EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

Manajemen Bencana di Indonesia

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT. DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

Buletin Kemanusiaan Indonesia

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus utama: musim hujan. Volume 5, Desember 2016

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DUKUNGAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN RISIKO BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

RENCANA AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR DI KOTA BIMA DAN KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

Buletin Kemanusiaan Bulanan Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung meningkat selama April dan Mei. Isi HIGHLIGHTS ANGKA-ANGKA

PERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BUPATI BANDUNG BARAT

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

25/02/2015. Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan. Jenis Bencana (UU 24/2007) Terjadinya Bencana. Potensi Tsunami di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Helmiati, SH, M.SI

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah

Transkripsi:

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA 2015 DAN PREDIKSI BENCANA 2016 Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Jakarta, 27 Januari 2016 1

Trend Bencana Indonesia 2002-2015 Data sementara per 4-1-2016, ada 1.681 kejadian bencana di Indonesia selama 2015. Banjir, longsor dan puting beliung masih tetap mendominasi bencana.

Bencana dan Dampaknya Tahun 2015 Jenis Bencana Jumlah Kejadian Meninggal & Hilang Menderita & Mengungsi Rusak Berat Update : 4 Januari 2016 Dari 1.681 kejadian bencana menyebabkan 259 orang tewas, 1,23 juta mengungsi, 25.192 unit rumah rusak (5.180 rusak berat, 3.760 rusak sedang, 16.252 rusak ringan), 498 unit fasum rusak. Lebih dari 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Puting beliung, longsor dan banjir paling dominan, Rumah Rusak Rusak Ringan Sedang Kerusakan Terendam Fasillitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan Jiwa Unit Banjir 492 39 841.505 657 260 2.425 176.031 221 58 16 Banjir Dan Tanah Longsor 31 9 54.499 121 71 226 3.876 3 6 - Gelombang Pasang/Abrasi 7 1 16 5 5 1 47-1 - Gempa Bumi 27-17.382 2.024 547 3.107 28 48 10 Kebakaran Hutan Dan Lahan 45 24 - - - - Puting Beliung 561 29 7.431 1.858 2.578 9.856 81 46 34 6 Tanah Longsor 501 157 25.924 508 299 636 286 10 10 1 Kekeringan 7-232.348 - - - Letusan Gunungapi 10-46.779 7 1 - - - Total 1.681 259 1.225.884 5.180 3.760 16.252 180.321 308 157 33 Longsor adalah jenis bencana paling mematikan 157 orang tewas. Fasilitas Kesehatan

Perbandingan 2014 dan 2015 Tahun 2015 kejadian bencana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 20%. Secara total dampak korban dan kerusakan yang ditimbulkan tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan 2014. Penurunan ini disebabkan curah hujan lebih kecil (intensitas, durasi, dan sebaran) dibandingkan 2014.

61% korban meninggal & hilang disebabkan oleh tanah longsor 57% rumah rusak diakibatkan oleh bencana puting beliung 59% fasilitas rusak akibat dari bencana banjir

Sebaran Kejadian Bencana Per Provinsi 2015 Lima provinsi terbanyak kejadian bencana adalah: 1. Jawa Tengah (389) 2. Jawa Timur (307) 3. Jawa Barat (220) 4. Sumatera Barat (96) 5. Pemerintah Aceh (90) Kejadian gempabumi di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Dengan tingkat kerentanan dan infrastruktur yang masih terbatas dampak gempa akan lebih besar. Perlu mendapat perhatian lebih serius. 3 gempa yang paling banyak merugikan terjadi di Sorong, Alor dan Halmahera Barat yaitu 2.385 rumah rusak berat, 1.902 rusak sedang, dan 5.149 rusak ringan.

Sebaran Kejadian Bencana Per Kabupaten/Kota 2015 Lima kabupaten/kota terbanyak adalah: 1. Bojonegoro (73) 2. Cilacap (57) 3. Sukabumi (43) 4. Kota Sawahlunto (42) 5. Temanggung (41)

Peta Jumlah Kejadian Bencana 2015 Bencana paling sering terjadi di wilayah Pulau Jawa Peta Sebaran Korban Meninggal & Hilang Akibat Bencana 2015 Korban meninggal & hilang terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat

Dampak Bencana Besar 2015 Jan Feb 28 Maret 2015: Longsor Sukabumi: 12 tewas 11 rumah RB Berat Januari-Desember 2015; Erupsi Gunung Sinabung: 370 KK relokasi 1.683 KK menunggu direlokasi (masih di huntara) 10.110 jiwa mengungsi Juni-Oktober: Karhutla: 24 org meninggal 2,61 juta ha hutan & lahan terbakar terbakar 600.000 jiwa menderita ISPA. Kerugian Rp 221 Trilyun Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des 24 September 2015: Gempabumi Sorong: 19 luka berat dan 13 luka ringan 1.661 RB, 1.247 RS dan 2.860 RR 27 fasum rusak 27 Oktober 2015: Tanah longsor Bogor: 12 Org meninggal 4 November 2015: Gempabumi Alor (NTT): 3 org Luka-luka 5.439 org mengungsi 579 rumah RB, 382 RS, 1.114 RR, 47 fasum rusak 16 November 2015: Gempabumi Halmahera Barat: 10.165 org mengungsi 145 rumah RB, 273 RS, 1.175 RR 2 Desember 2015: Longsor Bengkulu: 3 tewas & 15 org hilang 1 org luka-luka 20 Rumah RB

Dampak Karhutla 2015 24 orang meninggal dunia. Lebih dari 600.000 jiwa menderita ISPA. 2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar (Karhutla tahun 1997 = 9,2 juta hektar). Lebih dari 60 juta jiwa terpapar asap. Kerugian ekonomi Rp 221 trilyun. Ini di luar sektor kesehatan dan pendidikan (Karhutla tahun 1997 kerugian Rp 60 trilyun). Kerugian Rp 221 Trilyun ini setara dengan 1,9% Produk Domestik Bruto Nasional. Artinya karhutla menghambat laju pembangunan. Kerugian plasma nutfah, emisi karbon dan lainnya. BNPB mengeluarkan Rp 720 milyar untuk pemadaman karhutla. Biaya ini di luar dari dana yang dikeluarkan oleh Kemen LHK, Kemen PU Pera, Kemenkes dll.

2,61 Juta Hektar Hutan & Lahan Terbakar 2015 Karhutla melanda semua provinsi (kecuali DKI Jakarta dan Kepri). Daerah yang paling luas terbakar: Sumsel, Kalteng, Papua, Kalsel, Riau, Jambi dan Kalbar.

Upaya dan Capaian 2015

Penanggulangan Bencana 1. Banyak upaya penanggulangan bencana yang telah dilakukan selama tahun 2015, baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. 2. Pengurangan risiko bencana menjadi mainstream dalam penanggulangan bencana. Artinya pencegahan, kesiapsiaagaan, peningkatan kapasitas, sosialisasi dan lainnya dalam kegiatan pra bencana menjadi lebih prioritas. 3. Selama tahun 2015, jumlah korban jiwa berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penanggulangan bencana sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. 4. Upaya penanggulangan bencana sesuai dengan RPJMN 2015-2019, Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019, dan lainnya. 5. Peningkatan kapasitas BPBD, Pemda, relawan, masyarakat dalam penanggulangan bencana. 6. Menyusun SNI tentang penanggulangan bencana 7. Melaksanakan Peringatan Bulan PRB Nasional di Solo yang diikuti 6.000 orang pelaku PRB di Indonesia.

Penanggulangan Bencana 7. Melakukan kajian-kajian kejadian bencana di Indonesia sebagai masukkan pengambilan kebijakan di masa mendatang. 8. Mengembangkan Desa Tangguh Bencana. 9. Sertifikasi relawan penanggulangan bencana. 10. Pembangunan pusat pengendali operasi penanggulangan bencana di BPBD provinsi dan kabupaten/kota. 11. Membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor. 12. Penanganan darurat secara cepat dan tepat. 13. Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di banyak daerah-daerah. 14. Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di daerah rawan Bencana. 15. Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka penguatan Kelembagaan BPBD Prov/Kab/Kota serta dukungan tanggap darurat Bencana. 16. Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi Peralatan ke 274 Kab/kota. 17. Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33 Provinsi dan 66 Kab/kota. 18. Dan lain-lain.

BNPB-BPBD MILIK RAKYAT INDONESIA Ekspetasi masyarakat Indonesia terhadap BNPB & BPBD sangat besar. Saat ini setiap ada bencana masyarakat langsung menghubungi kita. Artinya kehadiran kita dirindukan oleh rakyat. SAAT INI SUDAH TERBENTUK 470 BPBD YAITU 34 BPBD PROVINSI 364 BPBD KABUPATEN, DAN 72 BPBD KOTA. SELALU HADIR DI TENGAH RAKYAT Kehadiran BNPB & BPBD tak lepas dari iptek dan profesional 16

Masyarakat selalu minta bantuan BNPB & BPBD. Saat banjir, longsor, erupsi gunung, kecelakaan transportasi, bunuh diri, kebakaran, orang hilang, pohon roboh, orang kejebur sumur, digigit ular, kekurangan air, kucing tidak bisa turun dari pohon, dll. Saat ini kita hampir mirip seperti 911 di Amerika. 17

