PENDAHULUAN. Menurut Peter Hagul dalam Daud Bahransyah (2011:10) penyebab kemiskinan

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN BANTUAN SOSIAL DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN KELUARGA BURUH TANI DI DESA TOTOKATON KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. ahli dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

BAB V GAMBARAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pengentasan kemiskinan dalam masyarakat. kesejahteraan di wilayah tersebut. Dengan demikian, kemiskinan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

Perluasan Lapangan Kerja

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab II ini menguraikan tentang pandangan teoritis mengenai. Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan di Indonesia yang belum mampu teratasi hingga saat ini. Terbatasnya lapangan pekerjaan dan semakin sempitnya lahan pertanian menjadi faktor pendorong meningkatnya angka kemiskinan. Menurut Peter Hagul dalam Daud Bahransyah (2011:10) penyebab kemiskinan antara lain yaitu kurangnya sumber daya alam, kurangnya pengembangan sumber daya manusia, kurangnya lapangan kerja dan adanya struktur masyarakat yang menghambat. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja (Djoko Sudantoko dan Muliawan Hamdani, 2009:44). Kondisi kemiskinan tersebut mendorong pemerintah menggulirkan berbagai program penanggulangan kemiskinan. Pada dekade tahun 1990-an pemerintah telah menggulirkan Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT), Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takesra) dan Kredit Keluarga Sejahtera (Kukesra). Program-program pengentasan kemiskinan tersebut ternyata belum mampu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

2 Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2010, menyatakan bahwa penduduk yang tergolong miskin masih berjumlah 31.020.000 jiwa (13,33%) dari jumlah total penduduk Indonesia sedangkan di Provinsi Lampung masih terdapat penduduk miskin sebanyak 1.479.930 jiwa (18,94% ) dari 31.020.000 jiwa penduduk miskin yang ada di Indonesia. Kondisi tersebut mendorong Dinas Sosial Provinsi Lampung mengembangkan model program pengentasan kemiskinan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Program bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan model pengentasan kemiskinan yang diharapkan mampu mewujudkan usaha bersama mandiri dan berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Menurut Kementerian Sosial (2011:15) Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah himpunan dari keluarga yang tergolong miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, saling berinteraksi antara satu dengan lain, dan tinggal dalam satuan wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas anggotanya, meningkatkan relasi sosial yang harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama. Pada dasarnya program bantuan sosial dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum namun juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. Diharapkan dengan adanya program bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE) masyarakat tidak hanya bergantung pada lahan pertanian, mengingat semakin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya luas lahan pertanian. Maka program bantuan sosial yang digulirkan Dinas Sosial Provinsi Lampung menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan

3 lapangan pekerjaan. Berdasarkan penelitian pendahuluan, Desa Totokaton yang merupakan bagian dari Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah masih terdapat 247 KK miskin yang bekerja sebagai buruh tani pada tahun 2006. Namun berdasarkan kriteria seleksi keluarga binaan sosial menyatakan bahwa dari 247 KK miskin hanya 70 (28,34%) KK miskin sekali yang memperoleh bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Kriteria miskin sekali yang dijadikan indikator dalam menyeleksi keluarga binaan sosial oleh Dinas Sosial Provinsi Lampung yaitu : 1. Berpenghasilan rendah 2. Tidak memiliki harta yang dapat dimanfaatkan hasilnya. 3. Tinggal di rumah yang tidak layak huni. ( Sumber: Laporan hasil seleksi calon keluarga binaan sosial pembinaan dan pemberian bantuan sosial tahun 2006 ). Persebaran 247 KK miskin dan 70 KK miskin sekali penerima bantuan sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah terlihat pada Tabel. 1 berikut : Tabel 1. Sebaran KK Miskin Sekali Penerima Bantuan Sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006 No Dusun Jumlah KK Jumlah KK miskin Jumlah KK penerima bantuan sosial 1 I 190 30 10 2. II 102 30 10 3. III 179 27 20 4 IV 152 37 10 5 V 252 37-6 VI 280 35 20 7 VII 128 24-8 VIII 82 27 - Total 1.358 247 70 Sumber : Hasil Wawancara dengan Sekretaris Desa pada Tahun 2011

