PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP EFEKTIVITAS BELANJA OPERASIONAL (Survei pada 10 Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) RAHAYU OCTARINA

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

FAJAR ADITYA RAHMAN Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang. akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK RISKY RIZKIANA SUMARLI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

RIANI NURHAYATI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. pada organisasi privat atau swasta. Anggaran menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Disusun Oleh : B

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP JUMLAH PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN SURYA JAYA TASIKMALAYA. Agnes Sekarini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

JURNAL AKUNTANSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi untuk pelaksanaan fungsi birokrasi pemerintah, keberadaan sektor publik

PENGARUH PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN DENGAN KEWENANGAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB V KESIMPULAN. 1. Penyusunan dan Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Purworejo.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Sensus Pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang utuh (Mahmudi, 2011). Menurut Mardiasmo (2009), keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:

PENGARUH DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN. (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya) ANJAR BADIAR

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),

BAB I PENDAHULUAN. tidak berorientasi pada kinerja, dapat menggagalkan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan akuntanbilitas dan transparansi Jufri (2012). Akan tetapi dalam

PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AKTIVA TETAP TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

Jurnal Administrasi Negara

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya) GITTA NOVIANI RUSNANDAR 093403139 dgiezzezha@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Pebimbing : Dr. Jajang Badruzaman, SE, M,Si, Ak, CA Rita Tri Yusnita, SE, MM ABSTRACT This research has done to know how (1) implemention of performance based budgeting at the Regional Organization of The Tasikmalaya City () how is the capital expenditures at the Regional Organization of The Tasikmalaya City (3) the influence of the performance based budgeting to capital expenditures at the Regional Organization of The Tasikmalaya City. The research method used analysis descriptive method with census approach and analysis method in the research were correlation coefisien analysis and determination coefisien analysis with software spss 16.0 for windows to process the primary data. The result of the research showed that : (1) implemention of performance based budgeting at the Regional Organization of The Tasikmalaya City was good; () ) how is the capital expenditures at the Regional Organization of The Tasikmalaya City was good; (3) The performance based budgeting has a significance influence capital expenditures. Keyword : The performance based budgeting and Capital expenditures ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana (1) pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya () bagaimana Belanja Modal di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya (3) bagaimana pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Belanja Modal di

Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis koefisien korelasi dan analisis koefisien determinasi dengan bantuan software spss 16.0 for windows untuk mengolah data primer. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya baik; () Belanja Modal di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya baik; (3) Anggaran Berbasis Kinerja berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. Kata kunci : Anggaran Berbasis Kinerja dan Belanja Modal PENDAHULUAN Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan, sedangkan untuk organisasi sektor publik anggaran merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik, dan diberi masukan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah. Dikeluarkannya Undang Undang Nomor 3 dan 33 Tahun 004 memberikan perubahan dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga terjadi reformasi dalam manajemen keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara transparan dan akuntabel sesuai dengan regulasi yang mengatur mengenai keuangan daerah. Selain perubahan terhadap sistem pengelolaan keuangan daerah, kedua undang undang tersebut merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horizontal (kepada masyarakat melalui DPRD). Undang Undang No. 3 Tahun 004 dan Undang Undang No. 33 Tahun 004 mengharuskan pemerintah memenuhi akuntabilitas dengan

memperhatikan beberapa hal, antara lain anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan. Anggaran menjadi suatu hal yang sangat relevan dan penting di lingkup pemerintahan karena dampaknya terhadap akuntabilitas pemerintah, sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adanya perubahan dalam hal pertanggungjawaban dari pertanggungjawaban vertikal ke pertanggungjawaban horizontal menuntut DPRD mengawasi kinerja pemerintah melalui anggaran. Akuntabilitas melalui anggaran meliputi penyusunan anggaran sampai dengan pelaporan anggaran. Reformasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah mengakibatkan perubahan struktur anggaran dan perubahan proses penyusunan APBD untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik. Bentuk reformasi anggaran dalam upaya memperbaiki proses penganggaran adalah penerapan anggaran berbasis kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 006 dan diubah lagi dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Dalam peraturan ini, disebutkan tentang penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Adanya RKA-SKPD ini berarti telah terpenuhinya kebutuhan tentang anggaran berbasis kinerja dan akuntabilitas. Dimana anggaran berbasis kinerja menuntut adanya output optimal atau pengeluaran yang dialokasikan sehingga setiap pengeluaran harus berorientasi atau bersifat ekonomi, efisien, dan efektif.

Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi (Bastian, 006: 171). Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan anggaran kinerja disusun untuk mencoba mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik (Mardiasmo, 00: 84). Anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang (Bastian, 006: 75). Penyusunan anggaran berbasis kinerja bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi pengalokasian sumber daya dan efektivitas penggunaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sehingga dengan adanya anggaran berbasis kinerja tersebut diharapkan anggaran dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat mendukung peningkatan tranparansi dan akuntabilitas manajemen sektor publik. Selain itu, anggaran berbasis kinerja memfokuskan pemanfaatan anggaran untuk perbaikan kinerja organisasi yang berpedoman pada prinsip value for money.

Penerapan ABK di Indonesia mempunyai tantangan yang tidak ringan karena berubahnya sistem penganggaran. Tantangan yang lebih berat adalah mengubah mind set tidak hanya pada lingkungan Pemerintah (eksekutif), tetapi juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif. Mind set DPR dalam rangka pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) diharapkan juga berubah menjadi output base, tidak lagi input base. Klasifikasi ekonomi pada sistem anggaran mampu menggambarkan secara jelas tujuan dan peruntukan alokasi anggaran berdasarkan anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran rutin berisikan jenis belanja pegawai dan belanja barang yang menggambarkan pembiayaan untuk operasional birokrasi. Sedangkan anggaran pembangunan berisikan jenis belanja modal yang menggambarkan pembiayaan dalam rangka investasi, baik fisik seperti pembangunan infrastruktur maupun non fisik seperti pelatihan dan pembangunan sumber daya manusia. Dalam hal ini jumlah alokasi anggaran pembangunan pada APBN dapat menggambarkan atau memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan peran klasifikasi ekonomi pada penerapan anggaran berbasis kinerja lebih pada upaya untuk memotret pelaksanaan kegiatan berdasarkan pengelompokan akuntansi sesuai Government Financial Statistic (GFS). Pengelompokan jenis belanja tersebut sesuai dengan tujuan dan peruntukannya. Contohnya belanja pegawai merupakan belanja untuk kompensasi pegawai, belanja barang merupakan belanja yang habis pakai sedangkan belanja modal merupakan belanja yang menambah asset.

Adapun studi empirik terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan penulis sebagai berikut: 1. Dadang Badru Zaman (010), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Anggran Berbasis Kinerja Terhadap Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil penelitiannya bahwa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif terhadap keuangan pemerintah daerah.. Sendi Nugraha (011), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang berjudul Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja Terhadap Good Governance. Hasil penelitiannya bahwa pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja berpengaruh positif terhadap good governance. 3. Sri Puji Fauziah (01), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang berjudul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Moda. Hasil penelitiannya bahwa pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi umum (DAU) berpengaruh positif terhadap belanja modal. 4. Priya Adiwiyana (011), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Belanja Modal. Hasil penelitianya bahwa Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Anggaran Berbasis Kinerja Kota Tasikmalaya. Bagaimana Belanja Modal Kota Tasikmalaya 3. Bagaimana pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Belanja Modal Kota Tasikmalaya

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada Dinas dan Kecamatan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penetian yaitu pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap belanja modal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan sensus. OPERASIONAL VARIABEL 1. Variabel Independen (Independent Variable) Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 007: 4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Anggaran Berbasis Kinerja.. Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 007: 4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Belanja Modal. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi dua jenis data : 1. Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Dinas di wilayah Pemerintah Kota Tasikmalaya

. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga (selain Dinas di wilayah Pemerintah Kota Tasikmalaya) sumber litelatur, hasil publikasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Koefisien Kolerasi Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber dari data dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 007: 8). Berikut rumus koefisien Kolerasi Product Moment dari Pearson : ryx n X n XY ( ( X ) X )( n Y Y) ( Y ) Keterangan : r = Koefisien korelasi X = Jumlah skor tiap item variabel x (Anggaran Berbasis Kinerja) Y = Jumlah skor seluruh item variabel y (Belanja Modal) n = Jumlah responden. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai kolerasi ( r ). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Belanja Modal. Mengemukakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r x 100 Keterangan : Kd = keofisien determinasi r = koefisien kolerasi dikuadratkan 3. Prosedur Pengujian Hipotesis Sedangkan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Penetapan hipotesis operasional Ho : ρ = 0 : Anggaran Berbasis Kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Modal Ha : ρ 0 : Anggaran Berbasis Kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Modal. b. Penetapan taraf nyata Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak (two side test) dengan alpha (α) 0,05, dan tingkat kepercayaan (convidence level) 0,95. c. Penetapan statistik uji Untuk menguji signifikan t dengan rumus sebagai berikut : t r n 1 r

