bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

dokumen-dokumen yang mirip
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Penggantian ke 2 (dua) :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

TINJAUAN MATA KULIAH...

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN...

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44385/PP/M.XV/16/2013

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-44296/PP/M.XVI/16/2013

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

1. Saham PT Unggul Rejowasono Rp , Rumah di Jl. Kol. Sugiono 28 Purworejo Rp ,00

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan, dapat kami laporkan sebagai berikut :

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Koreksi Harga Pokok Penjualan yang terdiri dari :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007

WAWANCARA. Analisa keputusan..., Iskandar Zulkarnain, FISIP UI, 2008.

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.03/2010 TENTANG

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003

Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 128 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pajak Penghasilan Pemerintah tidak berhak menetapkan pajak

yang mana atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00;

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Nomor Putusan : Put.37978/PP/M.II/16/2012 Pengadilan Pajak Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2007 Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa dasar koreksi DPP PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 sama dengan dasar koreksi laba penjualan tanah dan bangunan sebesar Rp5.935.620.598,00 pada sengketa PPh Badan; : bahwa perbedaan nilai koreksi PPh Badan dengan nilai koreksi DPP PPN disebabkan adanya kesalahan penghitungan dalm melakukan penjumlahan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Pemohon Banding. Bahwa Pemohon Banding tidak menggunakan hak Pemohon Banding untuk mengajukan keberatan atas penetapan NJOP tersebut, karena Pemohon Banding memahami bahwa penentuan harga NJOP sebagaimana diatur dalam Undangundang PBB dapat menggunakan berbagai pendekatan diantaranya, harga pasar wajar, nilai perolehan baru, NJOP Pengganti, dan Perbandingan dengan Obyek Pajak sejenis. Pemohon Banding hanya mengajukan keberatan jika NJOP ini digunakan dalam menghitung Penghasilan dan DPP sebagaimana diatur dalam UU Pajak Penghasilan dan UU PPN; Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding dasar koreksi DPP PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 sama dengan dasar koreksi laba penjualan tanah dan bangunan sebesar Rp5.935.620.598,00 pada sengketa PPh Badan; bahwa menurut Pemohon Banding perbedaan nilai koreksi PPh Badan dengan nilai koreksi DPP PPN disebabkan adanya kesalahan penghitungan dalam melakukan penjumlahan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Pemohon Banding; bahwa menurut Majelis, koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 atas laba penjualan tanah dan bangunan terkait dengan sengketa banding PPh Badan yang terdaftar dalam berkas perkara Nomor : 150488792007 sehingga pembahasan materi sengketa mengikuti pembahasan dalam sengketa pada PPh Badan; bahwa koreksi Terbanding sebagaimana di dalam KKP Indeks B.3.1.12 dijelaskan bahwa koreksi awal Terbanding pada saat pemeriksaan adalah sebesar Rp21.533.586.536,00 atas pengalihan tanah, bangunan dan mesin yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan, kemudian karena adanya hubungan istimewa Terbanding meningkatkan koreksi menjadi Rp27.469.207.134,00 dan pengaruh kenaikan hanya ada pada tanah dan bangunan yaitu sebesar Rp5.935.620.598,00, dan nilai kenaikan sebesar Rp5.935.620.598,00 menjadi sengketa sedangkan nilai koreksi awal sebesar Rp21.533.586.536,00 tidak menjadi sengketa; bahwa Penghasilan Neto Luar Usaha cfm. SPT Pemohon Banding adalah (Rp15.243.103.425,00) sementara Penghasilan Neto Luar Usaha cfm. Pemeriksa Rp22.351.689.727,00 sehingga koreksi total sampai dengan pemeriksaan sebesar Rp37.594.793.152,00; bahwa dari total koreksi sebesar Rp37.594.793.152,00 yang menjadi sengketa hanya Rp27.469.207.134,00 yang berasal dari laba/rugi pengalihan tanah dan bangunan, dan dari sengketa Rp27.469.207.134,00 yang diajukan banding hanya sebesar Rp5.935.620.598,00; bahwa menurut Terbanding, atas selisih Peredaran Usaha yang menjadi sengketa berasal dari Pengalihan Aset yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding, yang nilainya Terbanding peroleh dari Audit Report Pemohon Banding, dan yang disengketakan tidak seluruh nilai pengalihan aset tapi hanya selisih nilai pengalihan aset antara nilai NJOP dengan nilai appraisal; bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

