JURNAL AKUNTANSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL AKUNTANSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA"

Transkripsi

1 JURNAL AKUNTANSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Survei Pada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya) DINDA AMALIA SA BANI Pembimbing: Dr. Wawan Sukmana, SE., M.Si., AK, CA Rani Rahman, SE., M.AK ABSTRAK THE INFLUENCE OF THE ORGANIZATION COMMITMENT TO IMPLEMENTATION OF PERFORMANCE BASED BUDGETING (Survey at The Regional Offices of The Tasikmalaya City) This research has done to know how (1) the organization commitment at The Regional Offices of The Tasikmalaya City (2) implementation of performance based budgeting at The Regional Offices of The Tasikmalaya City (3) the influence of the organization commitment to implementation of performance based budgeting at The Regional Offices of The Tasikmalaya City. The research method used analysis descriptive method with survey approach and analysis method in this research were correlation coefisien analysis and determination coefisien analysis with software spss 16.0 for windows to process the primary data. The results of the research showed that : (1) the organization commitment at The Regional Offices of The Tasikmalaya City was good; (2) implementation of performance-base budgeting at The Regional Offices of The Tasikmalaya City was good; (3) The organization commitment has a significance influence to implementation of performance based budgeting. Keyword : the organization commitment, implementation of performance based budgeting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana (1) komitmen organisasi pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya (2) implementasi anggaran berbasis kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya (3) pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survei dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis koefisien korelasi dan analisis koefisien determinasi dengan bantuan - 1 -

2 software spss 16.0 for windows untuk mengolah data primer. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) komitmen organisasi pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya baik; (2) implementasi anggaran berbasis kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya baik; (3) komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Kata kunci : komitmen organisasi, implementasi anggaran berbasis kinerja. 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan negara dan daerah hingga saat ini masih menjadi kendala. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyebutkan bahwa sepanjang periode 2002 hingga 2007, kerugian negara akibat bentuk kasus korupsi mencapai Rp. 18,2 Triliun. Sebelumnya, Departemen Keuangan juga menyebutkan bahwa kepatuhan daerah untuk memenuhi kewajibannya menyerahkan APBD 2007 kepada Departemen Keuangan sangat rendah. Tak tanggung-tanggung, hingga 12 April 2007 sebanyak 172 Kabupaten/Kota tidak menyerahkan laporan keuangannya. Padahal Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 begitu jelas dipaparkan aturan dan mekanisme pengesahan APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran, terhitung mulai 1 Januari hingga 31 Desember. Menurut ketentuan tersebut, kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober. Adapun pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan paling lama satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan. Artinya, APBD tahun 2007 sudah disahkan paling lambat November Menurut catatan Departemen Keuangan, hingga 12 April 2007 baru 54 Kabupaten/Kota yang telah menyerahkan Rancangan APBD tahun Selebihnya 59 Kabupaten dan kota belum menyerahkan Rancangan APBD tahun 2007 tanpa alasan jelas dan 59 lainnya mengaku terlambat menyerahkan Rancangan APBD tahun Kemampuan pemerintah dalam mengelola APBD pun cukup rendah. Salah satu upaya mengatasi merosotnya kemampuan pemerintah adalah dengan meningkatkan peran APBD. Untuk meningkatkan investasi, pemerintah daerah harus bisa merealisasikan belanja modal. Menurut Menteri Keuangan, paling tidak kemampuan membelanjakan modal sebesar 30 persen dari APBD pada tahun 2005 rata-rata realisasi belanja modal daerah hanya 19,3 persen dari APBD, sedangkan tahun lalu naik menjadi 24,8 persen. Pengukuran kinerja atas pelaksanaan anggaran juga tidak terstandarisasi secara seragam. Akibatnya, penilaian keberhasilan per departemen juga tidak seragam. Di situlah arti pentingnya konsepsi anggaran terpadu, yang menekan pada optimalisasi penggunaan dana. Hal itu untuk mencapai sasaran program yang akan dilaksanakan oleh suatu - 2 -

