KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. YD. Krismiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing II yang turut membimbing dalam penyelesaian penulisan ini.

dokumen-dokumen yang mirip
GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA DANCE ACADEMY DI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

LEMBAGA PENDIDIKAN KEJURUAN KECANTIKAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI

KAWASAN WISATA BETAWI DI CONDET DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME

MUSEUM GAMELAN DAN TEMPAT PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL DI BANTUL

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

Ovy wahyuni ( ) WISATA MUSEUM MAINAN TRADISIONAL Transformasi Mainan Tradisional

PERPUSTAKAAN HYBRID DI YOGYAKARTA

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BASKETBALL TRAINING CENTER

CULTURE PARK DI KABUPATEN KLATEN

DAFTAR ISI BAB I... 0 PENDAHULUAN PENGERTIAN JUDUL LATAR BELAKANG Kawasan Betawi Condet Program Pemerintah

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

REDESAIN PASAR CEPOGO BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

Book Center di Pantai Banua Patra Balikpapan Pengolahan Ruang Luar Sebagai Gathering Space DAFTAR ISI

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN ASRAMA ATLET BASKET DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

RUMAH DINAS SUSUN TNI AD KODIM IV/DIPOENEGORO DI KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN TROPIS

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI D.I.YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

GAME CENTRE DI YOGYAKARTA (Transformasi Game DotA Warcraft III The Frozen Throne)

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL DI YOGYAKARTA

PUSAT KEBUGARAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL BERGAYA JEPANG DI YOGYAKARTA

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA TUNA WISMA DI YOGYAKARTA

SENTRA JAMUR SEBAGAI WAHANA REKREASI DAN EDUKASI JAMUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

PERANCANGAN ULANG KOMPLEKS KELENTENG HOK AN KIONG MUNTILAN

GALERI FOTO DI YOGYAKARTA

BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA

GALERI SENI LUKIS DI YOGYAKARTA REPRESENTASI SENI LUKIS EKSPRESIONISME

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

MONUMEN GEMPA DI BANTUL

Redesain Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Private Quick English Course (PQEC) Institute di Cimahi, Jawa Barat

PENDEKATAN MORFOLOGI PERMAINAN pada CAMP PERMAINAN di YOGYAKARTA

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

FAMILY FRIENDLY SPA AND RESTAURANT

HOTEL ATLET DAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA DI YOGYAKARTA

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK (RUSUNAMI) DI KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA

PLAY GROUP DAN TEMPAT PENITIPAN ANAK

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SURAKARTA

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

PUSAT REHABILITASI BAGI PENGGUNA NARKOBA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ASRAMA MAHASISWA BINUS UNIVERSITY DI JAKARTA BARAT

BAB III METODE PERANCANGAN

GAME CENTER DI YOGYAKARTA

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

AUTO MALL DI YOGYAKARTA

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Observasi Tak Langsung 11

RUMAH RETRET KAUM MUDA KRISTEN DI MAGELANG

APARTEMEN DOSEN DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

MUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008. Oleh : Arvin Kustiawan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

REVITALISASI PASAR JOHAR SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR INDISCHE

DAFTAR ISI. Halaman Judul. DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL Bagian 1 Penelusuran Persoalan Perancangan dan Pemecahannya...

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

Sekolah Fotografi di Denpasar

TUGAS AKHIR PUSAT WISATA BUKU ISLAM DI SURAKARTA

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

REDESAIN INTERIOR DAN EKSTERIOR GBI KELUARGA ALLAH YANG BERSEMANGAT, BERSAHABAT, DAN RELIGIUS DI GEDUNG GRAND PELITA TERBAN YOGYAKARTA

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR SAPI DENGAN PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGI DI BOYOLALI TUGAS AKHIR

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

GEREJA BETHEL INDONESIA KELUARGA ALLAH YOGYAKARTA

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

RUMAH SUSUN SEWA ANGGOTA TNI KOPASSUS DI KAWASAN CIJANTUNG JAKARTA TIMUR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN THE EASERUM EPICENTRE PUSAT STUDI GEMPA BUMI DI KABUPATEN BANTUL, D.I YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur PASAR KERAJINAN BAMBU DI JAMBU KULON KLATEN. ( Sebagai Pusat Informasi, Promasi, dan Rekreasi )

SEKOLAH TERPADU ANAK JALANAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU DI JAKARTA

