INDONESIA HORTICULTURE INVESTMENT & BUSINESS FORUM (IHIBF)...

dokumen-dokumen yang mirip
Deskripsi Kegiatan. Tujuan Kegiatan

IKRAR, PAWAI dan. 19 Mei 2013 IPB Baranangsiang, Bogor

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

PETA PENELITIAN TERHADAP 12 JENIS BUAH LOKAL INDONESIA PADA SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI LULUSAN IPB

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

Susunan Acara dan Silabus

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No. : 159/DPP-Perbarindo/VII/2017 Jakarta, 19 Juli 2017 Lamp : 1 berkas. Perihal : Undangan Seminar dan Penganugerahan BPR Award 2017

RENCANA KERJA dan EVALUASI e-proposal DITJEN HORTIKULTURA TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

KETENTUAN UMUM PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA MARCHING BAND FLORIKULTURA INDONESIA 2017

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

Rumusan FGD Cabai dan Bawang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

Kepada Yth, DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH, SWASTA, POLRI, TNI, BUMN Di SELURUH INDONESIA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

Call for Paper(s) Announcement

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

AGRIBISNIS BAWANG MERAH

PETUNJUK TEKNIS A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI) 2016

PELUANG AGRIBISNIS BUAH

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pola Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2012

TEMA SEMINAR Ketersediaan Kuliner Halal dalam menyukseskan Visit Indonesia 2011 dan tahun selanjutnya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK AGRIBISNIS 2001 DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 1017/Kpts/TP.120/12/98 TENTANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELUANG EKSPOR FLORIKULTURA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

LOKAKARYA KAKAO INDONESIA

Call for Paper(s) Announcement

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

KERANGKA ACUAN WORKSHOP OF ENGLISH DEBATE ADJUDICATION POLTEKKES KEMENKES MALANG, MARET 2016

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

HOSPITAL MANAGEMENT PROGRAM 2016

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri GULA di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS MENYUSUN STRATEGIC BUSINESS PLAN RUMAH SAKIT

A. PENDAHULUAN Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bentuk kriminal "kerah putih" yang canggih dan berdampak terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS AUDIT OPERASIONAL RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA.

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA BREAKFAST MEETING PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL JUMAT, 10 JUNI 2011

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

Seminar Nasional Sains 2008 Seminar Nasional Sains 2008 Peran sains dalam kebangkitan pertanian

TERM OF REFERENCE (TOR) PELATIHAN MANAJEMEN DIKLAT BAGI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

LAPORAN WORKSHOP KAJIAN KELAYAKAN PROYEK TI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

INDONESIA INVESTMENT WEEK

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi

MENINGKATKAN KEUNTUNGAN DAN NILAI TAMBAH DARI PERKEBUNAN KARET 20 April 2010 Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RISK CULTURE; Mengembangkan Risk Culture Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis

: 146/PAMSI-BTN/2013 : 1 (satu) berkas : Undangan Seminar Implementasi Teknologi Informasi bagi Perusahaan Air Minum. Nomor Lampiran Perihal

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

PENGANTAR. Ir. Suprapti

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA SAWIT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Panduan Penyusunan Proposal Bantuan Penyelenggaraan Konferensi Internasional Tahun 2017

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS FRAUD AUDIT DAN DETEKSI DINI DI RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA.

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Tahun 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 29 Oktober 2014

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

Revisi ke 06 Tanggal : 11 Oktober 2013

BEST PRACTICES TOPIK :

Transkripsi:

