Pedoman Pengajuan Usulan Proyek Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Buku Biru)

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Pengajuan Usulan Proyek Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Buku Biru)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman Luar Negeri

BAB VII PENDANAAN VII - 1

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

B A B I - UMUM. 5. Keputusan Presiden RI Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI. Menimbang :

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA DENGAN PENYUSUNAN INDIKATOR DAN SASARAN KINERJA

PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN (BUKU II)

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Hibah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007

MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006 BAB I KETENTUAN UMUM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN : Kaitannya dengan fungsi Bappenas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

Dalam Rangka Penyusunan RKP

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83 /PMK. 06/2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

Hibah Daerah. Hibah Daerah meliputi:

Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL. World Bank, IMF, ADB, Eurobank

penerusan utang atau hibah luar negeri kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI & USAHA KECIL DAN DENGAN DANA PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

Rekening Dana Investasi (RDI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH ACEH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 56/PMK.02/2010 TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA KEGIATAN YANG DIBIAYAI PINJAMAN IDB

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I

PENERUSAN PINJAMAN DAERAH. Drs. Sidik Budiman M.Soc.Sc Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Ditjen Perbendaharaan

dilaksanakan dalam kerangka hubungan keuangan antara pemerintah daerah.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Transkripsi:

Pedoman Pengajuan Usulan Proyek Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Buku Biru) Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2003

DAFTAR ISI 1. Pendahuluan A. Umum..... 1 B. Penggunaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri... 1 2. Usulan Proyek dalam Buku Biru A. Umum... 2 B. Lingkup Buku Biru... 2 C. Pencantuman Usulan Proyek... 2 D. Ketentuan Pengajuan Usulan... 3 E. Dokumen Pelengkap... 3 3. Petunjuk Pengisian Daftar Isian A. Umum... 4 B. Gambaran Proyek... 5 C. Pembiayaan Proyek... 6 D. Kesiapan Proyek... 7 E. Sumber Pembiayaan... 7 LAMPIRAN : A. Lampiran I Form Surat Pengantar Penyampaian Usulan Proyek. B. Lampiran II Sektor/Sub Sektor/Program APBN C. Lampiran III Daftar Isian Usulan Proyek.

I. PENDAHULUAN A. Umum Berdasarkan proyeksi makro ekonomi, Pemerintah setiap tahun memperkirakan besarnya kebutuhan pinjaman/hibah luar negeri, baik untuk menutup kesenjangan pembiayaan pembangunan maupun untuk membantu dan mendukung neraca pembayaran internasional. Penggunaan atas pinjaman tersebut perlu dituangkan ke dalam proyek-proyek dan programprogram pembangunan yang diusulkan oleh Pemerintah kepada negara/lembaga pemberi pinjaman/hibah luar negeri. Dalam rangka pengusulan tersebut, perlu dilakukan penilaian dan seleksi atas usulan proyek-proyek yang memerlukan pembiayaan dari pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) termasuk kredit ekspor dari Departemen/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD. Selanjutnya, usulan-usulan proyek dinilai layak dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri dituangkan dalam Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Buku Biru) sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas No: 185/KMK.03/1995 - Nomor: KEP.031/KET/5/1995 tanggal 5 Mei 1995. Guna penyusunan dan perencanaan proyek pembangunan yang akan dibiayai pinjaman/hibah luar negeri, maka disusun pedoman pengajuan usulan proyek tersebut. Pedoman ini mencakup hal-hal penting yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam perencanaan dan perumusan proyek, serta tatacara pengajuan usulan proyek/program termasuk persyaratan format dan kelengkapan dokumen. B. Penggunaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Mengingat pinjaman luar negeri untuk bantuan proyek (project assistance) adalah dana yang tidak murah dan harus dibayar kembali, maka perumusan dan pemilihan proyek perlu dilakukan dengan cermat untuk memperoleh manfaat dan dampak proyek/investasi yang sebesarbesarnya. Oleh karena itu, sangat disyaratkan bahwa proyek yang diusulkan telah dikaji kelayakannya melalui suatu studi kelayakan proyek. Demikian juga halnya dengan bantuan teknis (technical assistance). Walaupun pada umumnya bantuan teknis diberikan dalam bentuk hibah, namun jumlah keseluruhan hibah yang akan diperoleh Pemerintah sangat terbatas. Oleh karena itu, pengusulan bantuan teknis perlu disiapkan dengan cermat pula berdasarkan kebutuhan yang benar-benar tidak dapat dipenuhi selain dari bantuan teknis dari lembaga internasional/negara-negara pemberi hibah. Agar supaya pinjaman luar negeri dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya dan dilaksanakan dengan efisien dan efektif maka penyusunan alternatif proyek (project assistance maupun technical assistance) yang dapat didanai dengan pinjaman/hibah luar negeri perlu mempertimbangkan antara lain: a. Proyek membutuhkan impor barang/jasa yang besar dan barang/jasa tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri. Proyek yang demikian ini tercermin dari besarnya komponen belanja dalam valuta asing yang dibutuhkan untuk pelaksanaan dan pencapaian sasaran programnya, untuk mengurangi penggunaan cadangan devisa; 1

b. Proyek yang diusulkan diyakini akan memperbesar kapasitas nasional, termasuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, meningkatkan pendapatan pemerintah/nasional, memperbesar tabungan dalam negeri, memperkuat cadangan devisa dan khususnya mendorong ekspor. Hal ini mengingat bahwa pinjaman luar negeri merupakan dana yang harus dibayar kembali di waktu yang akan datang sehingga kemampuan membayar kembali harus dijamin dengan adanya peningkatan kapasitas nasional khususnya kemampuan ekspor; c. Proyek memiliki dampak langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan kemampuan barang/jasa produksi dalam negeri sehingga meningkatkan daya saing dan keunggulan komparatif; d. Proyek membutuhkan terjadinya transfer teknologi dalam rangka peningkatan kapasitas nasional. e. Proyek sejalan dengan program-program yang disepakati dalam berbagai konvensi internasional dalam rangka bantuan program pembangunan dari negara maju kepada negara sedang berkembang, seperti pengentasan kemiskinan dan konservasi lingkungan hidup. II. USULAN PROYEK DALAM BUKU BIRU A. Umum Secara umum, Buku Biru adalah daftar usulan proyek (project assistance maupun technical assistance) yang telah dinilai layak oleh Bappenas untuk dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri, termasuk kredit ekspor luar negeri. Dengan demikian, proyek yang tercantum dalam Buku Biru dapat ditindaklanjuti secara resmi oleh pihak-pihak yang terkait untuk ditawarkan kepada calon pemberi pinjaman/hibah luar negeri. Dalam hal, proyek tersebut diminati oleh berbagai negara, maka berdasarkan Buku Biru instansi penanggung jawab proyek yang bersangkutan dapat melakukan persiapan proses pengadaan dalam rangka memperoleh penawaran yang paling menguntungkan negara. Khusus untuk pendanaan proyek yang akan menggunakan kredit ekspor luar negeri, maka permohonan alokasi kredit ekspor baru dapat diajukan setelah proyek yang bersangkutan melalui proses Buku Biru dan dicantumkan dalam Buku Biru. Dalam hal usulan proyek diajukan setelah Buku Biru diterbitkan, maka usulan yang bersangkutan akan diproses untuk penerbitan berikutnya setelah dinilai oleh Bappenas dengan mempertimbangkan kebijakan dan prioritas pembangunan tahun yang sedang berjalan. B. Lingkup Buku Biru a. Usulan baru yaitu usulan proyek yang tujuan dan sasarannya serta lingkup kegiatannya belum pernah dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri atau yang belum pernah dicantumkan dalam Buku Biru; 2

b. Usulan perbaikan/revisi yaitu usulan proyek dalam Buku Biru periode terakhir yang memerlukan penyempurnaan antara lain: uraian lingkup kegiatan, kebutuhan pembiayaannya, atau perbaikan untuk memperjelas maksud, gambaran dan tujuan usulan proyek tanpa mengubah maksud tujuan dan sasaran semula; c. Usulan ulang yaitu usulan proyek yang sudah tercantum dalam Buku Biru periode terakhir yang belum ada kepastian pembiayaan dari pemberi PHLN namun masih prioritas dan perlu dicantumkan kembali dalam Buku Biru yang akan datang. C Pencantuman Usulan Proyek a. Buku Biru akan diperbaharui 2 (dua) kali setahun untuk memberi gambaran usulan proyek selama periode tahun yang bersangkutan, serta untuk memberikan kesempatan kepada instansi pengusul mempersiapkan usulannya sebaik mungkin; b. Usulan dalam Buku Biru tidak perlu diusulkan kembali untuk Buku Biru periode berikutnya sepanjang seluruh sasaran proyek sudah dipastikan dibiayai dengan sejumlah pinjaman/hibah luar negeri dari suatu negara/lembaga; c. Dalam hal suatu usulan proyek telah diprogramkan untuk dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri dalam 2-5 tahun mendatang oleh suatu lembaga/negara pemberi pinjaman (lending program ADB, IBRD, dll), maka usulan tersebut akan dicantumkan dalam Buku Biru sampai diperoleh kepastian pembiayaannya; d. Dalam hal suatu proyek perlu dimulai dengan bantuan teknis (Project Preparation Technical Assistance), maka kegiatan bantuan teknis tersebut dapat menjadi satu kesatuan dalam usulan proyeknya. D. Prosedur Pengusulan Usulan proyek-proyek pinjaman/hibah luar negeri diajukan kepada Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS oleh Menteri Departemen/Kepala LPND/Gubernur/Bupati/Walikota/Direktur Utama BUMN atau Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Departemen/Sekretaris Lembaga atas nama Kepala LPND/Sekretaris Daerah atas nama Kepala Daerah, contoh pada Lampiran I. E. Dokumen Pelengkap a. Usulan proyek-proyek PHLN disusun dalam dua daftar usulan yang terpisah (Lampiran I: Contoh I-2), masing-masing untuk usulan Bantuan Proyek dan usulan Bantuan Teknis. Daftar-daftar ini memuat seluruh usulan, baik usulan baru maupun usulan yang sudah tercantum dalam Buku Biru tahun sebelumnya yang diusulkan kembali (dengan atau tanpa perbaikan). 3

b. Setiap proyek yang diusulkan perlu dilengkapi dengan Daftar Isian (Lampiran IV), baik Usulan Bantuan Proyek maupun Usulan Bantuan Teknis, dengan pedoman sebagai berikut: 1. Daftar isian ditulis dan diisi dalam Bahasa Indonesia, kecuali : nama proyek dalam Bahasa Inggris; dan khusus untuk isian nomor 7, 8 dan 9b. ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; 2. Daftar Isian ditandatangani oleh pejabat minimal setingkat eselon II; 3. Daftar isian diisi tidak dengan tulisan tangan agar mudah dibaca; 4. Daftar isian diisi dengan lengkap, bila ruang tidak cukup dapat dipergunakan halaman tambahan; 5. Untuk masing-masing pertanyaan dalam daftar isian disediakan penjelasan yang terdapat dalam Petunjuk Pengisian Daftar Isian; 6. Daftar Isian diserahkan dalam bentuk hard copy, bukan dalam disket. b. Usulan Bantuan Proyek harus dilengkapi dengan dokumen pra-studi kelayakan, studi kelayakan atau studi-studi kelayakan lainnya; c. Semua usulan Bantuan Teknis harus dilengkapi dengan Kerangka Acuan Kerja (TOR) dalam bahasa Inggris. d. Usulan proyek yang tidak dilengkapi dengan dokumen tersebut (Daftar Isian, Laporan Pra Studi Kelayakan atau Studi Kelayakan, TOR) tidak dipertimbangkan untuk dinilai dan dicantumkan dalam Buku Biru. e. Pedoman Pengusulan dan Daftar Isian (Kuesioner) dapat didownload dari situs Bappenas http://www.bappenas.go.id f. Daftar Isian (Kuesioner) yang telah diisi dapat disampaikan melalui email di bawah ini, sedangkan surat penyampaian usulan harus disampaikan dalam bentuk hardcopy. Direktorat Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan Email: bluebook@bappenas.go.id Telp.: (021) 334-247 Fax: (021) 310-1924 III. PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR ISIAN A. UMUM 01 Nama Proyek Nama proyek harus mampu memberikan gambaran tujuan, kegiatan dan ruang lingkup proyek, termasuk dalam memberikan gambaran lokasi yang memperoleh manfaat atas proyek, namun tetap harus singkat. Contoh : Rehabilitation of Bengkulu Hospital Project. 4

