalam paper ini, peneliti melakukan proses metode AHP yang dibangun dalam 3 tahap berikut: 1. Penyusunan matriks perbandingan berpasangan ( ) yang merepresentasikan tingkat kepentingan antar kriteria berdasarkan skala preferensi AHP. Misalkan C 1, C 2,..., C n merupakan himpunan elemen, dimana a im menyatakan jumlah elemen matriks perbandingan berpasangan C i dan C m. Dalam matriks perbandingan berpasangan yang diperoleh berdasarkan skala preferensi AHP memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Standar skala preferensi yang digunakan AHP diperlihatkan pada tabel berikut. M-64

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Tabel 1. Skala preferensi untuk perbandingan pasangan Tingkat Preferensi Nilai Angka Sama disukai 1 Sama hingga cukup disukai 2 Cukup disukai 3 Cukup hingga sangat disukai 4 Sangat disukai 5 Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6 Amat sangat disukai 7 Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8 Luar biasa disukai 9 (Taylor, 2008) 2. Normalisasi matriks keputusan. Setiap kolom matriks dijumlahkan, kemudian setiap elemen pada matriks dibagi dengan nilai total kolomnya. Setelah itu, menentukan rata rata baris matriks atau vektor yang memuat himpunan sejumlah n bobot w 1, w 2,, w n. 3. Analisis konsistensi Analisis konsistensi yang terlebih dahulu dilakukan adalah menghitung Indeks konsistensi (CI) dengan bentuk persamaan: adalah CR (consistency ratio). Secara umum, jika. Analisis konsistensi lain yang juga harus dihitung maka matriks perbandingan berpasangan konsisten, sehingga bobot yang diberikan dapat digunakan pada perankingan alternatif dalam metode TOPSIS. Tingkat konsistensi yang dapat diterima ditentukan dengan membandingkan CI terhadap indeks acak (random acak), RI, yang merupakan indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang dibuat secara acak. Tabel 2. Nilai indeks konsitensi random untuk perbandingan n item Ukuran Matriks (n) 1,2 3 4 5 6 7... Nilai Indeks Random (RI) 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32... (Taylor, 2008) Proses untuk metode AHP dapat digambarkan seperti yang tampak pada gambar berikut. Mulai menentukan matriks perbandingan berpasangan menentukan bobot masing-masing kriteria? uji konsistensi vektor eigen mencari vektor eigen Tidak Ya vektor eigen konsisten Selesai vektor eigen tidak konsisten autokoreksi? Tidak Ya proses autokoreksi melakukan ulang perbandingan preferensi antar kriteria matriks perbandingan berpasangan baru Gambar 2. Bagan alir proses metode AHP M-65

Juliyanti / Pemilihan Guru Berprestasi Metode TOPSIS TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). Metode ini menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Pilihan akan diurutkan berdasarkan nilai sehingga alternatif yang memiliki jarak terpendek dengan solusi ideal positif adalah alternatif yang terbaik. Dengan kata lain, alternatif yang memiliki nilai yang lebih besar itulah yang lebih baik untuk dipilih. Dalam penelitian ini dilakukan prosedur TOPSIS dengan tahap sebagai berikut: 1. Menentukan normalisasi matriks keputusan. Nilai ternormalisasi r ij dihitung dengan dengan i = 1, 2,..., m; dan j = 1, 2,..., n. 2. Menentukan bobot ternormalisasi matriks keputusan. Nilai bobot ternormalisasi vij dihitung dengan persamaan: v ij = w j r ij ; i = 1, 2,..., m; dan j = 1, 2,..., n. dimana w i adalah bobot dari atribut atau kriteria ke j. 3. Menentukan solusi ideal positif dan ideal negatif. dan didefinisikan sebagai nilai bobot ternormalisasi. Dimana terasosiasi dengan kriteria keuntungan dan terasosiasi dengan kriteria biaya. 4. Menghitung jarak dengan menggunakan jarak Euclidean dimensi n. Jarak antara setiap alternatif dengan solusi ideal positif diberikan sebagai: i = 1, 2,..., m Hal yang sama, untuk solusi ideal negatif, diberikan sebagai: i = 1, 2,..., m 5. Hitung kedekatan relatif dengan solusi ideal. Kedekatan relatif dari alternatif Aj didefinisikan sebagai: ; i = 1, 2,..., m. Catatan bahwa, dimana bila, dan bila. 6. Melakukan perankingan pilihan alternatif. Memilih sebuah alternatif dengan maksimum atau meranking alternatif secara descending. (Yoon dan Hwang, 1995) Dalam penyelesaian suatu kasus, TOPSIS menggunakan model masukan adaptasi dari metode lain (misalnya: AHP, UTA, ELECTRE, TAGUCHI dan lain-lain). Pada permasalahan ini, metode AHP membandingkan tiap kriteria menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Setelah itu normalisasi matriks perbandingan berpasangan sehingga diperoleh vektor bobot kriteria, kemudian dilakukan uji konsistensi, dimana bila matriks perbandingan berpasangan konsisten maka bobot kriteriadapat digunakan sebagai input pada metode TOPSIS (Kusumadewi, 2006). Hamming Distance Dalam paper ini digunakan perhitungan jarak Hamming untuk menghitung ranking alternatif data guru berprestasi yang diperoleh dari Diknas terkait dengan perhitungan yang menggunakan metode AHP-TOPSIS. Fungsi jarak Hamming memberikan ukuran perbedaan / jarak antara dua buah string yang memiliki panjang yang sama. Fungsi jarak Hamming didefinisikan sebagai: (himpunan bilangan bulat positif) H(s,t) = banyaknya posisi dimana s dan t memiliki harga yang berbeda. Contoh: H(11111, 00000) = 5, karena kedua string berbeda di semua posisi. H(11000, 00010) = 3, karena kedua string berbeda di 3 posisi yaitu ke-1, 2, dan 4. (Siang, 2011) M-66

