DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. penelitian dengan judul Manfaat Hasil Belajar Estetika dan Mode sebagai Kesiapan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN ETIKA DALAM PERGAULAN

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

LINSERI (BUSANA DALAM) Oleh : As-as Setiawati

MODUL PERKULIAHAN ADIBUSANA BU 461*) Dr Mally Maeliah, M.Pd NIP

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Powered by TCPDF (

Template Standar Powerpoint Etik UMB

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BAB III SURVEY LAPANGAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN. V. Naniek Risnawati

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehingga setiap manusia senantiasa selalu berkomunikasi. Komunikasi

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PANITIA KEGIATAN ORIENTASI PENGENALAN LINGKUNGAN MESIN 2017 HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN MABA SAAT PK2

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

desember 2014

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

DASAR DESAIN MODE BUS 132

PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH)

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

2015 TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang).

TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

Penampilan merupakan bentuk citra diri yang terpancar dari seorang individu. Penampilan juga dapat menjadi salah satu sarana komunikasi antara seorang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

NOMOR : 12 TAHUN 2010

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN PSYCHE 2017

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

Transkripsi:

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS Disampaikan pada Seminar Penerapan Syariah Islam 22 Februari 2003 Oleh Dra. Arifah A. Riyanto, M. Pd. HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2003

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS *) Pendahuluan Desain busana muslimah yang trendi (trendy) dan modis (modish) dapat diartikan desain busana muslimah yang cenderung mengikuti mode dan tetap terlihat cantik, manis, harmonis dan serasi. Di samping itu, tampak kenes yaitu tampil lincah, menawan hati, dan menyenangkan. Saat ini telah banyak kita lihat para perempuan muslimah yang berbusana muslimah, termasuk remaja awal maupun remaja akhir, atau yang baru memasuki awal dewasa, yang di dalamnya ada kelompok mahasiswa. Di antara yang berbusana muslimah ini, masih ada yang belum memenuhi persyaratan berbusana muslimah sesuai dengan kaidah keagamaan. Mereka lebih mengutamakan trendy dan modish, sehingga persyaratan berbusana muslimah tidak terpenuhi, atau dengan kata lain busana yang dipakai lebih mengikuti trend mode, dibandingkan dengan model yang sesuai dengan kaidah keagamaan. Berbusana yang muslimah yang trendy dan modish, perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu : 1. Menyesuaikan dengan kaidah keagamaan. 2. Mengikuti mode. 3. Serasi dengan si pemakai. Persyaratan Busana Muslimah Busana muslimah harus menutup aurat perempuan yaitu dari kepala sampai ke kaki, kecuali muka dan telapak tangan. Selain itu, busana yang dipergunakan tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak ketat. Juga, bahan atau kain yang dipergunakan tidak tembus pandang. Busana yang menutup aurat ini diungkapkan dalam Al Qur an Surat Al A raf [7] : 26 yang artinya Hai anak-anak Adam sesungguhnya Kami telah turunkan atas kamu *) Judul dari Panitia, disampaikan pada Seminar Penerapan Syariat Islam Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung tanggal 22 Februari 2003. 1

2 pakaian untuk menutup auratmu, dan pakaian perhatian, dan pakaian taqwa (tetapi) ini yang lebih baik. Yang demikian itu adalah tanda-tanda (karunia) agar supaya mereka ingat. Selanjutnya dalam Surat Al-Ahzab [33] : 59 yang artinya Hai Nabi! suruhlah isteri-isterimu, dan anak-anak perempuanmu, dan perempuan Mu minin, menghulurkan jilbab mereka atas (muka-muka) mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Pemilihan Model Busana Muslimah Memilih model busana muslimah secara umum dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu : 1. Bentuk Badan Bentuk badan dapat dikelompokan pada bentuk badan gemuk tinggi, gemuk pendek, kurus tinggi, kurus pendek dan langsing. Untuk orang yang termasuk kelompok gemuk, termasuk gemuk pendek, umumnya ingin tampak lebih kecil dan tinggi dari realita yang ada. Bagi mereka yang menginginkan seperti itu sebaiknya memilih busana model lengan licin (tanpa kerut), bagian blus atau bagian atas busana dipilih model yang sederhana, tanpa draperi, renda-renda, kerutan, rok pilihlah yang tanpa kerut, tanpa lipit keliling, atau tanpa rok model payung atau model yang dikembangkan. Sebaliknya mereka yang kurus dan ingin tampak berisi, pilihlah model blus yang memakai draperi, kerutan, renda-renda, lengan dari yang licin sampai yang berkerut, berlipit, rok dari yang berlipit sedikit sampai lipit keliling atau rok berkerut dan yang dikembangkan atau rok payung. 2. Usia Berbusana hendaknya sesuai dengan usia, seperti disesuaikan dengan usia bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Khusus untuk remaja atau awal dewasa dengan berbusana muslimah, dapat menyesuaikan dengan trend mode dan tetap modish. Model yang dipilih dapat berupa jenis rok payung sampai mata kaki dengan tidak terlihat bagian betis, dan blus yang menutup sampai ke bagian panggul dengan tidak ketat. Blus dapat pula dipadukan dengan celana panjang atau tunik (blus panjang di bawah panggul atau lebih). Di samping itu dapat pula memilih bebe tidak ketat atau gamis.

