Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Rici Efrianda ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

DECISION SUPPORT SYSTEMS IN THE ADMISSION SELECTION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT Case Study: SMK Pelita Pesawaran. Abstract

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE MULTIPLE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI DAN EVALUASI LOKASI PEMASARAN PRODUK (GULA) MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : PT.

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MA ARRAHMAH MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ARTIKEL SKRIPSI

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Program Keahlian di SMK Syubbanul Wathon Magelang

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KIPER PADA KLUB SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERRARCHY PROCESS (AHP)

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI TOKO BUKU BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Studi Kasus : Tembilahan) Darmawati

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK PENENTUAN JURUSAN IPA DAN IPS DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

Transkripsi:

SISTEM PENENTUAN JURUSAN BAGI CALON PENERIMA MANFAAT SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN KERJA MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Marini Muji Lestari 1, Andri Pranolo 2* 1 Teknik Informatika, Universitas Teknologi Yogyakarta 2 Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta * Email : andri.pranolo@tif.uad.ac.id Abstrak Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) merupakan wadah yang bergerak di lingkungan Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, mengurusi masalah sosial remaja terlantar (penerima manfaat) yang berusia 16 s.d. 22 tahun. Tugas utama PSBR diantaranya adalah memberikan pendampingan, pendidikan, dan pelatihan bagi penerima manfaat yang masuk dan tinggal di panti untuk menjalani rehabilitasi, hingga pasca keluar dari panti dapat menjalani hidup secara mandiri dan bersosial di masyarakat. Calon penerima manfaat yang mendaftar di PSBR menjalani serangkaian tes untuk menentukan jurusan keterampilan yang sesuai dengan masingmasing penerima manfaat. Penentuan jurusan keterampilan ditentukan oleh banyak kriteria sehingga memerlukan kecermatan yang cukup baik dalam prosesnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pendukung keputusan untuk menentukan jurusan keterampilan yang sesuai bagi penerima manfaat dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Sistem menentukan jurusan keterampilan bagi penerima manfaat berdasarkan kriteria-kriteria yang berpengaruh sebagai pertimbangan penentuan jurusan meliputi: minat, nilai tes psikologi, dan kemampuan calon penerima manfaat. Hasil dari sistem ini berupa jurusan keterampilan terpilih, yang diperoleh dari perhitungan bobot akhir terbesar sesuai dengan nilai setiap kriteria yang diinputkan menggunakan metode AHP. Berdasarkan uji black box, sistem ini dapat memberikan keluaran berupa salah satu jurusan keterampilan yang disediakan PSBR diantaranya adalah keterampilan montir, kayu, las, salon, dan jahit. Kata Kunci : Penerima Manfaat, PSBR, Sistem Pendukung Keputusan, multikriteria, Analytical Hierarchy Process (AHP) 1. PENDAHULUAN Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinsos DIY) adalah salah satu dinas pemerintah yang memiliki tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang sosial dan kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 44 tahun 2008 PSBR adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) beralamat di Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarta bertugas memberikan pelayanan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial remaja terlantar. Sebagai wadah yang bergerak di lingkungan Dinsos DIY yang mengurusi masalah sosial remaja terlantar (sebut saja penerima manfaat) umur 16-22 tahun, PSBR memiliki keharusan untuk mendata setiap calon penerima manfaat yang masuk dan tinggal di Panti untuk menjalani rehabilitasi. Kemudian memilah setiap anak sesuai dengan masalah sosial pribadi masing-masing dan memberikan tindakan yang tepat dan sesuai dengan masalah mereka sampai anak tersebut bisa dilepas dari panti dan menjalani kehidupan sosial yang lebih baik. Calon penerima manfaat yang mendaftar di PSBR kemudian menjalani serangkaian tes untuk menentukan jurusan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi psikologis yang dimiliki masing-masing anak, karena proses penentuan jurusan bagi calon penerima manfaat yang masih manual dan data-data belum tersusun rapi, membuat pegawai PSBR kesulitan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi penerima manfaat tersebut. Pemanfaatan teknologi komputer semakin berkembang di berbagai bidang. Hampir seluruh sistem yang ada beralih menjadi sistem yang terkomputerisasi dengan basis data sebagai tempat penyimpanan data. Proses penentuan jurusan bagi para calon penerima manfaat di PSBR yang masih manual, dialihkan menjadi sistem yang terkomputerisasi. Dengan menggunakan metode IF-9

AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat dibangun sistem pendukung keputusan untuk menentukan jurusan bagi penerima manfaat berdasarkan kriteria tertentu. Jurusan yang tersedia di PSBR yaitu montir, kayu, las, salon, dan jahit. Sistem pendukung keputusan (SPK) atau dalam bahasa Inggris Decision Support System merupakan salah satu bagian dari sistem informasi. Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007) SPK adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem untuk mendata calon penerima manfaat di kota Yogyakarta dan menentukan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan menggunakan AHP. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Rahman (2013) tentang pra-seleksi penerimaan siswa baru menggunakan metode AHP dengan data masukkan berupa data identitas yang berisi nama, asal sekolah, nilai rapor, nilai UAN, prestasi akademik dan non akademik, dan data kriteria yang berisi kode kriteria dan nama kriteria. Hasil keluarannya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai tertinggi. Selain itu, Noviyati (2012) pernah membahas tentang bagaimana cara membuat aplikasi sistem pendukung keputusan berbasis web untuk menentukan jurusan bagi siswa dan siswi SMAN 2 Demak yaitu siswa kelas X yang akan naik ke kelas XI dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) berdasarkan nilai-nilai rapor, minat, dan tes bakat. Penelitian yang dilakukan oleh Aziz, dkk (2013) tentang sistem pendukung keputusan untuk memilih program studi di suatu perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan sistem pendukung keputusan yang didasarkan pada data masukan siswa yang berupa faktor bakat, faktor akademis, dan faktor ekonomi. Tahap pertama sistem akan menganalisa bakat siswa dengan menggunakan metode logika fuzzy, untuk mengetahui kategori kelompok program studi yang cocok dengan siswa. Selanjutnya ditahap kedua nilai try out dari siswa akan dianalisa menggunakan logika fuzzy untuk mendapatkan nilai tingkat kemampuan siswa terhadap program studi yang tepat bagi siswa. Tahap terakhir, hasil dari tahap pertama dan tahap kedua akan dicocokkan dengan data perbandingan daya tampung dan jumlah peminat pada daftar program studi SNMPTN. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Analytical Hierarchy Process AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang pertama kali dikenalkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah yang bersifat multi faktor atau multi kriteria yang rumit menjadi suatu hierarki. Hierarki tersebut menurut Saaty (1993), merupakan suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level di mana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level fakor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Gambar 1. Hierarki AHP (Kou,dkk 2013) Langkah-langkah dalam perhitungan menggunakan metode AHP (Kusrini, 2007), adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, kemudian menyusun hierarki dari permasalahan tersebut. Penulisan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. IF-10

