Jenis-jenis Anggaran. Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: a. Angaran Parsial.: b. Anggaran Koprehensif Activity Based Costing

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN KOMPREHENSIF

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

ANGGARAN INDUK (Master Budget)

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1. Manfaat Anggaran bagi Manajemen Perusahaan

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

Penganggaran Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

Pengertian ruang lingkup anggaran perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 6 Anggaran (Master Budget)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 KONSEP DASAR PENGANGGARAN 1

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

JUMLAH AKTIVA

Catatan 31 Maret Maret 2010

Penganggaran Perusahaan

Minggu-2. Penganggaran Perusahaan. Budget Penaksiran (Forecasting Budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

FORMAT FULL PROPOSAL BUSINESS PLAN

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

KONSEP DASAR BUDGETING

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

MULTIPLE CHOICE AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB II BAHAN RUJUKAN

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

Anggaran dan Siklus Anggaran

NERACA 1 Januari HARTA

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza

BAB II BAHAN RUJUKAN Tinjauan Umum Atas Anggaran Biaya Produksi. Kondisi yang selalu berubah ubah sanagat membawa dampak yang

BAB 5 BUSINESS PLAN. 5.1 Executive Summary

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II LANDASAN TEORI. fakta-fakta atau angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai.

2. Pinjaman (kredit) dari bank dan investasi oleh pemilik adalah: a. Kewajiban c. Hak (klaim atas) kekayaan b. Modal d. Aktiva

Transkripsi:

Jenis-jenis. dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: Di dalam pratek sering kali perusahaan memilih antara dua alternatif dari segi ruang lingkup/ intensitas penyusunan anggaran antara lain a. Angaran Parsial.: Menyusun anggaran dari ruang lingkup sempit yaitu hanya memuat aspek kuantitaif saja. ini sebenarnya adalah bagian dari pelaksanaan fungsi perencanaan. Kegiatan yang paling banyak dibantunya adalah fungsi Planning dan fungsi Controling. b. Koprehensif Menyusun anggaran dari ruang lingkup yang menyeluruh (luas) yaitu Comprehensive Propit Planning Control yang membagi budget bukan saja yang bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif. Jenis kegiatannya mencakup seluruh aktivitas perusahaan seperti bidang marketing/pemasaran, produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi. Activity Based Costing Konsep ini muncul karena dianggap akutansi biaya tradisionil tidak tepat mengalokasikan biaya overhead pabrik (biaya tidak langsung) ke produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung atau upah langsung atau unit produksi. Menurut konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan akan memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi mengenai biaya produksi, oleh karena itu actipity based coasting menawarkan agar pembenan BOP didasarkan pada prosentase proposional kepada biaya lain atau kepada produk. Sehingga untuk memproduksikan barang, kita melihat unsur yang meng drive biaya itu (cost drive) bukan produknya. Kalau konsep ini dilakukan maka keputusan-keputusan yang diambil akan lebih tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena kesalahan unit cost. Zero Base Budgeting. (ZBB). Menurut konsep ini tiap budget disusun berdasarkan dalil setiap kegiatan dalam budget harus diakui. Menurut Brueningsen (Welsch et.al.1988) ZBB adalah sikap bergerak ke proses analisis yang tersturktur. Pendekatan pada budget dimulai dengan tingkat kegiatan sekarang dan dibelanjakan sekarang, kemudian secara hati-hati dianggap sebagai program baru atau dengan tambahan biaya di tahun depan. ZBB dimulai dengan anggapan bahwa budget untuk tahun depan adalah nol dan tiap pengeluaran yang lama atau yang baru harus dipertimbangkan berdasarkan analisa Cost Benefit. Berarti dalam penyusunan di mulai dari titk nol (Zero) bukan dari awal dulu. Caranya mulai dari mana anda susun budget biasa untuk tahun depan dengan cara yang sama.