Anggaran Penanggulangan Bencana di Indonesia Tahun 2015 Pada tahun 2015 ada Rp 19 trilyun untuk penanggulangan bencana di Indonesia yaitu : 1. Rp 15 trilyun yang tersebar di 28 Kementerian/Lembaga dimana Rp 1,68 Trilyun ada di DIPA BNPB sedangkan Rp 13,32 Trilyun ada di DIPA 27 K/L. 2. Rp 4 trilyun Dana Cadangan Penanggulangan Bencana di Kemenkeu, dimana Rp 2,5 trilyun untuk penanganan darurat dan Rp 1,5 trilyun untuk pasca bencana. Tantangan terbesar adalah masih minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah. Rata-rata hanya 0,02-0,07% dari total APBD setiap tahunnya yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana di daerah. Perlu komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD agar meningkatkan anggaran penanggulangan bencana di daerah. Alokasi anggaran Rp 15 trilyun untuk penanggulangan bencana di 28 K/L, dimana 77% untuk pra bencana 18

Proses sosialisasi, penyusunan protap, pembentukan Tim Siaga Bencana, dan geladi evakuasi mandiri kepada masyarakat. Social mapping dan pendekatan kultural sangat penting. Libatkan masyarakat setempat.

BNPB bekerjasama dengan UMG dan PVMBG memasang 50 sistem peringatan dini longsor selama 2014-2015 Bener Meriah (2015) Agam (2015) Aceh besar (2015) Pesisir Selatan (2015) Karo (2015) Tomohon (2015) Donggala (2015) Pariaman (2015) Seluma (2015) Semarang (2015) Palu (2015) Pekalongan (2014) Banyumas (2015) Magelang (2015) Trenggalek (2015) Kuniangan (2015) Gowa (2015) Lebak (2015) Pasuruhan (2015) Bone (2015) Bandung Barat (2014) Sukabumi (2014) Cianjur (2014) Tasikmalaya (2014) Kulon Progo(2015) Bangli (2015) Karangasem (2015) Banjarnegara (2014) Pacitan (2015) Karanganyar (2008, 2015)

Webbing Jute: Perlindungan tebing rawan longsor

Penanganan Pengungsi Sinabung Wajib Relokasi Segera 3 Desa : - Bekerah -Simacem -Sukameriah 370 KK (1.212 jw) Siosar Sudah Selesai Pengungsi Menyusul Relokasi yang akan datang 1.683 KK (4.967 jw) Soal lahan jadi penghambat Relokasi terpencar /Mandiri 4 Desa: - Guru Kinayan - Kota Tunggal - Beras Tepu - Gamber Disewakan rumah dan lahan s/d 31-06-2016. Sewa rumah Rp 3,6 jt/kk/thn Sewa lahan Rp 2 jt/kk/thn Insitu/Living Harmoni Masyarakat yang saat ini masih mengungsi karena status awas - 10.110 jiwa (3.150 KK) - Asal : 11 Desa (Guru Kinayan,Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang Garang Jeraya, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Mardinding, Kuta Tengah) - 10 lokasi pengungsi Rencana Pembangunan Tempat Evakuasi Lahan Desa Ndokum Siraha 900 m2 Gereja Ndokum Siraha 1.200 m2 Lahan PU 2.000 m2

Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera Utara Desa Bekerah 112 unit, Desa Simacem 130 unit, dan Desa Sukameriah 128 unit

Relokasi Erupsi Gunungapi Sinabung Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan hutan Siosar. Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB. Pembangunan melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD. Fasum dan fasos terus dibangun.

Sosialisasi, FGD dengan perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) dan Pelatihan Fasilitator TPN-BNPB Menggelar FGD dengan para perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) guna mengidentifikasi potensi dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam rangka persiapan percepatan relokasi ke Siosar (September 2015) Dalam FGD ini sekaligus disosialisasikan keberadaan TPN-BNPB, tugas pokok dan fungsinya, serta skema kegiatan pemulihan yang akan dilaksanakan TPN-BNPB bersama Pemerintah Daerah, stakeholders dan masyarakat.

LISTRIK DAN AIR BERSIH Jaringan Listrik Jaringan Air Bersih Jaringan Listrik : Desa Bekerah : sudah terpasang 112 unit (50 unit berkapasitas 900 watt dan 62 unit 450 watt). Desa Suka Meriah : sudah terpasang 128 unit (450 watt) Desa Simacem : Sudah terpasang (450 watt) dalam proses menaikkan menjadi 900 watt Jaringan air bersih Desa Bekerah : 112 unit sudah dialiri air bersih. Desa Suka Meriah dan Desa Simacem (258 unit). Reservoir : 1 unit sudah dipasang dan berfungsi. Reservoir : 1 unit sedang dalam proses penyelesaian.

