MONITORING PERGERAKAN FLUIDA PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY PADA LAPANGAN PANAS BUMI KAMOJANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

ANALISA ANOMALI 4D MICROGRAVITY DAERAH PANASBUMI ULUBELU LAMPUNG PERIODE Muh Sarkowi

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

Unnes Physics Journal

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB II METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

BAB I PENDAHULUAN. vulkanik aktif yang berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi.indonesia

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. TEORI DASAR. Dasar dari metode gayaberat adalah hukum Newton tentang gayaberat dan teori

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013

PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI MENGGUNAKAN METODE INVERSI 2D (DUA DIMENSI) PADA AREA PROSPEK PANAS BUMI LAPANGAN A

EKSPLORASI GAYA BERAT, oleh Muh Sarkowi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

Geodesi Fisis. Minggu II,III : Review Medan Gayaberat Bumi Metode Pengukuran Gayaberat. Isna Uswatun Khasanah

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

KOREKSI-KOREKSI KONVERSI HARGA BACAAN KOREKSI PASANG SURUT KOREKSI DRIFT

INTERPRETASI ANOMALI GAYA BERAT DAERAH LUWUK, SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

STUDI POTENSI ENERGI GEOTHERMAL BLAWAN- IJEN, JAWA TIMUR BERDASARKAN METODE GRAVITY

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

APLIKASI GAYABERATMIKRO SELANG WAKTU DALAM MENGIDENTIFIKASI PENGARUH INJEKSI-PRODUKSI FLUIDA DI LAPANGAN GEOTHERMAL KAMOJANG, JAWA BARAT

PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., 1990, Applied Geophysics, Second edition, Cambridge University Press, Cambridge. Whitelaw, J. L.

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

METODOLOGI PENELITIAN. : Pertamina Upstream Technology Center. : Jl. Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta Pusat. Tanggal : 3 November 24 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal ILMU DASAR, Vol.15 No.1, Januari 2015: Filter Berbasis Model Satu Dimensi untuk Pemisahan Anomali Gayaberat Mikro Antar Waktu

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X

INTERPRETASI GRAVITASI MIKRO DI AREA PANASBUMI KAMOJANG, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. TEORI DASAR. variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Metode gayaberat dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

Transkripsi:

MONITORING PERGERAKAN FLUIDA PANAS UMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY PADA LAPANGAN PANAS UMI KAMOJANG Anggraeny Kusuma Dewi A. P. 1, agus Jaya Santosa 1, Timbul H. Silitonga, Nani Aldila 1) Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember ) PT Pertamina Geothermal Energy Indonesia Email = anggraeny@physics.its.ac.id ASTRAK Konsep reservoar panas bumi, air dipanaskan oleh batuan magmatik menjadi air panas dan uap bertekanan tinggi. Fluida ini kemudian diekstrak ke permukaan. Ekstraksi fluida menyebabkan terjadinya pengurangan massa yang dapat dikompensasi oleh recharge melalui proses injeksi. Perubahan massa pada reservoar panas bumi sangat kecil sehingga untuk memantaunya diperlukan metoda microgravity (gaya berat mikro). Metoda 4D microgravity pada prinsipnya mengukur nilai gaya berat pada titik amat yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Sehingga dapat diketahui selisih nilai anomali gaya berat antara periode tahun tertentu dengan periode tahun tertentu yang lain. Selisih anomali gaya berat direpresentasikan sebagai perubahan massa, dengan asumsi tidak ada perubahan topografi dan elevasi pada daerah penelitian. Sehingga metode 4D microgravity dapat dipakai untuk monitoring. erdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pergerakan fluida panas bumi lapangan Kamojang pada tahun 1984 sampai 1999 adalah dari batas sisi reservoar menuju area tengah lapangan yang merupakan zona sumur-sumur produksi. Kata kunci : Monitoring Fluida Panas umi, 4D Microgravity, Lapangan Panas umi Kamojang 1. Pendahuluan Secara umum sistem reservoar panas bumi adalah proses pemanasan massa air oleh batuan magmatik menjadi uap bertekanan tinggi yang memutar turbin/generator sehingga didapatkan sumber listrik yang dialirkan sesuai kebutuhan. Ekstraksi fluida (uap panas) yang terus menerus dari reservoar panas bumi menyebabkan terjadinya pengurangan massa yang dikompensasi oleh pengisian kembali (recharge) baik secara alami berupa air hujan (natural recharge) maupun secara buatan melalui proses injeksi fluida. Recharge buatan ini dilakukan dengan cara menginjeksikan air melalui sumur-sumur injeksi. Kemudian, proses pergerakan fluida dalam reservoar perlu dimonitoring sebagai langkah untuk mengoptimalkan proses penentuan sumur injeksi dan sumur produksi secara efektif dan efisien. Metoda gaya berat mikro sangat sensitif terhadap perubahan densitas bawah permukaan secara lokal ataupun regional. Pengurangan massa pada reservoar memberikan pola perubahan gaya berat negatif, sedangkan penambahan massa pada reservoar memberikan pola perubahan gayaberat positif. Perubahan massa pada reservoar panas bumi sangat kecil sehingga penggunaan metoda gayaberat mikro (microgravity) yang dilakukan secara berkesinambungan dengan periode tertentu sangat diperlukan guna mengetahui pergerakan fluida panas bumi dalam suatu lapangan geothermal. Metoda gaya berat mikro 4D dapat menunjukan sebaran zona-zona perubahan rapat massa negatif dan positif dalam arah horizontal maupun vertikal. Informasi ini dapat digunakan dalam sistem monitoring lapangan panas bumi. Tujuan dari penelitian adalah menentukan dan memantau (monitoring) pergerakan fluida panas bumi pada tahun 1984 sampai 1999 dengan menggunakan metode 4D microgravity pada lapangan panas bumi Kamojang.. Panas umi Panas bumi, didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 003, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam

air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Kelebihan energi panas bumi dibanding dengan energi lain adalah sifatnya yang renewable, bersih, dan ramah lingkungan walaupun tidak dapat diekspor. Indonesia yang secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan lempeng Pasifik merupakan wilayah kepulauan jalur gunung api sehingga mempunyai cadangan sumber energi panas bumi yang cukup potensial. Secara umum, ada dua tipe lapangan geothermal: 1.) Steam dominated, dimana hanya atau dominan menghasilkan steam (uap). Kamojang termasuk lapangan geothermal tipe ini..) Hot-water dominated, menghasilkan campuran hot water (dominan) dan steam 3. Prinsip Metoda Gaya erat Hukum Newton menyatakan besar gaya gravitasi antardua massa sebanding dengan perkalian massa keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar kedua pusat massa. m 0m F( r) = r (1) r Gravitasi umi Dalam eksplorasi metoda gravity ini, ditunjukkan perbedaan nilai gravitasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Apabila bumi dibentuk dari bahan yang serba sama (homogen) dan bentuknya benar-benar bulat serta diam (tidak berotasi) maka gaya tarik (gravitasi) di permukaan bumi akan sama dan tidak mempengaruhi pembacaan dari gravimeter. Namun kenyataannya lain, bumi berotasi pada porosnya secara teratur, berbentuk sferoidal (agak pepat di kutub-kutubnya), dan mempunyai ketidakteraturan densitas secara lateral. Akibatnya terdapat perbedaan harga gravitasi (variasi/anomali gravitasi) untuk setiap tempat yang berbeda di permukaan bumi. Variasi gaya berat setiap titik di permukaan bumi ini tergantung pada 5 faktor; Lintang (latitude), Ketinggian (elevation), Topografi sekitar (topography of surrounding terrain), Pasang surut (earth tides), Variasi densitas bawah permukaan (density of variation in the subsurface) 4. Koreksi-koreksi Metode Gaya erat Darat Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction) Menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari g = g T () st obs + Koreksi Apungan (Drift Correction) Menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat terhadap nilai pembacaan karena gravitymeter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan D n t = t n ' t t ( g ' Koreksi Udara ebas (free-air correction) Akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi g fa = (0.3087 xh) milligal (4) Koreksi Lintang (Latitude Correction) Mengoreksi gaya berat di setiap lintang geografis karena gaya berat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk elipsoid g = 978031,846 1 + 0,005304 sin ϕ 0,0000059 sin ϕ ( ( ) ( ( ) Koreksi ouguer Menghilangkan perbedaan ketinggian dengan tidak mengabaikan massa di bawahnya g = π Gρh (6) g = 0.04193 ρh Koreksi Medan (Terrain Corection) Menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi g ) (3) (5)