Transkripsi:

i

ii

iii

KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul " Pusat Pengembangan Seni Wayang Kulit di Yogyakarta sesuai dengan yang direncanakan. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. FX. Eddy Arinto, M.Arch., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis selama mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi) ini. 2. Bapak Ir. YD. Krismiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing II yang turut membimbing dalam penyelesaian penulisan ini. 3. Para Dosen Universitas ATMA JAYA YOGYAKARTA yang selama ini telah dengan baik mendidik dan mendukung proses perkuliahan hingga lancarnya proses penyusunan penulisan ini 4. Orang tua yang dengan sabar dan ikhlas membantu dalam hal finansial dan dukungan semangat juga dari keluarga dalam menyelesaikan penulisan ini. 5. Semua teman, orang spesial serta berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara moral maupun materil kepada penulis guna kelancaran dalam menyelesaikan penulisan ini Skripsi ini dibuat guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Arsitektur Universitas ATMA JAYA YOGYAKARTA. iv

Semoga penulisan tugas akhir ini bemanfaat bagi pihak yang berkepentingan. 09 Agustus, 2012 Penulis v

ABSTRAKSI Upaya melestarikan budaya tidak berarti bahwa tradisi seni pedalangan menjadi statis. Seperti halnya setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan sesuai dengan zaman dan perkembangan masyarakatnya, demikian pulalah seni pedalangan banyak mengalami perkembangan. Teknologi modern dimanfaatkan untuk meningkatkan daya pesona pertunjukan wayang. Tata cahaya dan tata suara kini dikelola dengan canggih sehingga menghasilkan efek-efek yang mengesankan. Garapan ceritanya tidak terbatas pada pakem-pakem lama saja, tetapi digubah secara kontekstual dengan situasi dan suasana kehidupan masyarakat dewasa ini. Dengan adanya pengakuan oleh UNESCO mengenai Wayang kulit sebagai karya agung budaya dunia pada tanggal 7 November 2003, di Paris Perancis. Sungguh suatu prestasi budaya bangsa Indonesia yang sangat gemilang. Penghargaan seluruhnya ada 30 negara yang karya budayanya dinyatakan sebagai karya agung dunia. Sehingga diperlukan pelestarian budaya yang tidak hanya mementingkan kepentingan ekonomi saja. Karena warisan jenis ini merupakan hasil kreativitas dan menjadi jati diri dan keanekaragaman budaya manusia. Sangat dikhawatirkan warisan budaya yang sarat dengan nilai-nilai budaya itu lambat laun akan bisa lenyap, terdesak oleh arus globalisasi ala westernisasi. Usaha dalam menjaga dan melestarikan kebudayan seni wayang kulit ini dapat diwujudkan melalui pendekatan kepada para generasi muda. Pendekatan itu dapat melalui unsur-unsur yang sangat berhubungan dengan para generasi muda. Salah satu unsur dominan yang disukai oleh generasi muda adalah unsur komedi dengan segala sesuatunya yang berbau lucu, konyol seperti sifat dan sikap yang cenderung nyeleneh, kekanak-kanakan dan bahkan hingga usaha memutarbalikkan logika. Unsur tersebut dapat diaplikasikan kedalam ilmu arsitektur melalui bangunan. Arsitek dalam dunia arsitektur, dalam hal ini juga turut menyumbangkan ide dan gagasan bagi kelestarian budaya seni wayang kulit. Kata kunci : Memutarbalikkan Logika, Nyeleneh,, Kekanak-kanakan vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... i ii SURAT PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iii iv v vii xv xvi BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang... 1 I.2. Rumusan Permasalahan... 3 I.3. Tujuan dan Sasaran Pembahasan I.3.1. Tujuan... 4 I.3.2. Sasaran... 4 I.4. Manfaat Pembahasan... 4 vii

I.5. Lingkup Pembahasan... 5 I.6. Metode Pembahasan... 5 I.7. Sistematika Pembahasan... 6 BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Pusat Kebudayaan dan Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit II.1.1. Pengertian Pusat Kebudayaan... 9 II.1.2. Pengertian Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit... 9 II.2. Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di yogyakarta II.2.1. Sejarah Perkembangan Wayang dan Wayang Kulit... 10 II.2.2. Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 24 II.2.3. Skenario Pentas Cerita Wayang... 31 II.2.4. Makna Gunungan dalam Pewayangan... 33 II.2.5. Pakem-pakem dalam Seni Pewayangan (Wayang Kulit)... 38 BAB III UNSUR - UNSUR KOMEDI DI DALAM SENI PEWAYANGAN DAN RUANG III.1. Seni Lawak dan Tokoh Komedi di Indonesia serta Dunia... 41 III.1.1. Srimulat... 44 III.1.2. Stand Up Comedy... 45 viii