1. Adanya hubungan istimewa, 2. Tidak mungkin untuk objek yang sama ada dua nilai yang digunakan, 3. Terbanding meragukan hasil penilaian dari pihak appraisal; bahwa menurut Pemohon Banding, pengalihan yang dilakukan Pemohon Banding kepada PT. Maspion Industrial Estate yang merupakan afiliasi dilakukan berdasarkan harga wajar yang telah ditetapkan oleh pihak appraisal; bahwa pada saat pemeriksaan pihak Pemeriksa tidak meyakini kebenaran dari harga wajar yang digunakan Pemohon Banding dalam melakukan transaksi pengalihan tanah dan bangunan sehingga Pemeriksa menggunakan NJOP sebagai harga wajar; bahwa menurut Pemohon Banding, karena transaksi pengalihan ini juga melibatkan adanya benturan kepentingan maka Pemohon Banding juga menggunakan nilai appraisal sebagai harga wajar yang juga telah disetujui oleh BAPEPAM; bahwa menurut Terbanding, jika Pemohon Banding berargumen bahwa harga wajar sesuai dengan hasil appraisal yang dilakukan oleh penilai independen, Terbanding menyatakan masih meragukan independensi dari appraisal itu sendiri karena assigment yang diperoleh berdasarkan permohonan Pemohon Banding dan bukan berasal dari pihak ketiga seperti Pengadilan atau BAPEPAM; bahwa menurut Terbanding, supaya laporan appraisal dapat diterima ada ketentuan yang harus dipenuhi yaitu perusahaan appraisal harus merupakan perusahaan yang terdaftar dan memiliki ijin, penilai juga harus punya lisensi serta permintaan appraisal berasal dari pihak ketiga; bahwa pendekatan yang Terbanding gunakan dalam menetapkan NJOP adalah pendekatan data pasar yang dilakukan dengan cara membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan objek pajak lain yang sejenis yang nilai jualnya telah diketahui dengan melakukan penyesuaian yang dianggap perlu. Persyaratan utama dalam menggunakan pendekatan ini adalah tersedianya data jual beli atau harga sewa yang wajar. Hal ini yang mendasari penggunaan NJOP dalam menghitung nilai wajar; bahwa menurut Terbanding, jika Pemohon Banding tidak keberatan dengan nilai NJOP yang ditetapkan oleh Terbanding dalam menghitung PBB maka seharusnya Pemohon Banding juga tidak keberatan dengan penggunaan nilai NJOP sebagai dasar penentuan harga wajar dari pengalihan aset yang dilakukan oleh Pemohon Banding; bahwa Pemohon Banding menyatakan appraisal company yang Pemohon Banding gunakan sudah memiliki ijin sebagaimana telah tercatat dalam laporan appraisal MAPPI No.: 95S00610 dan linsensi penandatangan Susan Widjojo dengan MAPPI dengan Valuer License No.: 1.01.0094; bahwa tujuan dari dilakukannya appraisal oleh Pemohon Banding untuk menilai pengalihan aset dari divisi Gypsum dan tidak untuk tujuan yang lain, dan penggunaan nilai appraisal dalam pengalihan aset juga telah Pemohon Banding sampaikan dalam RUPS Pemohon Banding; bahwa menurut Pemohon Banding, untuk nilai pengalihan mesin dan peralatan antara Pemohon Banding dan Terbanding tidak ada masalah; bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyampaikan data perbandingan Nilai Pasar Wajar Pengalihan Divisi Gypsum dengan perincian sebagai berikut: Data Sanding Rincian Nilai Pasar Wajar Pengalihan Divisi Gypsum