Keterangan : r = Koefisien kolerasi n- = Derajat kebebasan r = Koefisien determinisasi n t = Jumlah sampel d. Kaidah keputusan = Hasil hitung dengan student method Terima Ho jika -t½ α < t hitung < t½ α Tolak Ho jika -t½ α > t hitung atau t hitung > t½ α PEMBAHASAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP OPD KOTA TASIKMALAYA Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban reponden mengenai pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap OPD Kota Tasikmalaya direkap untuk melihat skor total jawaban responden dan dapat diihat pada tabel dibawah ini : Rekapitulasi tanggapan responden mengenai variabel Anggaran Berbasis Kinerja No Pertanyaan Skor yang Skor yang ditargetkan diperoleh Kategori 1 Selalu menginformasikan yang dibutuhkan publik dan 105 90 Baik kebutuhan atas informasi mudah untuk d askes Selalu membuat peraturan yang menjamin hak untuk 105 83 Baik mendapatkan informasi bagi publik 3 Pelaksanaan anggaran perkiraannya selalu terukur 105 87 Baik secara rasional 4 Selalu memperhatikan pada setiap belanja yang 105 83 Baik dianggarkan pada pos/pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja 5 Menggunakan keuangan daerah dapat di nikmati oleh seluruh masyarakat 105 81 Baik 6 Selalu menggunakan keuangan daerah tanpa 105 86 Baik

didiskriminasi dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat 7 Selalu menggunakan anggaran tepat guna 105 88 Baik 8 Selalu menggunakan anggaran tepat waktu 105 80 Baik 9 Selalu mengutamakan upaya pencapaian hasil kinerja 105 85 Baik dalam pelaksanaan anggaran Selalu merencanakan alokasi biaya berdasarkan pada 105 Baik 10 output dan outcome yang akan dihasilkan 9 Jumlah 1050 855 Baik Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada rekapitulasi menyatakan bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden mengenai Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya adalah sebesar 855. Hal ini menunjukkan ke dalam interval berkategori baik, yang berarti bahwa tanggapan responden mengenai Anggaran Berbasis Kinerja dari 10 pertanyaan yang penulis ajukan memberikan respon : baik sebanyak 10 pertanyaan dengan demikian Anggaran Berbasis Kinerja yang dilakukan dengan baik pada Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya, atau dengan kata lain Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya telah melakukan Anggaran Berbasis Kinerja dengan baik. BELANJA MODAL PADA OPD KOTA TASIKMALAYA Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban reponden mengenai Belanja Modal terhadap OPD Kota Tasikmalaya direkap untuk melihat skor total jawaban responden dan dapat diihat pada tabel dibawah ini :

Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Variabel Belanja Modal Skor yang Skor yang No Pertanyaan Kategori ditargetkan Diperoleh 1 Belanja modal sewa tanah cenderung selalu meningkat 105 77 Baik Pembuatan sertifikat tanah atau pengeluaran lainnya 105 8 Baik memperoleh hak atas tanah dan dalam kondisi yang baik 3 Biaya yang digunakan untuk penggantian peralatan dan 105 75 Cukup mesin selalu mengalami peningkatan 4 Penggantian inventaris kantor yang diberikan dalam 105 83 Baik kondisi yang layak pakai 5 Tiap tahun selalu dibuat rencana kinerja anggaran 105 85 Baik untuk pengelolaan gedung dan bangunan 6 Ada tim khusus dalam pengelolaan gedung dan 105 83 Baik bangunan 7 Setiap Tahun ada rencana kinerja anggaran untuk 105 73 Cukup perbaikan jalan dan irigasi 8 Layanan publik yang diberikan selalu mendapatkan 105 81 Baik respon yang baik 9 Ada anggaran khusus dalam perawatan degung beserta 105 81 Baik peralatannya 10 Anggaran untuk kontrak sewa beli selalu meningkat 105 81 Baik tiap tahunnya Jumlah 1050 801 Baik Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada rekapitulasi menyatakan bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden mengenai Belanja Modal pada Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya adalah sebesar 801. Hal ini menunjukkan ke dalam interval berkategori baik, yang berarti bahwa tanggapan responden mengenai Belanja Modal dari 10 pertanyaan yang penulis ajukan memberikan respon : baik sebanyak 8 pertanyaan, cukup sebanyak pertanyaan dengan demikian Belanja Modal yang dilakukan dengan baik pada Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya, atau dengan kata lain Dinas dan Kecamatan Kota Tasikmalaya telah melakukan Belanja Modal dengan baik.

