BAB 10 PENGUJIAN FASE INSTALASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB l Pengujian Perangkat Lunak

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

Bab 8 Pengujian Tahap Program

BAB XI PENGUJIAN PADA FASE PEMELIHARAAN

Metodologi Testing. Policy - Strategi - Taktik

BAB 7 PENGUJIAN PADA FASE DESAIN

TOOL PENGUJIAN OVERVIEW

PERANCANGAN BASIS DATA

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Life Cycle Testing Approach

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

TESTING TAHAP PEMROGRAMAN

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

Kualitas Software dan Pengujian

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Bab V Pengembangan Solusi

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

BAB 6 PENGUJIAN FASE ANALISIS KEBUTUHAN

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan teknologi dan perekonomian pada era globalisasi yang

BAB III ANALISIS METODOLOGI

Hanif Fakhrurroja, MT

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI

3/17/16 Testing dan Audit Perangkat Lunak - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

PERANCANGAN BASIS DATA

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

Analisa Sistem Dan Desain

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI. Oleh. Steve Wilan Alfredo Sumual

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen)

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu :

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

TINJAUAN PUSTAKA. Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan.

Hanif Fakhrurroja, MT

SYSTEMS ANALYSIS AND DESIGN METHODS

BAB 9 FASE PEMROGRAMAN 2. LANGKAH-LANGKAH PEMROGRAMAN (THE PROGRAMMING STEPS)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. ROMINDO PALEMBANG

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

PERTEMUAN 3 TAHAPAN PEMBUATAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem

Testing dan Implementasi Sistem

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

14. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Dasar-dasar Pengujian 14.2 Teknik Pengujian 14.3 Strategi Pengujian dan V&V

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Outline 0 PENDAHULUAN 0 PERENCANAAN UNTUK IMPLEMENTASI 0 PENGENDALIAN DAN PERAWATAN SOLUSI 0 TINDAK LANJUT IMPLEMENTASI MODEL

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Sistem Implementasi. Training Personal Konversi Sistem Review post-implementation Dokumentasi Dukungan lain

10/21/2016. Titan Parama Yoga, S.Kom, M.Kom

Pengujian dan Implementasi Sistem Informasi

Siklus Pengembangan Perangkat Lunak

Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pengantar Sistem Basisdata DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

CHAPTER 12. DEVELOPING BUSINESS SYSTEM (SUMMARY)

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Panduan Aplikasi Database Riset Iptek Lokal. dipersiapkan oleh : Hadiyanto Pengelola Utama Situs DBRiptek

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Proses Dokumentasi. Area utama dokumentasi ada empat :

PROSES PERANCANGAN DATABASE

B A B 12 SYSTEM DEVELOPMENT. Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami tentang sistem development.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich

Teknik Pengujian Perangkat Lunak By : Afijal. M.Kom

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dapat menunjang berjalannya sistem agar berjalan secara optimal. Dimana

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN APLIKASI OMEGA KEPADA PERUSAHAAN CITRA MANDIRI RUBBER

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Testing dan Implementasi Sistem Informasi

KENDALI MANAJEMEN MUTU

Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

Transkripsi:

BAB 10 PENGUJIAN FASE INSTALASI Fase instalasi memerlukan penentuan spesifikasi dan pembuatan mekanisme untuk menginstal sistem baru. Mungkin diperlukan program untuk mengkonversi file-file dan format lama ke format baru. Program tersebut harus diuji sebelum eksekusi sistem yang sebenamya. Proses instalasi yang direncanakan dan dilaksanakan secara tidak tepat, dapat menimbulkan pengalaman pahit dan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sekalipun, secara normal, proses instalasi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, namun mungkin saja dalam keadaan tertentu diperlukan proses yang kompleks. Pengujian proses instalasi dilakukan untuk meyakinkan kelengkapan prosedur instalasi dan akurasi perubahan data dan file selama fase instalasi. HASIL FASE INSTALASI Proses instalasi meliputi sebagian atau semua hal berikut ini. perubahan data lama ke format baru create data baru menginstal program baru dan/ atau merubah program lama update pedoman pengoperasian komputer pedoman pemakaian sistem baru. Hasil yang diharapkan dari fase instalasi, meliputi : rencana instalasi diagram alir (flowchart) instalasi listing dan dokumentasi program instalasi khusus (jika diperlukan) hasil pengujian program instalasi khusus (jika ada) dokumen penghapusan program lama dan pemasukan program baru dari dan ke production library pedoman pengoperasian baru bagi operator poooman dan prosedur baru bagi pemakai hasil proses instalasi. MASALAH PENGUJIAN FASE INSTALASI Pengujian fase instalasi tidak memeriksa fungsi dan aplikasi sistem, tetapi lebih kepada proses penempatan sistem aplikasi tersebut dalam production status. Proses mencoba untuk memvalidasi bahwa : program yang tepat ditempatkan pada production status data yang diperlukan disiapkan dengan tepat dan dapat digunakan pengoperasian dan pedoman pemakai di-update.