1. Koprehensif ( Induk). Seperti telah dikemukakan di atas bahwa anggaran koprehensif diartikan secara luas konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan serta pemakaian pendekatan sistem secara keseluruhan (total system approach) dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dan dapat dikatakan sebagai anggaran induk. Secara deskriptif, Koprehensif adalah : pendekatan yang sistematis dan formal untuk membuat dan menyelesaikan tugas perencanaan, koordinasi, dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang menjadi tanggung jawab manajemen. Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan bila melakukan penyusunan anggaran secara keseluruhan (anggaran induk), karena : a. Adanya kepekaan secara sistematis terhadap kebijakan manajemen. b. Memudahkan diadakannya evaluasi terhadap tujuan akhir pelaksanaan keseluruhan c. Membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijakan manajemen. Alasan perusahaan sulit atau tidaknya menyusun anggaran koprehensif disebabkan karena : a. Tidak adanya keakhlian (skill) manajemen untuk menyusun anggaran secara keseluruhan. b. Terbatasnya dana untuk membuat anggaran secara keseluruhan. Pedoman umum penyusunan Koprehensif: a. Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas dari perusahaannya. b. Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan c. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek. Isi dari Koprehensif, terdiri dari : a. Forecasting, yaitu; anggaran yang berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu dan taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. b. Variabel, yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya variabel, sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan. c. Analisis Statistik dan Matematis,yaitu; analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran (forecast) serta untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja, semua analisis tersebut perlu dilampirkan dalam anggaran yang disusun.

d. Laporan, yaitu; laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi dan dapat diambil kesimpulan serta tindak lanjutnya. Komponen komponen anggaran komprehensif secara lengkap, adalah 1. Substantif plan merupakan rencana yang mencerminkan materi-materi yang ingin dicapai perusahaan secara formal baik yang dinyatakan secara umum maupun secara khusus. Substantif plan merupakan strategi yang dipakai perusahaan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan. adapun aktivitas yang termasuk dalam kategori substantif plan adalah yakni tujuan-tujuan umum perusahaan, tujuan khusus perusahaan, strategi-strategi perusahaan, penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan dan instruksi-instruksi rencana manajer eksekutif perusahaan. 2. Financial plan yakni terdiri dari : - a. jangka panjang yang terdiri dari : 1. Penjualan, biaya dan laba. 2. Penentuan besarnya modal. 3. Penentuan tambahan modal. 4. Penentuan perkiraan arus dana. 5. Penentuan kebutuhan tenaga kerja. b. tahunan. 1. Operasional. a). proyeksi rugi-laba b). pembantu rugi-laba yang terdiri dari : 1). penjualan. 2). produksi. 3). distribusi. 4). biaya umum dan administrasi 5). type apropriasi yakni anggaran iklan dan promosi, anggaran penelitian,anggaran pemeliharaan dan lain-lain. 2. finansial. a). neraca. b). pembantu neraca yang terdiri dari anggaran kas, anggaran piutang, anggaran penambahan modal, anggaran penyusutan aktiva, anggaran persediaan, anggaran finansial. 3. variabel untuk berbagai biaya dan pengeluaran.

4. Data statistik pembantu. a. Analisa break even point atau analisa cost profit volume. b. Berbagai standar biaya. 5. Laporan internal. a. Statistical report (laporan dengan statistik) b. Special report (laporan khusus). c. Performal report (laporan rekaman hasil realisasi anggaran). 1.9. Keunggulan dan Kelemahan. Kebaikannya membuat anggaran adalah sebagai berikut: 1) Adanya anggaran hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan, bagi manajemen dapat mempermudah koordinasi antara segala macam tugas di dalam perusahaan dan merupakan peluang untuk menentukan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. 2) dapat memberikan pedoman secara garis besar dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. 3) Dalam penyusunan anggaran diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan dan sangat berguna di dalam menganalisa operasi-operasi yang sudah direncanakan. 4) Karena di dalam anggaran sudah resmi disebutkan apa saja yang diperkirakan akan bisa dicapai, maka anggaran bisa dijadikan ukuran untuk menilai pelaksanaan operasi mencapai tujuan itu. 5) bisa mejadi indikator tentang kejadian-kejadian yang akan dihadapi, maka manajemen bisa meramalkan masalah yang akan muncul dan dapat membuat tindakan koreksi. Kelemahannya sesuatu anggaran, adalah : 1) Dalam menyusun anggaran seringkali penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. 2) Karena sudah ada anggaran, maka perusahaan hanya dapat menjalankan satu rencana saja. 3) Tujuan-tujuan yang tidak realistis atau terlalu muluk yang dibuat oleh manajemen, akan menimbulkan reaksi negatif dari para karyawan apabila tujuan-tujuan itu tidak bisa dicapai. 4) Bagian-bagian tertentu di dalam perusahaan akan sulit merangsang pengendalian biaya, apabila para pengawas dan para karyawan berkeyakinan bahwa jika ada anggaran sekarang ini tidak habis dipakai, maka anggaran yang akan datang pastilah lebih kecil. 1.10.Menyusun Koprehensif ( Induk) koprehensif mencakup semua fungsi dan tingkatan manajemen, walaupun langkah-langkah merumuskan anggaran di masing-masing