370 unit rumah telah selesai dibangun. Warga sudah siap menempati. Pelaksanaan relokasi diawali dengan menyelenggarakan upacara adat pindah rumah secara massal pada 10-12-2015 di Siosar yang dihadiri Ka BNPB. PERMUKIMAN RELOKASI

PERSIAPAN LAHAN PERTANIAN 185 Ha (Siosar) 66 Ha (Puncak 2000) Lahan yang diijinkan ditebang oleh Menteri LHK = 416 Ha. Dari 416 ha, yang dapat ditebang seluas 350 ha. Sisanya berada pada kawasan lindung sehingga tidak dapat ditebang. Dari luas 350 ha tersebut, yang digunakan seluas 250 ha untuk lahan pertanian bagi 370 KK dan untuk 87 KK yang hanya mendapat lahan 0,5 ha/kk tetapi tidak mendapatkan rumah. Sedang dilakukan pekerjaan penebangan kayu pinus. Ditargetkan selesai bulan Desember 2015. Tunggul/akar diputuskan tidak akan dicabut dan pekerjaan pembersihan/pengolahan lahan pasca penebangan akan dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat penerima manfaat. Lahan pertanian (sewa) 66 Ha di Puncak 2000 dalam proses siap olah.

Jalan Poros menuju lokasi permukiman relokasi 17 km. 1,3 km (dari simpang singa ke desa singa) Dana APBD, sudah selesai. 2,5 km (dari Desa Singa ke Desa Kutambelin) Dana DAK sudah selesai. Sisanya 13,2 km : 9,2 dari Desa Kutambelin ke Kacinambun (Puncak 2000) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU dana APBN 2015 4 km dari Kacinambun (Puncak 2000) ke lokasi relokasi (Siosar) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU. dana APBN 2015 (Progress 1,8 Km) Jalan lingkungan di lokasi Desa Berkerah sudah selesai dibangun dengan jalan sirtu. Jalan lingkungan di lokasi Desa Simacem dan Sukameriah belum dibangun; masih jalan tanah. tanggal 24 Desember 2015 selesai. INFRASTRUKTUR JALAN Jalan Poros Jalan Lingkungan

Relokasi Longsor di Kab. Banjarnegara Diperuntukkan bagi 27 KK korban longsor dari Desa Jemblung, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara. Pembangunan hunian tetap 27 unit di Desa Ambal, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara 90% sudah selesai. Harga rumah senilai Rp 87 juta/unit. Sumber dana dari BNPB, Pemda dan bantuan masyarakat.

PREDIKSI BENCANA 2016

Prediksi Bencana 2016 1. Bencana hidrometerologi (banjir, longsor dan puting beliung) masih akan mendominasi bencana selama 2016. Puncak bencana hidrometeorologi pada Januari-Februari 2016. 2. Berdasarkan prediksi BMKG, kemungkinan fenomena La Nina menguat di pertengahan 2016. Namun dampaknya terasa di musim penghujan 2017 sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan makin meningkat. 3. Potensi kebakaran hutan dan lahan masih masih tetap tinggi di beberapa wilayah, khususnya di Sumatera dan Kalimantan dengan intensitas dan skala yang lebih kecil dibandingkan 2015. Sulit menihilkan hotspot di Indonesia karena terkait dengan kompleksnya masalah karhutla. Namun jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September-Oktober. Jumlah hotspot akan jauh lebih kecil pada 2016 dibandingkan 2015. 4. Bencana asap 2015 kecil peluang terjadinya kembali. Apalagi tahun 2016 ada indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan ekstrem kering. Selain itu juga upaya intensif Pemerintah akan mengurangi karhutla secara signifikan. 5. Kekeringan selama 2016 tidak akan separah musim kemarau 2016. Puncak kekeringan berlangsung September-Oktober 2016.

