.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengakuan Pendapatan

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kedua pos

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009: Hal ) mengungkapkan

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi suatu unsure serta criteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pendapatan dan biaya akan diakui dalam Laporan laba rugi jika kenaikan dan penurunan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan dan penurunan aktiva atau penurunan dan peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa kontruksi (kontraktor) maka dalam pengakuan pendapatan dan biaya harus dilihat dari sifat pekerjaan yang sudah dapat diukur atau diestimasi atau tidak. Apabila hasil (Outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masingmasing sebagai pendapatan dan beban dnegan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca. Taksiran rugi (expected loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai beban. Dalam metode kontrak selesai, pendapatan dilaporkan atas dasar hasil akhir taksiran dan pengaruhnya terhadap laba dapat menimbulkan distorsi karena pendapatan tidak dilaporkan sampai kontrak selesai. Kata Kunci : Pendapatan, Neraca, Laba Rugi dan Kontrak Konstruksi A. PENDAHULUAN Informasi akuntansi untuk setiap kegiatan operasi perusahaan, khususnya arus perputaran dana, sangat penting baik bagi pihak-pihak pelaksana dalam hal ini adalah informasi akuntansi manajemen maupun pihak-pihak luar yaitu informasi akuntansi keuangan. Untuk menghasilkan informasi akuntansi perusahaan perlu menciptakan metode pencatatan, penggolongan, melakukan analisa dan pengendalian transaksi sehingga dapat dibuat Laporan sebagai sebagai informasi. Informasi akuntansi untuk jasa kontruksi pada perusahaan besar akan menitikberatkan pada informasi akuntansi keuangan karena banyaknya pihak yang berkepentingan. Dalam kontrak kontruksi, penyajian suatu Laporan keuangan memerlukan perlakuan khusus, sesuai dengan metode yang dipakai perusahaan. Bagian terpenting dari Laporan keuangan bagi perusahaan adalah Laporan laba-rugi. Ada dua unsure utama yang berkaitan langsung dengan Laporan laba-rugi, yaitu pendapatan dan biaya. Pengakuan pendapatan merupakan salah satu masalah sulit yang dihadapi oleh perusahaan kontruksi hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketidakpastian yang Penulis * ) adalah Dosen Universitas Gunadarma Jakarta

menyangkut peristiwa masa yang akan datang karena merupakan suatu kontrak jangka panjang., dimana proses penyelesaian pekerjaan tidak terjadi dalam satu periode akuntansi. Oleh karena itu perlu pemilihan metode pengakuan pendapatan yang paling tepat bagi perusahaan agar dapat memberikan informasi keuangan yang memadai, dan tidak menyimpang dari prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. (SAK). B. LANDASAN TEORI Konsep mengenai pendapatan belum didefinisikan secara jelas dalam literature akuntansi karena umumnya konsep ini dikaitkan dengan prosedur akuntansi yang khusus, bentuk-bentuk tertentu, perubahan nilai serta adanya asumsi yang sempit kapan pendapatan seharusnya dilaporkan. Pendapatan dan keuntungan mempunyai persamaan dalam beberapa hal, demikian pula beban dan kerugian. Pendapatan dan beban memberikan informasi yang berbeda dengan keuntungan dan kerugian. Perbedaan pokok keduanya dilihat dari sifat kegiatan utama perusahaan, operasinya dan kegiatan sampingan lainnya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 1999, hal 23.1) didefinisikan bahwa penghasilan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan inflow of asset atau net asset ke dalam perusahaan sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa. Tidak semua kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban merupakan pendapatan, tetapi hanya meningkatkan kekayaan milik perusahaan saja, misalnya penambahan aktiva yang diperoleh dari pembelian atau hasil penerimaan penjualan. Dalam buku Akuntansi Manajemen (Bambang S, 1993, hal 186) pendapatan didefinisikan sebagai : aliran masuk (inflow) atau kenaikan aktiva perusahaan lainnya atau pengurangan kewajiban (atau kombinasi keduanya) akibat pengiriman atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan selama periode tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan mengenai konsep pendapatan dalam literature akuntansi, sebagai berikut : a. Inflow of asset, adalah sesuatu yang diterima dari langganan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa yang merupakan hasil dari aktiva perusahaan. b. Outflow of asset, merupakan penjualan barang atau jasa yang ditransfer perusahaan ke langganan. c. Product of the enterprises, adalah produk atau hasil dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan transaksi-transaksi yang dapat menimbulkan pendapatan adalah : 1. Penjualan barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan property lain yang dibeli untuk dijual kembali. ISSN-1411 3880 96

2. Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode atau selama lebih dari satu periode. Beberapa kontrak penjualan jasa yang timbul dari kontrak konstruksi, misalnya, kontrak penjualan jasa mengenai manajer proyek dan arsitek. 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan deviden. Pendapatan dilakukan pencatatan jika sebagian besar dari kegiatan ekonomi telah tercapai dan jumlah unit pengukuran penyelesaian telah dapat ditentukan secara obyektif. Secara umum pendapatan digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu : a. Pendapatan Operasi (Operating revenue), merupakan pendapatan yang diterima dari hasil operasi atau kegiatan utama perusahaan. b. Pendapatan non operasi (Non Operating revenue), pendapatan diluar operasi dan disajikan secara netto, yaitu sejumlah hasil bruto dikurangi langsung bebannya dan disajikan terpisah dari pendapatan operasi perusahaan. c. Pendapatan luar biasa ( Ektra ordinary incame) Pengakuan Pendapatan Pengertian Pengakuan Pendapatan dan Biaya Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi suatu unsure serta criteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pendapatan dan biaya akan diakui dalam Laporan laba rugi jika kenaikan dan penurunan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan dan penurunan aktiva atau penurunan dan peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Dari pernataan tersebut dapat diketahui bahwa pengakuan penghasilan dan biaya terjadi secara bersamaan dnegan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan modal, misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar dan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva, misalnya akrual hak karyawan atau penusutan aktiva tetap. Biaya diakui dalam Laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan pendapatan dan biaya secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama transaksi atau peristiwa lain yang sama, misalnya berbagai komponen beban yang membentuk harga pokok penjualan. Jika manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, biaya diakui dalam Laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlakukan dalam pengakuan biaya yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, googwill, paten, merek dagang. Dalam kasus ini biaya disebut sebagai penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini bertujuan untuk mengakui biaya dalam periode akuntansi yang menikmati manfat ekonomi aktiva yang bersangkutan. Konsep Pengakuan Pendapatan Menurut prinsip pengakuan pengapatan, pendapatan harus diakui ketika : ISSN-1411 3880 97

a. Setelah direalisasi atau dapat direalisasi, ini terjadi jika barang atau jasa telah ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas (Piutang) b. Setelah diperoleh, ini terjadi jika perusahaan telah menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan. Sesuai dnegan prinsip ini, maka : Pendapatan diperoleh dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, biasanya tanggal pengiriman barang kepada langganan. Pendapatan dari penyerahan jasa diakui pada saat kegiatan penyerahan jasa telah dilaksanakan atau pada saat sudah bisa ditagih. Pendapatan aktiva perusahaan lain, seperti : bunga, sewa royalty, diakui setelah akhir periode atau ketika digunakannya aktiva yang bersangkutan. Pendapantan dari penjualan aktiva selain produk diakui pada saat penjualan. Perlakuan akuntansi terhadap pengakuan pendapatan dibedakan dalam tiga katagori, yaitu 1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (pengiriman) Sesuai dengan FASB Statemen No. 5 untuk pengakuan pendapatan (telah direalisasi atau dapat direalisasi atau telah diperoleh) biasanya terpenuhi pada waktu barang telah dikirim atau jasa telah diserahkan kepada konsumen. Oleh karena itu, pendapatan dari kegiatan pengolahan dan penjualan produk umumnya diakui pada waktu dijual (biasanya pada saat dikirimkan). Transaksi penjualan ini dapat berupa tunai, yaitu kas diterima pada saat barang diserahkan kepada konsumen ataupun kredit, yaitu penjual menerima sebuah janji daripembeli untuk membayar di masa dating dan imbalan yang diperoleh penjual adalah piutang. 2. Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman Pengakuan pendapatan ini dibedakan dalam tiga kasus, yaitu : Pendapatan diakui sebelum proses produksi, sebagai contoh pengakuan pendapatan sebelum proses produksi adalah terjualnya barang-barang fashion dan pakaian sebelum penyelesaian dan pengiriman. Pada umumnya pendapatan dari penjualan belumdiakui sebelumtransaksi selesai dan ada perpindahan hak (akuntan hanya mencatat setelah transaksi penjualan selesai). Pencatatan yang tepat untuk jenis ini memerlukan evaluasi fakta dan keadaan. Bentuk-bentuk perjanjian atau kontrak harus dianalisis untuk digunakan sebagai dasar mencatat transaksi tersebut. Tidak ada jurnal untuk mencatat transaksi kontrak penjualan, melainkan hanya dalam bentuk catatan memorandum. Pembayaran uang muka oleh pembeli hanya dicatat sebagai utang oleh penjual pada saat diterima. Dan apabila semua ketentuan kontrak telah terpenuhi, penjualan dicatat sebagai pendapatan oleh penjual. Pendapatan diakui pada saat selesai diproduksi, Ini terjadi jika penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi dan pengiriman. Contoh kasus ini pada barangbarang tambang, misalnya logam mulia dan produk-produk pertanian. Hal ini karena harga jual relatif pasti serta tidak diperlukannya pengeluaran biaya yang besar untuk mendistribusikan produk-produk tersebut. Pendapatan diakui selama produksi, adalah pengakuan pendapatan selama produksi dalam kontrak jangka panjang, yang meliputi kontrak pembangunan gedung, kontrak pembuatan kapal militer dan kontrak eksplorasi biasanya memberikan hak kepada penjual untuk menagih pembayaran kepada pembeli pada setiap interval tertentu. ISSN-1411 3880 98