INDONESIA HORTICULTURE INVESTMENT & BUSINESS FORUM (IHIBF)... LATAR BELAKANG IHIBF 2013 BUAH Indonesia merupakan negara yang potensial untuk memproduksi dan mengekspor buah tropis. Terdapat 20 jenis buah tropis potensial di Indonesia, dengan total produksi tahun 2011 mencapai 17,613,467 ton buah segar. Namun demikian, ekspor buah tropis Indonesia masih sangat rendah, yakni baru mencapai 223.011 ton atau 1.27% dari total produksi. Sepuluh dari 20 jenis buah tropis Indonesia tersebut yang potensial untuk diperdagangkan di pasar domestik dan pasar internasional, adalah : Pisang, Mangga, Jeruk, Nanas, Salak, Durian, Pepaya, Rambutan, Alpukat dan Manggis. Prospek pasar domestik dan pasar internasional buah tropis masih terbuka lebar, karena telah terjadi perubahan gaya hidup dan meningkatnya kesadaran hidup sehat kelompok masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia maupun di negara lain. Pertumbuhan pasar dunia buah dan sayur masing-masing meningkat 11 % per tahun, lebih besar dari pertumbuhan pasar serealia, gula, daging dan ikan masing-masing hanya 7, 8, 9 dan 6 % per tahun. Pada tahun 2011, ekspor 10 buah tropis Indonesia tersebut di atas mencapai 207.015 ton (USD 218,892,148) atau 92.83% dari total ekspor buah Indonesia sebesar 223.011 ton (USD 241,582,615), sedangkan impor 10 jenis buah tersebut mencapai 261.924 ton (USD 249,921,234) atau 31.48% dari total impor buah Indonesia 832.080 ton (USD 856,239,577). Tren produksi dan ekspor-impor buah Indonesia terus meningkat, yakni masing-masing 6.8% dan 19.0% per tahun. Produktivitas buah tropis Indonesia masih relatif rendah dibandingkan negara kompetitor utamanya, karena buah tropis Indonesia diusahakan oleh petani dengan skala usaha yang relatif kecil (kurang dari 1 ha) di lahan pekarangan serta penerapan teknologi dan manajemen yang sederhana. Tren pertumbuhan produksi dan ekspor per tahun masih dapat ditingkatkan melalui peningkatan skala usaha, perbaikan teknologi dan manajemen usaha serta perbaikan infrastruktur dari kebun menuju pasar domestik maupun internasional. Pola pengembangan buah tropis berdasarkan luasan dan sistem pengelolaannya dapat dikategorikan menjadi skala Kebun/Orchard (< 100 ha), skala Perkebunan Menengah (100-1000 ha) dan skala Perkebunan Besar terintegrasi ( > 1,000 ha). Skala kebun/orchard banyak dilakukan oleh petani buah Thailand, kompetitor utama buah tropis Indonesia, sehingga lebih memungkinkan mereka untuk menerapkan teknologi yang lebih maju dan manajemen yang lebih profesional. Skala perkebunan banyak dilakukan oleh perusahaan besar seperti Great Giant Pineapple Corporation Indonesia dan perusahaan multinasional seperti di Dole Asia di Filipina. Buah tropis Thailand dan Filipina banyak menguasai pasar Asia dan pasar internasional. Bagaimana kiat-kiat berinvestasi dan berbisnis buah nusantara skala orchard dan perkebunan yang terintegrasi, memilih dan mengaplikasikan teknologi dan manajemen yang kompetitif, serta apa saja best practices dalam implementasinya? Temukan jawabannya dalam acara Indonesia Horticulture Investment & Business Forum (IHIBF), yang diselenggarakan dalam Festival Bunga dan Buah Nusantara 2013, yang merupakan kerja sama antara IPB dengan Kementrian Negara BUMN RI dan Kementrian Pertanian RI. IHIBF akan menghadirkan nara sumber yang berasal dari berbagai pihak, dari kalangan pemerintah, akademisi dan perusahaanperusahaan yang terkait dengan pengembangan buah tropis skala Kebun/Orchard dan Perkebunan.