3 organisasi. Konsepsi sebagaimana disebutkan di atas akan terwujud dengan baik, bila diterapkan klasifikasi anggaran berdasarkan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Reformasi sistem penyusunan penganggaran yang baik akan memberikan landasan yang kuat bagi pengambilan keputusan dan penyusunan prioritas anggaran, termasuk agregasi seluruh masukan yang akan menyumbangkan kepada keluaran dan hasil akhir. Selain melacak pengeluaran, juga perlu melaporkan pelaksanaan anggaran (baik secara finansial maupun secara riil) dan memberi umpan balik informasi baru dalam proses pengambilan keputusan. penganggaran semacam itu merupakan hal-hal yang harus segera Untuk meningkatkan disiplin anggaran dan alokasi anggaran yang efisien harus dilakukan penentuan proyeksi anggaran, tak hanya untuk tahun anggaran yang diusulkan tetapi juga untuk tahun anggaran berikutnya. Pelaksanaan anggaran berdasarkan kinerja diterapkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem anggaran sebelumnya. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, yang berkaitan dengan kebijakan, perencanaan penganggaran dan pelaksanaannya. Salah satu keunggulan dari Anggaran Berbasis Kinerja adalah merangsang partisipasi dan motivasi unit kerja melalui proses penyusunan dan penilaian anggaran yang bersifat aktual. Dengan demikian implementasi Anggaran Berbasis Kinerja dalam proses penyusunan APBD dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Para bawahan dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran, karena mereka memiliki kecukupan informasi untuk memprediksi masa depan secara tepat, sehingga keterlibatan mereka akan lebih memperjelas sasaran yang ingin dicapai di setiap unit kerja mereka masing-masing. Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Hal ini kemudian akan menciptakan anggaran yang lebih baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dalam sistem anggaran berbasis kinerja, sehingga implementasi anggaran berbasis kinerja dalam penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang lebih baik. Konsep Komitmen Organisasi merupakan variabel yang mempunyai peranan penting yang mendorong hubungan antara partisipatif penganggaran dengan kejelasan sasaran anggaran. Dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya kesenjangan anggaran dapat dihindari, sebaliknya individu dengan komitmen terhadap organisasi yang rendah akan mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya, sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan

4 Sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang telah terbentuk daerahdaerah otonom baru. Kota Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang berhasil mengurus sendiri urusan pemerintahannya setelah menjadi arah otonom baru (Widodo AS dalam rapat komisi II DPR RI,2007). Hal tersebut merupakan hasik kajian depdagri dalam mengevalusasi 48 dari total 148 daerah otonom baru sejak 1999 sampai dengan Dikatakan pula bahwa data yang dievaluasi meningkat dan kesejahteraannya meningkat, serta penyelenggaraan sistem pemerintahan berjalan baik. Sekilas dapat disimpulkan bahwa Kota Tasikmalaya telah menyelenggarakan pemerintahan dengan baik, namun yang menjadi parameternya adalah proses transisi administrasi, administrasi pemerintahan daerah, kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik dan daya saing daerah. Kesemuanya itu hanya memenuhi beberapa prinsipprinsip kepemerintahan yang baik. Namun dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan dari pengurusan anggaran yang dilaksanakan, belum seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak. Hal tersebut dapat dilihat dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tasikmalaya Tahun Kegagalan ataupun keberhasilan capaian dalam pelaksanaan tugas pada tahun anggaran 2009 tidak dapat disampaikan secara jelas. Hal ini dikarenakan instrumen pendukung pengukuran kinerja belum tersedia, seperti standar analisis biaya dan standar pelayanan minimun. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah dengan memiliki komitmen organisasi yang tinggi, penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) akan diimplementasikan dengan baik yang akan mendorong adanya partisipasi anggaran dan penetapan sasaran anggaran yang jelas sehingga dapat meningkatkan perilaku aparatur pemerintah daerah ke arah yang lebih baik, dalam hal ini adalah peningkatan kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah. Atau sebaliknya akan memberikan peluang kepada aparatur pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan negatif dalam pengelolaan keuangan daerah, misalnya kecenderungan mereka untuk melakukan kesenjangan anggaran. Pada penelitian ini juga penulis juga mengambil referensi dari beberapa penelitian terdahulu sebagai gambaran untuk mempermudah proses penelitian. Penelitian yang penulis lakukan mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya antara lain : Eka Yosi Gumilar (2011) dengan judul Pengaruh Implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Lokasi penelitian di Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitiannya, Implementasi Anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif sebesar tetapi tidak signifikan terhadap akuntabilitas instansi pemerintah

5 Dodi Gunawan Ciptadi (2009) dengan judul Pengaruh Komitmen Organisasi, Skema Insentif Moneter, dan Penganggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Manajer. Lokasi penelitian di PT PINDAD dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitiannya, Komitmen organisasi, skema insentif moneter, dan penganggaran partisipatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajer. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (Survei pada OPD Daerah Kota Tasikmalaya). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan judul penelitian dan penjelasan yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah dan sekaligus membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1). Bagaimana komitmen organisasi di lingkungan Dinas Daerah Kota Tasikmalaya 2). Bagaimana implementasi anggaran berbasis kinerja di lingkungan Dinas Daerah Kota Tasikmalaya 3). Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja di lingkungan Dinas Daerah Kota Tasikmalaya 2.2 Kerangka Pemikiran Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penganggaran. Perubahan perubahan itu didorong oleh berbagai faktor termasuk diantaranya perubahan yang begitu cepat di bidang politik, desentralisasi, dan berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi pemerintah. Berbagai perubahan itu membutuhkan dukungan sistem pengganggaran yang lebih responsive, yang dapat memfasilitasi upaya memenuhi tuntutan masyarakat atas peningkatan kinerja pemerintah dalam bidang pembangunan, kualitas layanan, dan efisien pemanfaatan sumber daya (UU No. 17, Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta) Sistem pengganggaran yang pernah diterapkan di Indonesia yaitu sistem anggaran tradisional yang terkesan sangat kaku, birokratis, dan hierarkis sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan dunia internasional yang sangat pesat. Sehingga sistem tersebut perlu untuk diganti dengan sistem yang dapat merespon perubahan, sebagai gantinya adalah anggaran berdasarkan prestasi kerja atau anggaran berbasis kinerja. Anggaran berbasis kinerja diartikan sebagai penyusunan anggaran yang didasarkan pada target kinerja tertentu. Anggaranlah yang disusun sesuai dengan beban target kinerja. Artinya, target kinerja bersifat tetap dan menjadi dasar dari penyusunan anggaran. (Abdul Halim.2007) - 5 -