2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah menyusun kriteria-kriteria yang telah ditentukan ke dalam matriks berpasangan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan bilangan yang merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lain. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesiskan untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal ini dilakukan dengan cara : a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom matriks b. Menghitung nilai elemen kolom kriteria menggunakan rumus : masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom. c. Menghitung nilai prioritas kriteria menggunakan rumus : menjumlahkan matriks baris hasil langkah ke-4 dan hasilnya dibagi dengan jumlah kriteria (rata-rata penjumlahan matriks baris). 4. Menguji konsistensi Keputusan yang baik adalah bersifat konsisten. Pengujian konsistensi ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu a. Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusny, b. Jumlahkan masing-masing baris, c. Hasil penjumlahan baris tersebut dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriterian sebanyak λ1, λ2, λ3,..., λn. Hasilnya digunakan untuk menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus : λ maks = λ / n (1) 5. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus CI = λ maks - n / n (2) 6. Memeriksa konsistensi hierarki Nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan dikatakan konsisten jika CR 0,1. Sebaliknya, jika CR > 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten, sehingga pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang. Rasio konsistensi didapat dengan rumus : CI/IR. IR adalah Indeks Random Konsistensi yang bisa dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Nilai IR Ukuran Matriks 0 1 2 3 4 5 Nilai IR 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,45 1,51 1,48 1,56 1,5 1,59 7. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan pengambilan keputusan berdasarkan nilai tertinggi untuk menentukan jurusan. 2.2. Metode Pengembangan Sistem Menurut Valacich, dkk (2012) untuk membangun suatu sistem diperlukan satu set langkah yang disebut dengan metodologi pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) yang meliputi perencanaan dan seleksi sistem, analisis sistem, desain sistem, dan implementasi. 1. Perencanaan dan seleksi sistem Tahap pertama dalam membangun sebuah sistem adalah mengidentifikasi sistem-sistem yang ada di PSBR secara keseluruhan. Kemudian mengelompokkan sistem berdasarkan kriteriakriteria tertentu berupa analisis rantai nilai, kesejajaran sistem, potensi keuntungan, ketersediaan sumber daya, ukuran dan durasi proyek, dan tingkat resiko dari masing-masing sistem yang ada. Setelah itu dipilih sistem yang paling berpeluang dan paling dibutuhkan oleh PSBR yaitu sistem untuk menentukan jurusan bagi calon penerima manfaat berdasarkan kriteria tertentu sebagai bahan pertimbangan penempatan kerja. 2. Analisis Sistem Menganalisis kebutuhan user dalam proses pendataan calon penerima manfaat PSBR melalui wawancara langsung dengan bagian peksos (pekerja sosial) PSBR untuk mendapatkan data IF-11

yang akurat sehingga kebutuhan tersebut tersedia dalam sistem yang akan dibangun, dan mencari literatur lain sebagai referensinya. 3. Desain Sistem Penulis merancang dan membuat desain sistem penentuan jurusan bagi calon penerima manfaat di UPTD DINSOS Panti Sosial Bina Remaja DIY dengan cara melihat kebutuhankebutuhan yang diperlukan oleh sistem. Perancangan sistem ini dibuat dengan menggunakan Entity Relation Diagram (ERD), Diagram Alir Data (DAD), dan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam proses menentukan jurusan. 4. Implementasi Pada tahap ini aplikasi sistem penentuan jurusan bagi calon penerima manfaat PSBR yang telah dibangun akan diuji coba dan diimplementasikan di UPTD DINSOS Panti Sosial Bina Remaja DIY sehingga bisa membantu proses pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Identifikasi dan langkah penyelesaian dengan AHP Perancangan sistem digambarkan dengan diagram konteks dan Diagram Alir Data (DAD), sedangkan perancangan penyimpanan digambarkan dengan ERD (Entity Relationalship Diagram), perancangan tabel, dan relasi antar tabel. AHP dikembangkan sebagai algoritma pengambilan keputusan untuk permasalahan multikriteria (Multi Criteria Decision Making atau MCDM). Permasalahan multikriteria tersebut disederhanakan dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu tujuan dari pengambilan keputusan, kriteria penilaian, dan alternatif pilihan (Gambar 2). Gambar 2. Hierarki AHP Contoh kasus dengan penyelesaian AHP. Seorang bernama A akan mendaftar di PSBR dengan kriteria nilai seperti tampak pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh Kriteria Nilai Minat : Nilai Psikologi: Kemampuan : Pilihan 1 : Montir Montir : 60 Montir : 42,5 Pilihan 2 : Kayu Las : 70 Las : 50 Pilihan 3 : Jahit Kayu : 65 Kayu : 55 Pilihan 4 : Salon Salon : 45 Salon : 70 Pilihan 5 : Las Jahit : 50 Jahit : 35 Adapun tahapan-tahapan penyelesaian menggunakan AHP adalah sebagai berikut: 1. Menghitung bobot kriteria (dari perhitungan sebelumnya sudah didapat bobot kriteria yaitu kriteria minat = 0,5393, tes psikologi = 0,2974, dan kemampuan = 0,1639) 2. Menghitung bobot alternatif a. Matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria IF-12

1) Matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria minat Pada kriteria minat, montir lebih diprioritaskan daripada jurusan yang lain, sehingga nilai montir lebih besar dibandingkan jurusan yang lain. Nilai untuk pilihan 1 adalah 5, pilihan 2 adalah 4, pilihan 3 adalah 3, pilihan 4 adalah 2, dan pilihan 5 adalah 1. Tabel 3. Matriks perbandingan alternatif kriteria minat Kriteria Montir kayu las salon Jahit PV Montir 1 1,25 5 2,5 1,66667 Kayu 1 4 2 1,33333 Las 1 2 0,33333 Salon 1 0,66667 Jahit 1 Jumlah Pada penjelasan awal, sudah dipaparkan bahwa jika a[i,j] dengan i=j, maka a[j,i] = 1 dan jika a[i,j] dengan i=1,2,3 dan j=1,2,3 maka a[i,j] = 1/a[j,i]. Misalnya a[2,3] = 1/[3,2]. Sehingga menghasilkan tabel berikut ini. Tabel 4. Priority vector dan jumlah matriks baris kriteria minat Kriteria Montir kayu las salon jahit PV Montir 1 1,25 5 2,5 1,66667 0,32963 Kayu 0,8 1 4 2 1,33333 0,2637 Las 0,2 0,25 1 2 0,33333 0,09926 Salon 0,4 0,5 0,5 1 0,66667 0,10963 Jahit 0,6 0,75 3 1,5 1 0,19778 Jumlah 3 3,75 13,5 9 5 1 Baris jumlah didapat dari penjumlahan matriks baris untuk masing-masing kolom alternatif, misalnya jumlah kolom montir = (1+0,8+0,2+0,4+0,6) = 3 dan seterusnya. PV (Priority Vector) = 1/n x ( a[i,j]/jumlah) dengan n=jumlah alternatif. Misalnya untuk PV montir = 1/5 x ((1/3) + (1,25/3,75) + (5/13,5) + (2,5/9) + (1,66667/5)) = 0,32963 dan seterusnya. 2) Matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria nilai psikologi Bobot nilai tes psikologi seorang bernama A dapat dicari dengan cara dan perhitungan yang sama dengan matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria minat (Tabel 5) Tabel 5. Matriks Perbandingan Alternatif Alternatif Montir kayu las salon jahit PV Montir 1 0,923 0,857 1,33333 1,2 0,20876 Kayu 1,083 1 0,929 1,44444 1,3 0,22616 Las 1,167 1,077 1 1,55556 1,4 0,24355 Salon 0,75 0,5 0,643 1 0,9 0,14756 Jahit 0,833 0,769 0,714 1,11111 1 0,17397 Jumlah 4,833 4,269 4,143 6,44444 5,8 1 3) Matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria kemampuan Pada kriteria kemampuan yang menunjukkan bahwa kayu lebih diprioritaskan. Dengan cara dan perhitungan yang sama dengan matriks perbandingan alternatif berdasarkan kriteria minat dan tes psikologi di atas, didapatkan data pada Tabel 6. IF-13

