BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I (Pendahuluan) ini akan d ipaparkan mengenai 6 (enam)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terorganisasi tentang alam sekitar. IPA memiliki ciri khas sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. SD mampu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar kooperatif lebih menekankan pada suatu tujuan dan kesuksesan dalam suatu kelompok yang hanya dapat

sekolah SD Kembangsongo, Bapak Sajiya, S.Pd mengungkapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

BAB I. PENDAHULUAN. bukan hanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Slameto (2010:74) bahwa efektifitas dipengaruhi 2 (dua) faktor,

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I (Pendahuluan) ini akan d ipaparkan mengenai 6 (enam) subbab, yaitu: a) Latar Belakang, b) Identifikasi/Fokus Masalah, c) Rumusan Masalah, d) Tujuan Penelitian, e) Manfaat Penelitian dan f) Batasan Istilah. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan. Pendidikan menjadi salah satu faktor yang akan menjadi penentu masa depan suatu bangsa, karena dengan pendidikan akan mampu mencetak generasi bangsa yang bermutu dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Oleh karena itu sebagai calon pendidik harus turut serta mendukung dan mensukseskan program pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai upaya meningkatkan kualiatas pendidikan serta pengembangan bakat dan prestasi siswa tentu membutuhkan waktu untuk berproses. Calon pendidik (guru) harus berupaya dan pantang menyerah dengan segala kendala yang ada, sebab ini mampu memberi warna di dunia pendidikan dimasa depan. Dalam upaya ini penerapan berbagai teknik, metode, maupun model pembelajaran yang variatif dan lebih condong ke arah konsruktivisme agar siswa tidak jenuh atau bosan dengan model pembelajaran yang statis atau pembelajaran yang berpusat pada guru. 1

2 Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi menyangkut kehidupan dan benda di bumi. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar langsung pada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA hendaknya dilaksanakan sesuai dengan aktivitas anak sehari-hari untuk memberikan kesempatan kepada siswa bersentuhan secara langsung dengan obyek nyata yang sedang dipelajari. Pada obeservasi awal di SDN Mendalanwangi 01, Wagir-Malang. Pembelajaran IPA di sekolah tersebut sebenarnya sudah mulai melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan berbagai jenis metode. Akan tetapi dalam penerapan metodenya kurang maksimal karena penggunaan metode ini dilaksanakan hanya 1 kali dalam satu bulan. Sisanya menggunakan metode ceramah yang menjadikan pembelajaran kurang berhasil dan membuat kegaduhan dalam kelas yang disebabkan kebosanan siswa menerima pelajaran yang hanya berpusat pada guru. Observasi awal terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan guru lebih cenderung dengan selalu menggunakan motode ceramah sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih pasif, bosan dan gaduh. Keadaan yang seperti itu membuat suasana kelas tidak kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. Pengakuan dari guru kelas tersebut ketika diwawancarai tentang inovasi apa yang telah dilakukan dalam pembelajaran, jawabannya adalah tidak adanya waktu untuk merancang, tidak ada ide dan malas berfikir, alasan itulah yang melandasi bahwa metode ceramah lebih menjadi favorit guru dalam

3 mengajar. Dampak dari terbiasanya guru menggunakan metode ceramah adalah mengurangi keaktifan siswa dalam pembelajaran dan siswa tidak mampu membangun konsep dengan sendiri. Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung sebagian siswa seringkali tidak memperhatikan pembelajaran dan hanya beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran. Siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran selalu kesulitan pada saat akhir atau refleksi pembelajaran berlangsung, karena mereka tidak memahami konsep dan materi yang telah diajarkakan. Akibatnya terlihat dari setiap hasil Ulangan Harian, siswa yang mampu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dari 32 siswa hanya 53.12% (17 siswa), dan 46.87% (15 siswa) lainnya belum mampu mencapai KKM yang telah ditentukan. Terlihat bahwa dalam proses pembelajaran IPA ini memerlukan inovasi dalam pembelajarannya. Dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu menggunakan metode ceramah dan siswa yang belum mencapai KKM 15 siswa atau 46.87% dari 32 siswa. Keadaan yang seperti itu apabila dibiarkan saja maka akan berpengaruh pada hasil Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS). Oleh karena itu, peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan inovasi model pembelajarannya. Peneliti ingin siswa belajar IPA dengan cara siswa menemukan dan membangun sendiri akan konsep-konsep IPA dengan pembimbingan dari guru. Dari alasan tersebut peneliti tertarik menggunakan Guided Discovery Learning, yaitu suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen &

4 Kauchak, 2012:177). Peneliti yakin bahwa dengan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran maka siswa akan cenderung aktif mengikuti pembelajaran dan mampu membangun konsep sendiri dengan bimbingan dari guru. Maka dari dasar pemikiran uaraian diatas tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Penggunaan Guided Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir-Malang B. Identifikasi/Fokus Masalah Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti di kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir-Malang, peneliti melihat kurang kondusifnya pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru. Hal ini lebih cenderung dipengaruhi oleh pembelajaran yang bersifat behaviouristik yang dilakukan oleh guru. Siswa akan bosan dan ramai sendiri dalam menerima pembelajaran. Mengkaji hakikat dari pengertian IPA sendiri, maka pembelajaran behaviouristik tidaklah cocok karena pembelajaran IPA menuntut pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam mempelajarinya dan lebih baik apabila siswa mendapatkan pengalaman langsung dari suatu pembelajaran yang telah berlangsung. Oleh karena itu peneliti tertarik dalam mengembangkan model pembelajaran dengan menggunakan Guided Discovery Learning.

5 C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penggunaan guided discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir- Malang? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dengan menggunaan guided discovery learning pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir-Malang? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan penggunaan guided discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir-Malang. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dengan penggunaan guided discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir-Malang. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang guided discovery learning dalam mengembangkan pembelajaran IPA

6 dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Mendalanwangi 01 Wagir - Malang, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan pengajaran. b. Mendapat pengetahuan langsung dan keterampilan pengaplikasian guided discovery learning dalam mengembangkan pembelajaran IPA. 2. Bagi Guru a. Dapat digunakan sebagai acuan untuk model dalam pembelajaran IPA khususnya materi perubahan sifat dan wujud benda dan mata pelajaran yang lain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Menambah pengalaman guru dalam mengembangkan pembelajaran IPA dengan menggunakan guided discovery learning. 3. Bagi Siswa a. Memberi kesempatan siswa untuk belajar menggunakan guided discovery learning supaya tercipta keaktifan, pemahaman dan daya pikir yang tinggi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. b. Menumbuhkan motivasi belajar siswa yang selanjutnya mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. F. Batasan Istilah 1. Guided Discovery Learning, yaitu satu pendekatan mengajar dimana guru memberi contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen & Kauchak, 2012:177). 2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

7 Belajar itu sendiri merupakan suatun proses dari seorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap ( Jihad & Haris, 2008:14-15) 3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011:136-137)