MAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERITAS TELKOM BANDUNG

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI FUNDAMENTAL NEGERI KARYA ILMIAH. Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah.

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

NILAI DAN PRINSIP ANTI- KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Lead the people to the path of uncorrupted 12/11/2013.

TUGAS RESUME PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PERTEMUAN KE-12 AKAL TAK SEKALI TIBA STOP...!!! SAY NO CORRUPTION.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB II IDENTIFIKASI DATA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

MARAKNYA KORUPSI DI INDONESIA

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

Tindak Pidana Korupsi

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

SURAT EDARAN Nomor: 468/B/SE/2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 44 /BC/2010 TENTANG

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Struktur yang Koruptif 1

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

TIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab 1. Pengertian Korupsi

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER. By: Novianty Elizabeth.SH.M.Pd

SI JAGOAN. KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Anti Korupsi 2015

Trio Hukum dan Lembaga Peradilan

Mempopulerkan kembali Jujur dan Integritas dalam kehidupan anak muda demi peradaban Anti- Korupsi, mungkinkah?

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab. Fight Corruption: be the one who helps build a better society.

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar proses sampai korupsi besar seperti penggelapan dana Anggaran

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN IAIN PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. waktu pembangunan dewasa ini. Korupsi di Indonesia sudah merupakan wabah

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36. TAHUN TENTANG

JERAT BUDAYA KORUPSI MASYARAKAT DI INDONESIA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KECENDERUNGAN SIKAP APATIS TERHADAP PRIME SEBAGAI PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH. Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia di sisi lain dapat juga mengakibatkan perubahan kondisi

Hukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI SEBAGAI KOMISI NEGARA DALAM PENYIDIKAN ANAK AGUNG PUTU WIWIK SUGIANTARI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dasar tingkah laku siswa. Salah satu karakter yang harus

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA. Oleh : Jumadi NPM:

Transkripsi:

PERAN KELUARGA DALAM MELAHIRKAN GENERASI MAHASISWA YANG ANTI KORUPSI KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikutii Kompetisi Propaganda Anti korupsi 2016 Disusun oleh: Rahmawati i Kartikasari 1202130030 Mutiah Qur aniah 1202130026 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTA AS EKONOMI DAN BISNIS B UNIVERSITASS TELKOM BANDUNG 2016

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tulisan ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Apabila ternyata di kemudian hari tulisan ini mengandung unsur jiplakan (plagiarism), kami bersedia menerima konsekuensi hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bandung, 10 November 2016 Yang membuat pernyataan, Penulis

ABSTRAK Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan pribadi dan golongannya, yang dapat merusak kehidupan masyarakat luas. Di lingkungan kampus banyak ditemukan praktik-praktik korupsi. Tindakan korupsi ini dapat dicegah dan diberantas dimulai dari peran keluarga. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak memiliki sikap dan karakter yang nantinya dapat menimbulkan tindakan buruk seperti korupsi, contohnya pengaruh lingkungan dan teman yang buruk dan kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Cara memberantas korupsi sejak dini dapat dihubungkan dengan nilai-nilai anti korupsi dimana peran keluargalah yang dapat menumbuhkan nilai-nilai anti korupsi seperti kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan sehingga akan menghasilkan generasi mahasiswa yang anti korupsi. Kata Kunci : korupsi, peran keluarga, mahasiswa

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Korupsi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Korupsi sudah mengakar dari dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan bahkan sudah menjadi suatu budaya di Indonesia. Berbagai upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan mulai dari kepolisian, kejaksaan, kehakiman, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan institusiinstitusi lainnya. Tetapi masih saja dapat ditemukan kasus korupsi dimanamana. Keseriusan untuk memberantas korupsi perlu dilakukan di Indonesia agar hak-hak masyarakat terpenuhi dan tidak menimbulkan kesengsaraan di masyarakat. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh organisasi anti korupsi internasional (Transparency International), negara pada peringkat pertama yang memiliki tingkat korupsi terbersih adalah Denmark dengan nilai indeks 91. Sedangkan Indonesia ada pada peringkat ke 88 dari 168 negara di dunia, dan memiliki nilai indeks 36 dimana nilai maksimal adalah 100 (semakin tinggi nilai indeks, semakin bersih dari korupsi). Rata-rata nilai indeks dari seluruh negara adalah 43. Ini berarti negara Indonesia masih berada di bawah rata-rata nilai indeks korupsi dunia(www.transparency.org). Perilaku korupsi dapat muncul karena berbagai faktor. Faktor-faktor seperti aspek moral yang dimiliki seseorang contohnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu; aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif, dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Tindakan untuk mencegah dan memberantas korupsi dapat dimulai dari lingkungan kampus. Perguran tinggi yang terdiri dari mahasiswa dan dosen yang merupakan perwujudan dari civil society dapat menjadi penggerak pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun pada kenyataannya, di lingkungan kampus sendiri banyak ditemukan praktik-praktik

korupsi sehingga pencegahan dan pemberantasannya dapat dimulai lebih awal lagi dari lingkungan keluarga. 2. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan korupsi? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat membuat sikap dan karakter seorang anak yang dapat menimbulkan tindakan korupsi? 3. Bagaimana cara memberantas korupsi sejak dini? 4. Manfaat Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan nilai dan norma yang ada pada seorang anak sebagai upaya untuk mencegah tindakan korupsi sejak dini. Keluarga merupakan tempat dasar pendidikan yang kemudian diharapkan dapat melahirkan generasi mahasiswa yang anti korupsi.

