Dinamika P Tersedia, ph, C-Organik dan Serapan P Nilam (Pogostemon cablin Benth.) pada Berbagai Aras Bahan Organik dan Fosfat di Ultisols

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Pemberian Lumpur Sawit dan BFA Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Mains Nursery

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN FOSFOR PADA ANDISOLS DENGAN INDIKATOR TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

KETERSEDIAAN FOSFAT, SERAPAN FOSFAT, DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI ELA SAGU DENGAN PUPUK FOSFAT PADA ULTISOLS

DAMPAK PENAMBAHAN BAHAN AMANDEMEN DI BERBAGAI KELENGASAN TANAH TERHADAP KETERSEDIAAN HARA PADA VERTISOL. Oleh: Moch. Arifin 1)

1 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman 1-9 ISSN

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

Kajian Status Kesuburan Tanah Sawah Untuk Menentukan Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Tanaman Padi Di Kecamatan Manggis

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN JAHE

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN. Oleh : Eka Dian Kiswati NPM

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Kadar Bahan Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya dengan Tekstur Tanah

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

APLIKASI BIOAKTIVATOR ORGADEC PADA PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

PERUBAHAN STATUS N, P, K TANAH DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK PADA ENTISOLS

KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG MANIS PADA OXIC DYSTRUDEPTS PALOLO AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK KOMPOS LIMBAH BUAH KAKAO

KUALITAS PUPUK ORGANIK CAIR DARI URINE SAPI PADA BEBERAPA WAKTU SIMPAN Lena Walunguru ABSTRACT

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Pengaruh Zeolit dan Limbah Cair MSG (Monosodium Glutamate) terhadap Hasil Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth,) di Ultisols

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

DASAR-DASAR ILMU TANAH

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

TINJAUAN PUSTAKA. ( ha) dan Nusa Tenggara ( ha). yang rendah. Biasanya terdapat aluminium yang dapat dipertukarkan dalam

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

KAJIAN KETERSEDIAAN P DI ULTISOL AKIBAT PEMBERIAN BAHAN ORGANIK SKRIPSI OLEH : TAUFIK SATRIA LUBIS AGROEKOTEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

eraria javanica) DAW FOSFAT ALAM TE KORlPOS TAN TANAPI PADA LATOSOL DRAMGA, BOGOR Oleh: R. IRV KA A

DASAR-DASAR ILMU TANAH

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

SKRIPSI. Oleh MOCHAMAD IQBAL WALUYO H

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

Aplikasi Pemupukan Berimbang untuk Peningkatan Laju Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii) di Kabupaten Tabanan

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (3): 145-151 ISSN 1410-5020 Dinamika P Tersedia, ph, C-Organik dan Serapan P Nilam (Pogostemon cablin Benth.) pada Berbagai Aras Bahan Organik dan Fosfat di Ultisols Soil Available P Dynamics, ph, OrganiC-C, and P Uptake of Patchouli (Pogostemon Cablin Benth.) at Various Dosages Of Organic Matters and Phosphate in Ultisols Any Kusumastuti 1) Staf Pengajar D4 Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Negeri Lampung. Jln. Soekarno Hatta no 10 Rajabasa Bandar Lampung 35145 Telp. 0721 703995 Fax 0721 787309, E-mail any_rudi@yahoo.com ABSTRACT The experiment was conducted at field experiment of Lampung State Polytechnic from June up to November 2012, using complete randomized block design with factorial pattern, which consists of two factors, and three replications. The first factor is organic matter (POME) dosage, consists of three dosages (without POME, 25% POME with 75% soil, and 50% POME with 50% soil). The second factor is dosage of SP-36 Fertilizer (without SP-36, 1.8 g, 3.6 g, and 5.4 g SP-36 per polybag (plant) respectively. The study aims was to determine (1) The dynamics of soil available P, (2) The effect of the best POME dosage for ph, C- organic and P uptake, (3) The effect of the best SP-36 dosage for ph, C-organic and P uptake, (4) The interaction between dosages of POME and SP-36 on ph, C-organic and P uptake of plant. The observation consists of (a) Soil available P, (b) ph and C-organic (c) and P uptake of plant. The data was analysis with variance analysis, furthermore, if the result is significance, was continued with LSD test, but soil available P dynamics was presented in graphic form. The result showed that (a) Applications of POME and SP-36 increase the soil available P, (b) The media with 25% POME and 50% POME were gave the better result on ph, C-organic and P uptake by plant, (c) SP-36 fertilizer fertilizer at various doses has not been any impact on soil ph, organic-c and P uptake of plants (d) There is no interaction between POME and SP-36 fertilizer on soil ph, organic C and P uptake of plants Keywords : P Dynamics, P Uptake of Patchouli, Pogostemon cablin, ultisols Diterima 30-10 2013, disetujui: 02-05-2014 PENDAHULUAN Ultisols merupakan tanah yang sudah berkembang lanjut, mempunyai sifat reaksi agak masam sampai masam, Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan kandungan bahan organik rendah (Hardjowigeno, 1993; Darmawijaya, 1997), kandungan aluminium dan mangan tinggi sehingga

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan sering mengakibatkan keracunan serta kahat fosfor, kalsium dan Molibdenum (Radjagukguk, 1991; Hakim, dkk., 1986). Secara umum pada tanah Ultisols P total tanah tinggi akan tetapi P tersedia dan kandungan bahan organik sangat rendah. Fosfor yang diberikan melalui pemupukan sebagian besar akan difiksasi oleh Al dan Fe. Sehingga hanya 10-20% P yang diberikan ke dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman (Foth, 1998). Pemberian pupuk P (anorganik) kedalam tanah ultisols akan menjadi lebih tersedia dan meningkatkan tanggapan tanaman terhadap P jika disertai dengan pemberian bahan organik (Lian, 1993; Adiningsih, Sofyan dan Nursyamsi, 1998). Ultisols mendominasi luasan wilayah lahan kering di Indonesia (Subagyo dkk., 2000) sehingga perlu penanganan apabila akan digunakan untuk budidaya tanaman. POME (Palm Oil Mill Effluent) merupakan salah satu bentuk hasil akhir pabrik pengolahan buah kelapa sawit yang berupa bubur. Pada saat ini terdapat banyak hasil samping olahan sawit bersamaan dengan semakin luasnya laan budidaya kelapa sawit. untuk mengatasi penumpukan yang semakin banyak dari hasil samping pabrik kelapa sawit yang tersebar di Indonesia dan rendahnya kesuburan tanah ultisols, maka POME dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan pembenah tanah berupa bahan organik, namun penelitian mengenai masalah ini belum banyak dilakukan. Dalam usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah pada ultisols karena kekahatan P dan kandungan bahan organik serta melimpahnya POME sebagai hasil samping pabrik pengolahan kelapa sawit perlu dicoba kombinasi pemberian bahan pembenah tanah berupa POME dan pupuk P. Dari kombinasi tersebut diharapkan sifat-sifat baik dari kedua bahan tersebut akan meningkatkan produktivitas tanah ultisols selanjutnya dapat meningkatkan P tersedia, ph tanah, C-organik dan serapan P yang tinggi pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dinamika P tersedia akibat pemberian bahan organik dan pupuk fosfor di Ultisols, (2) mengetahui pengaruh aras pemberian bahan organik terbaik terhadap ph, C organik dan serapan P tanaman di Ultisols, (3) mengetahui pengaruh aras pemberian pupuk fosfor terbaik terhadap ph, C-organik dan serapan P tanaman di Ultisols, (4) mengetahui pengaruh interaksi antara aras pemberian bahan organik dan pupuk fosfor terhadap Ph, C-Organik dan serapan P tanaman di Ultisols. METODE Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung dari bulam Juni sampai November 2012. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) pola Faktorial, yang terdiri atas dua faktor perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah takaran bahan organik (POME) yang terdiri dari tiga aras (tanpa bahan organik/tanah saja, 25% bahan organik dan75% Ultisols serta 50% bahan organik dan 50% Ultisols). Faktor kedua adalah takaran pupuk SP-36 (tanpa pupuk, pupuk fosfat 1,8 gr.tan ˡ, 3,6 gr.tan ˡ, 5,4 gr.tan ˡ). Pengambilan tanah dilakukan secara komposit pada jeluk olah (0-20 cm). Tanah terlebih dahulu dikeringanginkan, kemudian disaring hingga lolos mata saring 5 mm, setelah itu ditimbang 10 kg untuk setiap polibag dengan ukuran 30 x 40 cm. Untuk keperluan analisis tanah, maka tanah yang telah lolos ayakan 5 mm tersebut diayak lagi dengan ayakan 2 mm. Bahan pembenah tanah berupa bahan organik (POME) yang sudah kering angin dihaluskan dan disaring dengan ayakan 100 mesh. POME dan pupuk SP-36, masing-masing ditimbang sesuai 146 Volume 14, Nomor 3, September 2014