Pengujian fase instalasi yang efektif, tidak dapat dilakukan sebelum hasil yang diharapkan dapat diidentifikasi. Hasil akan ditetapkan sebelumnya dan selanjutnya pengujian dilakukan untuk Inem-validasi apakah hasil yang diharapkan itu dipenuhi. Sebagai contoh, pengontrolan total record yang di- update harus ditetapkan sebelumnya, dan selanjutnya pengujian fase instalasi dilakukan untuk memvalidasi records secara mendetil dalam file yang mendukung pengontrolan total record. Masalah yang harus diperhatikan oleh tim penguji selama instalasi, adalah : Akurasi dan kelengkapan pengujian instalasi (accuracy and completeness of installation verified) Integritas data sebelum, selama dan setelah instalasi harus dijamin dalam semua implementasi pengontrolan akurasi dan kelengkapan data. Sebagai contoh, jika file data di format ulang (reformat), maka proses instalasi harus menjamin bahwa integritas data tidak hilang selama proses format ulang tersebut Mencegah pembahan data selama instalasi (prohibit data manges during installation) Proses yang harus dihindari adalah penghapusan, penambahan atau perubahan tipe data yang sekarang ada dalam sistem. Pemeriksaan integritas dalam pembuatan file (verifying integrity of production files) Pemeriksaan integritas dalam pembuatan file harus dilakukan sebelum sistem baru dioperasikan. Hal ini merupakan titik tolak pengontrolan pengoperasian sistem. Record installation audit trail Proses dan perubahan yang terjadi selama instalasi harus direkam dalam instalasi audit trail khusus, sehingga jika suatu saat dikehendaki untuk kembali kepada suatu titik sebelumnya ada jaminan bahwa integritas data pada titik tersebut dipenuhi. Instalasi audit trail akan berisi records dari semua proses instalasi. Instalasi audit trail dapat dilakukan secara manual, otoinatis atau kombinasi keduanya. Menjamin integritas sistem sebelumnya (assure integrity of previous sistem) Proses instalasi mungkin saja tidak berhasil, sehingga mengharuskan kembali ke sistem sebelumnya. Lebih jauh lagi, integritas sistem yang telah diinstalasi mungkin saja hilang setelah beberapa hari digunakan dan ini pun harus kembali ke sistem sebelumnya. Dengan demikian integritas sistem sebelumnya harus dipelihara sampai diperoleh kepastian bahwa sistem baru dapat digunakan. lmplementasi rencana penyelamatan kegagalan instalasi (implement fail-safe installation plan) Proses instalasi harus memungkinkan untuk dapat memberhentikan proses instalasi yang gagal. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan dengan meneruskan proses instalasi yang tidak akan berhasil. Konsep fail-safe menyatakan bahwa jika suatu instalasi

