NILAI GUNA ARSIP DALAM ANCAMAN BENCANA. Oleh : FEBRIADI

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahu

2017, No Januari 2017 telah diberikan persetujuan jadwal retensi arsip fasilitatif fungsi keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PEDOMAN RETENSI ARSIP

AKUISISI ARSIP ( Sebuah Resume Hasil Dilkat Akuisisi Arsip)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2016, No. -2- Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Kep

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN DAN PENGUMUMAN DAFTAR PENCARIAN ARSIP (DPA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2012, PASAL 54 TANTANGAN BERAT BAGI KEPALA ARSIP NASIONAL RI Oleh Rusidi*

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

2013, No BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 667, 2014 ANRI. Retensi Arsip Polhukam. Pertahanan. Pedoman.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Perekonomian. Lingkungan Hidup. Pedoman.

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.724, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kearsipan. Penyelenggaraan. Pedoman.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PENTINGNYA JADWAL RETENSI ARSIP DALAM MANAJEMEN KEARSIPAN

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Politik. Hukum. Keamanan. Hubungan Luar Negeri. Politik Luar Negeri. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Rep

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2013

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH (PROVINSI) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN STATISTIK

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG

NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

KEMENHAN. Arsip Fasilitatif. Non Keuangan. Non Kepegawaian. Jadwal Retensi.

PENELUSURAN, PENILAIAN, DAN VERIFIKASI ARSIP STATIS. Oleh : Anna Nunuk Nuryani, Dra

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR.1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.243, 2013 ARSIP NASIONAL. Peraturan Daerah. Penyelenggaraan Kearsipan. Materi Muatan.

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB VI PENYUSUTAN ARSIP AUDIO-VISUAL

STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

NILAI GUNA ARSIP DALAM ANCAMAN BENCANA Oleh : FEBRIADI A. PENDAHULUAN Pada umumnya masalah kearsipan baik secara nasional maupun pada masing-masing daerah di tanah air belum menjadi isu strategis. Sehingga fenomena akselerasi pengelolaan arsip dinilai berjalan sangat lamban dan sangat rentan terhadap bencana, serta upaya pencapaian tujuannya sebagaimana yang sudah diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan masih cukup jauh dari optimal. Kondisi yang dikemukakan diatas menggambarkan suatu keadaan saat ini, yang nyata sedang dihadapi, dialami dalam penyelenggaraan kearsipan dalam rangka mewujudkan eksistensi sebagai identitas dan jatidiri bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikelola dan diselamatkan oleh negara. Apabila terjadi kondisi negatif dalam penyelenggaraan kearsipan seperti dinilai lamban untuk maju dan rentan terhadap bencana, maka seharusnya ada upaya yang dapat merubah kondisi negatif tersebut menjadi kondisi yang positif, berupa upaya-upaya inovatif dan konstruktif, khususnya berkaitan dengan kondisi kearsipan dan pengendalian bencana. Perhatian utama dalam kondisi kearsipan dan pengendalian bencana adalah adanya risiko berupa ancaman bahaya kemusnahan arsip (the hazard of archives) dan munculnya kerentanan kapasitas arsip (the furelable capacity of archives). Oleh karena itu sangat diperlukan manajemen risiko terhadap penyelenggaraan kearsipan. Dilihat dari perspektif kearsipan, manajemen risiko berkaitan dengan upaya penyelamatan arsip yaitu suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dan terpadu, yang dilakukan untuk melestarikan fungsi arsip dan mencegah

terjadinya kehancuran arsip (the disaster of archives) oleh berbagai faktor perusak dan atau penghancur arsip. Gambar 1. Tsunami, salah satu bencana alam yang mengancam

Gambar 2. Kerusuhan, bencana sosial yang juga merupakan ancaman bagi arsip Gambar 3. Penyimpanan arsip yang tidak tepat pun merupakan ancaman