3 3. Warna Kulit Warna kulit dapat dikelompokan menjadi warna kulit putih, kuning langsat, sawo matang dan hitam. Warna kulit putih dan kuning langsat umumnya lebih mudah dipadukan dengan warna yang manapun. Akan tetapi untuk warna kulit sawo matang dan hitam sebaiknya agak berhati-hati, karena tidak semua warna serasi dipadukan. Warna-warna yang hitam atau mengarah ke hitam, warna-warna mencolok, atau warna terlalu kontras dengan kulit hitam biasanya kurang serasi. Orang-orang yang mempunyai warna kulit hitam atau sawo matang dapat memilih warna-warna yang tidak terlalu gelap dan juga tidak mencolok. 4. Waktu Waktu pemakaian kadang-kadang menentukan serasi tidaknya busana itu dipakai. Berkaitan dengan waktu dapat dipilah menjadi pagi, siang, sore dan malam. Busana untuk dipakai padi sampai siang hendaknya dipilih warna yang terang, tetapi tidak mencolok, warna yang redup sampai yang gelap. Untuk malam hari dapat mempergunakan warna yang mencolok, berkilau, warna perak atau emas, dan warna gelap dengan aksen tertentu yang mencolok. 5. Kesempatan Berbicara kesempatan dapat dikelompokan kesempatan di rumah dan ke luar rumah. Kegiatan di rumah dapat bekerja di dapur, membereskan rumah, berkebun, tidur, santai dan menerima tamu. Kegiatan ke luar rumah dapat melakukan kegiatan santai berekreasi, belanja, jalan-jalan, bekerja atau kuliah/sekolah, melayat orang sakit/ wafat, pergi ke pesta pernikahan, khitanan, syukuran, dan ulang tahun. Kesempatan di rumah, umumnya model sederhana, praktis, aman, tidak mengganggu gerak kegiatan. Misalnya ketika bekerja, kegiatan seseorang jangan sampai terganggu karena model busananya, dan juga aman yaitu jangan sampai membahayakan, seperti bahan yang dipilih untuk bekerja di dapur bahan katun, tidak bahan sintetis sebab akan lengket di kulit jika terbakar. Untuk kegiatan menerima tamu ialah busana dengan model yang sopan, seperti rok dan blus, celana dengan blus atau kemeja, bebe (baju bagian atas dan bagian rok bersatu, disambung dipinggang/dipanggul atau tanpa sambungan), tetapi tidak mempergunakan daster atau piyama. Kesempatan kerja atau sekolah/kuliah pilihlah model yang sederhana, sportif, dan praktis. Dapat dipilih jenis rok dan blus, bebe dengan blazer atau jas, blus dan

