BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha sadar yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Widodo Utomo 14. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, hasil Belajar IPA. 14 Guru kelas IV SDN Klatakan 02 Tanggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Secara Nasional semua lembaga formal yakni sekolah, dikelola

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

MUSLIKA 49. Kata Kunci : REACT, Hasil Belajar. 49 Muslika, S.Pd adalah Guru di SMP Negeri 1 Mumbusari Jember

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diketahui tingkat prestasi belajar siswa. Laporan prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mengacu pada definisi pendidikan di atas dalam upaya meningkatkan hasil

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Pendidikan ( formal ) adalah kegiatan yang disengaja oleh pendidik terhadap peserta didik. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha sadar yang terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan pendidikan telah sesuai dengan rencana dan seberapa jauh ketercapaian pendidikan. Untuk melakukan evaluasi maka langkah-langkah yang harus ditempuh menggunakan pengukuran dan penilaian sehingga hasil dari pengukuran dan penilaian itulah akan digunakan untuk melakukan evaluasi, dimana siswa yang mempunyai nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) maka memerlukan remidial, sementara bagi siswa yang mempunyainilai diatas KKM maka siswa tersebut diberikan pengayaan materi.. instrumen pengukuran yang digunakan yaitu dapat menggunakan tes, maupun bukan tes. Pengukuran menurut Suharsimi Arikunto adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif, sementara hasil pengukuran akan digunakan untuk melakukan penilaian. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Sementara evaluasi meliputi 5

kedua langkah diatas yaitu mengukur dan menilai 1. Teknik penilaian yang digunakan guru sangat bermacam tergantung kondisi yang diinginkan yaitu bisa dengan memilih jawaban ataupun mensuplai jawaban. Dimana teknik penilaian yaitu memilih jawaban dan mensuplai jawaban yang masing-masing dibedakan : Memilih jawaban dibedakan menjadi : 1. Pilihan ganda, 2. benar salah, 3. Menjodohkan, 4. Sebab akibat. Mensuplai jawaban dibedakan menjadi 1. Isian atau melengkapi, 2. Jawaban singkat, 3. Uraian. 2 Setelah dilakukan pengukuran dan penilaian maka harus dilakukan pengolahan hasil penilaian, dimana masing masing guru pastinya berbeda dalam membuat nilai akhir karena perbedaan sudut pandang. Menurut Suharsini Arikunto perbedaan pandangan itu dipengaruhi oleh pandangan penting atau tidaknya bagian kegiatan yag harus dilalui oleh siswa, misalnya menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif, tes tengah, tes semester, menghadiri pelajaran dan sebagainya. Dimana penilaian akhir yang digunakan yaitu dengan rumus NA = 2T + 3H + 5U 10 Keterangan : T = nilai tugas H = nilai ulangan harian ( rata-rata ) U = ulangan umum 3. Sehingga dengan penilaian yang digunakan guru dapat mengevaluasi hasil belajar siswa. 1 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Bumi aksara, Yogyakarta, 1987 2 DEPDIKNAS, Pedoman Model Penilaian Kelas, CV. Mini Jaya Abadi, Jakarta, p168 3 Suharsimimi Arikunto, Op cit, p 277 6

Sementara itu hasil pengukuran yang dilakukan oleh guru yang berupa angka dapat digunakan untuk mengukur seberapa tinggi prestasi yang dimiliki siswa. Menurut Sumadi Suryabrata prestasi belajar adalah hasil yang diwujudkan dengan nilai. Maksud penilaian disini adalah pengetahuan yang dicapai siswa waktu dilakukan penilaian guna mengetahui hasil yang dicapai siswa waktu dilakukan penilaian guna mengetahui sejauh mana kemajuan peserta didik. 4 Sementara itu menurut Muhhibi Syah mengungkapkan bahwa dari pandangan mengenai prestasi belajar dalam kaitannya dengan hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan belajar sekolah yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui pengukuran dan penilaian ekonomi, maka prestasi belajar ekonomi dapat didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran. Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai pengambilan keputusan. Seperti yang telah disampaikan oleh Saefudin Anwar bahwa salah satu sumber informasi terpenting untuk mengambil keputusan pendidikan adalah prestasi belajar yang diperoleh dari tes prestasi belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai individu 5. Prestasi belajar yang di nyatakan dengan nilai yang di isi di dalam raport bergerak pada rentangan 0 s/d 100 yang masing-masing di beri predikat. Rentangan prestasi itu dapat di serderhakan menjadi Tuntas dan tidak tuntas. Prestasi belajar ekonomi merupakan cermin kemampuan siswa dalam menguasai materi baik dalam pengetahuan dan sikap, dimana prestasi belajar ekonomi yang rendah merupakan kegagalan siswa dalam prestasi belajar ekonomi. Mengingat bahwa nilai itu adalah olahan skor yang di peroleh melalui beberapa tugas,tes dan lain-lain, maka skor yang di peroleh pada tugas atau tes tertentu dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan atau meningkatkan perolehan skor pada test atau tugas berikutnya, pada 4 Suryabrata Sumadi, Op cit P 27 5 Saefuddin Anwar, Test Prestasi dan Pengembangan prestasi Belajar, Lyberti, Yogyakarta,1987, P 48 7

gilirannya hal ini akan mendorong keteraturan belajar yang bermuara pada perbaikan prestasi belajar. B. Kegiatan Belajar dan Lupa Dalam kegiatan belajar, siswa terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran disekolah atau kegiatan tatap muka, dalam hal ini kegiatan tatap muka disekolah untuk mata pelajaran ekonomi sebanyak 4 jam / minggu dan setiap jam pelajaran ekuivalen dengan 45 menit. Sedangkan untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah dibutuhkan waktu untuk kegiatan belajar diluar jam sekolah. Dalam KTSP kegiatan belajar mandiri terstruktur dan mandiri tidak terstruktur pada tingkat SMA dilakukan dengan alokasi waktu maksimal 60% dari alokasi waktu belajar tatap muka. 6 Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Oleh Gagne faktor-faktor itu akan dimobilisasi melalui beberapa fase. Salah satu fase yang penting dari fase fase itu adalah proses memasukkan bahan belajar kedalam Short Term Memory (STM) untuk diolah guna menghasilkan pemahaman berupa konsep, kaidah atau prinsip. Hasil pemahaman itu kemudian akan disimpan dalam Long Term Memory (LTM). Disinilah pentingnya belajar teratur diluar jam pelajaran di sekolah yang maksudnya untuk memperkecil kemungkinan untuk LUPA. Lain dari itu belajar teratur dalam rangka mengulang kembali bahan pelajaran setelah proses belajar selesai selama masa persiapan ujian 6 DEPDIKNAS.Pedoman Model penilaian Kelas, CV. Mini Jaya Abadi, Jakarta. P294 8

(evaluasi) 7. Sehingga benar-benar dibutuhkan pengulangan diluar jam sekolah agar kemungkinan terjadinya lupa itu dapat diminimalisir. 8 C. Keteraturan Belajar Sebagai Wahana Mengeliminasi Pengaruh Lupa Keteraturan waktu belajar yang dimaksud disini adalah kadar konsistensi kegiatan dan kecukupan waktu belajar di rumah di luar jam sekolah pada hari sekolah dalam satu minggunya. Variabel keteraturan waktu belajar di rumah diukur dengan menggunakan skala ordinal. Konsistensi yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan tiap hari dalam satu minggu secara terus menerus tanpa diselingi dengan hari kosong tanpa kegiatan. Sedangkan kecukupan waktu belajar adalah terpenuhinya jumlah jam belajar minimal dalam satu minggu. Dalam materi pelajaran ekonomi dibutuhkan alat bantu guna mempermudah mempelajarinya, alat bantu diaplikasikan dalam meteri pelajaran untuk meningkatkan kadar penguasaan ilmu ekonomi. Aplikasi itu memerlukan latihan berulang-ulang, termasuk membaca, tabel, menafsirkan hubungan antar variabeldan lain-lain, begitu juga dalam hal mengubah data yang terserak yang tidak teratur kedalam tabel yang sistematis, sehingga nampak jelas adanya perbedaan hubungan, trend, pengaruh dan sebagainya. Kebanyakan murid SMA yang ikut program IPS agak lemah dalam matematika, statistik, ekonometri, tabel dan grafik. Padahal dari materi ujian Nasional selalu muncul soal-soal yang memerlukan pemecahan secara matematis. Itu berarti perlu adanya latihan-latihan soal baik yang dilakukan disekolah maupun yang dikerjakan dirumah sebagai pengulangan ataupun pengembangan tingakat penguasaan materi, maka banyak waktu belajar ( dalam berlatih ) di 7 WS. Winkel, Op cit. P 87 8 Suryabrata Sumadi, Op cit. P 265 9

rumah sepanjang dilakukan dengan penuh konsentrasi dan keseriusan akan semakin baik pula prestasi belajarnya. Sudah barang tentu alat evaluasinya dibuat menyeluruh dan seimbang. Satu jam pelajaran tatap muka di sekolah harus di lanjutkan dengan mengulang pelajaran di rumah. Alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam KTSP untuk belajar terstruktur dan mandiri tidak terstruktur, yang mana belajar terstruktur dan belajar mandiri dan tidak testruktur adalah 60 % dari satu jam kegiatan tatap muka pelajaran di sekolah. 9 Dalam kaitannya dengan daya yang dimiliki manusia ahli-ahli psikologi daya berpendapat bahwa jiwa dianalogikan dengan raga atau jasmani yang mempunyai daya, maka jiwa juga dianggap mempunyai daya misal daya mengenal dan berkhayal, daya berfikir, daya merasakan, daya menghendaki dan sebagainya. Daya-daya jasmani ini dapat diperkuat dengan jalan melatihnya, yaitu mengerjakan sesuatu yang sama berulang-ulang, maka daya-daya jiwa itu juga dapat diperkuat dengan melatihnya dengan mengerjakan sesuatu berulang-ulang. Jadi daya berfikir akan meningkat jika fikiran itu berulang-ulang memecahkan soal, daya merasakan akan semakin kuat dan tajam kalau sering digunakan, daya ingat akan menjadi lebih tinggi kalau berulang-ulang mengingat sesuatu 10. Kecuali teori psikologi daya, dikenal pula teori psikologi asosiasi. Menurut Thorndike: belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon sebanyakbanyaknya. Siswa yang menguasai stimulus-respon dari bahan yang di ajarkan di sekolah adalah siswa pandai atau berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan stimulus-resppon di lakukan melalui ulangan-ulangan atau latihan dengan demikian teori ini memberi penekanan pada ulangan atau latihan. Kecuali itu buku-buku atau cara mengajar yang menggunakan buku-buku soal jawab atau latiahan soal dapat merupakan contoh penggunaan teori ini. Metode drill atau latihan yang ada unsur paksaan selain di gunakan dalam pengajaran latihan daya-daya juga 9 DEPDIKNAS, Op cit, P 294 10 Suryabrata Sumadi, Op cit. P 265 10

dalam pengajaran stimulus-respon 11. Sementara itu prinsip belajar atau hukum utama belajar ada tiga. Pertama low of ediness atau hukum kesiapan yang menyatakan belajar akan berhasil apabila siswa atau individu yang belajar telah memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan tersebut. Kedua low of exercise atau hukum latihan yang menyatakan bahwa belajar memerlukan banyak latihan atau ulangan-ulangan. Ketiga adalah low of efectif atau hukum mengetahui hasil. Belajar akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang dapat merupakan umpan balik yang menyangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Ilmu ekonomi bertugas menggambarkan, menganalisis dan menerapkan semua tugas itu sehingga perlu dilatihkan pada siswa sesuai dengan psikologi daya maupun psikologi asosiasi. Sebagai ilmu yang praktis maka pelajaran ekonomi itu mempunyai skopabahan yang luas, sementara jam pelajaran di sekolah sangat terbatas, karena itu perlu latihan yang dilakukan di luar sekolah atau di rumah. Kecuali itu belajar dirumah juga diperlukan untuk mempelajari dan mendalami materi pelajaran yang tidak didapatkan di sekolah, apalagi ilmu ekonomi memerlukan ilmu bantu seperti matematikadan statistika yang memerlukan banyak soal latihan. Hasil belajar yang terukur tersebut merupakan data yang digunakan untuk mengisi rapor. Sementara pedoman pengisian rapor untuk mata pelajaran ekonomi mengacu pada indikator yang terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran ekonomi yang dikelompokkan dalam aspek : a. Kemampuan mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi dan b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving dan berfikir kritis. Menggali, membangun dan menggeneralisasikan 11 R. Ibrahim dan Nana Syaudih, Perencanaan Pengajaran,Rineka Cipta, Jakara, P 16 11

konsep dan peristiwa ekonomi berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar yang dicantumkan dalam rapor juga mencakup aspek : a. Penguasaan Konsep b. Kinerja Ilmiah kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap seluruh indikator diperlukan untuk menentukan indikator-indikator yang termasuk ke dalam masingmasing aspek. Hasil belajar yang dicantumkan dalam rapor merupakan keputusan akhir yang menyimpulkan pencapaian pada setiap aspek. 12 Dilihat dari materinya, mapel ekonomi tidak hanya berisi pernyataan atau uraian verbal tetapi juga berisi sajian yang menggunakan matematik dan statistik sebagai alat analisnya. Lain dari pada itu kadang-kadang di lengkapi dengan tabel dan penggambaran hubungan antara veriabel secara grafis. Dengan begitu penguasaan materi ekonomi tidak memadahi kalu hanya mengandalkan hafalan tetapi lebih dari itu harus di tambah dengan latihan dan tugas serta interpretasi tabel melalui pembelajaran diluar kelas. 12 DEPDIKNAS. Op cit. P 219 12