III.1.3. Mr. Bean... 46 III.1.4. Pengertian Komedi... 47 III.1.5. Pengertian Lawak... 48 III.1.6. Pengertian Lelucon... 51 III.1.7. Pengertian Sarkasme... 51 III.1.8. Pengertian Humor... 52 III.2. Unsur Komedi Dalam Wayang Kulit (Gara-gara)... 56 III.3. Teori Organisasi Ruang Dalam Arsitektur... 58 III.3.1. Organisasi Terpusat... 58 III.3.2. Organisasi-organisasi Linier... 59 III.3.3. Organisasi Radial... 60 III.3.4. Organisasi Terklaster... 61 III.3.5. Organisasi Grid... 61 III.4. Teori Bentuk Dalam Arsitektur... 62 III.4.1. Pengertian Bentuk... 62 III.4.2. Bentuk Beraturan... 64 III.4.3. Bentuk Tidak Beraturan... 65 III.4.4. Ruang... 66 ix

III.4.5. Ruang Kosong / Void... 67 BAB IV ARSITEKTUR TRANSFORMASI UNSUR-UNSUR KOMEDI DI DALAM IV.1. Transformasi Unsur - Unsur Komedi dalam Organisasi Ruang... 68 IV.2. Transformasi Unsur - Unsur Komedi dalam Bentuk Ruang dan Bentuk Bangunan... 68 BAB V. V.1. ANALISIS Umum V.1.1. Analisis Lokasi dan Site... 71 A. Keadaan Umum Kota Yogyakarta... 71 A.1. Struktur Pembagian Tingkatan Daerah... 71 A.2. Letak Geografis Yogyakarta... 72 A.3. Iklim... 73 A.4. Keadaan Alam... 73 A.5. Kependudukan... 74 B. Analisis Site Terpilih... 74 V.1.2. Analisis Sistem Kegiatan A.1. Kegiatan yang Diwadahi... 81 A.2. Pelaku Kegiatan... 81 x

A.3. Sirkulasi Kegiatan... 82 V.1.3. Analisis Peruangan... 84 A.1. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang... 84 V.1.4. Hubungan Antar Ruang... 85 V.1.5. Karakterisitik Ruang... 85 V.1.6. Pendekatan sistem utilitas... 86 A.1. Sistem Sanitasi... 86 A.2. Sistem Air Bersih... 95 A.3. Sistem Elektrikal... 104 V.1.7. Pendekatan Akustika... 107 V.1.8. Pendekatan Struktur Bangunan... 109 V.1.9. Pendekatan Struktur Atap... 110 V.1.10. Pendekatan Material... 116 V.2. Khusus... 118 V.2.1. Memutarbalikkan Logika A.1. Analisis Memutarbalikkan Logika dalam Tata Ruang Dalam di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 118 xi

A.2. Analisis Memutarbalikkan Logika dalam Skala dan Proporsi Ruang di Pusat pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 121 A.3. Analisis Memutarbalikkan Logika dalam Bentuk dan Wujud di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 125 A.4. Analisis Memutarbalikkan Logika dalam Sistem Struktur Bangunan di Pusat pengembangan Kesenian Wayang Kulit Yogyakarta... 127 V.2.2. Nyeleneh A.1. Analisis Nyeleneh dalam Bentuk dan Wujud di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 130 A.2. Analisis Nyeleneh dalam Sistem Struktur Bangunan di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 133 A.3. Analisis Nyeleneh dalam Tata Ruang luar di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di xii

Yogyakarta... 135 A.4. Analisis Nyeleneh dalam Tata Masa di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 138 V.2.3. Kekanak-kanakan A.1. Analisis Kekanak-kanakan dalam Tata Ruang Dalam di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 140 A.2. Analisis Kekanak-kanakan dalam Bentuk dan Wujud di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 144 A.3. Analisis Kekanak-kanakan dalam Warna di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 148 A.4. Analisis Kekanak-kanakan dalam Tata Masa di Pusat Pengembangan Kesenian Wayang Kulit di Yogyakarta... 151 xiii