4 celana yang sebaiknya sewarna. Jenis blus dan celana ini biasanya tidak semua jenis pekerjaan pantas atau serasi, umumnya akan pantas bagi mereka yang bekerja di lapangan, seperti wartawan, sipil bagi pengawasan bangunan. Untuk kesempatan jalanjalan, belanja dapat dipilih model yang santai, tidak kaku bergerak. Jenis model yang dipilih lebih bervariasi, warnapun lebih bebas memilih. Untuk melayat orang yang sakit atau wafat, biasanya suasana yang sedih, berduka, maka busana yang dipilihpun hendaknya dengan warna-warna yang redup, kusam, atau warna-warna yang tua. Untuk pemiliham model dapat semua jenis model, tetapi dengan model-model yang sederhana dan praktis. Sebaliknya suasana pesta adalah suasana gembira, maka warna-warna yang dipilih dapat lebih bebas, dari warna muda, cerah, mencolok, berkilau, warna emas dan perak, tetapi untuk tekstur yang berkilau dengan warna emas dan perak sebaiknya dipilih untuk malam hari. Pemilihan Kerudung Berbagai jenis kerudung yang memenuhi persyaratan busana muslimah dapat dipilih. Apabila ingin tampil trendy dan modish, perlu memperhatikan berkerudung sesuai bentuk muka. Muka kita dapat dikelompokan menjadi muka bulat, oval, dan persegi. Umumnya setiap orang ingin kelihatan oval atau lonjong apabila ia berkerudung. Untuk yang bentuk muka oval sudah tidak menjadi masalah, apabila ia ingin tetap oval, yaitu disesuaikan berkerudung dengan bentuk mukanya. Bagi mereka yang bulat apalagi persegi, diperlukan rekayasa tertentu dalam berkerudung sehingga tampak oval. Untuk cara berkerudung ini agak sulit digambarkan dengan kata-kata, paling tidak dapat ditunjukkan dengan gambar (terlampir). Selain cara berkerudung pemilihan warna pun dapat mempengaruhi penampilan seseorang berkerudung, apakah tampak modish atau tidak. Pada umumnya warna putih dan warna-warna muda akan tampak memperbesar realitasnya, sebaliknya warna-warna tua akan lebih mengecilkan tampilan muka seseorang. Penggunaan Aksesoris dan Milineris Aksesoris dan milineris merupakan pelengkap busana pada umumnya, termasuk dalam busana muslimah. Pemakaian aksesoris dan milineris seyogianya diselaraskan dengan busana terutama dengan warna busana, misalnya kerudung sebagai milineris yang utama dalam pemakaian busana muslimah. Keselarasan dalam warna, dapat dipilih senada atau kontras. Untuk busana sehari-hari, misalnya busana kerja akan sesuai apabila dipilih

5 kerudung yang senada dengan warna busana. Kerudung dengan warna yang kontras akan sesuai untuk pesta atau pergi rekreasi. Milineris yang lain sebagai pelengkap busana muslimah, yaitu tas dan sepatu, selop atau sandal. Pemakaian milineris ini pun dapat dipilih warna-warna yang netral, seperti krem, hitam, coklat. Apabila memilih warna lain, sebaiknya pilihlah warna-warna yang sama dengan busana, atau senada, sedangkan warna yang kontras dengan busana harus lebih berhati-hati, dalam arti cukup selektif agar tetap serasi, misalnya warna busana merah pilihlah dengan tas biru, warna busana kuning dengan tas atau sepatu coklat. Pemakaian aksesoris pada pemakaian busana muslimah, yaitu dapat dipilih aksesori dari imitasi atau logam mulia seperti perak dan emas. Pemilihan aksesori atau perhiasan sangat penting diperhatikan, agar seseorang tampil serasi. Pemakaian aksesoris ini hendaknya sesuai dengan busana yang dipergunakan, waktu pemakaian, dan kesempatan pemakaian. Ukurannya pun diusahakan sesuai dengan ukuran tubuh si pemakai. Para mahasiswa untuk kegiatan kuliah sering mempergunakan aksesoris, yang umumnya mempergunakan bros pada kerudungnya. Ukuran bros ini sesuaikan dengan bentuk tubuh pemakai, apabila memakai permata sebaiknya dipilih netral, warna yang sama dengan busana, atau senada. Pemakaian aksesoris untuk dipegunakan kesempatan kuliah atau bekerja, pilihlah yang tidak mencolok, misalnya tidak terlalu besar dan kontras warna dengan kerudung, pilihlah warna-warna yang lembut. Jika bros itu memakai permata, baik asli atau imitasi, sebaiknya pilihlah permata yang kesannya lembut. Demikian dengan berbusana muslimah, seseorang akan dapat tampil, lincah, gesit, dan serasi, sehingga seorang mahasiswa akan dapat bergerak leluasa, dengan model menyesuaikan dengan trend mode tanpa mengabaikan persyaratan berbusana muslimah. Contoh beberapa model busana muslimah yang trendy dan modish dapat dilihat pada lampiran. Daftar Pustaka Arifah A.Riyanto. 1991. Pengetahuan Busana. Bandung : Yapemdo. Dewi Motik. 1991. Tata Krama Berbusana dan Bergaul. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Ireland, Patrick John. 1987. Encylopedia of Fashion Details. London : Batsford Ltd. Miss M. Jalins & Ita A Mandy. [t.t.]. Unsur-unsur Pokok Dalam Seni Pakaian. Jakarta: Penerbit Miswar. Molloy, John T. 1978. The Woman s Dress For Success. New York : A Warner Communication Company.

Lampiran 1 Busana Muslimah Untuk Kuliah 6

Lampiran 2 7 Busana Muslimah Untuk Santai