CONTOH PENULISAN PROPOSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA TAHUN

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. anak remaja yang dimulai pada usia 12 tahun yaitu pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

Oleh SHOFI IKRAMINA

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Masa remaja adalah periode yang signifikan pada. pertumbuhan dan proses maturasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, UANG SAKU, DAN PEER GROUP DENGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

Seseorang yang berat badannya 20% lebih tinggi berat badan normal dianggap mengalami obesitas. Metode yang paling berguna dan paling banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

PERBEDAAN. Disusun Oleh: J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA REMAJA USIA TAHUN DI KOTA PANGKALPINANG TESIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, UANG SAKU, MOTIVASI, PROMOSI, DAN PEER GROUP DENGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (WESTERN FAST FOOD) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

Hubungan Status Gizi Dengan Gigi Berjejal. Pada Murid SMP Sutomo 2 Medan

Transkripsi:

CONTOH PENULISAN PROPOSAL SUMBER JUARA I LOMBA PROPOSAL PENELITIAN MULTISENTER BAPIN-ISMKI DALAM TEMU ILMIAH NASIONAL (TEMILNAS) 2011. PENULIS Thesa Aryanti 0810312096 Erikha 0810312102 Lola Rahmadhesi 0810312072 1

HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA Proposal Penelitian Multisenter Thesa Aryanti 0810312096 Erikha 0810312102 Lola Rahmadhesi 0810312072 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN-ISMKI) 2011 2

HALAMAN PENGESAHAN Judul Proposal : Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Nama peneliti : Thesa Aryanti 0810312096 Erikha 0810312102 Lola Rahmadhesi 0810312072 Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas telah dibaca dan disetujui pada tanggal 1 Juni 2011. Ketua Tim Peneliti, Ketua MRC, Thesa Aryanti Muhammad Iqbal 0810312096 0810312103 Disetujui oleh, Dosen Pembimbing Prof. dr. Fadil Oenzil, Ph.D., Sp.GK NIP : 194806121976021001 Diketahui oleh, Pembantu Dekan III, DR. dr. Afriwardi, Sp.KO NIP : 196704211997021001 3

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, atas nama tim peneliti menyatakan bahwa penelitian yang akan kami lakukan, dengan judul Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja, adalah kerja/karya sendiri, dan bukan merupakan jiplakan dari hasil kerja/karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka status orisinalitas penelitian kami akan ditangguhkan. Padang, 1 Juni 2011 Atas Nama Tim Peneliti, Thesa Aryanti 4

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja. Proposal penelitian ini kami susun dalam rangka mengikuti Lomba Proposal Penelitian Multisenter BAPIN-ISMKI dalam Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2011. Selama proses penyusunan proposal penelitian, kami menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Namun, akhirnya semua itu dapat kami atasi. Proses penyusunan proposal penelitian ini pun banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, khususnya dosen pembimbing kami Prof. dr. Fadil Oenzil, Ph.D., Sp.GK, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Medicalstudent Research Center (MRC) KM FK UNAND yang telah memberikan arahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Segala upaya maksimal telah kami lakukan. Besar harapan kami agar proposal penelitian ini dapat diterima dan dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi kami pada pengembangan ilmu pengetahuan dan juga sebagai bentuk kepedulian kami terhadap permasalahan gizi di Indonesia, khususnya masalah obesitas. Padang, 1 Juli 2011 Tim Peneliti DAFTAR ISI 5

Halaman Judul Halaman Pengesahan Pernyataan Orisinalitas Penelitian Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran i ii iii iv v vii viii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat Penelitian 3 1.5 Orisinalitas 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 5 2.1.1 Obesitas pada Remaja 5 2.1.2 Fast Food 9 2.1.3 Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Obesitas pada Remaja 11 2.2 Kerangka Teori 11 2.3 Kerangka Konsep 12 2.4 Hipotesis Penelitian 12 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 13 3.2 Desain Penelitian 13 3.3 Indentifikasi Variabel Penelitian 13 3.4 Definisi Operasional 13 3.5 Subjek Penelitian 16 3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 16 6

3.7 Sampel Penelitian 17 3.8 Instrumen Penelitian 18 3.9 Cara Pengumpulan Data 19 3.10 Pengolahan dan Teknik Analisis Data 23 Anggaran Biaya 26 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di Center Utama 27 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di Center Institusi 28 Daftar Pustaka Lampiran 7

DAFTAR TABEL Tabel 1 Meta Analisis Hubungan Konsumsi Fast Food dengan 4 Kejadian Obesitas Tabel 2 Klasifikasi BMI 9 Tabel 3 Komposisi Fast Food 10 8

