BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan komponen utama dalam perencanaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. membuka jalan bagi munculnya reformasi total di seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Adanya partisipasi

BAB II TELAAH TEORI. Locke, Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

77 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah laporan-laporan formal sumber daya-sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan yang telah mendukung penelitian ini: 1. Lassaad Ben Mahjoub dan Khamoussi Hali (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang akan dilakukan. Secara garis besar, sumber teori dapat dibedakan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

UKDW. Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB V PENUTUP. yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya organisasi, dan locus of control.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Peranan Anggaran. dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran tersebut harus diinformasikan kepada publik dan didiskusikan untuk

Pratama Ilham Safitrie B

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar, dan suatu ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001). Anggaran disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Pengertian anggran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1989) adalah sebagai berikut : Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Munandar (2001) pengertian anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlakunya untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Anggaran menurut Supriyono (1999) adalah suatu rencana terperinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukan bagaimana sumber-sumber yang akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umurnya satu tahun. 8

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Anggaran 1) Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan perecanaan awal dari penentu tujuan, dan kebijakan perusahaan. 2) Fungsi Koordinasi Anggaran digunakan sebagai alat pengkoordinasian rencana dan tindakan berbagai unit yang ada di organisasi agar dapat bekerja secara selaras menuju arah pencapaian tujuan. 3) Fungsi Komunikasi Dalam penyusunan anggaran, seluruh bagian dan tingkatan organsasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses penyusunan anggaran serta bertanggung jawab terhadap anggaran yang telah disusun. 4) Fungsi Motivasi Anggaran berfungsi sebagai alat motivasi para pelaksana dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Selain itu anggaran dapat mendorong para karyawan dalam partisipasi anggaran dengan pemberian bonus atau hadiah pada karyawan yang berprestasi. 5) Fungsi Pengendalian dan Motivasi Anggaran digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut. 9

6) Fungsi Pendidikan Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai cara bekerja secara terperinci pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya dan menghubungkan dengan pusat pertanggung jawaban lain dalam organisasi yang bersangkutan. 2.1.3 Karakteristik Anggaran Sektor Publik Pengganggaran atau proses penyusunan anggaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan penganggaran dalam bisnis. Menurut (Mardiasmo, 2002) karakteristik anggaran antara lain: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak-pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 2.1.4 Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individuindividu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka (Brownell, 1982). 10

11 Partisipasi Anggaran adalah tahap organisasi pengurus dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban. (Brownell, 1982) mendefinisikan bahwa anggaran adalah suatu proses partisipasi inividu akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan tujuan tersebut. Definisi partisipasi dalam anggaran secara terperinci yaitu : a. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus. b. Alasan-alasan pihak manajer pada saat anggaran diproses. c. Keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak manajer tanpa diminta. d. Sejauhmana manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir. e. Kepentingan manajer dalam partisispasinya terhadap anggaran. f. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggungjawaban pada saat anggaran disusun. 2.1.5 Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial merupakan efektifitas dan efisiensi seorang pengelola anggaran yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasinya (Sekaran, 2006). Menurut Mahoney, 1963 menyatakan bahwa kinerja manajerial merupakan kinerja para pekerja/individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial. Cara penilaian kinerja setiap individu yaitu melihat tingkat keefektifan dan efisiensi. Penilaian kinerja harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan komitmen karyawan untuk lebih produktif sehingga tujuan 11

12 perusahaan/organisasi dapat tercapai sesuai dengan target yang ditentukan. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Dalam sektor publik, khususnya sektor pemerintah, kinerja dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh pegawai pemerintah atau instansi pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Dari berbagai pengertian kinerja diatas, pada dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari fungsifungsi suatu pekerjaan. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota dalam suatu organisasi yang kegiatannya antara lain; perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi dan lain-lain. Seseorang yang mendapatkan posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat kongkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks Mulyadi, (2008).Pengukuran kinerja merupakan bagian penting dari proses pengendalian manajemen, baik organisasi publik maupun swasta. Namun karena sifat dan karakteristik organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta, penekanan dan orientasi pengukuran kinerjanya pun terdapat 12