tidak berhasil pada satu titik maka proses instalasi harus berhenti dan harus ada suatu prosedur yang mengembalikan untuk mengaktifkan kembali sistem yang lama. Kontrol akses selama instalasi (control access during installation) Proses instalasi sering merupakan masa kritis (dari kecaman dan kritik), yang disebabkan oleh tidak operasionalnya sistem baru dan prosedur keamanan untuk mengembalikan ke sistem lama. Resiko keamanan dalam proses instalasi harus diperkirakan sebelumnya dan prosedur pengamanan yang tepat harus disiapkan untuk menjamin integritas selama proses instalasi. Instalasi harus mengikuti metodologi (installation complies with methodology) Pengujian dilakukan untuk menjamin bahwa proses instalasi telah diiakukan sesuai dengan standar, kebijaksanaan, prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan. Jika prosedur tidak diikuti, maka peluang ketidak-suksesan akan semakin besar. Proper programs and dates are placed into production Aspek penting dalam proses instalasi adalah pergerakan (perpindahan) program dari test library ke production library. Pengujian biasanya meliputi evaluasi pendokumentasian library, untuk menjamin bahwa pergerakan program terjadi dengan benar. Penyebaran petunjuk penggunaan (Usability instructions dissentinated) Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekacauan yang berkaitan dengan suatu pekerjaan yang dianggap benar. Untuk itu, dikehendaki agar semua petunjuk penggunaan dan bahan-bahan pelatihan telah disiapkan sehingga dapat diberikan kepada semua pihak yang terlibat, tepat pada waktunya. Pengujian akan memeriksa keadaan ini. Kelengkapan pendokumentasian (Documentation complete - maintainability) Program maintainable adalah program yang didokumentasikan dengan baik. Salah satu tahap dalam pembangunan sistem adalah pendokumentasian. Pendokumentasian yang.tidak lengkap akan menyebabkan biaya pendokumentasian ulang yang lebih tinggi jika sistem telah dioperasikan. Pengujian dilakukan untuk memeriksa bahwa pendokumentasian telah dilakukan dengan lengkap dan juga memenuhi kelayakan pedoman pokok pembuatan dokumen. Kelengkapan pendokumentasian (Documentation complete - portable) Sistem yang penggunaannya dapat dipindahkan dari suatu lingkungan pengoperasian ke lingkungan pengopersian lainnya, harus didokumentasikan dengan cukup memadai, dan meliputi identifikasi bagian yang potensial berubah dan ciri-ciri pengoperasiannya. Jika portabilitas merupakan faktor penting, maka perlu

pendokumentasian secara khusus, yang mengidentifikasi setiap karakteristik lingkungan sistem aplikasi yang saling terkait dan karakteritik pengoperasian seperti ukuran core dari program terbesar, banyaknya file data, organisasi struktur file dan sebagainya. Koordinasi antarmuka (interface coordinated - coupling) Sebuah sistem aplikasi yang berhubungan dengan aplikasi lain, mempengaruhi senlua aplikasi selama instalasi. Pada awal pemakaian sistem baru akan mengkoordinasikan perubahan potensial dengan semua aplikasi yang berhububugan. Integration performance monitored Biaya instalasi harus diisolasi sehingga secara jelas berapa sum berdaya yang digunakan dalam proses dan sejauhmana kesuksesan dari penggunaan sumberdaya tersebut Penetapan sasaran instalasi dan anggaran, dan kemudian monitoring unjuk kerja selama instalasi, tidak hanya membantu untuk meningkatkan unjuk kerja, tetapi juga mengidentifikasi bagian yang tidak efektif dan tidak efisien yang dapat menyebabkan masalah dalam aplikasi setelah instalasi. Implement operating procedures Kelompok pengoperasian harus dibentuk dengan suatu prosedur yang mungkin diperlukan untuk mengeksekusi sistem aplikasi baru. Proses ini harus dikoordinasikan dengan semua aspek dalam instalasi. Pengujian dapat memeriksa apakah dokumentasi telah dapat digunakan untuk operator pada suatu saat ketika aplikasi sudah operasional. TANGGUNG JAWAB FASE INSTALASI (Installation phase responsibilities) Tanggung jawab pokok dari fase instalasi adalah terhadap bagian pengolahan data. Operator komputer bertanggung jawab dalam pengoperasian sistem. Namun demikian dalam penerapan sistem, tim proyek dan pemakai dapat membagi tanggung jawab dalam hal pembuatan file, pengaturan pemakai dan petunjuk pengoperasian sistem. Seperti halnya aspek lain dalam life-cycle, instalasi terdiri dari beberapa bagian yang salah satunya adalah tanggung jawab dalam hal ketepatan instalasi baik dalam segi aksi (tindakan) ataupun accountability. Kelompok yang direkomendasikan untuk tanggung jawab tersebut akan merupakan kunci keberhasilan dalam pengoperasian komputer. Dalam sistem on-line pemakai perorangan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya pada masing-masing terminal dan dalam hal ini akan lebih tepat untuk lebih memperhatikan tanggung jawab instalasi pengoperasian komputer kepada perorangan dan pada tanggung jawab yang dipusatkan kepada kelompok pemakai. Tim instalasi melakukan proses yang berdiri sendiri dalam satu waktu tertentu (standalone one-time process). Dengan demikian, memungkinkan tim instalasi tidak