3. Pengakuan Pendapatan Setelah Pengiriman Dalam pengakuan pendapatan yang dilakukan setelah pengiriman digunakan untuk menunda pengakuan pendapatan sampai dnegan kas diterima, yaitu : Installment Methode (Metode Angsuran), Istilah angsuran digunakan akuntan untuk jenis penjualan yang pembayarananya dilakukan secara periodic selama jangka waktu tertentu. Metode ini biasanya digunakan oleh pedagang pengecer. Dalam metode akuntansi angsuran, pengakuan laba ditunda sampai dengan kas diterima. Baik pendapatan maupun biaya barang yang terjual diakui pada periode penjualan tetapi laba kotornya ditunda sampai dengan kas diterima. Cost Recovery Methode (Metode Penutupan Biaya) Dalam metode ini tidak ada laba yang diakui sebelum penerimaan pembayaran kas dari pembeli melebihi harga pokok barang yang terjual. Setelah semua biaya tertutup, setiap tambahan penerimaan kas diakui sebagai laba. Metode ini digunakan karena tidak dapat diperoleh dasar yang layak untuk menaksir kolektibilitasnya atau ada ketidakpastian yang tinggi mengenai kolektibilitas piutang. Akuntansi Kontrak Kontruksi Kontrak kontruksi ini meliputi kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi asset, misalnya pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek dan kontrak untuk penghancuran restorasi asset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran asset. Beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain : Kontrak Konstruksi, adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok. Kontrak harga Tetap, adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tariff tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan ketaentuan kenaikan biaya. Kontrak Biaya-Plus, adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan pengantian untuk biaya-biaya yang telah diijinkan atau telah ditentukan ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Suatu Klaim, adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat terjadi jika ada keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. Retensi, adalah jumlah termin (progress billing) yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hinggga telah diperbaiki. Termin, adalah jumlah yang idtagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi kerja. Uang Muka, adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan ISSN-1411 3880 99

Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak terdiri dari nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermaacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari peristiwa dimasa yang akan datang. Estimasi seringkali harus direvisi sesuai dnegan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu periode ke periode berikutnya. Biaya Kontrak Biaya kontruksi terdiri atas : Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, misalnya biaya pekerja lapangan termasuk penyelia, biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi, penyusutan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan kelokasi pelaksanaan kontrak, biaya penyewaan sarana dan peralatan, biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut, estimasi biaya pembetulan dan biayabiaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan dan klaim dari pihak ketiga. Biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut, meliputi asuransi, biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara lanagsung berhubungan dengan kontrak tertentu dan biaya-biaya overhead konstruksi. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi kontrak, meliputi biaya administrasi umum, biaa pemasaran, biaya riset dan pengembangan dan penyusutan sarana dan peralatan yang menganggur. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Konstruksi Jika hasil (outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi yang diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion). Taksiran rugi (expected loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai biaya. Hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara handal, jika memenuhi : a. Untuk kontrak harga tetap, antara lain : Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal. Besarnya kemungkinan manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke perusahaan. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada tanggal neraaca dapat diukur secara andal. Biaya kontrak yang dapat didistribusi ke kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga biaya kontrak actual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. b. Untuk kontrak Biaya-Plus, antara lain : Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke perusahaan. ISSN-1411 3880 100