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR VI.1. Konsep Tata Ruang Luar... 153 VI.2. Konsep Tata Masa... 157 VI.3. Konsep Bentuk dan Wujud Masa... 158 VI.4. Konsep Skala dan Proporsi... 165 VI.5. Konsep Tata Ruang Dalam... 168 VI.6. Konsep Struktur Bangunan... 171 VI.7. Konsep Warna... 174 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR REFERENSI xiv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Kerangka Pola Pikir... 8 Tabel 5.1. Pelaku Kegiatan... 81 Tabel 5.2. Hubungan Sekuensial antar Kegiatan... 83 Tabel 5.3. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang... 84 Tabel 5.4. Hubungan Antar Ruang... 85 Tabel 5.5. Skema Jaringan Air Bersih dari PAM... 86 Tabel 5.6. Kata Kunci... 118 xv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Lukisan wayang Beber... 11 Gambar 2.2. Salah Satu Tokoh Wayang Kulit Adipati... 12 Gambar 2.3. Wayang Golek Cepot... 14 Gambar 2.4. Wayang Wong (Orang)... 16 Gambar 2.5. Keberagaman Bentuk Wayang Kulit... 25 Gambar 2.6. Contoh Tokoh Pewayangan ( Semar dan Petruk )... 26 Gambar 2.7. Pementasan Wayang Kulit oleh Dalang... 27 Gambar 2.8. Bayangan Wayang Kulit... 28 Gambar 2.9. Ornamen Gunungan... 36 Gambar 3.1. Bangunan Bentuk Beraturan... 65 Gambar 3.2. Bentuk Bangunan tak Beraturan... 66 Gambar 5.1. Peta Yogyakarta... 72 Gambar 5.2. Peta Kawasan kec. Banguntapan, kab Bantul, DI Yogyakarta... 74 Gambar 5.3. Keadaan View Site... 75 Gambar 5.4. Aksesibilitas Site Eksisting... 76 Gambar 5.5. Tanggapan Aksesibilitas Site... 76 Gambar 5.6. Tanggapan Terhadap Cahaya Matahari... 77 Gambar 5.7. Kondisi Arah Angin Eksisting... 77 Gambar 5.8. Tanggapan Terhadap Arah Angin... 78 Gambar 5.9. Kondisi Kebisingan Eksisting... 78 xvi

Gambar 5.10. Tanggapan terhadap Kebisingan Eksisting... 79 Gambar 5.11. Tanggapan terhadap Vegetasi... 79 Gambar 5.12. Tanggapan terhadap View kedalam dan Luar Site... 80 Gambar 5.13. Skema Jaringan Air Bersih Lokal... 87 Gambar 5.14. Skema Jaringan Tandon... 88 Gambar 5.15. Contoh Penempatan peralatan pada Kamar mandi... 90 Gambar 5.16. Jaringan Air Kotor... 91 Gambar 5.17. Proses Peresapan Air Hujan... 92 Gambar 5.18. Septic Tank... 93 Gambar 5.19. Peresapan Air Kotor... 94 Gambar 5.20. Bak Kontrol Air Kotor... 94 Gambar 5.21. Sistem Air bersih... 95 Gambar 5.22. Diagram Sistem Penyaluran Listrik... 107 Gambar 5.23. Material Logam dan Panel Kaca untuk Bangunan... 117 Gambar 5.24. Desain Interior Bangunan yang Memutar Balikkan Logika... 120 Gambar 5.25. Oyes Chair... 122 Gambar 5.26. Komparasi Dimensi Bentuk Gunungan Wayang Kulit... 123 Gambar 5.27. Efek Bayangan yang Terbentuk dari Analisis Bayangan Benda (Wayang)... 124 Gambar 5.28. Contoh Bangunan yang Memutar Balikkan Logika... 125 Gambar 5.29. Gunungan Kesenian Wayang Kulit sebagai Analisis Bentuk Bangunan... 126 Gambar 5.30. Efek Elemen Garis yang Memutar Balikkan Logika... 127 xvii