4 Kondisi Keluarga Binaan Sosial (KBS) berdasarkan kriteria miskin sekali dari Dinas Sosial Provinsi Lampung sebelum menerima bantuan sosial pada tahun 2006 yaitu dari 70 KK miskin terdapat 59 KK (84,29%) belum memiliki rumah atau masih tinggal bersama orangtua dan 11 KK (15,71%) memiliki rumah namun kondisinya masih gribik. Kepemilikan sawah sebagai harta yang dapat dimanfaatkan hasilnya yaitu dari 70 KK, terdapat 57 KK (81,43%) tidak memiliki sawah dan 13 KK (18,57%) memiliki sawah namun kurang dari atau sama dengan 0,25 Ha. (Sumber: Laporan hasil seleksi calon keluarga binaan sosial pembinaan dan pemberian bantuan sosial tahun 2006 ). Selain hal tersebut, pendapatan ratarata 70 kepala keluarga miskin penerima bantuan sosial sebesar Rp 600.000,00 perbulan atau Rp 7.200.000,00 pertahun dan dirasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga (Hasil wawancara pada tanggal 20 Desember 2011). Sehingga dengan bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE) diharapkan mampu mengubah kondisi kepala keluarga miskin sekali tersebut menjadi lebih baik sehingga mampu terentaskan dari kemiskinan. Bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang digulirkan di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah oleh Dinas Sosial Provinsi Lampung terhitung mulai Bulan April tahun 2006. Jumlah bantuan yang digulirkan yaitu 28 ekor sapi, kemudian diberikan kepada kepala keluarga miskin yang terbentuk dalam tujuh Kelompok Usaha Bersama selanjutnya untuk dikembangkan. Kondisi bantuan sosial yang diterima ternyata tidak sesuai dengan kriteria pada pedoman pelaksanaan program. Sapi yang seharusnya berkualitas namun pada saat pembagian bantuan sosial, sapi yang

5 diterima ukurannya sangat kecil dan kondisinya tidak sehat. Masing-masing anggota kelompok berusaha mengembangkan dan memelihara sapi bantuan sosial tersebut agar dapat menjadi sarana dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Bantuan sosial yang seharusnya membantu meningkatkan pendapatan namun dalam kenyataanya para penerima bantuan harus mengeluarkan uang yang cukup besar diawal memelihara dan merawat sapi yang tidak sehat tersebut. Dengan kondisi tersebut mulai terdapat kesenjangan antara anggota kelompok karena pembagian sistem kerja sudah mulai tidak diterapkan. Banyak anggota kelompok yang mengeluh dengan usaha bersama yang dilakukan dan berharap agar bantuan sosial yang berjumlah 4 ekor/kelompok tersebut dijual dan hasilnya dibagi rata pada anggota KUBE selanjutnya untuk dikembangkan secara mandiri. Pengawasan atau kontroling yang seharusnya dilakukan oleh pemerintahpun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Atas alasan tersebut maka bantuan sosial yang tujuan awalnya dikelola dengan sistem kelompok namun realisasinya dari 7 KUBE yang sudah berjalan, hanya satu KUBE yang tetap mempertahankan usaha beternak sapi dengan sistem kelompok sesuai panduan program. Selanjutnya keenam KUBE lainnya menjual sapi tersebut dan hasilnya dibagi rata pada anggota kelompok kemudian dikembangkan secara mandiri. Dalam pengembangan jenis usaha keenam anggota KUBE yang berjalan mandiri tersebut bervariasi, baik pada sektor pertanian maupun nonpertanian sesuai dengan kemampuan penerima bantuan sosial tersebut. Dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2006 hingga 2012 saat penelitian berlangsung, dari 70 anggota KUBE hanya terdapat 54 anggota KUBE yang masih bertahan untuk tinggal di Desa

6 Totokaton. Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran responden yang masih berdomisili di Desa Totokaton pada saat penelitian dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Sebaran KK Penerima Bantuan Sosial yang masih berdomisili di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011. No Dusun Jumlah KK miskin Jumlah Penerima bansos Jumlah Penerima bansos yang masih tinggal di Desa Totokaton 1 I 30 10 10 2. II 30 10 7 3. III 27 20 17 4 IV 37 10 7 5 V 37 - - 6 VI 35 20 13 7 VII 24 - - 8 VIII 27 - - Total 247 70 54 Sumber : Hasil Wawancara dengan Sekretaris Desa pada Tahun 2011 Berdasarkan tabel 2 tersebut maka dapat dilihat bahwa jumlah penerima bantuan sosial yang masih berdomisili di Desa Totokaton berkurang 16 orang. Penerima bantuan sosial yang sudah tidak berdomisili di Desa Totokaton tersebut merupakan anggota KUBE yang mengembangkan usahanya dengan sistem mandiri. Bantuan sosial tersebut dirasa belum mampu meningkatkan pendapatan bagi kepala keluarga yang pergi dari Desa Totokaton (Hasil wawancara pada tanggal 20 Desember 2011). Kondisi tersebut mendorong mereka pergi merantau ke daerah lain dengan harapan mampu hidup lebih layak dan sejahtera di daerahnya yang baru. Sehingga saat ini terdapat 54 KK yang berusaha mengembangkan bantuan sosial dan tetap bertahan di Desa Totokaton. Dengan semakin sempitnya lahan garapan dan masuknya teknologi pertanian di desa Totokaton menyebabkan jam kerja para