Prediksi Bencana 2016 6. Gempabumi tidak dapat diprediksikan secara pasti dimana, berapa besar dan kapan. Namun diprediksikan gempa terjadi di daerah di Indonesia khususnya di jalur subduksi di laut dan jalur sesar di darat. Perlu diwaspadai gempagempa di Indonesia bagian timur yang kondisi sesimisitas dan geologinya lebih rumit dan kerentanannya lebih tinggi. 7. Potensi tsunami sangat tergantung dari besaran gempabumi dan lokasinya. Jika gempa lebih dari 7 SR, kedalaman kurang dari 20 km dan berada di jalur subduksi maka potensi tsunami. Sistem peringatan dini tsunami sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. 8. Erupsi gunungapi tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Tiap gunung memiliki karakteristik sendiri. Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat terdapat 1 gunung berstatus Awas, 4 berstatus Siaga dan 15 berstatus Waspada. 1) Status Awas (level IV) = Gunung Sinabung. 2) Status Siaga (level III) = G. Bromo, Karangetang, Lokon, Soputan. 3) Status Waspada (Level II) = G. Awu, Rinjani, Raung, Gamalama, Sangeangapi, Rokatenda, Ibu, Gamkonora, Papandayan, Semeru, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, Kerinci, Egon. 9. Aktivitas vukanik G. Sinabung diperkirakan masih tinggi sehingga diperkirakan masih berpotensi tinggi terjadi erupsi.

Prakiraan Curah Hujan Bulanan 2015/2016 PRAKIRAAN 2015 DES 15 JAN 16 FEB 16 Potensi tinggi terjadi banjir, longsor dan puting beliung Perlu diwaspadai karhutla di Riau selama Februari 2016 DES 15 JAN 16 FEB 16 NORMAL

ANCAMAN BENCANA BANJIR BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH Sumber: Kementerian PU Pera 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 Juta jiwa. 35

ANCAMAN BENCANA LONGSOR BAHAYA TINGGI BAHAYA SEDANG BAHAYA RENDAH Sumber: Badan Geologi 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di Indonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 Juta jiwa. 36

Pola Hotspot di Sumatera dan Kalimantan Tahun 2006-2014 2 bulan Sumatera Kalimantan 5 bulan 4 bulan Berdasarkan data hotspot tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni Oktober (5 bulan), sedangkan di Kalimantan pada Juli- Oktober (4 bulan). Untuk Riau, sesuai polanya pada bulan Februari April adalah kering sehingga berpotensi karhutla seperti pada tahun 2014. Data hujan 30 tahun terakhir di Riau menunjukkan ada perubahan pola hujan, dimana pada Februari-April kering (BMKG, 2014). Curah hujan terbatas sehingga mudah terbakar.

Peta Seismo-Tektonik Indonesia Sumber gempa : daerah subduksi dan sesar di daratan. Potensi gempa di Indonesia bagian timur lebih tinggi. Terdapat 386 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang tinggal di daerah Earthquake rawan data: Engdahl tinggi dari 1964 -bahaya 2005 gempabumi di Indonesia

Status Gunungapi di Indonesia Dari 127 gunungapi aktif di Indonesia saat ini terdapat 1 gunung berstatus Awas, 5 berstatus Siaga dan 14 berstatus Waspada. No. Status Gunungapi Lokasi Mulai Tanggal Pengungsi (Jiwa) 1 AWAS G. Sinabung Sumatera Utara 02/06/2015 9.319 2 Siaga G. Bromo Jawa Timur 04/12/2015-3 Siaga G. Karangetang Sulawesi Utara 03/09/2013-4 Siaga G. Soputan Sulawesi Utara 04/01/2016-5 Siaga G. Lokon Sulawesi Utara 24/07/2011 958 6 Waspada G.Egon NTT 13/01/2016-7 Waspada G. Awu Sulawesi Utara 24/11/2015-8 Waspada G. Rinjani NTT 25/10/2015-9 Waspada G. Raung Jawa Timur 24/08/2015-10 Waspada G. Gamalama Maluku Utara 10/03/2015-11 Waspada G. Sangeangapi NTB 17/06/2014-12 Waspada G. Rokatenda NTT 07/04/2014-13 Waspada G. Ibu Maluku Utara 10/12/2013-14 Waspada G. Gamkonora Maluku Utara 01/07/2013-15 Waspada G. Papandayan Jawa Barat 06/06/2013-16 Waspada G. Semeru Jawa Tengah 02/05/2012-17 Waspada G. Anak Krakatau Banten 26/01/2012-18 Waspada G. Marapi Sumatera Barat 03/08/2011-19 Waspada G. Dukono Maluku Utara 15/06/2008-20 Waspada G. Kerinci Jambi 09/09/2007 -

Periode Kesiapsiagaan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung Karhutla Karhutla Kekeringan Gempabumi, Tsunami, Erupsi Gunungapi

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Graha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur 13120 021-21281200 021-21281200 contact@bnpb.go.id www.bnpb.go.id Infobencana BNPB @BNPB_Indonesia BNPB Indonesia BNPB_Indonesia 0812-95590090 0812-1237575