Gambar 5.31. Struktur Tenda Pertunjukan Wayang Kulit Tradisional... 128 Gambar 5.32. Contoh Bangunan dengan Struktur Dekonstruksi... 129 Gambar 5.33. Contoh Bangunan Nyeleneh... 130 Gambar 5.34. Aplikasi Bentuk Nyeleneh... 131 Gambar 5.35. Bentuk Gunungan... 132 Gambar 5.36. Sketsa Masa Bangunan... 133 Gambar 5.37. Bentuk Motif Hidung Wayang Kulit... 134 Gambar 5.38. Aplikasi Motif Hidung Wayang Kulit ke dalam Bangunan... 135 Gambar 5.39. Aplikasi Bentuk Gunungan ke dalam Site Bangunan... 136 Gambar 5.40. Motif Bentuk Mata Wayang Kulit... 136 Gambar 5.41. Fungsi dan Bentuk Tangga Eksterior... 137 Gambar 5.42. Motif Bentuk Tangga Eksterior dan Interior... 137 Gambar 5.43. Keseimetrisan Bentuk Gunungan beserta Ornamennya... 139 Gambar 5.44. Tata Massa Pertunjukan Wayang Kulit... 140 Gambar 5.45. Space Ruang Bermain Kamar Anak-anak... 142 Gambar 5.46. Pengaplikasian Skema Bentuk Tata Ruang Kekanak-kanakan... 143 Gambar 5.47. Interior Kamar Anak-anak... 144 Gambar 5.48. Transformasi Wujud dan Bentuk Mainan Anak-anak... 145 Gambar 5.49. Aplikasi Bentuk Bangunan berdasarkan Ciri Khas Kekanak-kanakan... 146 Gambar 5.50. Skema Bentuk Kepala Bagong... 147 Gambar 5.51. Penerapan Warna Cerah pada Interior Kamar Anak-anak... 148 Gambar 5.52. Penerapan Warna Soft pada Interior Kamar Anak-anak... 149 Gambar 5.53. Aplikasi Bentuk Tata Masa dalam Site Bangunan berdasarkan xviii

Bentuk Dasar Mainan Anak-anak... 152 Gambar 6.1. Aplikasi bentuk Nyeleneh dari Motif Mata Wayang Kulit, Motif Bentuk Mainan Anak-anak, dan Gunungan Wayang... 154 Gambar 6.2. Penerapan Fungsi Tangga Eksterior Bangunan... 155 Gambar 6.3. Aplikasi Bentuk Tangga yang Nyeleneh di Tata Ruang Luar Bangunan... 156 Gambar 6.4. Aplikasi Tata Masa Bangunan berdasarkan Kata Kunci Nyeleneh dan Kekanak-kanakan... 157 Gambar 6.5. Konsep Bentuk Gunungan pada Bangunan yang Memutar Balikkan Logika... 159 Gambar 6.6. Konsep Efek Elemen Garis yang Memutar Balikkan Logika... 160 Gambar 6.7. Konsep Bentuk Nyeleneh Gunungan pada Bangunan yang dibentuk berdasarkan sifat kulit kerbau... 160 Gambar 6.8. Aplikasi Konsep Nyeleneh ke Bentuk Bangunan... 162 Gambar 6.9. Aplikasi Bentuk Ekspresi Kekanak-kanakan dalam Bangunan... 163 Gambar 6.10. Aplikasi bentuk Kekanak-kanakan berupa Kepala Bagong dalam Wujud dan Bentuk Bangunan... 164 Gambar 6.11. Konsep Skala dan Proporsi yang terpengaruh dari Bentuk dan Dimensi Gunungan... 166 Gambar 6.12. Efek Bayangan yang Terbentuk dari Analisis Bayangan Benda (Wayang)... 167 Gambar 6.13. Desain Interior Bangunan yang Memutar Balikkan Logika dan Kekanak-kanakan... 169 Gambar 6.14. Penataan Interior Bangunan yang berkonsepkan Tata Ruang xix

Bermain Anak-anak... 170 Gambar 6.15. Konsep Struktur Bangunan Nyeleneh yang Bermotif Bentuk Hidung Wayang Kulit... 172 Gambar 6.16. Struktur Bangunan yang Memutarbalikkan Logika dengan Konsep Dekonstruksi... 173 Gambar 6.17. Aplikasi Konsep Warna Bangunan berdasarkan Warna yang Kekanak-kanakan dan Warna Khas Wayang Kulit... 175 xx