B. NILAI GUNA ARSIP Pemahaman terhadap arsip seharusnya tertanam secara mendasar bahwa keberadaan arsip yang tercipta, digunakan, disimpan, dirawat dan dilestarikan karena terdapat nilai guna arsip yaitu nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip 1. Apabila arsip tidak memiliki nilai guna arsip, maka arsip tersebut harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Karena arsip yang tidak bernilai guna tentunya akan menjadi beban atau masalah klasik yaitu pemborosan atau inefisiensi dan inefektif, dalam hal penyediaan ruang dan tempat penyimpanannya, ketersediaan personil dan anggaran yang relatif besar Nilai guna arsip menurut regulasi yang dikeluarkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yaitu Surat Edaran Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum Menentukan Nilai Guna Arsip meliputi : a. Nilai guna primer yaitu nilai guna arsip yang didasarkan pada kepentingan pencipta arsip, didalamnya terkandung atau berisi informasi tentang : - Nilai guna administratif adalah nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga/instansi pencipta arsip. - Nilai guna keuangan adalah arsip yang mempunyai nilai guna berisikan segala hal yang menyangkut transaksi dan pertanggungjawaban keuangan. - Nilai guna hukum adalah arsip mempunyai nilai guna hukum, apabila berisikan bukti-bukti yang mempunyai kekuatan hukum atas hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah. - Nilai guna ilmu pengetahuan adalah arsip bernilai guna ilmiah dan tehnologi, mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai akibat/hasil penelitian murni atau penelitian terapan. a. Nilai guna sekunder yaitu nilai guna arsip yang didasarkan pada kepentingan diluar pencipta arsip, didalamnya terkandung atau berisi informasi tentang : 1 Surat Edaran Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum Untuk Menetukan Nilai Guna Arsip

- Nilai guna evidensial atau nilai guna kebuktian apabila arsip mengandung informasi tentang fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana lembaga/instansi itu diciptakan, dikembangkan, diatur, fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan serta hasil/akibat kegiatannya itu. - Nilai guna informasional apabila nilai guna arsip ditentukan oleh isi atau informasi yang terkandung didalamnya yang sangat berguna untuk berbagai kepentingan penelitian dan kesejahteraan tanpa dikaitkan lembaga/instansi penciptanya yaitu informasi mengenai orang, tempat, benda, fenomena, masalah dan sejenisnya. Berdasarkan nilai guna arsip yang disebutkan diatas, konsekuensi logisnya adalah arsip seharusnya dapat dikelola secara rasional dengan menyediakan ruang dan tempat penyimpanan arsip yang tepat guna, pengelolaan arsip secara sistematis dan tepat sasaran, arsip dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan pengguna arsip secara optimal, sehingga arsip sebagai sumber informasi yang nyata, lengkap dan benar benar- benar terwujud, baik sebagai bahan perencaan pembangunan, bahan penyusunan laporan yang akuntabel, bahan pengawasan yang objektif, yang selalu dapat dipercaya untuk digunakan sebagai tulang punggung dalam menopang kelancaran proses manajemen di lingkup organisasi manapun. Dan yang sangat mendasar bagi eksistensi arsip adalah terwujudnya memori kolektif bagi suatu peradaban umat manusia dari masa ke masa, menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembuktian warisan budaya manusia (human heritage culture). Pemahaman yang rendah terhadap nilai guna arsip merupakan faktor utamanya, hal ini harus segera diatasi karena sangat penting disadari bahwa akibat dari pemahaman yang rendah terhadap arsip telah menimbulkan tatanan penyelenggaraan kearsipan berupa ketidakseimbangan atau ketidaknormalan asupan informasi arsip statis ke lembaga kearsipan, sedangkan asupan informasi arsip statis tersebut berasal dari arsip dinamis yang menjadi tanggung jawab atau otoritas pencipta arsip. Dan diisinyalir dari beberapa keterangan, bahwa di daerah-daerah fenomena asupan informasi yang tidak seimbang dan

