PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI.

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN CARA PENCEGAHAN FLOUR ALBUS

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan Daerah Kewanitaan di SMA N 1 Gamping¹

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

Gambaran Perilaku Hygiene Menstruasi pada Siswi SMKN 8 Kota Bekasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

Transkripsi:

JurnalIlmuKebidanandanKesehatan(Journa l of Midwifery Science and Health) AkbidBaktiUtamaPati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI Yuli Irnawati 1) 1) Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati e-mail: billa_yuli@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan survey pendahuluan disimpulkan bahwa remaja SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten pati masih belum mengerti tentang perawatan keputihan. Siswi SMP Negeri 2 Jaken belum mengerti cara cebok yang benar, cebok yang benar itu dari arah depan kebelakang dan siswi SMP Negeri 2 Jaken jika setelah BAK dan BAB tidak mengeringkan daerah vaginanya dulu sebelum menggunakan celana dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra Training Dan Post Training Perawatan Keputihan Pada Remaja Siswi SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimen dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pra post test design yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Hasil Penelitian dari 31 responden, terdapat 10 orang (32,2%) siswi SMP Negeri 2 Jaken yang mempunyai pengetahuan baik tentangperawatan keputihan setelah diberikan pelatihan, ada 3 orang (9,65%) yang mempunyai pengetahuan cukup tentang perawatan keputihan setelah diberikan pelatihan, ada 5 orang (16,2) yang tetap mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebelum dan setelah diberikan pelatihan perawatan keputihan. Siswi SMP Negeri 2 jaken yang tetap mempunyai pengetahuan kurang setelah mendapatkan pelatihan perawatan keputihan sebanyak 5 orang (16,2), sedangkan yang mempunyai pengetahuan perawatan keputihan cukup setelah mendapat pelatihan perawatan keputihan sebanyak 3 orang (9,65), ada 5 orang (16,2) siswi yang tetap mempunyai pengetahuan perawatan keputihan dengan kurang baik sebelum maupun setelah mendapatkan pelatihan. perbedaan tingkat pengetahuan perawatan keputihan pra training dan post training perawatan keputihan pada remaja siswi SMP Negeri 2 Jaken. Hasil uji perbedaan dengan Wilcoxondidapatkan hasil nilai p value 0,000<0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak, bearti terdapat perbedaan tingkat pengetahuan perawatan keputihan pra training dan post trainingperawatan keputihan pada siswi SMP Negeri 2 Jaken. Saran Bagi Remaja Putri Diharapkan pada remaja putri khususnya Siswi SMP Negeri 2 Jaken setelah diberikan pelatihan (post training) tentang perawatan keputihan dapat mengetahui perawatan keputihan dan mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang perawatan keputihan. Dan mengetahui penyebab keputihan dan cara merawatnya. Kata Kunci : Perawatan keputihan, Pengetahuan, dan Remaja Putri PENDAHULUAN Dari data yang diperoleh di SMP Negeri 2 Jaken tahun 2016 dengan jumlah keseluruhan data siswi perempuan SMP Negeri 2 Jaken berjumlah 155 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training...(Yuli Irnawati) Page 73..

(45,9%) siswi perempuan. Survay awal yang saya lakukan pada tanggal 13 Februari 2016 di SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati dengan melalui wawancara 10 siswi yang mengalami keputihan di SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati didapatkan hasil dari 10 siswi yang mengalami keputihan sebagai berikut, siswi yang melakukan cebok dari depan kebelakang ada 3 orang alasannya karena agar bakteri tidak masuk kedalam alat kelamin, siswi yang tidak melakukan cebok dari arah depan ke belakang ada 7 orang alasannya mereka belum mengerti tentang cebok yang benar, siswi yang mengeringkan daerah vaginanya setelah BAK ada 2 orang alasannya menjaga kelembaban vagina agar selalu kering, siswi yang tidak mengeringkan daerah vaginannya setelah BAK ada 8 orang alasannya mereka tidak mengeringkan vaginanya setelah BAK karena repot setiap BAK harus mengeringkan vaginanya dulu, siswi yang menggunakan pembersih vagina dengan pembersih kimiawi ada 2 orang alasannya menjaga vagina dari bakteri dan yang tidak menggunakan pembersih vagina dengan pembersih kimiawi ada 8 orang alasannya mereka hanya menggunakan sabun mandi setiap mandi untuk membersihkan vaginannya, siswi yang mengguakan bedak ada 3 orang alasannya menjaga vagina tetap wangi dan tidak menggunakan bedak dengan tujuan untuk membuat vagina wangi ada 7 orang karena mereka sudah menggunakan sabun mandi untuk menjaga vaginanya selalu wangi, siswi yang selalu mengganti celana dalam setiap kali basah dengan celana dalam yang kering dan bersih ada 4 orang alasannya untuk menjaga kelembaban vaginanya dan siswi yang tidak selalu mengganti celana dalam setiap kali basah dengan celana dalam yang kering dan bersih ada 6 orang alasannya mereka mengganti celana dalamnya setiap mandi saja, siswi yang sering memakai panty liner ada 2 orang alasannya menjaga vagina agar selalu kering jika keputihan menggunakan panty liner dan siswi yang tidak sering memakai panty liner ada 8 orang alasannya mereka merasa risih kalau menggunakan panty liner, siswi yang menggunakan celana dalam yang berbahan katun yang menyerap keringat ada 2 orang alasannya mereka menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan menyerap keringat karena untuk menjaga kelembaban vagina agar selalu kering dan yang tidak menggunakan celana dalam yang berbahan katun yang menyerap keringat ada 8 orang alasannya mereka tidak menggunakan celana dalam yang menyerap keringat karena mereka belum mengetahui kegunaannya celana dalam yang berbahan katun yang menyerap keringat. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 74 74 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (73-80)

BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan lebih menitikberatkan pada aspek pengaruh Pra Training dan Post Training perawatan keputihan.rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pra post test design yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diberikan kuesioner sebelum diberikan training perawatan keputihan, kemudian diberikan kuesioner lagi setelah diberikan training perawatan keputihan.dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah tingkat pengetahuanperawatan keputihan pada remaja (X). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Pra Training(Y1) dan Post Training (Y2) perawatan keputihan. Populasi yang akan di sampel yang diambildalampenelitianinisebanyak 31 orang.kreteria Sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut, Saat ini menjadi siswi SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati, Belum pernah mendapatkan pelatihan perawatan keputihan, yang mengalami keputihandan bersedia menjadi responden. Sampel yang diambildalampenelitianinisebanyak 31 orang. Kriteria Sampel yang akan diteliti adalah saat ini menjadi siswi SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati, Belum pernah mendapatkan pelatihan perawatan keputihan, yang mengalami keputihandan bersedia menjadi responden.pengambilan sampel dari populasi pada penelitian ini digunakan metode stratified random sampling. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum diberikan pelatihan (Pra Training) sebagian besar siswi SMP Negeri 2 Jaken mempunyai pengetahuan perawatan keputihan kurang sebanyak 20 orang (64,5%), siswi yang mempunyai pengetahuan perawatan keputihan cukup baik sebanyak 6 orang (19,3%), sedangkan siswi yang mempunyai pengetahuan perawatan keputihan baik sebanyak 5 orang (16,2%). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 75

Setelah diberikan pelatihan (Post Training)sebagian besar setelah dilakukan pelatihan siswi SMP Negeri 2 Jaken yang memiliki pengetahuan perawatan keputihan baik sebanyak 18 orang (58%), siswi yang memiliki pengetahuan perawatan keputihan cukup sebanyak 8 orang (25,8%) dan yang memilikipengetahuan perawatan keputihan kurang sebanyak 5 orang (16,2%). Hasil uji perbedaan dengan Wilcoxondidapatkan hasil nilai p value 0,000<0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak, bearti terdapat perbedaan tingkat pengetahuan perawatan keputihan pra training dan post trainingperawatan keputihan pada siswi SMP Negeri 2 Jaken. B. Pembahasan Hasil uji perbedaan dengan Wilcoxon di dapatkan hasil signifikan (Asymp Sig 2-tailed) adalah 0,000. Karena signifikasi 0,000 < 0,05, bearti terdapat perbedaan tingkat pengetahuan perawatan keputihan pra training dan post training perawatan keputihan pada siswi SMP Negeri 2 Jaken. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (wawan dan Dewi, 2010:11). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungangnya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan bearti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Menurut teori WHO (Word Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (wawan dan Dewi, 2010:11). Dilakukannya pelatihan Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) 76 J. Kebid&Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (73-80) Page 76

perawatan keputihan agar siswi SMP Negeri 2 Jaken mempunyai pengetahuan tentang perawatan keputihan yang baik untuk meningkatkan kesehatan. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor yang penting dalam menjaga kesehatan reproduksi, apabila pengetahuan remaja putri tentang perawatan genitalia rendah hal tersebut akan mempengaruhi rendahnya kesadaran tentang pentingnya merawat kebersihan organ reproduksi dan berpengaruh pada kebiasaan remaja yang berakibat terjadiny amasalah pada daerah kewanitaan (Indrawati, 2012). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Congol yang melaporkan frekuensi infeksi genitalia lebih besar (38.1%) pada mereka yang membersihkan area genitalia dengan salah dan sekitar (35,1%) pada mereka yang membersihkan area genitalia dengan benar (Sevilet al,2013). Siswi SMP Negeri 2 Jaken pada awalnya banyak yang kurang mengetahui tentang perawatan keputihan misalnya banyak remaja yang menggunakan bedak pada daerah vaginanya agar selalu tetap wangi sepanjang hari, dan banyak remaja yang masih menggunakan pantyliner sepanjang hari walaupun tidak sedang berpergian. Siswi SMP 2 Jaken tidak mengetahui jika memakai bedak pada daerah vagina itu tidak di sarankan karena bedak memiliki partikel partikel halus yang mudah terselip disana sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang ditempat itu. Dan pemakaian pantyliner yang sepanjang hari ini juga tidak disarankan karena penggunaan pantyliner itu digunakan hanya saat berpergian saja. Siswi SMP Negeri 2 Jaken dapat memahami dan mempunyai pengetahuan perawatan keputihan dengan baik setelah mendapatkan pelatihan (post training) tentang perawatan keputihan. Sebagian besar siswi SMP Negeri 2 jaken tidak menggunakan bedak di daerah vagina dan selalu mengerikan daerah vaginanya setelah BAK. Siswi SMP Negeri 2 Jaken dapat memahami bahwa keputihan jika tidak diatasi dapat menyebabkan penyakit misalnya gatal gatal. Dan jika keputihan keluar dalam jumlah banyak, kental dan berbau amis maka sebaiknya harus segera dibawa ke tenaga kesehatan karena hal tersebut merupakan keputihan yang tidak normal. Keputihan normal adalah cairan bening yang keluar dari vagina dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 77

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum pelatihan (pra training) dan setelah pelatihan (post training) ada perbedaan tingkat pengetahuan perawatan keputihan. Yang sebelum di berikan pelatihan (pra training) mereka mempunyai pengetahuan kurang baik tentang perawatan keputihan dan setelah di berikan pelatihan (post training)mereka mempunyai pengetahuan baik tentang perawatan keputihan. Oleh karena itu, pengetahuan siswi tentang perawatan keputihan itu menjadi bertambah alasannya, siswi yang dulunya tidak mengetahui tentang perawatan keputihan yang benar, setelah dilakukannya pemberian pelatihan (Training) tentang perawatan keputihan, pengetahuan siswi tentang perawatan keputihan bertambah. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Sebelum diberikan pelatihan (Pra Training) sebagian besar siswi SMP Negeri 2 Jaken mempunyai pengetahuan perawatan keputihan kurang sebanyak 20 orang (64,5%). 2. Setelah diberikan pelatihan (Post Training) sebagian besar siswi SMP Negeri 2 Jaken mempunyai pengetahuan perawatan keputihan baik sebanyak 18 orang (58%). 3. Dari hasil tabulasi silang Antara Pengetahuan Perawatan keputihan Pra Training dan Post Training Siswi SMP Negeri 2 Jaken diketahui bahwa ada 10 orang (32,2%) siswi SMP Negeri 2 Jaken yang mempunyai pengetahuan baik tentang perawatan keputihan setelah diberikan pelatihan, ada 3 orang (9,65%) yang mempunyai pengetahuan cukup tentang perawatan keputihan setelah diberikan pelatihan, ada 5 orang (16,2%) yang tetap mempunyai pengetahuan yang kurang baik sebelum dan setelah diberikan pelatihan perawatan keputihan. 4. Ada Perbedaan rata rata tingkat pengetahuan perawatan keputihan Sebelum diberikan pelatihan (Pra Training)perawatan keputihan dan Setelah diberikan pelatihan (Post Training) perawatan keputihan pada siswi SMP Negeri 2 Jaken Kecamatan Jaken Kabupaten Pati (<0,05). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 78 78 J. Kebid&Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (73-80)

A. Saran 1. Bagi Remaja Putri Diharapkan pada remaja putri khususnya Siswi SMP Negeri 2 Jaken setelah diberikan pelatihan (post training) tentang perawatan keputihan dapat mengetahui perawatan keputihan dan mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang perawatan keputihan. Dan mengetahui penyebab keputihan dan cara merawatnya. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan literatur bagi mahasiswi tentang faktor faktor yang berhubungan dengan perawatan keputihan. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penerapan teori dan praktek tentang upaya peningkatan kesehatan remaja putri yang mengalami keputihan agar selalu menjaga daerah vaginanya agar tetap bersih dan kering. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 79

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsami. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahari, Hamid. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta: BUKUBIRU HikaYuliana. (2014). Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Keputihan Fisiologis Pada Siswi Kelas XI di SMA NASIONAL Pati. Karya Tulis Ilmiah: Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati. Indrawati K. 2012. Upaya Meningkatkan PengetahuanTentang Kesehatan Organ Reproduksi Siswi Kelas VIII SMPN 10 Surabaya Melalui Metode Tutor Sebaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabya. 5: 1-11. Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Luluk Sofiani Astanti. (2013). Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pemberian KIE Tentang Keputihan dengan Perawatan Keputihan Pada Remaja Siswi Kelas XI SMA 2 Blora Kabupaten Blora. Karya Tulis Ilmiah : Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: 2008 Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Romauli, Suryati.2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Sevil et al. 2013. An Evaluation of the Relationship Between Genital Hygiene Pratices, Genital Infection. Gynecology and Obstetrics. 3(6). Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wijayanti, Daru. 2009. Reproduksi Wanita.Yogyakarta: Diglosia Printika. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Perawatan Keputihan Pra & Post Training... (Yuli Irnawati) Page 80