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1. Formulir Persetujuan (Informed Concent) 2. Kuesioner Skrining Awal Subjek Penelitian 3. Formulir Wawancara Penelitian 4. Formulir Food Frequency Questionnaire 5. Formulir Kuesioner Kebiasaan Aktivitas Fisik Baecke 6. Curriculum Vitae Peneliti 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai menjadi sorotan dunia. Hal ini terkait dengan adanya peningkatan prevalensi obesitas di berbagai negara, termasuk negara-negara berkembang. Di India, berdasarkan National Family Health Survey III tahun 2005, diperkirakan terdapat sekitar 13% remaja perempuan mengalami overweight atau obesitas. 1 Sedangkan di Indonesia, dari data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, kasus obesitas pada remaja mencapai angka 13,9% pada laki-laki dan 23,8% pada perempuan. 2 Angka ini jauh di atas prevalensi obesitas remaja pada tahun 1992 menurut SUSENAS, yaitu 6,3% pada laki-laki dan 3,8% pada perempuan. 3 Remaja adalah subjek penting dalam permasalahan obesitas sehubungan dengan perubahan pola makan yang rentan terjadi pada masa tersebut. Menurut Rolfes dan Whitney, sosialisasi dengan teman sebaya berpengaruh terhadap kebiasaan makan remaja. Hal ini terkait dengan sifat remaja high curiousity dan high sense of solidarity in peer group, yang menjadikan remaja semakin mudah terpengaruh oleh teman sebaya, terlebih lagi dengan adanya kebebasan (autonomy) untuk memilih makanan yang akan dikonsumsi. 4 Remaja juga cenderung membandingkan diri mereka sendiri dengan teman sebayanya (role model) sehingga mereka akan mengubah pola makan sebagai bentuk penyesuaian diri. 5 Globalisasi industri fast food merupakan salah satu kunci penyebab terjadinya perubahan life style dalam masyarakat. 6 Dengan pelayanan yang dimiliki restoran cepat saji, seperti pelayanan yang cepat dan ramah, serta desain interior yang menarik, restoran fast food dinilai mampu memberikan rasa nyaman dan prestise tersendiri bagi pelanggannya. Terlebih lagi, dengan konsep terbaru yang ditawarkan, yaitu delivery dan drive-through windows, pelayanan yang diberikankan restoran cepat saji menjadi semakin efisien bagi pelanggan. 7 Tidak hanya masyarakat umum, remaja juga mendapatkan pengaruh dengan 10

adanya restoran cepat saji ini. Penelitian di Semarang memperlihatkan bahwa remaja dapat mengkonsumsi fast food rata-rata satu hingga dua kali dalam seminggu, dan mereka umumnya berasal dari siswa SMP dan SMA dengan kelas ekonomi menengah ke atas. 8 Dengan adanya need of prestige and self esteem yang terjadi selama fase remaja, 4 fast food cenderung menjadi makanan pilihan remaja. 5 Hubungan antara penambahan berat badan dan pola konsumsi fast food, terkait dengan kejadian obesitas, merupakan suatu pertanyaan empiris yang masih diperdebatkan. Belum ada bukti yang jelas yang mendukung adanya hubungan sebab akibat antara konsumsi fast food dengan obesitas, 5 terkait dengan adanya faktor determinan lain yang berpengaruh, yaitu faktor genetik, faktor lingkungan, dan pengeluaran energi. 9 Terlebih lagi dengan adanya sedentary life style akibat perkembangan sosial ekonomi dan teknologi, sehingga aktivitas fisik semakin berkurang. Walaupun sebagian besar literatur epidemiologi menemukan bukti adanya korelasi positif antara konsumsi fast food dengan obesitas, 5 hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja Indonesia masih belum banyak dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja? 2. Dari beberapa faktor determinan obesitas, seberapa besarkah hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja. 2. Mengetahui besarnya hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja terkait dengan faktor determinan lain yang mempengaruhinya. 1.4 Manfaat Penelitian a. Aspek teoritis 11

Memberikan dasar informasi ilmiah tentang hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja. b. Aspek aplikatif - Menjadi skrining aktivitas fisik dan konsumsi energi oleh remaja. - Menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Orisinalitas Beberapa penelitian mengenai hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas telah dilakukan seperti terlihat pada tabel 1. Namun, penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena dilakukan di beberapa kota di Indonesia, pada remaja usia 15-17 tahun untuk menilai hubungan antara kejadian obesitas dan konsumsi fast food, dengan mempertimbangkan faktor-faktor determinan lain. Tabel 1. Meta Analisis Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Peneliti, Lokasi, Tahun Khomsiyah Kartika Dewi, 8 Semarang, 1998 Padmiari dan Hadi, 10 Bali, 2001 Mahdiah dkk, 6 Yogyakarta, 2003 G. Virgianto A.A.P, 11 SMA 3 Semarang, 2005 Judul Variabel Hasil Penelitian Lain-Lain Pola Konsumsi Fast Food dan Status Gizi Remaja Pengunjung Beberapa Restoran Fast Food di Semarang. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Obesitas pada Anak SD. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Obesitas pada Konsumsi fast food, konsumsi energi, dan status gizi. WHZ score dan konsumsi fast food. Konsumsi fast food, dan IMT, karakteristik subjek. Konsumsi fast food, IMT, aktivitas Ada hubungan antara konsumsi fast food dengan status gizi remaja. Konsumsi fast food mempengaruhi risiko terjadinya obesitas Ada perbedaan banyaknya jenis, frekuensi, dan konsumsi energi antara kasus dengan kontrol. Siswa dengan 6% energinya berasal dari makanan cepat Subjek usia 13-18 tahun, dilakukan dengan cross sectional study. Subjek usia 6-12 tahun, dilakukan dengan case control study, sampel 69 orang kasus dan 69 orang kontrol Subjek usia 10-15 tahun, dilakukan dengan cross sectional dan case control study, sampel 140 orang kasus dan 140 orang kontrol Subjek usia 15-17 tahun, dilakukan dengan case control study, sampel 69 orang 12

Eunkyung Park, 12 Minnesota, 2008 Remaja. Overweight Youth in Minnesota, Their Eating Habits, and Physical Activity. fisik, dan ekonomi. BMI, physical activity, dan eating habits. saji, 4,2 kali lebih mungkin menjadi gemuk Physical inactivity dan pola makan yang tidak sehat berhubungan dengan kejadian obesitas. kasus dan 69 orang kontrol Subjek usia 13 dan 18 tahun, dilakukan dengan cross sectional study. Fortin dan Yazbeck, 5 Montreal Canada, 2011 Peer effects, Fast Food Consumtion and Adolescent Weight Gain. Peer effect model, fast food consumptio n, BMI. Terdapat korelasi positif antara konsumsi fast food dengan BMI. Subjek usia 11-16 tahun, dilakukan dengan cross sectional study. 13