13 perbedaan. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : 1. Faktor Individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalamn kerja, tingkat sosial, dan demografi seseorang. 2. Faktor Psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja. 3. Faktor Organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system). 2.1.6 Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri Ghozali, (2005). Dorongan yang ada pada setiap individu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam penyusunan anggaran dan dapat menghasilkan kinerja manajerial. (Winadarta dalam Supriyono, 2004) komitmen organisasi adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Maslow, (2000) menyatakan bahwa kebutuhan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya yang mulai dari paling mendasar yaitu keamanan, sosial, penghargaan serta aktualisasi diri. Faktor-faktor yang memperngaruhi komitmen organisasi antara lain : karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan pengalaman kerja Mowday et al. (1979). Sedangkan komponen dan komitmen organisasi sendiri ada 3 diantaranya yaitu keyakinan yang kuat dari dalam diri seseorang dan penerimaan tujuan organisasi. Komitmen dianggap paling penting bagi 13

14 organisasi karena pengaruhnya pada turnover dan hubungannya dengan kinerja yang mengansumsikan bahwa individu yang memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaan (Ahmad dan Fatima, 2008) 2.1.7 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini diantaranya adalah: Tabel 1 Penelitian Sebelumnya No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Ramasari (2011) Pengaruh Partisipasi, Motivasi, Dan Pelimpahan Wewenang Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Badan Perencanaan Pembagunan Daerah dan Penanama Modal Kabupaten Muaro Jambi 2 Soetrisno (2010) Pengaruh Partisipasi, Motivasi, Dan Pelimpahan Wewenang Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Dinas Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Di Kabupaten Rembang) Partisipasi dalam penyusunan anggaran dan motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial, sedangkan variabel pelimpahan wewenang tidak berpengaruh signifikan terjadap kinerja manajerial Partisipasi dalam penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial dengan hasil sedang sedangkan motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja 14

15 3 Adrianto (2008) Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job Relevant Information dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderating. 4 Muthaher (2007) Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Partisipasi penyusunan anggaran secara positif mempengaruhi kinerja manajerial, dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis 1, yang berarti keterlibatan manajer dan kepala bagian rumah sakit swasta di wilayah kota Semarang dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajerial. Kepuasan kerja bias berperan sebagai variable moderating tehadap pengaruh patisipasi penyusunan anggaran Terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aprat pemerintah daerah, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dan terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Sumber: Diolah dari data penelitian sebelumnya 15

16 2.2 Rerangka Pemikiran Suatu keberhasilan instansi pemerintah didalam penyelenggaraan pemerintah dap at diukur apabila tepat sasaran dan dapat memenuhi kebutuhan publik, hal ini dapat dilaksanakan melalui proses penyusunan anggaran dan penggunaan anggaran tersebut berorientasi pada anggaran yang berbasis kinerja atau prestasi kerja. Penggunaan anggaran akan sesuai dengan sasaran apabila proses penyusunan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan bawahan. Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. Penelitian ini mengusulkan bahwa pengelola anggaran yang berpatisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan meningatkan komitmen organisasi yang kemudian komitmen organisasi ini akan memperbaiki kinerja manajerial. (Nouri an Parker, 1998 dalam Ahmad dan Fatima, 2008) berpendapat bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Pengelola anggaran yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran yang lebih mudah untuk menerima tujuan anggaran dan tujuan organisasi yang kemudian akan meningkatkan komitmen organisasi para pengelola anggaran tersebut (Ompusunggu dan Bawono, 2007). Pengelola anggaran yang berpatisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan mempunyai persepsi inovasi yang lebih tinggi yang kemudian akan meningkatkan kinerja manajerial. Williams et al. (1990) menemukan hasil yang serupa dalam sektor publik, akan tetapi objek yang diuji adalah hubungan antara 16