7 buruh tanipun semakin berkurang baik di musim panen ataupun tanam. Hal tersebut mengakibatkan pendapatan KK yang bersumber dari pekerjaan buruh tani belum mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum keluarga. Selain rendahnya pendapatan KK, jumlah anak dan tanggungan keluarga juga menjadi pengaruh dalam kemampuan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga. Diharapkan dengan pemanfaatan bantuan sosial yang dilakukan sesuai pedoman program baik jenis usaha maupun sistem kerja, mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Peningkatan pendapatan tersebut diharapkan dapat berkorelasi positif terhadap meningkatnya kemampuan pemenuhan kebutuhan pokok minimum dan akhirnya kemiskinan dapat terentaskan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai Peranan Bantuan Sosial dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Keluarga Buruh Tani di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka teridentifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pendapatan sebelum pemanfaatan bantuan sosial. 2. Jumlah anak yang ditanggung. 3. Sistem kerja dalam pemanfaatan bantuan sosial. 4. Jenis usaha pemanfaatan bantuan sosial. 5. Pendapatan setelah pemanfaatan bantuan sosial. 6. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum. 7. Pengentasan kemiskinan.

8 C. Rumusan Masalah 1. Berapakah pendapatan keluarga miskin buruh tani sebelum memanfaatkan bantuan sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 2. Berapakah jumlah anak yang ditanggung keluarga buruh tani miskin di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 3. Bagaimanakah sistem kerja dalam memanfaataan bantuan sosial kepala keluarga miskin buruh tani di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 4. Bagaimanakah jenis usaha dalam memanfaatkan bantuan sosial kepala keluarga miskin buruh tani di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 5. Berapakah pendapatan keluarga miskin buruh tani setelah memanfaatan bantuan sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 6. Bagaimanakah pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga miskin buruh tani setelah pemanfaatan bantuan sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012? 7. Bagaimanakah peranan bantuan sosial terhadap pengentasan kemiskinan di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012?

9 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka sebagai tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pendapatan sebelum bantuan sosial, jumlah anak yang ditanggung, sistem kerja, jenis usaha, pendapatan setelah pemanfaatan bantuan sosial, tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum, serta pengentasan kemiskinan keluarga miskin buruh tani penerima bantuan sosial di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012. 2. Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan a. Sebagai masukan bagi instansi terkait untuk meningkatkan kualitas program pengentasan kemiskinan khusunya bagi kesejahteraan masyarakat miskin buruh tani di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. b. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. c. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman bagi penulis dalam mengembangkan keilmuan yang telah diperoleh. d. Sebagai asupan bahan ajar geografi SMP kelas VIII semester I pada bab 2 tentang permasalahan kependudukan di Indonesia, penanggulangan dan dampaknya terhadap pembangunan.

10 e. Sebagai bahan referensi bagi peneliti sejenis selanjutnya. E. Ruang Lingkup Kajian Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah kepala keluarga miskin buruh tani penerima bantuan sosial yang masih tinggal di Desa Totokaton. 2. Ruang lingkup pokok persoalan penelitian ini adalah besarnya pendapatan sebelum bantuan sosial, jumlah anak yang ditanggung, sistem kerja, jenis usaha, pendapatan setelah pemanfaatan bantuan sosial, tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum dan pengentasan kemiskinan keluarga miskin buruh tani penerima bantuan sosial. 3. Ruang lingkup lokasi penelitian ini adalah Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. 4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2012 5. Ruang lingkup ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah geografi sosial. Sebagai dasar pokok dalam mempelajari geografi sosial, yaitu meliputi 1) Manusia, baik sebagai individu dan kelompok. 2) Lingkungan alam (sebagai tempat tinggal dan aktivitas) 3) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara manusia dengan lingkungan alam, dan manusia dengan manusia (Budiyono, 2003:30). Dalam hubungan dan pengaruhnya antara manusia dengan lingkungan yaitu pemanfaatan lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian di daerah pedesaan. Namun dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan

11 berdampak pada peningkatan eksploitasi Sumber Daya Alam untuk pembangunan pada sektor non-pertanian sehingga lahan pertanian semakin sempit. Kondisi ini berimplikasi pada meningkatnya jumlah buruh tani dan menurunya produktivitas hasil pertanian. Sehingga masyarakat desa yang berprofesi sebagai buruh tani akan berkurang pendapatannya yang akhirnya angka kemiskinan semakin meningkat.