BUNGA Selain Buah tropis, Indonesia juga sangat potensial untuk produksi dan ekspor bunga nusantara. Terdapat empat jenis bunga nusantara yang potensial diproduksi di Indonesia untuk pasar dalam negeri dan diekspor ke pasar internasional, yakni anggrek, krisan, mawar dan sedap malam. Produksi nasional keempat jenis bunga tersebut pada 2011, masing-masing mencapai 15,490,256; 305,867,882; 74,319,773 dan 62,535,465 tangkai. Pertumbuhan produksi selama tiga tahun terakhir masing-masing 1.53%, 68.44%, 13.53% dan 10.81% per tahun. Nilai ekspor anggrek, krisan dan mawar di tahun 2011 masing-masing mencapai USD 783,785, USD 1,329,468 dan USD 781,377, dan ekspor seluruh bunga dan tanaman hias mencapai USD 13,160,361. Sedangkan impor anggrek, krisan dan mawar serta seluruh tanaman hias dan bunga mencapai USD 48,899; USD 71,808; 64,450 dan 2,700,692. Keempat jenis bunga tersebut di Indonesia diusahakan oleh petani dan pengusaha bunga dengan skala usaha relatif kecil namun telah menerapkan teknologi serta manajemen yang relatif maju. Produktivitas bunga nusantara relatif tinggi, tidak jauh berbeda dengan negara kompetitor utama. Perubahan gaya hidup kelas menengah ke atas dalam interaksi sosial dan dalam penyelenggaraan pesta ulang tahun, perkawinan dan hari besar lainnya serta tumbuhnya industri MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) di kota-kota besar Indonesia dan negara-negara lain memacu pertumbuhan permintaan domestik dan pasar internasional atas bunga nusantara. Pola pengembangan bunga tropis berdasarkan luasan dan sistem pengelolaannya dapat dikategorikan menjadi Kebun Skala Kecil (< 2 ha), Skala Menengah (2-10 ha) dan Skala Besar ( > 10 ha). Kebun Skala Kecil dan Menengah sudah banyak dikembangkan oleh para pengusaha dan petani bunga yang sudah maju, baik di Indonesia maupun Thailand. Namun demikian masih sedikit perusahaan di Indonesia dan Thailand yang telah mengembangkan bunga tropis Skala Kebun Besar. TUJUAN IHIBF : Mendorong peningkatan pertumbuhan investasi dan bisnis bunga dan buah nusantara, Mendorong terciptanya pengusaha baru dan pengusaha muda bunga dan buah nusantara, Mendorong peningkatan pertumbuhan produksi bunga dan buah nusantara, Mendorong peningkatan pertumbuhan ekspor bunga dan buah nusantara. BENEFIT BAGI PESERTA : Mendapatkan informasi dan kajian tentang isu utama, kendala dan permasalahan investasi dan bisnis bunga dan buah tropis di Indonesia. Mendapatkan informasi solusi nyata dan operasional dalam mengatasi isu utama, kendala dan permasalahan investasi dan bisnis bunga dan buah tropis di Indonesia. Mendapatkan informasi dan kajian potensi dan prospek investasi dan bisnis bunga dan buah tropis di Indonesia. Mendapatkan informasi dan kajian varietas, teknologi dan manajemen pengusahaan bunga dan buah tropis skala orchards dan skala perkebunan terintegrasi di Indonesia. Mendapatkan informasi dan analisis kelayakan investasi dan bisnis pengusahaan bunga dan buah tropis skala orchards dan skala perkebunan terintegrasi di Indonesia. Mendapatkan informasi dan best-practices pengusahaan buah skala Kebun (Orchard) dan Skala Perkebunan, dari para praktisi dalam dan luar negeri.

WAKTU DAN TEMPAT SESSION 1 : PLENO 10.30 12.00 WIB Waktu : Jumat, 17 Mei 2013 Jam : 09.00 18.20 WIB Tempat : IPB International Conference Center (IICC) Lantai 2, Bogor. AGENDA ACARA IHIBF *) PEMBUKAAN FESTIVAL BUNGA DAN BUAH NUSANTARA (FBBN) 2013 sekaligus INDONESIAN HORTICULTURE INVESTMENT AND BUSINESS FORUM (IHBF). JAM : 09.00 10.00 WIB Sambutan Rektor Institut Pertanian Bogor. Pembukaan Festival Bunga dan Buah Nusantara( FBBN) 2013 oleh Bapak Dahlan Iskan, Menteri BUMN RI didampingi oleh Rektor IPB dan Dirjen P2HP Kementrian Pertanian RI Keynote Speech oleh Bapak Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN RI, tentang : Potensi Pengembangan Buah Nusantara Skala Perkebunan (Estate) Terintegrasi di PTPN. Peninjauan Arena FBBN 2013 oleh Bapak Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN RI didampingi oleh Rektor IPB, Dirjen PPHP dan Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian RI. POTENSI INVESTASI DAN BISNIS BUNGA DAN BUAH NUSANTARA, SKALA PERKEBUNAN (ESTATE) DAN KEBUN (ORCHARD). Moderator : Teguh Juwarno (Alumni Faperta IPB, Pengurus IKA Faperta dan HA IPB) Pembicara dan Materi : Dirjen PPHP Kementrian Pertanian RI. Potensi Investasi dan Bisnis Bunga dan Buah Nusantara Skala Perkebunan (Estate) dan Kebun (Orchard) di Indonesia Dole Asia. Fruit Cultivation Management in Estate Scale Plantation, Case Study : Implementation of Good Farming Practices in Dole Asia. Martin M. Widjaja (CEO PT Sewu Segar Nusantara). Pengelolaan Produksi dan Potensi Pasar Buah Nusantara di Pasar Domestik dan Internasional, Studi Kasus PT Sewu Segar Nusantara. Direksi Bank Mandiri. Dukungan Pembiayaan Perbankan dalam pengembangan Investasi dan Bisnis Bunga dan Buah Nusantara

SESSION 2 : GROUP DISCUSSION 1. INVESTASI DAN BISNIS BUAH NUSANTARA SKALA KEBUN (ORCHAD) DAN PERKEBUNAN (ESTATE) : Alpukat, Durian, Jeruk, Mangga, Manggis, Melon, Pepaya, Pisang, Salak, Semangka. Fasilitator : Kafi Kurnia (Ketua Pemasaran Konsorsium Nusa Fresh/ASEIBSSINDO) Presentasi Pengantar Group Discussion : Prof. Dr. Ir. Sobir (Direktur PKHT-IPB). Profil Pengusahaan Buah Nusantara Skala Perkebunan (Estate) dan Kebun (Orchard), Hasil Kajian PKHT. Direksi PTPN 8. Perencanaan Pengembangan Bisnis Buah Nusantara Skala Perkebunan(Estate), Studi Kasus PTPN 8. Hardono (Direksi PT Great Giant Pineapple). Pengusahaan Buah Nusantara Skala Perkebunan (Estate), Studi Kasus PT Great Giant Pineapple. Budi Darmawan (Pemilik PT Plantera Kelola Wisata), Pengusahaan Buah Nusantara Skala Kebun (Orchard), Studi Kasus PT Plantera Kelola Wisata. Group Discussion Nara Sumber Group Discussion: Ditjen Hortikultura Kementan RI Perbankan Badan Pertanahan Nasional RI Badan Koordinasi Penanaman Modal RI 2. INVESTASI DAN BISNIS BUNGA NUSANTARA SKALA KEBUN BESAR, MENENGAH DAN KECIL : Fasilitator : Karen Tambayong ( ASBINDO) Presentasi Pengantar Group Discussion : Hesti Widayani (ASBINDO). Profil Pengusahaan Bunga Nusantara Skala Kebun (Orchard), Hasil Kajian PKHT dan ASBINDO James Lumban Radja (Direksi PT Benara Nurseries). Perencanaan Pengembangan Bisnis Florikultura Skala Kebun Besar, Studi Kasus PT Benara Nurseries. Joko As ad (Direktur Pemasaran PT Eka Karya Graha Flora). Pengusahaan Bunga Nusantara Skala Kebun Besar, Studi Kasus Bisnis Bunga Anggrek di PT Eka Karya Graha Flora. Benny Tjia (Pemilik PT Mandiri Jaya Flora). Pengusahaan Bunga Nusantara Skala Kebun Menengah, Studi Kasus PT Mandiri Jaya Flora. Group Discussion Nara Sumber Group Discussion : 13.30 18.00 WIB Ditjen Hortikultura Kementan RI Perbankan Badan Pertanahan Nasional RI) Badan Koordinasi Penanaman Modal RI