6 Anggaran berbasis kinerja bersifat desentralisasi, berorientasi pada input, output, dan outcome (value for money), utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang, berdasarkan sasaran dan target kinerja, lintas departemen, Zero Based Budgeting, Sistematik dan rasional, serta Bottom-up Budgeting. Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi (Bastian, 2006:171). Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan anggaran kinerja disusun untuk mencoba mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik (Mardiasmo, 2002:84). Menurut Steers (1985:50) yang dikutip oleh Sri Kuntjoro (2009) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Seberapa besar implementasi anggaran berbasis kinerja sudah diaplikasikan tergantung pada sejauh mana individu lebih mementingkan diri sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya. Ini merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimilikinya. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Individu berkomitmen tinggi akan mendahulukan kepentingan organisasi serta berusaha agar organisasi lebih efektif dan efisien. Sehingga elemen-elemen utama dalam rangka implementasi anggaran berbasis kinerja, seperti visi dan misi, tujuan, sasaran, program, dan kegiatan dapat terlaksana dengan adanya komitmen kuat yang melekat pada organisasi. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran digambarkan pada gambar sebagai berikut: Komitmen Organisasi Gambar 2.2 Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Kerangka Pemikiran 1.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Metode deskriptif adalah mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau pada masa - 6 -

7 sekarang. (Sugiama 2008:37). Survei yaitu penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang-orang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis. Berdasarkan perspektif dimensi/ horizon waktu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross sectional yaitu, tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subjek pada waktu tertentu. Studi cross sectional berbeda dengan studi time series yang menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu (Nur Indriantoro dan Bambang Sutomo, 2002:95). 1.4 Teknik Analisis Data Teknik Pengolahan Data Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrument penelitian (kuesioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrument penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan. Adapun perubahan instrumen meliputi: 1. Pendefinisian operasionalisasi variabel kedalam indikatornya 2. Menjabarkan indikator kedalam pernyataan 3. Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden Format kuesioner untuk memuat pernyataan responden berbentuk multiple choice, dengan kelebihan mudah ditabulasi dan tepat untuk kuesioner yang diisi sendiri. Untuk analisis kuantitatif maka pemberian skor untuk setiap item kuesioner digunakan skala Likert yang jumlahnya ganjil dengan nilai 1 sampai 5. Skala likert adalah skala yang dirancang untuk menguji apakah responden sangat tidak setuju (strongly disagree) atau sangat setuju (strongly agree) terhadap objek psikologis yang dinilainya (Sugiama, 2008:98). Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden adalah menggunakan skala interval, yaitu skala yang menggunakan angka untuk suatu set objek dengan jarak yang sama antara satu ciri atau sifat objek maupun kejadian yang diukur (Sugiama, 2008:81). Pemberian skala ini mengacu pada pernyataan Uma Sekaran (2006:197) : Angka-angka dalam skala Likert dapat dirancang menunjukan skala interval. Item-item yang disusun harus terdiri dari item positif dan negatif. Adapun daftar pernyataan dengan menetapkan skala likert pada alternatif jawaban yang didapat akan dinilai dengan skor sebagai berikut: Tabel 1.4 untuk setiap pertanyaan Jawaban untuk Jawaban untuk nilai nilai positif negatif

8 Sumber: Sugiyono, Uji Kualitas Data Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang di gunakan mengukur apa yang perlu di ukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu : content validity, construct validity, dan pengujian validitas eksternal (Sugiyono, 2007:352). Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masingmasing pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah produk moment (product moment) sebagai berikut : r xy n n X 2 XY X 2 n X Y 2 Y Y 2 Keterangan : r = Koefisien korelasi X = skor tiap item variabel x (komitmen organisasi) Y = skor seluruh item variabel y (implementasi anggaran berbasis kinerja) n = responden Jika dari hasil analisis tersebut diperoleh r hitung > r tabel maka data tersebut adalah signifikan (valid) berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Kemudian dapat ditentukan bahwa pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility) Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan konsisten dalam mengungkapkan fenomena tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Sutomo, 2002). Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas ialah teknik Cronbach s Alpha. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach s Alpha ini - 8 -