perusahaan tidak sama. Ada dua pandangan ekstrim yang saling bertentangan mengenai cara-cara menyusun anggaran induk, yaitu langkah pendekatan manajemen puncak (top manajemen approach) datangnya masukan hanya dari pejabat tinggi) dan langkah pendekatan yang berakar (grass root approach) semua tingkatan ikut serta memberikan masukan, biasanya di dalam menyusun anggaran induk ditempuh urutan sebagai penyusunan anggaran berikut ini: 1. penjualan (anggaran hasil penjualan dan forecast penjualan) 2. produksi 3. bahan baku (pembelian dan pemakaian bahan langsung) 4. tenaga kerja (tenaga kerja langsung) 5. biaya overhead pabrik 6. variabel (anggaran luwes) 7. modal (anggaran investasi) 8. piutang 9. kas (anggaran arus kas dan anggaran neraca) 10. Analisis Break Even Point (analisa titik pulang pokok) anggaran. 11. Vasrian dan Laporan Pertanggung Jawaban Sebagai ilustrasi hubungan timbal balik anggaran induk atau jaringan kerja dari beberapa anggaran seperti bagan berikut dibawah ini : Penjualan Ramalan penjualan jangka panjang Persediaan Akhir Produksi Biaya Penjualan dan Administrasi Bahan Baku Langsung tenaga kerja langsung Overhead Pabrik laporan rugi laba Kas Kas laporan perubahan posisi keuangan Modal

Penyusunan Master Budget. Perusahaan industry A memproduksi barang X dan Y. Barang tersebut dijual di daerah P dan Q. Bahan yang dipergunakan adalah A, B, dan C. Rencana produksi barang disusun sebagai berikut : 1. Rencana penjualan barang X di kota P 10.000 unit, dan di kota Q 4.000 unit. Rencana penjualan barang Y di kota P 30.000 unit, dan di kota Q 10.000 unit. Harga per unit barang X = Rp. 15.000 dan barang Y = Rp. 12.000 2. Persediaan bahan Uraian Persediaan Harga Persediaan Harga Awal Akhir Bahan A 500 unit Rp. 1.250 1.000 unit Rp. 1.250 Bahan B 2.000 unit Rp. 500 2.000 unit Rp. 500 Bahan C 2.000 unit Rp. 400 2.000 unit Rp. 400 Produk jadi barang X 200 unit Rp. 11.000 300 unit Rp.12.000 Produk jadi barang Y 400 unit Rp. 7.000 200 unit Rp. 8.000 Penilaian persediaan menggunakan FIFO 3. Keperluan bahan tiap unit barang yang di produksi (Standar Usage Rate/SUR) Barang X membutuhkan bahan A = 1, B = 2 Barang Y membutuhkan bahan B = 2, C = 2 4. Taksiran biaya bahan A = Rp. 1.250, B = Rp. 500, C = Rp. 400 5. Taksiran biaya tenaga kerja Barang X Barang Y Departemen Pemotongan Rp. 3.000 Rp. 2.500 Departemen Finishing Rp. 4.500 Rp. 2.500 6. Budget biaya overhead yang telah dibuat menunjukkan tariff overhead per unit Barang X Barang Y Departemen Pemotongan Rp. 1.000 Rp. 500 Departemen Finishing Rp. 1.250 Rp. 700 7. Biaya-biaya : Distribusi Rp. 70.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 10.000.000) Administrasi Rp. 50.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 5.000.000) Kelebihan biaya lain-lain di atas pendapatan lain-lain Rp. 2.825.000 Rata rata tariff pajak penghasilan 30 % 8. Saldo awal laba ditahan Rp. 125.000.000 9. Deviden yang direncanakan akan dibayar selama tahun depan Rp. 30.000.000 10. Rencana penerimaan kas Penjualan tunai Rp. 475.000.000