Keterangan Realisasi Harga Pengalihan Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Menurut Pemohon Banding 13.848.220.095* 5.709.919.905* 10.441.860.000 30.000.000.000 Menurut Terbanding 13.937.340.000 11.564.796.000 10.441.860.000 35.943.996.000 Selisih/Sengketa Banding (89.119.905) (5.854.876.095) (5.943.996.000) Nilai Pasar Wajar Cfm. Penilai Independen 13.521.000.000 5.575.000.000 10.076.000.000 29.172.000.000 Nilai Buku Fiskal Tercatat Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan 3.080.443.690 2.906.877.579 2.487.467.597 8.474.788.866 3.080.443.690 2.906.877.579 2.487.467.597 8.474.788.866 Laba Rugi Pengalihan 21.525.211.134 27.469.207.134 (5.943.996.000) Catatan Perolehan Bangunan Rp 4.932.514.671,00, Mesin Rp15.167.384.645,00; *) bahwa metode penambahan pembagian proporsional selisih harga appraisal dengan realisasi: Harga AppraisalTanah x (Selisih Harga Realisasi Tanah Bangunan dgn Harga AppraisalTanah & Bangunan Appraisal) Realisasi Pengalihan Tanah dan Bangunan Rp19.558.140.000,00, Nilai Appraisal Tanah dan Bangunan Rp19.096.000.000,00, Selisih Rp 462.140.000,00; bahwa menurut Pemohon Banding, penilaian yang dilakukan atas transaksi pengalihan aset yang melibatkan benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasal Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: 44 salah satu syaratnya adalah adanya uraian mengenai transaksi benturan kepentingan berupa ringkasan laporan pihak independen yang ditunjuk, tanggal, waktu dan tempat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham; bahwa untuk menguatkan argumennya, Pemohon Banding dalam sidang tanggal 21 April 2011 menyampaikan penjelasan tertulis tanpa nomor dan tanggal yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : bahwa menurut Pemohon Banding penetapan NJOP sebagai dasar menilai harga pasar untuk transaksi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam penghitungan laba rugi penjualan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang nomor 17 Tahun 2000 (UU PPh) dan Undangundang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 18 Tahun 2000 adalah sangat tidak relevan karena penetapan NJOP tersebut hanya berlaku untuk memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 12 Tahun 1994 dan Undangundang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 20 Tahun 2000;

bahwa didalam Ketentuan Undangundang Nomor 12 Tahun 1985 pasal 1 ayat 3 jelasjelas mencantumkan bahwa Nilai Jual Obyek Pajak adalah harga ratarata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Obyek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti; bahwa perihal atas transaksi yang Pemohon Banding lakukan dengan pihak terafiliasi ditenggarai oleh pihak Terbanding tidak dilakukan secara wajar, dalam sidang sebelumnya Pemohon Banding telah pula membuktikan bahwa untuk melakukan transaksi sebagaimana tersebut Pemohon Banding telah melakukan prosedur yang lazim dilakukan oleh Perusahaan Publik sebagaimana diatur dalam Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep 84/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; bahwa untuk memperoleh gambaran nilai yang wajar atas transaksi tersebut Pemohon Banding telah pula menggunakan pihak penilai Independen yang tata cara pendirian, prosedur pekerjaan dan etika profesinya diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor 57/KMK.01/1996 yang telah dirubah sebagaimana terakhir dengan Nomor 125/PMK.01/2008; bahwa pihak Terbanding juga pernah memberikan penegasan sebagaimana termaktub dalam Surat Dirjen Pajak Nomor S199/PJ.53/2005 tanggal 22 Maret 2005 tentang Permohonan Penjelasan Atas Penjualan Aktiva Tetap, yang menyatakan bahwa Dasar Pengenaan Pajak adalah sebesar Harga Jual Tanah dan Bangunan meskipun harga jual tersebut dibawah NJOP ; bahwa Nilai NJOP Bangunan sebagaimana rekaman data SPPT PBB yang Pemohon Banding terima, yang digunakan argumentasi pihak Terbanding sebagai penetapan laba penjualan aktiva dan Dasar Pengenaan PPN yang terutang menurut pendapat Pemohon Banding, sangat tidak spesifik menilai bangunan Pemohon Banding, dan bahkan penetapan setiap tahunnya tidak mempunyai ukuran yang jelas hal ini tercermin dalam trend penetapan NJOP bangunan tersebut sebagai berikut : TAHUN NJOP BANGUNAN KELAS LUAS BANGUNAN NJOP PER M2 Tahun 1999 Rp. 6.557.495.000 A 05 11.021 M2 Rp. 595.000 Tahun 2000 Rp. 6.557.495.000 A 05 11.021 M2 Rp. 595.000 Tahun 2001 Rp. 7.714.700.000 A 04 11.021 M2 Rp. 700.000 Tahun 2002 Rp. 9.070.283.000 A 03 11.021 M2 Rp. 823.000 Tahun 2003 Rp. 9.070.283.000 A 03 11.021 M2 Rp. 823.000 Tahun 2004 Rp. 8.360.940.000 A 05 14.052 M2 Rp. 595.000 Tahun 2005 Rp. 7.096.260.000 A 06 14.052 M2 Rp. 505.000 Tahun 2006 Rp. 8.360.940.000 A 05 14.052 M2 Rp. 595.000 Tahun 2007 Rp.11.564.796.000 A 03 14.052 M2 Rp. 823.000 Tahun 2008 Rp. 9.836.400.000 A 04 14.052 M2 Rp. 700.000 bahwa Pemohon Banding tidak menggunakan hak Pemohon Banding untuk mengajukan keberatan atas penetapan NJOP tersebut, karena Pemohon Banding memahami bahwa penentuan harga NJOP sebagaimana diatur dalam Undangundang PBB dapat menggunakan berbagai pendekatan diantaranya, harga pasar wajar, nilai perolehan baru, NJOP Pengganti, dan Perbandingan dengan Obyek Pajak sejenis. Pemohon Banding hanya mengajukan keberatan jika NJOP ini digunakan dalam menghitung Penghasilan dan DPP sebagaimana diatur dalam UU Pajak Penghasilan dan UU PPN; bahwa sesuai Pasal 18 ayat (3) Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 Direktur Jenderal

Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa ; bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (4) Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 diterangkan Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (3a), Pasal 8 ayat (4), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung ; bahwa yang dimaksud dengan Harga Perolehan atau harga penjualan dalam Pasal 10 ayat (1) Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 adalah Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima ; bahwa menurut Majelis, Pemohon Banding telah mengakui melakukan pengalihan tanah dan bangunan dari divisi Gypsum kepada PT. Maspion Industrial Estate, yang masih mempunyai hubungan afiliasi dengan Pemohon Banding, sehingga Pemohon Banding sebagai perusahaan publik menyadari bahwa pengalihan tersebut mempunyai benturan kepentingan dengan pihak lain atau terdapat hubungan istimewa sebagaimana dimaksud Pasal 18 Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000; bahwa menurut Majelis, antara Pemohon Banding dengan Terbanding terjadi perbedaan penafsiran dalam menghitung harga pasar sebagaimana dimaksud penjelasan Pasal Pasal 4 ayat (1) huruf d UndangUndang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 dan menghitung jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 dalam transaksi pengalihan tanah dan bangunan dari divisi Gypsum kepada PT. Maspion Industrial Estate; bahwa Terbanding dalam menghitung nilai transaksi yang dilakukan Pemohon Banding dengan pihak terafiliasi atas pengalihan tanah dan bangunan berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2007, sedangkan menurut Pemohon Banding karena sudah dilakukan appraisal oleh appraisal company yang tercatat dalam laporan appraisal MAPPI No.: 95S 00610 dan linsensi penandatangan Susan Widjojo dengan MAPPI dengan Valuer License No.: 1.01.0094, maka nilai tanah dan bangunan tahun 2007 harusnya sesuai dengan nilai tanah dan bangunan yang telah di appraisal tersebut; bahwa dari keterangan dan bukti yang disampaikan Terbanding, diketahui bahwa dalam menetapkan NJOP Bumi dan Bangunan Tahun 2007 dilakukan dengan pendekatan data pasar yaitu dengan cara membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan objek pajak lain yang sejenis yang nilai jualnya telah diketahui dengan melakukan penyesuaian yang dianggap perlu. Persyaratan utama dalam menggunakan pendekatan ini adalah tersedianya data jual beli atau harga sewa yang wajar. Hal ini yang mendasari penggunaan NJOP dalam menghitung nilai wajar;

bahwa menurut Majelis, karena transaksi pengalihan tanah dan bangunan yang dilakukan Pemohon Banding terjadi dengan dengan pihak terafiliasi maka sesuai ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2000 maka Terbanding berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan transaksi dimaksud sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa ; bahwa penentuan kembali harga jual oleh Terbanding yang didasarkan atas NJOP Pajak Bumi dan Bangunan obyek yang dialihkan, telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 79 Tahun 1999 ; bahwa Pasal 16D Undangundang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertamabahan Nilai Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 18 Tahun 2000 disebutkan Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan ; bahwa Pasal 2 ayat (1) Undangundang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertamabahan Nilai Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 18 Tahun 2000 disebutkan Dalam hal Harga Jual atau Penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual Penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak itu dilakukan ; bahwa berdasar hasil pemeriksaan dan pembuktian tersebut Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas laba pengalihan tanah dan bangunan sebesar Rp5.935.620.598,00 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh karenanya maka Majelis berpendapat koreksi tetap dipertahankan; Menimbang : bahwa dalam sengketa ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding; Mengingat, Undangundang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perudangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menolak permohonan banding Pemohon Banding dan mempertahankan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP208/WPJ.07/2010 tanggal 15 Februari 2010, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP Dan/Atau JKP Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2007 Nomor : 00085/207/07/054/09 tanggal 14 Juli 2009 atas nama XXX;