{( r r1 ) + r1 + L r L } g = Gσθ + 5. Anomali ouguer Nilai anomali ouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali ouguer sederhana yang telah terkoreksi medan g = g + g (8) L Anomali ouguer adalah selisih antara harga gravitasi pengamatan dengan harga gravitasi teoritis yang seharusnya teramati pada suatu titik A = g sta (gϕ + FAC + C + TC) = g sta gϕ + (0.3086-0.04193ρ) h + TC g S 6. Anomali Gaya erat ρ g obs = g 0 + g (10) Dimana g adalah gayaberat yang berhubungan dengan adanya benda anomali m dan sebagai objek yang dicari dalam analisanya. Karena massa adalah perkalian volume dengan densitas (density), jika volume m 0 dan m adalah V 0 dan V, kemudian kondisi normal (tidak ada anomali) adalah : V0ρ 0 g n ( r) = G (11) r0 sedangkan g obs adalah V 0ρ0 Vρ Vρ 0 g obs ( r) = g + = + 0 ( r) g( r) G r0 r r (1) 7. Metodologi Metode Penelitian Pada penelitian ini data primer yang digunakan adalah data hasil pengukuran metoda T (7) (9) gaya berat pada titik-titik pengukuran yang sama dengan rentang pengambilan data sekitar 5 tahun, dengan awal pengukuran tahun 1984 hingga tahun 1999. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data total produksi, injeksi dan natural recharge pada tahun 1984 sampai 1999, serta informasi geologi secara lokal dan regional daerah penelitian. Data Penelitian Data yang digunakan adalah data primer, data sekunder, dan data pendukung lainnya. Data primer berupa data hasil pengukuran microgravity pada tahun 1984, 1989, 1994, 1997, dan 1999. Data sekunder berupa data TMD (Total Mass Discarge) dan natural recharge tahun 1984 sampai 1999. Data pendukung yang digunakan adalah data regional geologi, serta event geologi yang terjadi selama tahun 1984 sampai 1999 yang berpengaruh pada lapangan daerah Kamojang. Alat Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah Surfer 8 dan Microsoft Excel 007. 8. Hasil dan Pembahasan Jika membandingkan peta selisih anomali gaya berat antara tahun 1984 dan 1988 dengan tahun 1984 dan 199, zona yang bernilai paling negatif semakin meluas. erarti fluida dari zona yang bernilai negatif tersebut semakin tersedot oleh sumur-sumur produksi. erdasarkan tabel total produksi, total uap yang dihasilkan dari tahun 1984 sampai 199 mengalami peningkatan. Sedangkan tabel total injeksi menunjukkan bahwa total injeksi tahun 1984 mempunyai jumlah yang kecil. Jumlah injeksi terbesar hanya pada tahun 1989, 1990, dan 1991. Maka, hal yang normal bila zona yang bernilai negatif semakin meluas. Hal ini disebabkan produksi uap yang semakin meningkat namun injeksi air yang kurang. Titik amat yang hilang pada tahun 1984 sampai 199 adalah titik 5, 7, 8, 11, 13, 0, 30, 31, 51, 6, 74, 90, 1, 16, 17, 7, 40, 43, 55, dan 108. Zona 1 merupakan lokasi titik amat 5 dan 7 yang tidak ada data, sehingga zona 1

bernilai negatif karena tidak ada data yang dimasukkan ketika plotting peta. Pergerakan fluida adalah dari zona, 4, 5, dan 6 menuju zona 3. Fluida zona, 4, 5, dan 6 tersedot oleh sumur-sumur produksi yang direpresentasikan dengan zona 3. Jika analisa ditambahkan dengan menganalisis peta selisih anomali gaya berat antara tahun 1984 dan 1997, zona yang bernilai paling negatif semakin meluas. erarti fluida dari zona yang bernilai negatif tersebut semakin tersedot oleh sumur-sumur produksi. erdasarkan tabel total produksi, total uap yang dihasilkan dari tahun 1984 sampai 1997 mengalami peningkatan. Sedangkan tabel total injeksi menunjukkan bahwa total injeksi antara tahun 199 sampai 1997 tidak sebesar total injeksi tahun 1989, 1990, dan 1991. Tahun 1989, 1990, dan 1991 mencapai sekitar juta liter per tahun, sedangkan tahun 1993 sampai 1997 hanya sekitar 1 juta liter per tahun. Maka, hal yang normal bila zona yang bernilai negatif semakin meluas. Hal ini disebabkan produksi uap yang semakin meningkat namun injeksi air yang kurang dan sumur injeksi yang jumlahnya berkurang. Titik amat yang hilang pada tahun 1984 sampai 1997 adalah titik 5, 7, 8, 11, 13, 0, 30, 31, 51, 6, 74, 90, 1, 16, 17, 7, 40, 43, 55, 108, 3, 30, 34, 35, 36, 46, 74, 94, 95, 96, 97, 109, dan 110. Zona yang ditandai dengan lingkaran putih merupakan lokasi titik amat 5, 101, dan 7 yang tidak ada data, sehingga zona 1 bernilai negatif karena tidak ada data yang dimasukkan ketika plotting peta. Pergerakan fluida adalah dari zona 1,, dan 3 menuju zona A. Fluida zona 1,, dan 3 tersedot oleh sumur-sumur produksi yang direpresentasikan dengan zona A. erdasarkan tabel total produksi, total uap yang dihasilkan dari tahun 1984 sampai 1999 mengalami peningkatan. Sedangkan tabel total injeksi menunjukkan bahwa total injeksi antara tahun 199 sampai 1999 tidak sebesar total injeksi tahun 1989, 1990, dan 1991. Tahun 1989, 1990, dan 1991 mencapai sekitar juta liter per tahun, sedangkan tahun 1993 sampai 1997 hanya sekitar 1 juta liter per tahun. Maka, hal yang normal bila zona yang bernilai negatif semakin meluas. Hal ini disebabkan produksi uap yang semakin meningkat namun injeksi air yang kurang. Titik amat yang hilang pada tahun 1984 sampai 1997 adalah titik 5, 7, 8, 11, 13, 0, 30, 31, 51, 6, 74, 90, 1, 16, 17, 7, 40, 43, 55, 108, 3, 30, 34, 35, 36, 46, 74, 94, 95, 96, 97, 109, 110, 3, 10, 6, 70, 7, 75, dan 10. Zona yang ditandai dengan lingkaran putih merupakan lokasi titik amat 5, 101, 7, 10 dan 7 yang tidak ada data, sehingga zona tersebut bernilai negatif karena tidak ada data yang dimasukkan ketika plotting peta. Uji tracer pernah dilakukan di beberapa titik lapangan Kamojang. erdasarkan data hasil uji tracer, didapatkan hasil bahwa aliran fluida Kamojang adalah dari gunung Sanggar yang ada di bagian barat, gunung Gandapura Gajah yang ada di bagian timur. Selain itu, air injeksi yang dipompakan dari sumur K 15 hanya mengalir pada zona tengah ke arah timur laut. erdasarkan data microgravity, total mass discharge, dan uji tracer, maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan fluida panas bumi lapangan Kamojang pada tahun 1984 sampai 1999 adalah dari batas sisi reservoar (tepi lapangan) menuju area tengah lapangan yang merupakan zona sumur-sumur produksi 9. Kesimpulan Menggunakan metode 4D microgravity yang didukung data sekunder, maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan fluida panas bumi lapangan Kamojang pada tahun 1984 sampai 1999 adalah dari batas sisi reservoar (tepi lapangan) menuju area tengah lapangan yang merupakan zona sumur-sumur produksi 10. Saran 1. Sebaiknya pengukuran microgravity penting untuk terus dilanjutkan, tidak berhenti pada tahun 1999. Serta tracing titik amat gaya berat yang hilang tertimbun tanah. Jumlah sumur injeksi perlu ditambah

Terima kasih kepada PT Pertamina Geothermal Energy Indonesia area Kamojang yang telah member kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Referensi lakely, R.J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications. Cambridge University Press. utler, D. K. 1980, Microgravimetric techniques for geotechnical applications: US Army Engineers Waterways Experiment Station Misc. Paper GL-80-13. DiPippo, Ronald. 007. Geothermal Power Plants: Principles, Application, Case Studies and Environtment Impact. Second Edition. Massachusetts. Edwards. L.M., G.V. Chilingar, H.H. Rieke III & W.H. Fertl,. 199. Handbook of Geothermal Energy. Gulf Publishing Company. Kadir, Wawan Gunawan A. dan Setianingsih. 003. Penerapan Metoda Gayaberatmikro 4D untuk Proses Monitoring. Journal JTM Vol X No. 3, p. 170-179. Robert, M. 1988. Geological and Structure Maps of Kamojang. Genzl Press. Schon, Jurgen H. 1995. Physical Properties of Rocks: Fundamentals and Principles of Petrophysics. Netherland: Pegamon. Telford, W.M., Geldart, L.P dan Sheriff, R.E. 1990. Applied Geophysics, Second Edition. Cambridge University Press Yustin Kamah, Muh., dkk. 000. Laporan Survei Gravitasi Presisi Periode 99-00 Lapangan Produksi Panasbumi Kamojang, Jawa arat. PT Pertamina AG Kamojang

Diagram Alir Penelitian Peta Kontur Gobs Antara 1984 dan 1988 Peta Kontur Gobs Antara 1984 dan 199

Peta Kontur Gobs Antara 1984 dan 1997 Peta Kontur Gobs Antara 1984 dan 1999