9 dilakukan untuk jenis data interval (Sugiama, 2008:199). Cronbach s Alpha dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : = Koefisien reliabilitas alpha = Banyak butir pertanyaan dan butir soal = variasi butir = Variasi total Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya mendekati satu. Adapun kaidah keputusan menggunakan nilai kritis cronbach alpha yaitu jika nilai koefisien 0.70 maka instrument tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian (Hair et.al : 1998) Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Analisis Data Pada penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah deskriptif dan satu masalah asosiatif, demikian juga hipotesis yang dirumuskan. Dua rumusan masalah deskriptif dijawab dengan analisis yang sama, namun teknik statistik yang digunakan untuk mencari rumusan masalah asosiatif (besarnya pengaruh variabel tertentu dengan variabel lain) dengan menghitung besarnya analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi (Sugiyono, 2007:150) Rancangan Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Adapun Rancangan Pengujian Hipotesis meliputi sebagai berikut : 1. Analisis Koefisien Korelasi Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2007:228). Berikut ini dikemukakan rumus koefisien Korelasi Produk Moment dari Pearson: r yx n X n 2 XY X 2 n X Y 2 Y Y 2 Keterangan : r = Koefisien korelasi - 9 -

10 X = Variabel independen Y = Variabel dependen n = responden Jika tingkat hubungan antar variabel kuat maka nilai r akan besar. Demikian pula sebaliknya jika tingkat hubungan antar variabel rendah maka nilai r akan kecil. Tabel 1.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r 2 ). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Mengemukakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r 2 x 100 Keterangan : Kd r 2 = Koefisien determinasi = Koefisien Korelasi dikuadratkan 3. Prosedur Pengujian Hipotesis. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Penetapan hipotesis operasional Ho : = 0 : komitmen organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Hi : 0 : Komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja

11 b. Penetapan tarap nyata Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak (two side test) dengan alpha ( ) 0,05, dan tingkat kepercayaan (convidence level) 0,95. c. Penetapan statistik uji Untuk menguji signifikan digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut : t r n r Keterangan : r : Koefisien korelasi n-2 : Derajat kebebasan r 2 n t : Koefisien determinisasi : Ukuran sampel : Hasil hitung dengan student method d. Kaidah keputusan Terima Ho, jika -t ½ < t hitung atau t hitung < t ½ Terima Hi, jika t hitung > t ½ atau t hitung < -t ½ 1.5 Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan 25 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintah Kota Tasikmalaya yang berada di Kota Tasikmalaya, mengenai : Komitmen Organisasi terhadap Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja. Tempat penelitian penulis dilaksanakan pada 25 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintah Kota Tasikmalaya yang berada di Kota Tasikmalaya. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disampaikan langsung kepada responden dengan cara mendatangi langsung ke tempat penelitian. Kemudian pada waktu yang telah disepakati dengan responden, kuesioner diambil kembali oleh peneliti. Jangka waktu penyebaran dan pengembalian kuesioner adalah tanggal 6 Maret 8 April Semua kuesioner yang disebar adalah sebanyak 25 buah. Dari 25 buah kuesioner yang disebar, semuanya dikembalikan Komitmen Organisasi pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil survei kepada 25 responden maka diperoleh jawaban yang merupakan tanggapan responden mengenai pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang diajukan. Tanggapan responden tersebut dapat memberikan informasi dan gambaran yang jelas mengenai Komitmen Organisasi pada OPD (Organisasi

12 Perangkat Daerah) di Pemerintah Kota Tasikmalaya yang berada di Kota Tasikmalaya. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang memuat 11 butir pernyataan. Melalui pengujian korelasi product moment dengan SPSS 16.0 for Windows. Adapun hasil uji validitas untuk item pernyataan Komitmen Organisasi diperoleh bahwa dalam instrumen pengukuran variabel Komitmen Organisasi memiliki r hitung < r tabel, nilai r tabel diperoleh 0,396 dari df (degree of freedom) = 25-2 = 23 dengan sig 0,05. Butir pertanyaan tersebut ialah butir kke-10, butir tersebut dikeluarkan dari proses analisis karena tidak dapat digunakan sebagai intrumen penelitian. Artinya kedua pertanyaan ini tidak dapat mengukur apa yang ingin kita ukur. Disamping itu, tiap-tiap butir dinyatakan reliabel karena diperoleh angka koefisien cronbach alpha lebih besar daripada 0,70 Untuk menyederhanakan interpretasi setiap tanggapan responden, penulis mengacu kepada kriteria yang dikemukakan Sugiyono (2003 : 89), dengan langkah langkah sebagai berikut : 1). Menentukan nilai tertinggi setiap indikator Nilai tertinggi setiap indikator Komitmen Organisasi: 25 x 5 = 125 2). Menentukan nilai terendah setiap indikator Nilai terendah setiap indikator Komitmen Organisasi: 25 x 1 = 25 3). Menentukan jumlah kriteria pernyataan = 5 4). Menentukan panjang interval : rasio selisih nilai tertinggi dan nilai terendah dengan kriteria pernyataan. Nji = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah z Kriteria Pertanyaan = = 20 5 Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka klasifikasi kriteria tanggapan responden untuk variabel Komitmen Organisasi sebagai berikut : Nilai Sangat buruk Nilai Buruk Nilai Cukup baik Nilai Baik Nilai Sangat Baik Untuk mengetahui tanggapan dan penilaian responden mengenai Komitmen Organisasi pada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintah Kota Tasikmalaya yang berada di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel

13 sampai dengan Tabel yang berisikan pernyataan-pernyataan sebagai berikut : Tabel Kesediaan menerima semua kebijakan organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Kesamaan sistem nilai pribadi dengan sistem nilai organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tabel Menyumbangkan kemampuan untuk membantu organisasi/dinas menjadi sukses Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat

14 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tabel Bersedia menerima tanggung jawab lebih dari biasanya demi kepentingan organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Kesetiaan terhadap organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Kesediaan menyetujui kebijakan organisasi/dinas dengan masalah yang berkenaan dengan pegawai/karyawan

15 Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Kesediaan menyumbangkan usaha dan kontribusi yang disesuaikan dengan penetapan kinerja organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Organisasi/dinas merupakan organisasi/dinas terbaik yang diinginkan Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju

16 Tabel Senantiasa merasa bangga bekerja pada organisasi/dinas Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Kesediaan organisasi/dinas agar tetap bertahan bila dalam keadaan sulit Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Senantiasa merasa bangga bila keberhasilan organisasi merupakan keberhasilan dari para pegawai/karyawan Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat

17 Tidak Setuju Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil survei kepada 25 responden maka diperoleh jawaban yang merupakan tanggapan responden mengenai pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang diajukan. Tanggapan responden tersebut dapat memberikan informasi dan gambaran yang jelas mengenai Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja pada 25 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintah Kota Tasikmalaya. Sebelum penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang memuat 15 butir pernyataan. Melalui pengujian korelasi product moment dengan SPSS 16.0 for Windows. Hasil pengujian validitas variabel implementasi anggaran berbasis kinerja, terdapat 1 butir pernyataan yaitu butir ke -8 memiliki r hitung < r tabel, nilai r tabel diperoleh 0,396 dari df (degree of freedom) = 25 2 = 23 dengan sig. 5% Butir-butir pernyataan tersebut dikeluarkan dari proses analisis data karena tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Artinya perntayaan tersebut tidak dapat mengukur apa yang kita ingin ukur. Tiap-tiap butir dinyatakan reliabel karena diperoleh angka koefesien cronbach alpha lebih besar daripada Untuk menyederhanakan interpretasi setiap tanggapan responden, penulis mengacu kepada kriteria yang dikemukakan Sugiyono (2003 : 89), dengan langkah langkah sebagai berikut : 1). Menentukan nilai tertinggi setiap indikator Nilai tertinggi setiap indikator Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja: 25 x 5 = 125 2). Menentukan nilai terendah setiap indikator Nilai terendah setiap indikator Implementasi Anggaran berbasis Kinerja: 25 x 1 = 25 3). Menentukan jumlah kriteria pernyataan = 5 4). Menentukan panjang interval : rasio selisih nilai tertinggi dan nilai terendah dengan kriteria pernyataan. Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka klasifikasi kriteria tanggapan responden untuk variabel Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja sebagai berikut :

18 Tabel Nji = Menetapkan transparasi dan akuntabilitas anggaran dalam merencanakan APBD Selalu Sering Kadang Jarang Nilai Tertinggi - Nilai Terendah z Kriteria Pertanyaan = = 20 Nilai Sangat buruk Nilai Buruk Nilai Cukup baik Nilai Baik Nilai Sangat Baik Untuk mengetahui tanggapan dan penilaian responden mengenai Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya. dapat dilihat pada Tabel sampai dengan Tabel yang berisikan pernyataanpernyataan sebagai berikut :

19 Tidak Tabel Pemenuhan aspirasi dan kepentingan masyarakat untuk mengetahui proses anggaran Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Tabel Kedisiplinan merencanakan APBD Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju

20 Sangat Tidak Setuju Tabel Penggunaan batas tertinggi untuk pengeluaran belanja dalam menetapkan anggaran belanja pada setiap pos Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tabel Mengalokasikan penggunaan anggaran secara adil Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Penyusunan anggaran yang dibuat untuk dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi

21 Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tabel Penyusunan anggaran dalam menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan masyarakat Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Menyajikan informasi yang jelas mengenai sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan Selalu Sering Kadang Jarang Tidak

22 Tabel Meningkatkan kebijakan transparasi anggaran dengan adanya sistem pemberian informasi kepada publik Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Menganggarkan pendapatan secara terukur dan rasional pada setiap pos dalam perencanaan APBD Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Menyusun anggaran secara tepat guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat

23 Tidak Setuju Tabel Memperhatikan tingkat efesiensi dan tingkat efektifitas dalam menentukan target kinerja Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Pencapaian hasil yang sepadan atau lebih besar dari biaya yang telah diterapkan dalam pelaksanaan proyek Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan dalam penyusunan anggaran

24 Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Tabel Ketidaktersediaan anggaran dalam APBD pelaksanaan kegiatan/proyek yang telah direncanakan Sangat Setuju Setuju Tanpa Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Pembahasan Komitmen Organisasi pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban responden mengenai komitmen organisasi di rekap untuk dilihat skor total jawaban responden dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Rekapitulasi Tanggapan mengenai Variabel Komitmen Organisasi No yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria 1 Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu bersedia menerima 25 x 5 = Baik