Penerimaan Piutang Rp. 225.000.000 Pendapatan lain-lain Rp. 175.000 Pinjaman dari Bank Rp. 10.000.000 Penjualan saham Treasury Rp. 15.000.000 11. Rencana pengeluaran kas : a. Utang (dianggap semua bahan dibeli dengan kredit) Rp. 105.000.000 Penambahan capital Rp.40.000.000 b. Hal-hal yang actual, yang ditangguhkan (dianggap tidak ada gaji yang belum dibayar Rp. 15.000.000) c. Biaya lain lain Rp. 3.000.000 d. Taksiran pembayaran pajak penghasilan sepanjang tahun Rp. 23.932.500 e. Pembayaran wesel jangka panjang Rp.10.380.000 12. Saldo awal kas Rp. 360.000.000 13. Biaya non kas dalam anggaran biaya overhead Rp. 10.380.000 Diminta : Buatlah anggaran berikut dengan menggunakan informasi di atas : 1. penjualan menurut produk dan daerah 2. produksi menurut produk 3. bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk 4. pembelian menurut bahan 5. harga pokok bahan baku 6. Skedul persediaan awal dan akhir 7. tenaga kerja langsung menurut produk dandepartemen 8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen 9. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan 10. Ringkasan laba rugi 11. Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakan 12. Ringkasan rencana kas Penyelesaian : 1. penjualan menurut produk dan daerah Daerah Barang X B arang Y Penjualan Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Daerah P 10.000 15.000 150.000.000 30.000 12.000 360.000.000 Daerah Q 4.000 15.000 60.000.000 10.000 12.000 120.000.000 14.000 210.000.000 40.000 480.000.000 2. produksi menurut produk Keterangan Barang X Barang Y Rencana penjualan (dari anggaran penjualan) 14.000 40.000 Persediaan alhir 300 200 Barang yang tersedia 14.300 40.200 Persediaan awal 200 400 Rencana yang harus diproduksi 14.100 39.800

3. bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk Barang Produks Bahan A Bahan B Bahan C SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan X 14.100 1 14.100 2 28.200 - - Y 39.800 - - 2 79.600 2 79.600 14.100 107.800 79.800 4. pembelian menurut bahan Keterangan Barang A Barang B Barang C Keperluan 14.100 107.800 79.600 Persediaan alhir 1.000 2.000 2.000 Barang yang tersedia 15.100 109.800 81.600 Persediaan awal 500 2.000 2.000 Rencana Pembelian 14.600 107.800 79.800 Harga per Unit 1.250 500 400 Nilai Pembelian 18.250.000 53.900.000 31.840.000 5. harga pokok bahan baku Bahan Barang X Barang Y Total Q P Total Q P Total Q Total l A 14.100 1.250 17.625.000 - - - 14.100 17.625.000 B 28.200 500 14.100.000 79.600 500 39.800.000 107.800 53.900.000 C - - - 79.600 400 31.840.000 79.600 31.840.000 42.300-31.725.000 159.200-71.640.000 201.500 103.365.000

6. Skedul persediaan awal dan akhir Element Persediaan awal Persediaan akhir Bahan Q P Total Q P Total A 500 1.250 625.000 1.000 1.250 1.250.000 B 2.000 500 1.000.000 2.000 500 1.000.000 C 2.000 400 800.000 2.000 400 800.000 Sub Total 2.425.000 3.050.000 Prod dlm proses Produk jadi Barang X 200 11.000 2.200.000 300 12.000 3.600.000 Barang Y 400 7.000 2.800.000 200 8.000 1.600.000 Sub Tota 5.000.000 5.200.000l Total 7.425.000 8.250.000 7. tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen Barang Produks Departemen Pemotongan Departemen Finishing Jumlah Tarif Total Tarif Total X 14.100 3.000 43.200.000 4.500 63.450.000 105.750.000 Y 39.800 2.500-99.500.000 2.500 99.500.000 199.000.000 141.800.000 304.750.000 8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen Barang Produks Departemen Pemotongan Departemen Finishing Jumlah Tarif Total Tarif Total X 14.100 1.000 14.100.000 1.250 17.625.000 31.725.000 Y 39.800 500 19.900.000 700 27.860.000 47.760.000 34.000.000 79.485.000

Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan Keterangan Barang X Barang Y Total A Rp. 17.625.000 - Rp. 17.625.000 B Rp. 14.100.000 Rp. 39.800.000 Rp. 53.900.000 C - Rp. 31.840.000 Rp. 31.840.000 Sub Total Rp. 31.725.000 Rp. 71.640.000 Rp. 103.365.000 Tenaga Kerja Lang Dep. Pemotongan Rp. 42.300.000 Rp. 99.500.000 Rp. 41.800.000 Dep. Finishing Rp. 63.450.000 Rp. 99.500.000 Rp. 62.950.000 Sub Total Rp. 105.750.000 Rp. 99.500.000 Rp. 62.950.000 Biaya OP Dep. Pemotongan Rp. 14.100.000 Rp. 19.900.000 Rp. 34.000.000 Dep. Finishing Rp. 17.625.000 Rp. 27.860.000 Rp. 45.485.000 Sub Total Rp. 31.725.000 Rp. 47.760.000 Rp. 79.485.000 Total Harga Prod. Rp. 169.200.000 Rp. 318.400.000 Rp. 487.600.000 Persediaan awal(+) Rp. 2.200.000 Rp. 2.800.000 Rp. 5.000.000 Product Avai FS Rp. 171.400.000 Rp. 321.200.000 Rp. 492.600.000 Persd. akhir (-) Rp. 3.600.000 Rp. 1.600.000 Rp. 5.200.000 Harga Pokok Penj Rp. 167.800.000. Rp. 319.600.000 Rp. 487.400.000 9. Ringkasan laba rugi Keterangan Barang X Barang Y Total Penjualan Daerah P Rp. 150.000.000 Rp. 360.000.000 Rp. 510.000.000 Daerah Q Rp. 60.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 180.000.000 Sub Total Rp. 210.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 690.000.000 HP Penjualan Rp. 167.800.000 Rp. 319.600.000 Rp. 487.400.000 Laba kotor Rp. 42.200.000 Rp. 160.400.000 Rp. 202.600.000 Biaya-biaya Biaya administrasi Rp. 50.000.000 Biaya distribusi Rp. 70.000.000 Lain-lain Rp. 2.825.000 Total biaya operasi Rp. 122.825.000 Laba sebelum pajak. Rp. 79.775.000 Pajak 30 % ` ` Rp. 23.932.500 Laba bersih Rp. 55.842.500 10. Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakan Saldo awal Rp. 125.000.000 Laba setelah pajak Rp. 55.842.500 Jumlah Rp. 180.842.500 Pembayaran deviden Rp. 30.000.000 Saldo akhir Rp. 150.842.500

11. Ringkasan rencana kas Saldo awal Penerimaan Rp. 10.000.000 Pinjaman Bank Rp. 10.000.000 Penjualan Kas Rp. 475.000.000 Piutang Rp. 225.000.000 Pendapatan lain Rp. 175.000 Penjualan Saham Rp. 15.000.000 Total penerimaan Rp. 725.175.000 Jumlah uang yang tersedia Rp. 1.085.000.000 Pengeluaran Hutang (bahan) Rp. 105.000.000 Upah tenaga kerja langsung Rp. 304.750.000 Biaya overhead pabrik Rp. 69.105.000 (79.485.000 10.380.000) non cash Penambahan capital Rp. 40.000.000 Accrual dan penangguhan Rp. 15.000.000 Biaya lain Rp. 3.000.000 Pajak Rp. 23.932.500 Wesel Rp. 50.000.000 Deviden Rp. 30.000.000 Biaya Distribusi Rp. 60.000.000 Biaya Administrasi Rp. 45.000.000 Rp. 745.787.500 Saldo kas Rp. 339.387.500