tidak normal tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2000 sampai dengan 2014, sekitar 14 tahun berlangsung, terhitung sejak kewenangan pengelolaan arsip statis diserahkan kewenangannya dari Pemerintah Pusat (ANRI) ke Pemerintah Daerah. Disini letak permasalahannya yaitu asupan yang rendah (tidak seimbang dan tidak normal) arsip statis ke lembaga kearsipan menunjukan indikasi bahwa tidak terjadi penyelamatan arsip, lantas dimana arsip-arsip yang bernilai guna kesejarahan sebagai memori kolektif peradaban tersebut berada dan atau disimpan, seharusnya arsip-arsip bernilai guna kesejarahan tersebut berada di lembaga kearsipan. Fenomena yang disebutkan diatas, sungguh sangat ironis dan sangat mengkhawatirkan bagi masa depan penyelamatan arsip sebagai memori kolektif peradaban. Kondisi yang tidak tertib dalam penyelenggaraan kearsipan yang disebabkan oleh rendahnya pemahaman nilai guna arsip tersebut, telah menimbulkan arsip-arsip yang bernilai guna tidak dapat diselamatkan dengan baik, sehingga sangat berpotensi terjadinya musnahnya atau hilangnya arsiparsip yang bernilai guna tersebut. Kondisi tersebut dapat dikatagorikan sebagai ancaman bencana non-alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang antara lain berupa kegagalan modernisasi. 2 Dikatakan sebagai kegagalan modernisasi karena kegagalan memainkan peranan arsip sebagai tulang punggung manajemen pemerintahan maupun memori kolektif bangsa, pasti berdampak pada kerentanan kapasitas arsip sebagai sumber informasi yang sangat diandalkan untuk membangun modernisasi suatu peradaban. C. APA SOLUSINYA Secara keilmuan kearsipan (archivology science), metodelogi untuk menghadapi atau mengatasi fenomena kearsipan seperti yang dikemukan diatas, sudah sangat jelas dan konkrit yaitu : 1. Metode penyusutan arsip yaitu metode untuk mengurangi volume arsip dinamis yang terdiri dari arsip aktif dan arsip inaktif, yang secara alami terus 2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

menerus bertambah mengikuti laju perkembangan suatu organisasi, dengan cara pertama melalui mekanisme pemindahan arsip aktif dari unit pengolah (central file) ke unit kearsipan (records centre), kedua melalui mekanisme pemusnahan arsip (disposal of records) yang sudah habis masa simpannya (retention of records) dan berketerangan musnah, dan ketiga melalui penyerahan arsip statis dari pencipta arsip (creating agency) ke lembaga kearsipan (archival agency) yang dibentuk untuk menyimpan, merawat arsiparsip statis. Apabila metode ini mampu dijalankan oleh pencipta arsip secara efektif, maka dijamin penyelamatan arsip-arsipnya. 2. Metode akuisisi arsip yaitu metode untuk menambah khasanah arsip statis dengan cara-cara tertentu seperti melalui hibah arsip, ganti rugi untuk memperoleh arsip, suatu pihak secara sukarela menyerahkan arsip-arsip yang bernilai kesejarahan, dan hak pengelolaannya (archival management) secara hukum beralih dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. Metode ini hanya dilakukan secara aktif oleh lembaga kearsipan sebagai suatu lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan dalam rangka menciptakan penyelenggaraan kearsipan yang tertib dan teratur. Kedua metode diatas, sebetulnya sudah tidak asing lagi bagi para profesional di bidang kearsipan yaitu arsiparis, dan untuk menjalankan kedua metode tersebut secara sistemik sudah sangat siap karena kedua metode tersebut sudah dikenal dan menjadi bagian dari kompetensi para arsiparis. Tetapi kenapa masalah penyelamatan arsip tidak pernah kunjung memenuhi harapan, meskipun sebenarnya akar permasalahannya sudah ditemukan yaitu rendahnya pemahaman terhadap nilai guna arsip. Boleh jadi yang belum muncul adalah kearifan dan keinginan kuat dari para pengambil keputusan dan atau pimpinan untuk berpihak pada penguatan kapasitas arsip sebagai memori peradaban umat manusia, melalui kebijakan-kebijakan yang

secara konkrit tentang penyelamatan arsip, dimuat dalam program-program kearsipan. Tentang Penulis : Penulis, Drs. Febriadi, M.Si, saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung. Kiprahnya di dunia kearsipan dimulai saat penulis bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta.