BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:

TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM) Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan Diagram Fishbone FISHBONE ANALYSIS

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

TUTORIAL ANALISIS PERANCANGAN KERJA 1 DAN STANDARISASI WAKTU. CASE 1: Mengedintifikasi Penyebab Terjadinya Gerakan Tidak Efektif

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kaoru Ishikawa, Seorang Profesor Teknik di Universitas Tokyo dan. Merupakan Bapak dari " Quality Circles"( SEVEN TOOLS - QUALITY MANAGEMENT,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

(Root Cause Analysis)

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

Statistical Process Control

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Landasan Teori

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Bab II Tinjauan Pustaka

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY)

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

Bab 3 METODE KAJIAN. 3.1 Metode Pengambilan Data

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh atau rencana yang komprehensif dan holistik. Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang dan jelas tujuannya. Kegiatan perencanaan di bidang kesehalan sama halnya dengan perencanaan dalam manajemen operasional yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu analisis situasi, penentuan prioritas masalah, identifikasi penyebab masalah, penentuan solusi terbaik dan implementasi. Setiap tahapan memiliki metode untuk mempermudah penetapan hasilnya. Untuk analisis situasi, metode yang digunakan lebih cenderung pada metode yang digunakan untuk manajemen strategi seperti SWOT, IE, EFE-IFE, dan sebagainya. Dalam tahapan menganalisis masalah, dapat menggunakan metode MCUA, CARL, teknik komparasi dan matriks USG. Setelah mengidentifikasi masalah, tahapan selanjutnya adalah mencari penyebabkan masalah tersebut. Dalam bidang kesehatan tentunya tidak terlepas dari suatu masalah dan untuk mengetahui penyebab masalah tersebut dalam perencanaan progam kesehatan terdapat beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan diagram Fishbone. Diagram Fishbone (Tulang Ikan) yang ditemukan oleh Ishikawa merupakan metode yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia untuk membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah dan menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Dengan diagram ini, semua kemungkinan penyebab dapat dilihat dan dicari akar permasalahan sebenarnya. Apabila masalah dan penyebabnya sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan 1

lebih mudah dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki kinerja dan mutu progam kesehatan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai diagram Fishbone untuk membantu dalam menganalisis berbagai penyebab dari prioritas masalah yang telah ditentukan. 1.2 Tujuan Tujuan dari makalah mengenai diagram Fishbone yaitu: 1. Mengetahui konsep pengertian dari diagram Fishbone. 2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari diagram Fishbone. 3. Mengetahui langkah-langkah pembuatan diagram Fishbone. 4. Mengetahui contoh cara menggunakan diagram Fishbone dalam studi kasus. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah konsep pengertian dari diagram Fishbone? 2. Apa tujuan dan manfaat dari diagram Fishbone? 3. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan diagram Fishbone? 4. Bagaimana contoh cara menggunakan diagram Fishbone dalam studi kasus? 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Pengertian Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) merupakan konsep analisis sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk mendeskripsikan suatu permasalahan dan penyebabnya dalam sebuah kerangka tulang ikan. Fishbone Diagrams juga dikenal dengan istilah diagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik dari Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram ini pada tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali digunakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari proses manajemen modern. Watson (2004) dalam Illie G. Dan Ciocoiu C.N. (2010) mendefinisikan diagram Fishbone sebagai alat (tool) yang menggambarkan sebuah cara yang sistematis dalam memandang berbagai dampak atau akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi dalam berbagai dampak tersebut. Oleh karena fungsinya tersebut, diagram ini biasa disebut dengan diagram sebab-akibat. Illie G. Dan Ciocoiu C.N (2010) mengutip dari Basic Tools for Process Improvement (2009) bahwa diagram Fishbone (Ishikawa) pada dasarnya menggambarkan sebuah model sugestif dari hubungan antara sebuah kejadian (dampak) dan berbagai penyebab kejadiannya. Struktur dari diagram tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secara sistematis. Beberapa keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikan antara lain membantu untuk mempertimbangkan akar berbagai penyebab dari permasalahan dengan pendekatan struktur, mendorong adanya partisipasi kelompok dan meningkatkan pengetahuan anggota kelompok terhadap proses analisis penyebab masalah, dan mengidentifikasi wilayah dimana data seharusnya dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut. 3

Gambar 2.1 Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) atau Diagram Ishikawa Desain diagram Ishikawa terlihat seperti tulang ikan. Representasi dari diagram tersebut sederhana, yakni sebuah garis horizontal yang melalui berbagai garis sub penyebab permasalahan. Diagram ini dapat digunakan juga untuk mempertimbangan risiko dari berbagai penyebab dan sub penyebab dari dampak tersebut, termasuk risikonya secara global. 2.2 Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) adalah diagram sebabakibat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan cara sistematis melihat efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusi terhadap efek tersebut. Karena fungsi diagram Fishbone, dapat disebut sebagai diagram sebab-akibat (Watson, 2004). Fungsi dasar diagram 4

tulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebabpenyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. 2.3 Manfaat Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan, masalah-masalah klasik yang dapat diselesaikan di industri antara lain: a. Keterlambatan proses produksi. b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi. c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah. d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencana produksi. e. Produktivitas yang tidak mencapai target. f. Komplain pelanggan yang terus berulang. Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut: 1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah. 2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut. 4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan. 5. Membuat issue secara lengkap dan rapi. 6. Menghasilkan pemikiran baru. Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan adalah membantu menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik kualitas menggunakan pendekatan terstruktur, mendorong partisipasi kelompok dan memanfaatkan pengetahuan kelompok proses, serta mengidentifikasi area dimana data harus dikumpulkan untuk studi lebih lanjut (Balanced Scorecard Institute, 2009). 5

2.4 Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gasversz (1997: 112)). Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram tulang ikan yaitu: 1) Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan bahwa masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement). Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins dan Coulter, 2012). Pada langkah pertama ini, harus dilakukan kesepakatan terhadap sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah tersebut kemudian diinterpretasilan sebagai effect atau secara visual dalam fishbone seperti kepala ikan. Selanjutnya menuliskan problem statement disebelah kanan diagram dan menggambar sebuah kotak yang mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan membuat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak. CAUSE EFFECT Gambar 2.2 Kesepakatan permasalahan utama 2) Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin. PROBLEM STATEMENT Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming. Menurut Scarvada (2004), penyebab permasalahan dapat 6

dikelompokkan dalam enam kelompok yaitu materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods (metode), mother nature/environment (lingkungan), dan measurement (pengukuran). Gaspersz dan Fontana (2011) mengelompokkan penyebab masalah menjadi tujuh yaitu manpower (SDM), machines (mesin dan peralatan), methods (metode), materials (bahan baku), media, motivation (motivasi), dan money (keuangan). Kelompok penyebab masalah ini ditempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan. Pada tahap kedua ini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab masalah yang disepakati seperti pada gambar berikut: Gambar 2.3 Identifikasi penyebab masalah 3) Identifikasi kategori penyebab. Dimulai dari garis horizontal utama, membuat garis diagonal yang menjadi cabang. Setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai cause, secara visual dalam fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain: a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur: 1. Machine (mesin atau teknologi) 7

2. Method (metode atau proses) 3. Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi) 4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya) 5. Measurement (pengukuran atau inspeksi) 6. Milieu / Mother Nature (lingkungan) b. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Product (produk/jasa) 2. Price (harga) 3. Place (tempat) 4. Promotion (promosi atau hiburan) 5. People (orang) 6. Process (proses) 7. Physical Evidence (bukti fisik) 8. Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas) c. Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Surroundings (lingkungan) 2. Suppliers (pemasok) 3. Systems (sistem) 4. Skills (keterampilan) 5. Safety (keselamatan) Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. 4) Menemukan sebab potensial Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan dibawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Sebab-sebab ditulis dengan garis horizontal sehingga banyak tulang kecil keluar dari garis diagonal. 8

Pertanyakan kembali Mengapa sebab itu muncul? sehingga tulang lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horizontal tadi. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori. 5) Mengkaji kembali Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang mungkin, kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan akar penyebabnya. Setelah itu tempatkan akar penyebab masalah tersebut pada cabang yang sesuai dengan kategori utama sehingga membentuk seperti tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah menginterpretasikan dan mengkaji kembali diagram sebab akibat tersebut mulai dari masalah awal hingga ditemukannya akar penyebab tersebut. 6) Mencapai kesepakatan Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang muncul secara berulang, didapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu, sehingga sudah dapat dilakukan pemilihan penyebab yang paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya adalah memfokus perhatian pada penyebab yang terpilih melalui konsensus tersebut untuk hasil yang lebih optimal. Penerapan hasil analisis dengan menggunakan diagram tersebut adalah dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif dengan hilangnya penyebab masalah yang dihadapi. Gasversz (1997, 112:114) juga mengungkapkan tentang 7 langkah penggunaan diagram Fishbone yaitu: 1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan diungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question). 9

2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. 3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti material, metode, manusia, mesin, pengukuran, dan lingkungan ditempatkan pada cabang-cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama ini bisa diubah sesuai dengan kebutuhan. 4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkan pada cabang yang sesuai. 5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan mengapa? untuk menemukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab masalah itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya 5W. 6. Interpretasikan diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebabpenyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus itu. 7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat itu dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi. 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams) Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedangkan kekurangan Fishbone diagrams adalah opinion based on tool dan didesain membatasi kemampuan tim/pengguna secara visual dalam 10

menjabarkan masalah yang mengunakan metode level why yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut. 11

BAB III STUDI KASUS Tabel 3.1 Studi Kasus No Penyebab Masalah 1 Sistem 1. Promosi program Bank Samsun kurang gencar a. Keterbatasan media untuk promosi program 2. Tidak ada struktur organisasi yang jelas 2 Manusia 1. Pelaksana program Bank Samsun kurang aktif a. Kurangnya rasa tanggung jawab pelaksana program - Komitmen yang lemah b. Upah untuk tenaga pelaksana kurang. - Sumber dana untuk upah minim. 2. Banyak masyarakat belum mengerti tentang program a. Masyarakat tidak paham dengan promosi yang dilakukan - Media promosi program kurang mengena 3. Masyarakat kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan a. Kesadaran cinta lingkungan kurang - Pengetahuan kurang tentang dampak membuang sampah 1) Informasi kurang 2) Masyarakat kurang aktif mencari informasi b. Kurang tertarik terhadap program bank samsun - Hasil yang didapatkan sedikit dari penjualan sampah. - Merasa ribet karena harus memilih-milih sampah yang dapat dijual lagi. 3 Fasilitas 1. Kurangnya lahan penampung sampah - Tidak difasilitasi oleh instansi terkait 2. Pengangkutan sampah tidak rutin a. Pelaksana program tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan - Pelaksana program sibuk dengan pekerjaan utamanya. 4 Harga 1. Nilai jual sampah sangat murah 12

Promosi program kurang gencar SISTEM Sumber dana kurang Pelaksana program kurang aktif Upah kurang MANUSIA Keterbatasan media promosi Struktur Organisasi Bank SAMSUN kurang jelas Nilai jual sampah murah HARGA Komitmen lemah Pengetahuan dampak buang sampah sembarangan kurang Informasi kurang Rasa tanggung jawab kurang Masyarakat kurang aktif mencari informasi Masyarakat kurang peduli kesehatan lingkungan Hasil penjualan sedikit Lahan penampung sampah kurang mendukung Pengangkutan sampah tidak rutin Pelaksana sibuk dengan pekerjan utamanya Ribet dalam memilih sampah Pelaksana tidak mengikuti prosedur Kurang cinta lingkungan Tidak difasilitasi instansi terkait FASILITAS Kurang tertarik pada program Gambar 3.1 Diagram Fishbone masalah sampah menumpuk 13

BAB IV KESIMPULAN Diagram tulang ikan adalah diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Diagram tulang ikan atau sebab-akibat merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan untuk dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram tulang ikan yaitu: 1. Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan mengungkapkan bahwa masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement). 2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin, identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming. 3. Identifikasi kategori penyebab. 4. Menemukan sebab potensial. 5. Mengkaji kembali. 6. Mencapai kesepakatan. Kelebihan diagram tulang ikan adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi. Sedangkan kekurangannya adalah opinion based on tool dan didesain membatasi kemampuan tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah. 14