Any Kusumastuti: Dinamika P Tersedia, ph, C-Organik dan Serapan P Nilam... dengan perlakuan. Tanah yang sudah disiapkan untuk percobaan dicampur merata dengan POME dan pupuk SP-36 sesuai dengan perlakuan. Setelah semuanya dicampur merata, dimasukkan dalam polibag dan ditambahkan air sampai kondisi kapasitas lapang, dilanjutkan inkubasi selama satu bulan. Setelah masa inkubasi, polibag diletakkan secara acak sesuai perlakuan dan siap untuk percobaan dengan tanaman. Bibit nilam berumur 1 bulan ditanam pada media perlakuan. Pada umur dua minggu setelah tanam, dilakukan pemupukan dasar yaitu N berupa urea 200 kg ha -1 sepertiga dosis dan K berupa KCl (200 kg ha -1 ) diberikan seluruhnya. Sisa pupuk N diberikan pada tiga minggu selanjutnya. Tindakan pengendalian hama penyakit dilakukan seperlunya. Untuk melihat pengaruh penggunaan bahan organik dan pupuk fosfat maka dilakukan pengamatan : (a) analisis pendahuluan tanah dan bahan organik (POME), (b) dinamika P tersedia media tanam kombinasi bahan organik (POME) dan pupuk, (c) ph tanah akhir penelitian, C- organik akhir penelitian (d) analisis jaringan Tanaman (serapan P) Hasil pengamatan dianalisis sidik ragam. Selanjutnya apabila uji F terdapat perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji harga rata-rata dengan uji BNT, sedangkan dinamika P tersedia disajikan dan dianalisis dalam bentuk grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat tanah Ultisol dan POME sebagai media tanaman Hasil analisis tanah Ultisols yang digunakan sebagai media tanam menunjukkan bahwa ph tanah dan bahan organik menunjukkan harkat agak masam, kandungan P tersedia dalam tanah ultisols maupun bahan organik (POME) sangat rendah yaitu 0,04 ppm dan 2,74 ppm. P total tanah rendah sedangkan dalam POME tinggi. Hal ini diduga ion P dalam tanah diikat oleh oksida Al dan Fe. Hasil Analisis Sifat Tanah dan POME disajikan dalam Tabel 1 Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Tanah dan POME No 1 2 3 4 5 Sifat kimiatanah ph H2O (1:2,5) P tersedia (ppm) P-total (ppm) C-Organik (%) KTK (me/100 g) Keterangan : Laboratorium Tanah Unila, 2012. Tanah (ultisols) Bahan organik (POME) Nilai Harkat Nilai Harkat 5,85 Agak masam 6,52 Agak masam 0,04 Sangat rendah 2,74 Sangat rendah 14,26 Rendah 113,39 Sangat tinggi 1,37 Sangat rendah 7,59 Sangat rendah 4,95 Sangat rendah 12,98 Sangat rendah Tanah dengan kondisi P tersedia sangat tendah apabila tidak ada penambahan P dari luar berupa pupuk P dapat berakibat pertumbuhan tanaman terganggu. KTK hasil analisis juga menunjukkan hasil rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut sehingga kesuburan tanah rendah dan didukung oleh hasil analisis ph tanah dan P tersedia. Nilai KTK rendah menyebabkan kation-kation dalam tanah berupa K +, NH4 +, Ca ++ dan lain-lain mudah terlindi akibatnya tanah miskin akan unsur hara. Volume 14, Nomor 3,September 2014 147