SESSION 3 : KESIMPULAN dan 18.00 18.20 PENUTUPAN Kesimpulan Group Discussion Penutupan IHIBF Oleh Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc. PESERTA IHIBF 2013: Peserta IHIBF berasal dari : Perusahaan Perkebunan Milik Negara ( PTPN ) dan Swasta Pengusaha dan Calon Pengusaha Bisnis Buah dan Bunga Investor dan Calon Investor Bisnis Bunga dan Buah Eksportir, Importir, Distributor dan Retailer Bunga dan Buah Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Produsen dan Distributor Benih, Bibit, Buah dan Bunga serta Sarana Produksi Pertanian Perusahaan Pengolahan Bunga dan Buah Produsen dan Distributor Alat Pengolahan Bunga dan Buah Lembaga Penelitian Bidang Bunga dan Buah Peneliti, Dosen dan Mahasiswa Lembaga Asing Penunjang Pengembangan Industri dan Pemasaran Bunga dan Buah. Peneliti dan Akademisi Lembaga Pemerintah Pusat terkait Pengembangan Investasi dan Bisnis Bunga dan Buah (BKPM, BPN, Kementerian Negara BUMN RI, Kementerian Pertanian RI, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian KUKM RI, Kementerian Perindustrian RI, dll.) Lembaga Pemerintah Daerah (Dinas Provinsi dan Kabupaten terkait) Media Massa terkait Bidang Pertanian *) Pembicara dalam Konfirmasi

BIAYA PESERTA IHIBF Biaya Pendaftaran mengikuti IHIBF adalah : Umum : Rp 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) Peneliti dan Dosen : Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah) Mahasiswa : Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) Biaya tersebut sudah termasuk Lunch 1 kali, Coffee Break 2 kali, Makalah dari Nara Sumber dan Brief Summary Profil Investasi dan Bisnis Bunga dan Buah Nusantara. INFORMASI DAN PENDAFTARAN Informasi dan Pendaftaran dapat menghubungi : Sekretariat Panitia FBBN 2013 Global Agropark, Sekolah Pasca Sarjana IPB Lantai 2 Jalan Raya Pajajaran, Bogor. Telpon/Fax : 0251 429 8841 E-mail : registrasi.fbbn@yahoo.com Sdr. Reza Ramdan Rivai : +6285659909236 Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dan mengirimkan formulir yang sudah terisi lengkap bersama bukti transfer kepada panitia melalui fax atau email. Pendaftaran peserta paling lambat tanggal 3 Mei 2013 FASILITAS TAMBAHAN : Panitia dapat membantu Peserta IHBF untuk mengurus fasilitas Hotel dan atau mengikuti Acara Golf di Lapangan Golf Bogor Raya dengan perincian sebagai berikut : Hotel Bintang 4 : Rp 700.000 per orang per day. Hotel Bintang 3 : Rp 500.000 per orang per day. Acara Golf : Rp 1. 500. 000 per orang (Minimal 1 Flight) PEMBAYARAN Pembayaran biaya pendaftaran IHIBF disampaikan melalui rekening panitia: Nama Bank : Bank Mandiri, KK. Bogor Kampus IPB Darmaga No. Rekening : 133-00-1171056-3 Atas Nama : IPB-Festival Bunga dan Buah Nusantara Tersedia Buku Profil Investasi dan Bisnis Buah dan Bunga Nusantara (10 Profil Investasi dan Bisnis Buah, dan 2 Profil Investasi Bunga)

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA INDONESIAN HORTICULTURE INVESTMENT AND BUSINESS FORUM ( IHIBF ) FESTIVAL BUNGA DAN BUAH NUSANTARA 2013 Kepada Panitia Indonesia Horticulture Investment and Business Forum (IHIBF) Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2013 Yang bertandatangan dibawah ini : 1. Nama :... 2. Jabatan :... 3. Nama Perusahaan :... 4. Alamat Perusahaan :... 5. Alamat Rumah :... 6. Telpon / Hp :... 7. Email :... Dengan ini mendaftarkan diri sebagai peserta IHIBF- FBBN 2013, dan memilih untuk mengikuti Group Discussion : Buah / Bunga ( Coret yang tidak perlu) pada session 2. Disamping itu kami berminat / tidak berminat untuk difasilitasi penyediaan Hotel Bintang... dan mengikuti/tidak mengikuti Acara Golf ( Coret yang Tidak perlu ) Bersama ini kami sampaikan tanda bukti Pembayaran melalui rekening Panitia sebagai berikut : 1. Biaya Peserta IHBIF Rp... 2. Hotel Bintang 3 / 4 ( Coret yang tidak perlu ) Rp... 3. Biaya Partisipasi Acara Golf Rp... Total Pembayaran Rp......, Tanggal... Pendaftar, Panitia,