Biaya kontrak yang dapat didistribusi ke kontrak, apakah dapat ditahih atau tidak ke pemberi kerja, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal. C. METODE PENELITIAN Secara umum ada dua metode akuntansi yang dapat digunakan untuk kontrak konstruksi, yaitu : 1. Metode Kontrak Selesai Metode ini dipakai jika suatu kontrak dianggap memiliki risiko yang tinggi dan kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak terpenuhi. Dalam metode ini pendapatan laba kotor diakui hanya setelah suatu kontrak diselesaikan. Biaya pembangun diakumulasikan dalam rekening persediaan (pembangunan dalam pelaksanaan) dan penagihan atas penyelesaian diakumulasi dalam rekening kontra persediaan (penagihan atas pembangunan dalam pelaksanaan). 2. Metode persentase penyelesaian Metode ini dianggap lebih baik dari metode kontrak selesai. Dalam metode persentase penyelesaian pendapatan, biaya dan laba kotor diakui pada setiap periode didasarkan kemajuan penyelesaian pembangunan atau persentase penyelesaian. Biaya pembangunan ditambah ditambah dengan laba kotor sampai dengan tanggal tertentu diakumulasi dalam rekening persediaan (pembangunan dalam p elaksanaan) dan penagihan atas penyelesaian dicatat dalam rekening kontra persediaan (penagihan atas pembangunan dalam pelaksanaan) Metode persentasi penyelesaian ini digunakan dengan alas an dalam kontrak tersebut penjual dan pembeli masing-masing mempunyai hak yang dapat digunakan. Pembeli berhak untuk mendapatkan kinerja tertentu dari kontrak dan penjual berhak mendapatkan pembayaran berkala. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penjualan terjadi secara terus menerus sesuai dengan penyelesaian pekerjaan dan pendapatan harus diakui dengan tingkat penyelesaian. Metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai dapat digunakan dalam keadan tertentu, tetapi kedua metode tersebut tidak dapat digunakan dalam keadaan yang sama. Metode persentase penyelesaian harus digunakan apabila taksiran kemajuan penyelesaian, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya kontrak jangka panjang dapat ditentukan secara layak dan kondisi-kondisi dibawah ini harus dipenuhi, yaitu : Kontrak menentukan secara jelas hak yang dapat digunakan berkenaan dengan produk atau jasa yang akan diberikan oleh penjual dan diterima oleh pembeli, imbal balik pertukaran, tata cara dan waktu pelunasan/penyelesaian. Pembeli diharapkan dapat memenuhi kewajibannya dalam kontrak. Kontraktor diharapkan dapat melaksanakan kewajiban kontrak. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Kemajuan Penyelesaian Tahap penyelesaian suatu kontrak dapat ditentukan dengan berbagai cara. Perusahaan menggunakan metode yang mengukur secara andal pekerjaan yang ISSN-1411 3880 101