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Dinamika P tersedia media tanah yang diberi kombinasi bahan organik (POME) dan Pupuk SP-36 Dinamika P tersedia pada berbagai kombinasi perlakuan ditunjukkan dengan menganalisis P tersedia pada setiap bulan. Hasil analisis P tersedia pada setiap bulan setelah tanam sampai bulan ke-empat pada setiap perlakuan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Dinamika P tersedia pada berbagai kombinasi perlakuan pemberian bahan organik (POME) dan Pupuk SP-36 pada Media Tanaman pada Ultisols Keterangan : (a) B0P0 = tanpa POME dan tanpa pupuk; B0P1 = tanpa POME dan pupuk takaran 1,8g tan -1, B0P2 = pupuk takaran 3,6g tan -1, B0P3= pupuk takaran 5,4 g tan -1, B1P0 = POME 25% dan tanpa pupuk, B1P1 = POME 25% dan pupuk takaran 1,8g tan -1 ; B1P2 = POME 25% dan pupuk takaran 3,6g tan -1, B1P3 = POME 25% dan pupuk takaran 15,4g tan -1, B2P0 = POME 50% dan tanpa pupuk; B2P1 = POME 50% dan pupuk takaran 1,8g tan -1; B2P2 = POME 50% dan pupuk takaran 3,6g tan -1, B2P3 = POME 50% dan pupuk takaran 15,4 g tan -1 (b) I = satu bulan, II = dua bulan, III = tiga bulan dan IV = empat bulan Gambar 1 menunjukkan P tersedia mengalami kenaikkan dengan adanya penambahan kombinasi POME dan pupuk SP-36. Pada perlakuan tanpa pemberian POME dan pupuk SP-36 menunjukkan hasil lebih rendah pada setiap bulan pengamatan (dari bulan pertama sampai bulan keempat). P tersedia pada perlakuan tanpa pemberian POME dengan pemberian berbagai takaran pupuk menunjukkan hasil lebih rendah dibandingkan dengan media yang diberi POME 25% maupun 50%. Hal ini diduga pemberian POME mampu meningkatkan KPK tanah sehinggga P yang berasal dari pupuk maupun P tanah yang tidak tersedia dapat menjadi tersedia. Unsur hara P pada tanah ultisols akan terikat oleh Al dan Fe dalam bentuk hidroksi fosfat sehingga akan membentuk senyawa tidak larut, yang mengakibatkan P tidak tersedia bagi tanaman (Bohn et al., 1979; Hardjowigeno, 1993). Al dalam larutan tanah menjadi tidak aktif apabila berinteraksi dengan bahan humat sehingga penyematan fosfat dapat dikurangi, dengan demikian ketersediaan P dalam tanah meningkat (Stevenson, 1994). Gugus-gugus fungsi asam organik berperan dalam pemblokiran permukaan aluminium hidroksida yang reaktif terhadap fosfat oleh gugus spesifik anoin organik, sehingga dapat meniadakan pengaruh pengikatan permukaan spesifik terhadap fosfat (Moshi et al., 1974). Pada bulan ketiga dan keempat P tersedia mengalami penurunan dibandingkan pada bulan pertama dan kedua, hal ini diduga bahwa P tersedia dalam larutan tanah diabsorpsi oleh tanaman, sehingga secara perlahan keberadaan P tanah menurun. 148 Volume 14, Nomor 3, September 2014