PEMBAHASAN Korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan atau memutarbalikkan. Dilihat dari asal katanya, korupsi adalah semua tindakan yang merusak serta menggoyahkan kehidupan masyarakat luas. Sedangkan menurut UU No.31 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa korupsi adalah tindakan memperkaya diri sendiri, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, memberi dan menjanjikan sesuatu kepada pejabat atau hakim, berbuat curang, melakukan penggelapan dan menerima hadiah terkait tanggung jawab yang dijalani. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan pribadi dan golongannya, yang dapat merusak kehidupan masyarakat luas (Napitupulu, 2010). Menurut Ihsan (2008), keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seseorang manusia sebagai lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai terdidiknya. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak hingga menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang terdiri dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda di lingkungan kampus Universitas Telkom. Terlihat dari banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar bandung, luar pulau jawa, bahkan ada mahasiswa yang berasal dari luar negeri. Seorang mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya memiliki sikap dan karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut biasanya mencerminkan didikan dari orang tuanya. Nilai dan norma diperkenalkan pertama kali oleh orang tua. Oleh karena itu peran keluarga diperlukan sebagai pencegahan terhadap tindakan korupsi untuk seoarang anak sebelum nantinya masuk ke perguruan tinggi.

Menurut Ulwan (2012:75) ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak memiliki sikap dan karakter yang nantinya dapat menimbulkan tindakan buruk seperti korupsi yang diperoleh dari dalam lingkungan keluarga. Contohnya adalah kondisi keuangan yang kurang baik, ketidakharmonisan dalam keluarga, broken home, menyia-nyiakan waktu luang dengan hal yang tidak bermanfaat, pengaruh lingkungan dan teman yang buruk, perlakuan buruk dari orangtua, serta kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Cara memberantas korupsi sejak dini dapat dihubungkan dengan nilai-nilai anti korupsi dimana peran keluargalah yang dapat menumbuhkan nilai-nilai anti korupsi seperti kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Berikut adalah penjelasannya menurut Puspito, et al (Ed.) (2011:75): 1. Kejujuran Seseorang yang memiliki sifat jujur dikenal sebagai pribadi yang dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakan. Orang tua dapat menanamkan nilai kejujuran pada anak dalam kegiatan sehari-hari seperti menghargai milik orang lain dan bisa membedakan mana yang milik pribadi dan mana yang bukan. Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik sangatlah diperlukan. Jika mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai akibatnya mahasiswa akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. 2. Kepedulian Orang tua yang yang memiliki tingkat kepedulian tinggi kepada anaknya, akan dicontoh pula oleh anak tersebut. Seorang anak dapat diajarkan untuk tidak memiliki ego yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan sumber

daya di kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap berbagai hal yang berkembang di dalam kampus. 3. Kemandirian Sebagai orang tua, perlu mengajarkan apa itu kemandirian kepada anaknya. Seorang anak yang mendiri dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru karena tidak terlalu bergantung pada orang tuanya. Pada contoh kondisi mandiri bagi mahasiswa, dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. 4. Kedisiplinan Orang tua perlu mengajarkan kedisiplinan agar seorang anak dapat hidup tertib dan teratur. Disiplin adalah mampu mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Dalam lingkup akademik maupun sosial kampus, diperlukan kedisiplinan agar dapat menjadi mahasiswa yang mempu mengatur kegiatan perkuliahahannya secara baik dan tidak berantakan. 5. Tanggung jawab Seorang anak diajarkan untuk memiliki sikap tanggung jawab agar kelak menjadi orang yang dapat diperhitungkan dalam masyarakat dan lingkungan akademik. Sebagai contoh, mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi mudah untuk dipercaya orang lain dalam masyarakat misalkan dalam memimpin suatu kepanitiaan yang diadakan di kampus. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. 6. Kerja keras Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Bekerja keras merupakan hal yang penting ditanamkan orang tua pada anak guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika

tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus, para mahasiswa dilengkapi dengan berbagai ilmu pengetahuan. 7. Sederhana Seorang anak diajarkan untuk hidup sederhana dengan tidak semua keinginannya dituruti oleh orang tua. Dengan gaya hidup sederhana, setiap anak yang nantinya menjadi mahasiswa dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuan orang tuanya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. 8. Keberanian Orang tua menanamkan nilai keberanian kepada anaknya dengan mencontohkannya dalam kegiatan sehari-hari seperti berani mengatakan sesuatu kepada orang tuanya dan berani melakukan hal baru bersama orang tuanya. Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di luar kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya 9. Keadilan Orang tua harus berlaku adil terhadap anaknya. Seorang anak yang diperlakukan adil akan memiliki rasa damai dan tenteram serta dapat mencontoh pula dari tindakan orang tuanya. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dimiliki agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.

PENUTUP Kesimpulan Korupsi yang merajalela di Indoneia, tidak hanya terjadi di lingkup pemerintahan saja tetapi juga di lingkungan akademik banyak ditemukan praktikpraktik korupsi. Sikap dan karakter mahasiwa yang ditunjukkan dalam kegiatan di perguruan tinggi, sebenarnya mencerminkan didikan dari orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi dapat diajarkan sejak dini. Melalui peran keluarga yang menanamkan nilai-nilai anti korupsi seperti kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan akan menghasilkan generasi mahasiswa yang anti korupsi. Saran Jadilah mahasiswa yang memiliki sikap dan karakter baik dengan mempraktekkan nilai-nilai anti korupsi yang telah diajarkan oleh orang tuanya agar menjadi mahasiswa yang berintegritas dan tidak mencoreng nama perguruan tinggi. DAFTAR PUSTAKA Ihsan, F. (2008). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Napitupulu, D. (2010). KPK in Action. Jakarta: Raih Asa Sukses. Puspito, N. T., S., M. E., Utari, I. S., & Kurniadi, Y. (Ed.). (2011). Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Ulwan, Abdullah Nashih. (2012). Pendidikan Anak Dalam Islam. Solo: Insan Kamil Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Permberantasan Tindak Pidana Korupsi. (t.thn.).