bergantung kepada tim pembangunan sistem dan dapat melakukan tugas instalasin:ya secara konkuren dengan proses pembangunan sistem. Akibatnya lagi, tidak-menutup kemungkinan kedua tim terdiri dari orang-orang yang sama. Sebagian besar fase dalam daur hidup pembangunan sistem adalah bersifat sekuensial, dan pelaksanaan fase instalasi merupakan bagian dari proses daur hidup sekuensial ini. Namun demikian, persiapan fase instalasi dapat tumpang-tindih (overlap) dengan fasefase sebelumnya. Tanggung jawab dalam setiap fase analisis kebutuhan, disain, implementasi dan pengujian sangat menunjang dalam proses instalasi. TOOL PENGUJIAN FASE INSTALASI YANG DIREKOMENDASlKAN (Recommended installation phase test tools) Pengujian selama fase instalasi terdiri dari dua jenis pengujian. Jenis pertama, berisi jaminan bahwa setiap program yang dibuat berfungsi dalam proses instalasi Jenis pengujian ini meliputi pengujian prosedur fase analisis kebutuhan, disain, Implementasi dan pengujian. Jenis kedua, adalah pengujian unjuk kerja proses instalasi. Tool pengujian fase instalasi yang direkomendasikan adalah menggunakan checklist (daftar pertanyaan) dan pengujian penerimaan (acceptance testing). Checklist merupakan tool bagi tim penguji untuk menjamin bahwa semua langkah telah dilalui dengan benar, sedangkan tool pengujian penerimaan menyediakan kriteria untuk memeriksa apakah pengujian penerimaan berhasil atau tidak. Kedua tool pengujian tersebut saling berkomplemen satu dengan lainnya. Checklist digunakan untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan, sedangkan kriteria penerimaan digunakan untuk mengukur keberhasilan instalasi. Tool pengujian dengan Checklist Checklist yang baik memiliki atribut sebagai berikut: identifikasi masalah yang dicakup dalam checklist tujuan setiap pertanyaan yang diajukan petunjuk mengajukan pertanyaan latar belakang materi yang dikandung dalam setiap pertanyaan pertanyaan bersifat tak bias (unbiased), maksudnya tidak memberi ilustrasi atau petunjuk yang dapat mengarahkan kepada jawaban tertentu. tersedia ruang untuk menuliskan komentar atau penjelasan tersedia ruang untuk menyatakan siapa yang mengajukan pertanyaan dan siapa yang telah menjawabnya, dan ruang untuk menuliskan tanggal pemakaian sistem serta karakteristik lain dari aplikasi yang telah diinstalasi. Langkah-langkah dalam penggunaan cheklist Langkah 1 - Identifikasi ruang lingkup pengujian Ruang lingkup yang akan diuji harus ditetapkan sebelum menentukan checklist yang akan digunakan dalam pengujian.

Langkah 2 - Memilih checklist Checklist dipilih atau dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tujuan pengujian. Dalam hal checklist dipilih dari yang sudah ada, maka mungkin perlu dilakukan beberapa modifikasi sebelum digunakan, terutama yang berkaitan dengan sasaran dari checklist tersebut. Langkah 3 - Memahami pokok pertanyaan Pemakai checklist harus mempelajari setiap pertanyaan, sehingga dapat menjelaskan maksud dari setiap pertanyaan. Kredibilitas penguji akan jatuh ketika pada waktu menjelaskan pertanyaan temyata ia sendiri tidak memahami pokok pertanyaannya. Langkah 4 - Latihan menggunakanchecklist Jangan menggunakan checklist yang tidak disiapkan dengan baik. Latihan penggunaan checklist yang baik meliputi : pendalaman agar terbiasa dengan setiap pertanyaan penyiapan dialog pembuka pemahaman tujuan pengujian pengantisipasian jawaban yang paling logis terhadap setiap pertanyaan, sehingga jika diperoleh jawaban yang tidak diharapkan, penanya sudah mewaspadainya. Langkah 5 - Melakukan wawancara dengan menggunakan checklist Teknik menggunakan checklist yang paling efektif, meliputi : bersikap tanggap terhadap pertanyaan dan komentar berpenampilan simpatik tidak membantah sediakan waktu dan berusaha untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang pengertiannya tidak jelas. jelaskan hak untuk bertanya dan berapa lama wawancara ini akan berlangsung. pada akhir wawancara, simpulkan hal-hal yang ditemukan dan tanyakan pendapat dari responden jangan memberi tabu jawaban kepada responden, berilah waktu yang cocok untuk merumuskan dan membuat jawaban sendiri. Langkah 6 - Tanyai diri sendiri Setelah wawancara selesai, pewawancara harus menyempatkan diri untuk instrospeksi tentang wawancara yang telah dilakukannya. Beberapa pertanyaan yang harus disiapkan kepada diri sendiri adalah : Masalah apa yang ada pada responden dalam kaitannya dengan fase instalasi Sudahkah semua langkah-langkah yang perlu dalam instalasi dilakukan Adakah rekomendasi untuk perbaikan checklist Apakah semua pertanyaan dalam checklist sudah dijawab. Langkah 7 - Dokumentasi hasil wawancara