Tabel 6. Matriks Perbandingan Alternatif Kemampuan Alternatif Montir kayu las Salon jahit PV Montir 1 0,773 0,85 0,60714 1,21429 0,16081 Kayu 3 1 1,1 0,78571 1,57143 0,34995 Las 1,176 0,909 1 0,71429 1,42857 0,21475 Salon 1,647 1,273 1,4 1 2 0,30065 Jahit 0,824 0,636 0,7 0,5 1 0,15032 jumlah 7,647 4,591 5,05 3,60714 7,21429 1,17647 b. Menghitung bobot akhir Tabel 7. Bobot akhir bobot semua kriteria montir kayu Las salon jahit Minat 0,539 0,33 0,264 0,09926 0,10963 0,19778 Nilai tes psikologi 0,297 0,209 0,226 0,24355 0,14756 0,17397 Kemampuan 0,164 0,161 0,35 0,21475 0,30065 0,15032 bobot akhir 0,266 0,267 0,16116 0,15228 0,18304 Bobot akhir didapatkan dengan cara mengalikan bobot kriteria dengan bobot alternatif (priority vector) yang sudah dihitung. Misalnya bobot akhir untuk kayu adalah (0,264*0,539)+(0,226*0,297)+(0,35*0,164) = 0,267 dan seterusnya. Berdasarkan hasil bobot akhir di atas, maka kesimpulannya adalah jurusan yang tepat untuk A adalah kayu, karena memiliki bobot akhir paling besar. 3.2. Perancangan Sistem dan Basisdata Merancang sebuah sistem menjadi sistem yang baik harus disesuaikan dengan tujuan awal pembuatan sistem. Sistem ini dibuat untuk menentukan jurusan bagi penerima manfaat yang mendaftar di PSBR dengan kriteria tertentu. Perancangan sistem ini menggunakan Diagram Alir Data (DAD) yang mencakup diagram konteks, diagram jenjang, dan DAD berlevel. Gambar 3. Diagram konteks sistem yang akan dibangun Gambar 3 menunjukkan diagram konteks dari sistem yang dibangun. Perancangan basis data menggunakan model Entitiy Relationship (Gambar 4) yang selanjutnya dikonversi ke Model Relational (Gambar 5). IF-14

Gambar 4. Diagram ER (model Entitiy Relationship) Gambar 5. Diagram Skema Relasi (model Relational) 3.3. Implementasi Sistem Contoh screen shot sistem untuk penentuan jurusan ditampilkan seperti tampak pada Gambar 6. IF-15

Gambar 6 Halaman penentuan jurusan 4. KESIMPULAN Peralihan dari sistem manual yang diterapkan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) ke sistem yang terkomputerisasi, khususnya untuk menganalisa jurusan bagi calon penerima manfaat dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Sistem ini dapat digunakan untuk menambah data penerima manfaat, melihat data penerima manfaat yang masih aktif maupun yang sudah lulus (alumni). 2. Sistem yang menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini dapat digunakan untuk menentukan jurusan yang sesuai dengan nilai masing-masing kriteria yang dimasukan ke dalam sistem. 3. Sistem ini memberikan hasil akhir berupa jurusan terpilih (dihitung berdasarkan bobot alternatif terbesar hasil perhitungan dengan AHP) bagi calon penerima manfaat. 4. Sistem ini dapat mencetak laporan hasil analisa. DAFTAR PUSTAKA Cholis, Nur, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di SMA Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), tugas akhir, Universitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta. http://hardy-bonvisa.blogspot.com/2013/11/sistem-pendukung-keputusan-dengan.html, tanggal akses 21 Maret 2014, jam 12:51:37. http://syaifullah08.wordpress.com, tanggal akses 20 Maret 2014, jam 15:33:30. Kou, Gong,.dkk, 2013, Data Processing for the AHP/ANP, Springer, New York. Kusrini, 2007, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi Offset, Yogyakarta. Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Grasindo, Jakarta. Noviyati, D.A.,2012, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Di SMA Menggunakan AHP (Studi Kasus SMAN 2 Demak), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Rahman, Mukhammad Sa id, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Pra-Seleksi Penerimaan Siswa Baru Menggunakan Metode Analis Hierarki Proses (Studi Kasus : MTs.S Hidayatul Athfal Pekalongan), kerja praktik, Universitas Teknologi Yogyakarta, Yogyakarta. Valacich, George, & Hoffer., 2012, Essensials of Systems Analysis and Design 5th Ed, Pearson, USA. IF-16