Any Kusumastuti: Dinamika P Tersedia, ph, C-Organik dan Serapan P Nilam... Pengaruh Pemberian POME dan Pupuk SP-36 Terhadap ph tanah dan C-organik Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian bahan organik (POME) berpengaruh nyata terhadap ph tanah, sedangkan pemberian pupuk Fosfat dan interaksi antara pemberian POME dan pupuk fosfat tidak berpengaruh nyata terhadap ph tanah (Tabel 2) Tabel 2. PH tanah dan C-organik pada berbagai Aras Pemberian POME dan Pupuk SP-36 di ultisols Perlakuan ph tanah (H20) C-organik (%) POME (%) Pupuk SP-36 (g tan -1 ) 0 5,52 b 1,49 c 25 5,97 a 2,18 b 50 6,11 a 3,19 a 0 5,70 a 2,24 a 1,8 5,89 a 2,22 a 3,6 5,91 a 2,42 a 5,4 5,96 a 2,28 a Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji BNT pada taraf 5%. Pengaruh pemberian bahan organik (POME) terhadap kenaikkan ph tanah diduga disebabkan adanya mineralisasi bahan organik dan pelepasan kation-kation basa ke dalam larutan tanah (Hue, 1992). Selain itu, hasil dekomposisi bahan organik akan dihasilkan asam-asam organik, melalui gugus-gugus fungsional asam organik yang dapat bereaksi dengan Al dalam mineral tanah membentuk Al-organo kompleks yang bersifat tidak larut. Selanjutnya, akan terbentuk Al-organo chelate atau organo kompleks melalui interaksi antara gugus fungsi asam asam organik terjadi dalam bentuk antara lain reaksi kompleks, kelasi dan lain-lain (Barlett dan Rego, 1972) sehingga menurunkan konsentrasi Al dalam larutan tanah. Pengaruh pemberian pupuk fosfat (SP-36) terhadap ph tanah menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Larutan asam fosfat yang keluar dari butiran pupuk SP-36 mempunyai ph yang sangat masam (Sanchez, 1976). Pada ph rendah tersebut mengakibatkan akan melarutkan Al, Fe, K dan Mg dalam partikel tanah. Namun demikian, penurunan ph tersebut akan segera disangga oleh tanah (Bohl, et al., 1979). Mekanisme penyanggaan berlanggung apabila ph meningkat akan terbentuk Al(OH) 3 dengan melepaskan H + dan apabila ph turun maka Al 3+.6H2O akan terbentuk dengan mengikat kembali H + (Sutanto, 1995). Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian bahan organik (POME) berpengaruh nyata terhadap C-organik, sedangkan pemberian pupuk Fosfat dan interaksi antara pemberian POME dan pupuk fosfat tidak berpengaruh nyata terhadap C-orgnik (Tabel 2). Pemberian bahan organik 50% dan 25% tidak berpengaruh nyata terhadap C organik akan tetapi berpengaruh terhadap C organik tanah pada tanah yang tidak diberi bahan organik (POME). POME merupakan suspensi koloid yang mengandung bahan-bahan organik terlarut dan bahan padatan yang tinggi, dengan demikian apabila diaplikasikan ke tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah, maka kandungan bahan organik tanah tersebut akan bertambah seiring dengan meningkatnya dosis POME Seiring dengan tingginya KPK pada POME (Tabel 1) maka semakin tinggi C organik dalam tanah. Faktor perlakuan pupuk Fosfat dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap C-organik. Pemberian SP-36 belum mampu meningkatkan ph tanah. Diduga kondisi yang lebih baik bagi perkembangan mikroorganisme tanah belum tercipta, akibatnya populasi mikroorganisme yang menguraikan bahan organik belum mampu meningkatkan C-organik. Volume 14, Nomor 3,September 2014 149

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Pengaruh Pemberian POME dan Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P tanaman Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian POME berbeda nyata terhadap serapan P tanaman, sedangkan pemberian pupuk SP-36 maupun interaksi antara pemberian POME dan pupup-36 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap serapan P tanaman. Tabel 4. Serapan P tanaman POME (%) Pupuk SP-36 (g tan -1 ) pada berbagai Aras Pemberian POME dan Pupuk SP-36 di ultisols Perlakuan Serapan P tanaman 0 0,1438 c 25 0,2700 b 50 0,3287 a 0 0,2233 a 1,8 0,2633 a 3,6 0,2450 a 5,4 0,2458 a Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji BNT pada taraf 5%. Pengaruh pemberian POME pada serapan P tanaman adalah semakin tinggi takaran POME (50%) menunjukkan hasil tertinggi (0,3287 ppm) sedangkan POME (25%) serapan lebih rendah (0,2700 ppm) dilanjutkan hasil terendah adalah tanpa pemberian POME. Semakin tinggi P tersedia dalam tanah maka semakin besar serapan P tanaman akibat pemberian POME. Hasil penelitian Ferisman (1992) menunjukkan bahwa pemberian limbah kelapa sawit pada tanah PMK berpengaruh meningkatkan P tersedia tanah (11,2 2 4,9%); menurunkan P total tanah (6,5 8,2%); meningkatkan konsentrasi P (4,9 15,1%); meningkatkan serapan P oleh tanaman (6,8 27%). Secara umum dari hasil pengamatan terhadap semua parameter (dimanika P tanah, tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman) ternyata POME memberikan pengaruh yang lebih baik. Pemberian POME sampai dengan 50% menunjukkan hasil terbaik. Hal ini dapat dikatakan bahwa POME sebagai hasil samping pengolahan minyak sawit mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi bahan pembenah KESIMPULAN Dinamika P tersedia menujukkan Pemberian POME dan SP 36 mampu menaikkan P tersedia dalam tanah. Media dengan pemberian POME pada takaran 25% dan 50% memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian POME terhadap meningkatkan ph(h 2 O), C organik maupun serapan P tanaman. Pupuk SP-36 pada berbagai takaran belum mampu meningkatkan ph(h 2 O), C organik maupun serapan P tanaman. Tidak terdapat interaksi antara POME dan pupuk SP-36 terhadap ph(h 2 O), C organik maupun serapan P tanaman. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, J. S., A. Sofyan, D. Nursyamsi. 1998. Lahan Sawah dan Pengelolaannya dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan 150 Volume 14, Nomor 3, September 2014

Any Kusumastuti: Dinamika P Tersedia, ph, C-Organik dan Serapan P Nilam... Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. 165 196 Barlett, R.J. and D.C. Riego. 1972. Effect of Chelasion on the Toxicity in Subsoils. Soil Sci.Soc. of Am. J. 50:28-34 Bohn, H.L., B.L.McNeal and G.A.O Connor. 1979. Soil Chemistry. John and Wiley & Sons, Inc., New York. 329 hal Darmawijaya, M. Isa. 1992. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Ferisman, T. 1992. Kajian Pengaruh Pemberian Limbah Kelapa Sawit, Kapur dan Pupuk P terhadap Pasokan P dan Al dalam tanah serta Serapannya oleh Tanaman Pada Podsolik Merah Kuning. Tesis Program Pacsa Sarjana Ilmu-ilmu Pertanian. UGM. Yogyakarta. Foth, H.D. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 762 hal. Hakim, M.Y. Nyakpa, AM Lubis, S.G. Nugroho, R. Soul, M.A. Diha, Go Ban Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Pertama. Akademika Presindo. Jakarta. Hue, N.V. 1990. Interaction of Ca(H 2 PO 4 ) Applied to An Oxisol and Previous Slude Amandement: Soil and Crop Response. Commun. Soil Sci. Plant Anal. 21:61-73 Lian, S. 1993. Use of Chemichal Fertilizer With Organic Manure in Rice Production. Food & Fertilizer Technology Center Extention. Bull, No. 315. Taipeh. Taiwan. Moshi, A.O., A. Wild, and D.J. Greenland. 1974. Effecf of Organic Matter on the Charge and Phospat Adsorption Characteristicts of Kikuyu Red Clay from Kenya. Geoderma 11:275-285 Radjagukguk, B. 1993. Masalah Pengapuran Tanah Masam di Indonesia. Pertanian N0. 18. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Buletin Fakultas Sanchez, P.A., R.M. Miller. 1986. Organic Matter and Soil Fertility Management for Acid Soils of the Tropic. Trans. Act.. 13th. Congr. Inst. Soc. Of Soil Sci. Hamburg. 609-625 pp. Sutanto, R. 1995. Pedogenesis. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Stevenson, J. 1986. Humus Chemistry; Genesis, Composition, Reactions. Second Edition. John Willey and Sons, Inc New York. 496 ha Subagyo, H., N. Suharta, Agus B. Siswanto. 2000. Tanah-tanah Pertanian di Indonesia dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. 21-65. Sutedjo. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta Volume 14, Nomor 3,September 2014 151