Hasil penggunaan checklist harus dibuat dokumennya. Jawaban atas pertanyaanpertanyaan dan komentamyabiasanya mencukupi untuk dokumentasi. Penemuanpenemuan lain dan rekomendasi dapat didokumentasikan secara terpisah. Langkah 8 - Evaluasi checklist dan proses wawancara Langkah terakhir adalah mengevaluasi keefektifan checklist dan pewawancara. Beberapa pertanyaan yang dapat dikemukakan, adalah : apakah checklist telah sesuai dengan situasi yang ada apakah checklist telah digunakan dengan sebaik-baiknya apakah wawancara menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan adakah yang harus ditambahkan atau diubah terhadap checklist adakah yang harus ditambahkan atau diubah terhadap penggunaan checklist Tool pengujian kriteria pengujian penerimaan Kriteria pengujian penerimaan merupakan tool yang didesain untuk memperkirakan hasil pengontrolan sistem aplikasi, dan pemeriksaan apakah hasil tersebut sudah dicapai? Checklist menelusuri secara faktual apakah suatu peristiwa telah terjadi, sedangkan kriteria pengujian penerimaan mengukur kebenaran dari peristiwa tersebut. Checklist dan kriteria pengujian penerimaan dapat dikombinasikan dalam dokumen yang sama, sehingga kombinasi ini dapat mengidentifikasi tidak hanya suatu peristiwa telah terjadi, tetapi juga kebenaran dari peristiwa tersebut. Bagian yang paling sulit dari kriteria rencana pengujian penerimaan, yang pertama adalah pengidentifikasian kriteria, dan yang kedua adalah penentuan - faktor kebenaran untuk kriteria tersebut. Kriteria yang harus diidentifikasi untuk pemeriksaan selama instalasi meliputi : kebenaran tanggal untuk instalasi program. kebenaran tanggal untuk pendistribusian operator dan petunjuk pemakaian pemeriksaan bahwa input dalam format lama telah diproses dengan sistem lama. PROSES PENGUJIAN FASE INSTALASI Dalam fase instalasi muncul dua kesulitan bagi tim penguji. Pertama, instalasi merupakan proses terpisah dari pembangunan aplikasi. The function relates tidak untuk memenuhi kebutuhan pemakai, tetapi untuk penempatan aplikasi yang sudah diuji dan dilengkapi. Dalam banyak hal, pengujian ini dilakukan oleh pihak yang berbeda dengan yang telah melakukan pengujian sistem. Kedua, normalnya instalasi berlangsung dalam rentang waktu yang singkat Tidak jarang proses instalasi dilakukan dalam satu jam atau beberapa jam. Oleh karena itu, pengujian harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Hasil pengujian tidak dapat diperoleh dari proses instalasi yang gagal dan dilakukan dalam beberapa jam atau beberapa hari. Hal penting yang harus diperhatikan adalah

bahwa hasil pengujian dapat diperkirakan sebelum proses instalasi berakhir. Tujuan dari pengujian instalasi adalah untuk mengetahui apakah instalasi tersebut berhasil atau tidak dan oleh karena itu hasilnya harus diperoleh secepat mungkin. Dalam banyak hal ini berarti bahwa hasil pengujian tersebut dapat diperkirakan sebelum pengujian dimulai. Proses pengujian fase instalasi, adalah program penguji instalasi disiapkan untuk setiap masalah dari 15 masalah dalam fase instalasi. Setiap program penguji instalasi menjelaskan kriteria yang harus dievaluasi selama pengujian. Pengujian yang direkomendasikan harus meliputi tool dan teknik pengujian yang dianjurkan. Program pengujian fase instalasi biasanya diperlukan untuk instalasi yang bersifat khusus. Referensi : Perry, W.E; A Structured Approach to Systems Testing; QED Information Science; 1983