Latihan Soal Bab 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan anggaran koprehensif?. apakah sebuah perusahaan dimungkinkan mengabaikan penyusunan anggaran koprehensif bila mereka mengharapkan tercapainya hasil yang optimal Apakah mungkin bagi suatu perusahaan untuk menyusun anggaran koprehensif dengan mengabaikan komponen substantif plan?. Berikan alasan anda mengapa dalam penyusunan keanggotaan Komite perlu mempertimbangkan semua bagian yang ada dalam perusahaan?. Bila dalam menyusun anggaran, perkiraan yang dipakai akurat, apakah kelemahan anggaran dapat dihilangkan?. Jelaskan perbedaan antara rencana strategis dan rencana taktis!. Jelaskan pengertian ungkapan berikut ini People not numbers, get things done (angkaangkabisa membantu para manajer dalam melaksanakan fungsinya, tetapi angka-angka itu sendiri tidak dapat menyelesaikan apapun).!. Bahan diskusi kelompok : a) dikatakan sebagai komitmen, b) Jika nilai rupiah senantiasa terpuruk terhadap USD, maka anggaran menjadi tidak berfungsi, c) Pada perusahaan nirlaba, anggaran tidak dibutuhkan Dan di halaman berikut ini sebagai contoh dan sekaligus sebagai bahan kajian dari Koprehensif : Neraca di bawah sebagai bahan untuk menyusun anggaran pada poin-poin: PT. XYZ Neraca 1 Januari 2007 Harta Harta lancar Kas Rp. 10.700.000 Piutang 132.930.000 Bahan baku 6.600.000 Barang jadi 39.900.000 Jumlah Rp. 190.130.000 Harta tetap Peralatan Rp. 75.000.000 Akumulasi penyusutan 7.140.000 67.860.000 Bangunan 800.000.000 Akumulasi penyusutan 48.460.000 751.540.000 Jumlah Rp.819.400.000 Jumlah harta Rp. 1.009.530.000 Hutang dan Modal Pemegang Saham Hutang Hutang dagang Rp. 10.300.000,- Modal Pemegang Saham Saham biasa Rp. 10.000,- nominal, Dikeluarkan dan dalam portapel 90.000 lbr Rp.900.000.000,- Sisa laba Rp. 99.230.000,- Rp. 1.009.530.000,-

Ramalan Penjualan Menurut Wilayah Unit Wilayah Januari Pebruari Maret 1 300 450 200 2 280 500 170 3 350 550 300 Biaya variabel (% dari jumlah Rupiah Penjualan) Komisi 5 % Perjalanan 3 % Reklame 7 % Biaya Tetap per Bulan Bahan tak langsung Rp. 2.000.000,- Tenaga kerja tak langsung 900.000,- Perawatan dan reparasi 1.200.000,- Gas dan Penerangan 300.000,- Energi 200.000,- Asuransi 270.000,- Penyusutan (60% peralatan, 40% bangunan) 1.350.000,- Pajak 600.000,- Gaji tenaga penjualan 1.400.000,- Gaji tenaga pimpinan 2.000.000,- Biaya Administrasi 1.500.000,- Biaya penjualan 1.300.000,- Persediaan barang jadi, Jumlah yang dikehendaki * (Unit) 1 Januari 950 31 Januari 900 28 Februari 980 31 Maret 1.100 Data-data lain. Asumsi : Seluruh persediaan akhir diberi harga standar. Harga penjualan rata-rata Rp. 150.000/unit Biaya bahan 25.000/unit Pembelian bulan Desember 25.750.000,- Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan 30% dari jumlah produksi bulan depan (kebijaksanaan ini sudah berlaku tahun yang lalu) Produksi april 600 unit Jam kerja tenaga tak langsung Bahan baku Ongkos tenaga kerja 3 jam/unit 1 unit per produk Rp. 2.250/ jam Tarif pajak perseroan 50% Tingkat Biaya Overhead Pabrik Variabel, per Jam Kerja Langsung Tenaga kerja tak langsung Rp 200 Perwatan dan reparasi Rp 300 Energi Rp 550 Biaya pajak pengupahan Rp. 150