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL PADA OPD KOTA TASIKMALAYA Hasil analisis dengan program SPSS 16 for windows maka dihasilkan perhitungan statistik sebagai berikut : 1. Analisis Koefisien Korelasi Hasil Perhitungan program statistik SPSS 16.0, diperoleh korelasi antara variabel Anggaran Berbasis Kinerja dengan Belanja Modal bernilai 0,751 dengan tingkat signifikasi 0,000. Angka 0,751 berarti berkolerasi kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan kolerasi ini, maka dapat diartikan bahwa variabel Anggaran Berbasis Kinerja dengan Belanja Modal mempunyai hubungan yang kuat.. Analisis Koefisien Determinasi Perhitungan koefisien determinasi dan non determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Belanja Modal. Berdasarkan hasil output SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Koefisien Determinasi Kd = r x 100 % Kd = (0.751) x 100 % Kd = 0.564 56.4 % Koefisien Non Determinasi Knd = 1 r x 100 % Knd = (1 0.564) x 100 % Knd = 0.436 43.6 %

Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien menghasilkan nilai sebesar kd = 56.4 % dan Knd = 43.6 %. Ini berarti sebesar 56.4 % Belanja Modal dipengaruhi oleh Anggaran Berbasis Kinerja dan 43.6 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti, misalnya ganti inventaris kantor, adanya perawatan gedung dan bangunan, adanya peningkatan sewa kontrak tanah, adanya perbaikan jalan dan irigasi yang sifatnya menambah asset tetap/inventaris. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh Anggaran Berbasis Kineja terhadap Belanja Modal. Hasil perhitungan paket program statistik SPSS 16.0 menunjukan bahwa nilai signifikan t (p) lebih kecil dari pada taraf signifikan yang dikehendaki sebesar 0,05, dengan nilai sig 0,000 < (α) 0,05. Hal ini berarti bahwa Anggaran Berbasis Kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Yang berarti bahwa pada umumnya setiap indikator anggaran berbasis kinerja dan indikator belanja modal telah diterapkan pada OPD di Kota Tasikmalaya. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa Anggara Berbasis Kinerja berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal (Ha) diterima. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa semakin baik penerapan anggaran berbasis kinerja maka semakin baik pula penerapan belanja modal pada OPD Kota Tasikmalaya. Hal ini sejalan dengan teori Mardiasmo (005) yang menyatakan bahwa anggaran berbasis kinerja adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Anggaran berbasis kinerja diharapkan pula sebagai solusi atas kelemahan

sistem anggaran yang ada dan diharapkan mengukur kinerja secara efektif dan efesien dan dapat memperhatikan sasaran, tujuan dan manfaat yang telah ditargetkan sehingga program yang ada mampu diorientasikan secara komprehensif. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka implementasi anggaran berbasis kinerja bertujuan sebagai rujukan atau pedoman kerja untuk mencapai visi dan misi Kota Tasikmalaya, dapat dibuat kesimpulan pada setiap Dinas dan Kecamatan di Kota Tasikmalaya sudah menerapkan penyusunan anggaran berbasis kinerja yang disesuaikan dengan peraturan undang-undang yang berlaku sehingga penyusunan anggarannya selalu terukur secara rasional, namun masih ada OPD yang belum menerapkan penyusunan anggaran berbasis kinerja sesuai aturan yang berlaku. Setiap Dinas dan Kecamatan di Kota Tasikmalaya telah melakukan penyusunan rencana anggaran belanja modal dengan baik, selalu memperhatikan pos/pasal pengeluaran belanja pada setiap belanja yang dianggarkan. Anggaran Berbasis Kinerja berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal di OPD Kota Tasikmalaya, ini menunjukan bahwa Anggaran Berbasis Kinerja dapat memberikan dukungan terhadap responsivitas, responbilitas, dan akuntabilitas pemerintah. Semakin baik penyusunan anggaran belanja modal yang dilakukan pemerintah akan memberi dampak semakin baik pula pencapaian pada OPD Kota Tasikmalaya.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Arifin Sabeni, Imam Gozali. 1995. Pokok-pokok Akuntansi Pemerintahan. Edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Adiwiyana, Priya. 011. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro. Coe, C K. 1989. Public Financial Management. Englewood Cliffs N. J : Prentice Hall. Dadang Badru Zaman. 010. Pengaruh Pelaksanaan Anggran Berbasis Kinerja Terhadap Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi. Indra, Bastian. 005. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mardiamo. 00. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Nopa Purnama. 009. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja. 005. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Pemerinta Kota Tasikmalaya. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. 01. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran. Nomor 1/PMK.O.

Rizkiana, Risky. 01. Pengaruh Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Skripsi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi. Sendi Nugraha. 011. Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja Terhadap Good Governance. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi. Sugiyono. 007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 004 tentang Pemerintahan Daerah.. 013. Penganggaran Berbasis Kinerja. available at: www.tribunnews.com. Diakses pada 01 Januari 013.. 004. Anggaran Pemerintah. available at: www.depkeu.go.id. Diakses pada 01 Januari 013.