dilakukan. Ada tiga metode yang umum digunakan untuk menentukan kemajuan penyelesaian, yaitu : a. Cost-To-Cost Methode, yaitu metode dengan menggunakan proporsi biaya kontrak untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal total biaya kontrak diestimasi. b. Effort expended methods, yaitu metode dengan melakukan survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. c. Metode unit pekerjaan yang telah diselesaikan, yaitu dengan metode atas dasar penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak. Tujuan dari semua metode tersebut adalah untuk mengukur kemajuan penyelesaian dalam bentuk input, misalnya : biaya dan jam kerja dan output, Misalnya : unit dan nilai tambah. Ukuran input yang palng sering digunakan adalah Cost-to-Cost methode yaitu mengukur persentase penyelesaian dengan cara membandingkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dengan taksiran biaya total untuk menyelesaikan kontrak, atau dapat diformulasikan sebagai berikut : Persentase Penyelesaian (a) = Biaya yang dikeluarkan s/d akhir periode Taksiran total biaya akhir Persentase tersebut apaabila dikalikan dengan pendapatan total dan taksiran laba kotor kontrak akan diperoleh jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui tiap-tiap tahun dengan formulasinya sebagai berikut : Pendapatan (n) = a x [taksiran pendapatan (n) pendapatan yang diakui (n-1)] Laba kotor (n) = a x [taksiran laba kotor (n) laba kotor yang diakui (n-1)] dan Sebagai ilustrasi dibawah ini untuk memperjelas masalah ini dibawah ini adalah data biaya estimasi dan harga kontrak proyek suatu perusahaan. Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar Rp. 900.000.000 untuk mendirikan sebuah jembatan. Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah Rp. 900.000.000. Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp. 800.000.000. Pekerjaan pembangunan jembatan akan memakan waktu selama 3 tahun. Pada akhir tahun ke-1, estimasi biaya kontrak meningkat menjadi Rp. 805.000.000,- Dalam tahun ke-2 pemberi kerjanya menyetujui suatu penyimpangan yang menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp. 20.000.000, dan biaya kontrak tambahan yang yang diestimasi sebesar Rp. 15.000.000. Pada akhir tahun ke-2 biaya yang terjadi meliputi Rp. 10.000.000 untuk bahan standar yang disimpan pada lokasi utnuk digunakan dalam tahun ke-3 untuk menyelesaikan proyek tersebut. Kontraktor tersebut menentukan tahap penyelesaian kontrak dengan perhitungan proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan dilakukan sampai saat ini sampai estimasi total ISSN-1411 3880 102

biaya kontrak yang terakhir. Rangkuman data keuangan selama periode konstruksi sebagai berikut: Ket : Dalam ribuan KETERNAGAN Pendapatan sesuai kontrak TAHUN KE-1 KE-2 KE-3 900.000 900.000 900.000 0 20.000 20.000 Total pendapatan sesuai kontrak 900.000 920.000 920.000 Biaya kontrak yang terjadi saat ini Biaya kontrak untuk penyelesaian 209.300 595.700 616.800 203.200 820.000 0 Total Estimasi Biaya Kontrak 805.000 820.000 820.000 Estimasi Laba 95.000 100.000 100.000 Tahap Penyelesaian 26 % 74 % 100 % Tahap penyelesaian untuk tahun ke-2 adalah 74 % ditentukan dengan mengeluarkan Rp. 10.000.000 bahan material yang disimpan pada lokasi untuk penggunaan dalam tahun ke- 3 dari biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan sampai saat ini. Jumlah pendapatan, beban dan laba yang diakuki dalam Laporan laba rugi dalam jangka waktu tiga tahun adalah sebagai berikut : Tahun ke-1 Saat ini Pengakuan pendapatan Diakui pd th Diakui pada sebelumnya th sekarang Pendapatan (900.000 X 26 %) Beban (800.050 X 26 %) 234.000 209.300 234.000 209.300 Laba 24.700 24.700 Tahun ke-2 Pendapatan (900.000 X 26 %) Beban (800.050 X 26 %) 680.800 605.800 234.000 209.300 446.800 397.500 Laba 74.000 24.700 49.300 Tahun ke-3 ISSN-1411 3880 103

Pendapatan (900.000 X 26 %) Beban (800.050 X 26 %) 920.000 820.000 680.800 606.800 239.200 213.200 Laba 100.000 74.000 26.000 E. PENUTUP Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa kontruksi (kontraktor) maka dalam pengakuan pendapatan dan biaya harus dilihat dari sifat pekerjaan yang sudah dapat diukur atau diestimasi atau tidak. Apabila hasil (Outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dnegan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca. Taksiran rugi (expected loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai beban. Dalam metode kontrak selesai, pendapatan dilaporkan atas dasar hasil akhir taksiran dan pengaruhnya terhadap laba dapat menimbulkan distorsi karena pendapatan tidak dilaporkan sampai kontrak selesai. F. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, 1999, Salemba Empat, Jakarta. Kieso dan Wiegandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, 1995, Penerbit Bina Putra Aksara, Jakarta. Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, edisi ke empat, 1992, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. ISSN-1411 3880 104