25 No yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria semua kebijakan Apakah Bapak/Ibu menemukan bahwa sistem nilai pribadi para karyawan/pegawai Bapak/Ibu sudah sama dengan sistem nilai organisasi/dinas Apakah para karyawan/pegawai bersedia menyumbangkan dari segala kemampuan yang ada untuk membantu organisasi/dinas menjadi sukses Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu bersedia menerima tanggungjawab lebih dari biasanya demi kepentingan organisasi/dinas Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu sudah setia terhadap organisasi/dinas Apakah para karyawa/pegawai Bapak/Ibu tidak pernah mendapatkan kesulitan untuk menyetujui kebijakan organisasi/dinas dengan masalah yang berkenaan dengan karyawan Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu bersedia menyumbangkan usaha dan kontribusi yang disesuaikan dengan pendapatan kinerja organisasi/dinas Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu yakin bahwa organisasi/dinas ini sudah memberikan yang terbaik bagi Bapak/Ibu Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu senantiasa merasa bangga menyatakan kepada oranglain karyawan/pegawai Bapak/Ibu bekerja pada organisasi ini Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu bersedia berupaya agar organisasi/dinas ini tetap bertahan apabila organisasi/dinas ini dalam situasi sulit Apakah Bapak/Ibu merasa bangga bila keberhasilan organisasi/dinas merupakan keberhasilan dari para karyawan/pegawai Bapak/Ibu 25 x 5 = Cukup Baik 25 x 5 = Baik 25 x 5 = Baik 25 x 5 = Baik 25 x 5 = Cukupt Baik 11 x 5 = Baik 25 x 5 = Baik 25 x 5 = Baik 25 x 5 = x 5 = Sangat Baik Sangat Baik

26 No yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria Total 1100 Nilai tertinggi secara keseluruhan : 25 x 5 x 11 = 1375 Nilai terendah secara keseluruhan : 25 x 1 x 11 = 275 Kriteria pernyataan : 5 Nji = = 220 Klasifikasi penilaian untuk indikator komitmen organisasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Nilai Sangat Buruk Nilai Buruk Nilai Cukup Baik Nilai Baik Nilai Sangat Baik Dari perhitungan di atas terhadap tanggapan responden atas komitmen organisasi yang dilaksanakan adalah sebesar 1100 hal ini termasuk kepada kategori baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu mengenai Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu bersedia berupaya agar organisasi/dinas ini tetap bertahan apabila organisasi/dinas ini dalam situasi sulit dengan jumlah skor sebesar 123, sedangkan yang memiliki skor paling kecil mengenai Apakah para karyawan/pegawai Bapak/Ibu tidak pernah mendapatkan kesulitan untuk menyetujui kebijakan organisasi/ dinas dalam masalah yang berkenaan drngan karyawan dengan jumblah skor sebesar 80. Dari hasil penelitian di atas bahwa pada variabel komitmen organisasi menunjukkan dalam klasifikasi baik. Yang berarti responden di pemerintahan Daerah Kota Tasikmalaya mempunyai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi), dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi/dinas yang bersangkutan ) dengan kondisinya yang baik Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban responden mengenai implementansi anggaran berbasis kinerja di rekap untuk dilihat skor total jawaban responden dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

27 Tabel Rekapitulasi Tanggapan mengenai Variabel Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja No yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria Apakah Bapak/ibu sudah menetapkan transparasi dan akuntabilitas anggaran dalam merencanakan APBD Apakah dalam pemenuhan aspirasi dan kepentingan masyarakat, Bapak/Ibu sudah memberikan hak dan akses yang sama kepada masyarakat untuk mengetahui proses anggaran Apakah dalam merencanakan APBD, Bapak/Ibu telah memperhatikan disiplin anggaran 25 X 5 = X 5 = X 5 = Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Apakah Bapak/ibu sudah menggunakan batas tertinggi untuk pengeluaran belanja dalam menetapkan anggaran belanja pada setiap pos Apakah Bapak/ibu sudah mengalokasikan penggunaan anggran secara adil Apakah penyusunan anggaran yang Bapak/Ibu buat, sudah dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi Apakah dana yang tersedia dalam penyusunan anggaran sudah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh Bapak/Ibu dalam menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan masyarakat Apakah APBD yang Bapak/Ibu buat sudah menyajikan formasi yang jelas mengenai sasaran, hasil, dan mafaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan Apakah dengan adanya sistem pemberian informasi kepada publik bagi Bapak/ibu dapat meningkatkan kebijakan transparasi anggaran 25 X 5 = Baik 25 x 5 = Baik 25 X 5 = Baik 25 X 5 = X 5 = X 5 = Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