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMBAHASAN Data kriteria yang diambil pada penelitian ini sebanyak 6 item, yaitu: portofolio, tes tertulis, tes kepribadian, wawancara, membuat makalah, dan presentasi. Sedangkan data alternatif (calon peserta guru berprestasi) yang diambil sebanyak 32 orang. Data kriteria dan nilai setiap alternatif tersebut diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh pihak Diknas Hulu Sungai Selatan sedangkan nilai perbandingan antar kriteria diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Diknas berdasarkan standar skala preferensi AHP. Nilai CR yang diperoleh adalah 0.0613 < 0,10 berarti matriks tersebut konsisten. Setelah matriks konsisten, maka dapat dilanjutkan ke proses perankingan alternatif dengan metode TOPSIS. Berikut ini adalah hasil dari pengambilan keputusan menggunakan metode AHP dan TOPSIS yang dilakukan dengan software MATLAB 2009. Gambar 3. Hasil pengambilan keputusan menggunakan metode AHP dan TOPSIS Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan alternatif yang lain. Alternatif yang dimaksud adalah kandidat guru berprestasi yang ikut seleksi. Dari hasil perhitungan metode TOPSIS dengan software diperoleh alternatif / guru berprestasi urutan ke-5 yang mempunyai nilai kedekatan relatif tertinggi yaitu 0,6966. Dalam permasalahan pemilihan guru berprestasi dengan metode ini menghasilkan urutan alternatif yang berbeda dengan data yang diperoleh dari pihak Diknas, hal ini kemungkinan disebabkan karena informasi yang diperoleh kurang lengkap dan pihak terkait yang diminta informasi / pengambil keputusan tidak menguasai sepenuhnya permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan jarak Hamming (Hamming distance) untuk menghitung beda posisi ranking alternatif data guru berprestasi yang diperoleh dari Diknas dengan perhitungan yang menggunakan metode AHP-TOPSIS.Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan fungsi jarak Hamming adalah sebagai berikut: H(22 7 11 19 6 18 30 13 16 10 31 12 17 15 32 28 20 2 1 14 3 23 26 25 24 27 9 21 8 5 4 29, 13 8 2 9 1 6 32 18 20 25 24 14 21 12 29 30 16 19 5 23 3 17 28 27 26 22 10 15 11 7 4 31) = 30 M-67

Juliyanti / Pemilihan Guru Berprestasi KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode MCDM dengan kombinasi AHP-TOPSIS telah memadai untuk digunakan dalam proses pemilihan, dalam penelitian ini pemilihan guru berpestasi. Pada kasus ini penentuan bobot kriteria dilakukan dengan metode AHP dan proses perankingan alternatif dengan metode TOPSIS. Hasil yang diperoleh dari metode ini mempunyai perbedaan posisi perankingan yang sangat signifikan dengan hasil dari metode yang digunakan oleh pihak Diknas terkait. Kesaman ranking hanya terdapat pada alternatif ke 21dan 31. 2. Dengan metode AHP-TOPSIS ini dapat dibangun sebuah sistem pengambilan keputusan untuk membantu proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga bisa dilakukan proses perhitungan yang lebih efektif dan efesien. DAFTAR PUSTAKA Taylor, B.W. (2008), Edisi 8, Introduction To Management Science, Salemba Empat. Jakarta. Dagdeviren, M, dan Yavuz, S, Kilinc, N (2009), Weapon selection using the AHP and TOPSIS methods under fuzzy environment, Expert System with Applications, 36, Hal. 8143-8151. Dursun M. dan Karsak E.E. (2009), A Fuzzy MCDM Approach for Personnel Selection, ExpertSystems with Applications, doi: 10.1016/j.eswa.2009.11.067. Kusumadewi, S (2006), Fuzzy Multi-Atribut Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu. Yogyakarta. Onut, S dan Soner, S (2008), Transhippment site selections using the AHP and TOPSIS approaches under fuzzy environment, Waste Management, 28, Hal 1552-1559. Saaty, T.L. dan Vargas, L.G. (2006), Decision Making With The Analytic Network Process, Springer. United States of America. Siang, J.J.(2009) Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer, Andi Offset. Yogyakarta. Yang, T., Chen, C.M. dan Hung, C.C. (2007), Multiple attribute decision-making methods for the dynamic operator allocation problem, Mathematics and Computers in Simulation, 73, 285 299. Yoon, K.P dan Hwang, C.L (1995), Multiple attribute decision making; An Introduction, Sage Publications, United States of America. M-68