17 partisipasi anggaran dan inovasi, bukan persepsi inovasi. Dalam konteks penelitian ini, inovasi sulit diukur karena dalam organisasi sektor publik inovasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan organisasi sektor swasta. Adanya partisipasi anggaran dapat menanamkan persepsi pengelola anggaran bahwa mereka inovatif karena ide-ide yang mereka miliki akan dihargai oleh organisasi tempat mereka bekerja. Dengan begitu persepsi inovasi akan meningkatkan kinerja para pengelola anggaran. Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas, terkait dengan hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial baik hubungan langsung maupun hubungan tidak langsung. Adapun kerangka konseptual penelitian ini digambarkan pada gambar sebagai berikut : 17

18 Gambar 1 Rerangka Pemikiran Teoritis 2.3 Perumusan Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Inti dari parisipasi anggaran adalah adanya kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak pada umumnya kurang mengetahui bagian dan kondisi nyata aktifitas teknis di lapangan, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Di sisi lain, manajer puncak memiliki perspektif atau pandangan yang lebih atas organisasi secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran. Hafiz (2007) menyatakan bahwa setiap tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan masukan terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu sistem kerjasama penyusunan anggaran. 18

19 Untuk meminimalisasi terjadinya perbedaan persepsi mengenai informasi yang dimiliki pada kedua tingkatan manajer yaitu manajer puncak dan manajer tingkat menengah ke bawah serta memaksimalkan partisipasi agar menjadi efektif, maka manajer tingkat menengah ke bawah dalam organisasi tersebut harus diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dalam proses penyusunan anggaran dengan mengungkapkan informasi yang dimiliki terkait pekerjaan sebagai kontribusi dalam penetapan jumlah anggaran (Mulyadi, 2010). Milani (1975) menyatakan bahwa penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui bersama, maka baik pimpinan maupun bawahan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran. Dengan adanya keterlibatan atau partisipasi dalam penyusunan anggaran, akan memacu peningkatan moral dan inisiatif bagi mereka yang mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkat manajemen, meningkatkan kekompakan tim yang kemudian meningkatkan kerjasama antar individu dalam pencapaian tujuan, terbentuknya intenalisasi kelompok yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi, menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan dan manajer menjadi tanggap terhadap masalahmasalah sub unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar departemen sehingga akan meningkatkan kinerja baik untuk dapat mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan dalam anggaran. 19

20 Proses penyusunan anggaran suatu organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting sekaligus kompleks, karena anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Argyris, 1952 ; Milani, 1975). Dampak fungsional dan disfungsional ditunjukan dengan berfungsi atau tidaknya anggaran sebagai alat pengendalian yang baik untuk memotivasi para anggota organisasi dalam meningkatkan kinerja manajerialnya. Argyris (1952) menyatakan bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan memefang peranan penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa partisipasi pengelola anggaran dalam penentuan anggaran mendorong para pengelola anggaran untuk mengidentifikasikan tujuan atau target, menerima anggaran secara penuh dan melaksanakannya untuk mencapai target tersebut. Penerapan sistem penghargaan (reward) bagi anggota organisasi yang dapat memenuhi target anggaran dapat menimbulkan konflik dan ketidak nyamanan diantara anggota organisasi, jika sistem tersebut dinilai tidak adil. Untuk mengatasi kemungkinan dampak disfungsional Argyris (1995) menyarankan perlunya bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H1 : Partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manaerial. 20

21 2. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi sebagai variabel Moderating Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri (Weiner dalam Coryanata, 2002). Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi) melalui komitmen organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu untuk berbuat kepentingan pribadinya. Selain itu komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan Brownell, (1982). Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Munandar, 2001 dalam Sardjito, 2005). Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan komitmen organisasi, ditentukan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap partisipasi penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah. H2 : Komitmen organisasi dapat memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. 21