28 No yang ditargetkan skor yang dicapai Kriteria Apakah dalam perencanaan APBD Bapak/Ibu sudah menganggarkan pendapatan Sangat 25 X 5 = secara terukur dan rasional pada Baik setiap pos untuk setiap sumber pendapatan Apakah Bapak/Ibu sudah menyusun anggaran secara tepat Sangat guna, tepat waktu pelaksanaan, 25 X 5 = Baik dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan Apakah dalam merencanakan, memproses, melaksanakan program Bapak/Ibu telah Sangat 25 X 5 = memperhatikan tingkat efesiensi Baik dan tingkat efektifitas dalam menentukan target kinerja Apakah dalam pelaksanaan proyek yang Bapak/Ibu terapkan sudah mencapai hasil kerja yang 25 X 5 = Baik sepadan atau lebih besar dari biaya yang ditetapkan Apakah dalam penyusunan anggaran Bapak/Ibu sudah mengutamakan upaya pencapaian Sangat 25 X 5 = hasil kerja (output/outcome) dari Baik perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan Apakah ketidaktersediaan anggaran dalam APBD dapat mempengaruhi pembatalan 25 X 5 = Baik pelaksanaan kegiatan/proyek yang telah Bapak/Ibu rencanakan Total 1626 Nilai tertinggi secara keseluruhan : 25 x 5 x 15 = 1875 Nilai terendah secara keseluruhan : 25 x 1 x 15 = 375 Kriteria pernyataan : 5 Nji = = 300 Klasifikasi penilaian untuk indikator implementasi anggaran berbasis kinerja secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Nilai Sangat Buruk Nilai Buruk

29 Nilai Cukup Baik Nilai Baik Nilai Sangat Baik Dari perhitungan di atas terhadap tanggapan atas implementasi anggaran berbasis kinerja yang dilaksanakan adalah sebesar 1626 hal ini termasuk kepada kategori sangat baik, yang berarti bahwa tanggapan responden mengenai Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja dari 15 pertanyaan yang penulis ajukan memberikan respon : yang sangat baik sebanyak 10 pertanyaan dan baik sebanyak 5 pertanyaan. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi terdapat 2 pertanyaan yaitu mengenai Apakah Bapak/ibu sudah menyusun anggaran secara tepat guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan dan Apakah penyusunan anggaran Bapak/Ibu sudah mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan, dengan jumlah skor sebesar 122, sedangkan yang memilik skor paling kecil yaitu mengenai Apakah Bapak/Ibu sudah menggunakan batas tertinggi untuk pengeluaran belanja dalam menetapkan anggaran belanja pada setiap pos, dengan jumlah skor 87 Dari hasil penelitian di atas bahwa pada variabel implementasi anggaran berbasis kinerja menunjukkan dalam klasifikasi sangat baik yang berarti bahwa implementasi anggaran berbasis kinerja pada 25 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Daerah Kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang baik sesuai dengan indikatornya, yaitu Transparasi dan akuntabilitas anggaran, Disiplin anggaran, Keadilan anggaran, Efesiensi dan efektifitas anggaran serta Pendekatan kinerja. 1.7 Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja pada OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Komitmen organisasi yang telah dicapai di OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya dengan menggunakan indikator diantaranya rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi), dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi/dinas yang bersangkutan) menunjukkan kondisi yang baik, meskipun masih terdapat kondisi yang belum optimal seperti sistem nilai pegawai dengan organisasi/dinas serta organisasi/dinas yang diinginkan pegawai merupakan yang terbaik bagi pegawai. 2. Implementasi anggaran berbasis kinerja pada OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang telah dicapai dengan menggunakan indikator perencanaan strategis, penetapan perencanaan target kinerja, dan kesesuaian program/kegiatan dengan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan pemerintah menunjukkan kondisi yang baik, meskipun masih terdapat kondisi

30 yang belum optimal, yakni kesulitan dalam menetapkan rencana target yang sesuai konsep ekonomi, efektif, dan efisien. 3. Dari hasil pengujian hipotesis pada tingkat keyakinan 95%, diperoleh bahwa pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja di OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya mempunyai pengaruh yang signifikan dengan tingkat hubungan yang sangat kuat. Sehingga faktor pemicu keberhasilan implementasi anggaran berbasis kinerja diantaranya dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Adapun terdapat faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan implementasi anggaran berbasis kinerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi implementasi anggaran berbasis kinerja diantaranya gaya kepemimpinan, motivasi kerja, etika kerja, dan pengendalian intern. 1.8 Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan OPD (Operasi Perangkat Daerah) yang berada di Pemerintahan Kota Tasikmalaya maupun pada peneliti selanjutnya, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi OPD dan Pemerintah Kota Tasikmalaya a. OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya agar meningkatkan sosialisasi dan pelatihan rutin bagi pimpinan maupun staf mengenai penganggaran berbasis kinerja sehingga bisa memahami format teknis yang merujuk pada undang-undang yang telah diamanatkan, b. meningkatkan sistem kontrol dan evaluasi dari segi efektivitas, efisiensi, maupun manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan, c. memiliki pedoman/acuan/informasi mengenai instrumen pendukung penganggaran berbasis kinerja seperti Standar Pelayanan Minimal dan Standar Analisis Biaya. d. meningkatkan etika kerja serta monitoring dari pimpinan langsung terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih menyeluruh, karena penelitian ini hanya dilakukan pada OPD (Operasi Perangkat Daerah) di Pemerintahan Kota Tasikmalaya. b. dengan sebuah kajian yang lebih mendalam pada Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. c. selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi implementasi anggaran berbasis kinerja seperti gaya kepemimpinan, motivasi kerja, etika kerja dan pengawasan intern. 1.9 Daftar Pustaka Abdul Halim Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, Akuntansi Dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN

31 Bachrul Elmi Keuangan Pemerintah Daerah Otonom Di Indonesia. Jakarta. Universitas Indonesia. Gima Sugiama Metode Penelitian Bisnis Dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta. Husein Umar Metode Riset Bisnis. Jakarta. Gramedia Ismadi Ananda, 2007, Budaya Kerja PNS Bermasalah?, Madina (Masyarakat Dinamis Nasionalis), 3-9 September Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tasikmalaya Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Nur Indrianto dan Bambang Sutomo Methode Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi. BPFE Jogjakarta. Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Revisi Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3. Robbins dan Judge Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat. Rosidi Partisipasi Dalam Penganggaran Dan Prestasi Manajer ; Pengaruh Komitmen Organisasi dan Informasi Job Relevansi. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol 1, Juni Hal Sekaran, Uma Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. Sopiah Perilaku Organisasional. Yogyakarta. ANDI. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEBERHASILAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA. Lita Yupitasari 1 ABSTRACT

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEBERHASILAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA. Lita Yupitasari 1 ABSTRACT PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEBERHASILAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA Lita Yupitasari 1 ABSTRACT This research has done to know how (1) the organization commitment at The Regional Offices of The

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya)

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya) PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya) GITTA NOVIANI RUSNANDAR 093403139 dgiezzezha@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Survey pada OPD Kota Tasikmalaya) Oleh RIA FITRIANI

ABSTRAK PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Survey pada OPD Kota Tasikmalaya) Oleh RIA FITRIANI ABSTRAK PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Survey pada OPD Kota Tasikmalaya) Oleh RIA FITRIANI 103403008 Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah Pengaruh Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis)

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis) PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis) Oleh : FIRDA ARUM NURDIANA 123403268 Email: firda.arum@gmail.com Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti (PPS, 008:0). Menurut Sugiyono (1999:3) variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang utuh (Mahmudi, 2011). Menurut Mardiasmo (2009), keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang utuh (Mahmudi, 2011). Menurut Mardiasmo (2009), keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik merupakan salah satu kajian disiplin ilmu akuntansi yang terus berkembang. Pada dasarnya dunia praktik memerlukan teori dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,

Lebih terperinci

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) Putri Mardiani Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak POs 164 ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik

Lebih terperinci

FAJAR ADITYA RAHMAN Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

FAJAR ADITYA RAHMAN Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) FAJAR ADITYA RAHMAN 063403268 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Desain Riset Metode Unit Analisis Penelitian Time Horizone T1 Deskriptif Survey T2 Asosiatif

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tahap pertama dalam proses penelitian adalah menetapkan desain penelitian yang sesuai dengan permasalahannya. Seperti pendapat Malhotra yang dikutip oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta karena telah merealisasikan program Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) bagi penyandang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu 46 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006). Penelitian juga dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai Pengaruh Disiplin Kerja terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai Pengaruh Disiplin Kerja terhadap BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis mengenai Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Direktorat Surat dan Paket pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl Merdeka Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir dan penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal 41 BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini adapun objek penelitiannya adalah Malcolm Baldrige national quality award

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 31 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (2010) mengatakan

III. METODE PENELITIAN. Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (2010) mengatakan 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (010) mengatakan kategori penelitian kausal, yaitu desain penelitian yang bertujuan membuktikan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008:59) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Adapun obyek penelitian ini adalah penerapan

Lebih terperinci

Desain Penelitian. Metode yang Digunakan. Deskriptif. Asosiatif. Deskriptif. Asosiatif

Desain Penelitian. Metode yang Digunakan. Deskriptif. Asosiatif. Deskriptif. Asosiatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Unipara Express. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan asas densentralisasi

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau Variabel yang diteliti terdiri dari Variabel dependen, independen. Variabel dependen adalah Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Equity Securities Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi untuk pelaksanaan fungsi birokrasi pemerintah, keberadaan sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi untuk pelaksanaan fungsi birokrasi pemerintah, keberadaan sektor publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa sangat di pengaruhi oleh peran dan kinerja sektor publik. Sektor publik juga di perlukan sebagai pelaksana birokrasi pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B200080176 Fakultas EKONOMI Program Jurusan Akuntasi ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), Obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu: Sasaran ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Bata Purwakarta. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh Peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data secara keseluruhan (Indriantoro, Supomo.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Objek penelitian menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan mendorong pemerintah untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek Penelitian menurut Husein Umar (005:303) mengemukakan bahwa: Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengetahui dan menentukan terlebih dahulu metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer sebagai variabel X, dan Kinerja Auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah kompensasi sebagai variabel bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y (dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel

Lebih terperinci