Nama proyek harus mencerminkan pula pertimbangan aspek kewilayahan dan keruangan. Contoh : South Java Flood Control; Sulawesi Agricultural Development Project. 02 Jenis Bantuan a) Bantuan Proyek adalah proyek-proyek yang memerlukan pinjaman/hibah luar negeri dalam bentuk valuta asing atau valuta asing yang dirupiahkan. b) Bantuan Teknis adalah proyek-proyek yang memerlukan bantuan luar negeri dalam bentuk tenaga ahli, pendidikan dan pelatihan, barang dan peralatan dan atau kegiatan pendukung lainnya. 03 Status Pengusulan Pilih salah satu dari jawaban yang tersedia 04 Instansi Penanggung Jawab (Executing Agency) 05 Instansi Pelaksana (Implementing Agency) 06 Lokasi proyek dan perkiraan biaya yang dialokasikan untuk tiap-tiap lokasi. Adalah Departemen/Lembaga/Unit Eselon I/Pemerintah Daerah/BUMN yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan proyek dalam rangka pencapaian tujuan proyek. Adalah instansi yang melaksanakan proyek sesuai dengan ruang lingkup proyek. Apabila suatu proyek dilaksanakan oleh beberapa instansi pelaksana, baris sebelah atas diisi dengan instansi pelaksana utama yang melaksanakan proyek dengan porsi pembiayaan terbesar, baris di bawahnya diisi dengan instansi lain dengan masing-masing porsi pembiayaannya. Persentase biaya dihitung terhadap total biaya proyek. Sebutkan lokasi (tingkat propinsi) di mana proyek akan dilaksanakan. Dalam hal proyek memiliki beberapa lokasi (propinsi), sebutkan alokasi biaya untuk tiap-tiap lokasi tersebut. Persentase biaya dihitung di tiap lokasi terhadap total biaya proyek. 5

B GAMBARAN PROYEK 07 Latar belakang usulan proyek. Merupakan penjelaskan tentang alasan-alasan diperlukannya proyek tersebut meliputi antara lain latar belakang kebutuhan dan permasalahan yang akan dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan. Uraian di sini lebih banyak bertujuan untuk memberi penjelasan kepada calon donor, sehingga perlu diuraikan secara singkat, jelas dan menarik (ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). 08 Tujuan Proyek Merupakan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai setelah kegiatan proyek selesai dalam rangka memecahkan permasalahanpermasalahan yang dikemukakan dalam latar belakang dan alasan diusulkannya proyek. Tujuan tersebut bisa merupakan tujuan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek atau tujuan yang sifatnya spesifik. Usahakan agar uraian tersebut dapat ditampung dalam ruang yang disediakan (ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). 09 Kegiatan Proyek a Jenis kegiatan proyek Bisa diisi lebih dari satu b Uraian kegiatan utama proyek Merupakan penjelasan singkat namun terperinci mengenai ruang lingkup kegiatan beserta volume kegiatan proyek (ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Uraian harus mampu menggambarkan kesesuaiannya dengan nilai proyek. 10. Program Anggaran a) Tuliskan Sektor, Sub-sektor, dan Program APBN yang menampung usulan proyek yang bersangkutan. b) Apabila usulan proyek ditampung oleh beberapa program, tuliskan program-program yang terkait dan porsi biaya untuk setiap program terhadap total biaya proyek. c) Tuliskan kode masing-masing Sektor, Sub-sektor dan Program sesuai dengan kode sektor/subsektor/program anggaran. Penulisan kode program harus lengkap 5 digit. (Lihat lampiran Daftar Sektor, Subsektor dan Program Anggaran). 11. Tema utama proyek Tandai pada salah satu pilihan yang paling sesuai dengan tujuan proyek. 12. Waktu Pelaksanaan Rencana saat dimulainya pelaksanaan proyek dan perkiraan saat berakhirnya pelaksanaan proyek tersebut (bulan dan tahun). 13. Kandungan Lokal Diisi dengan perkiraan persentase kandungan lokal untuk setiap jenis kegiatan proyek (sesuai isian no. 10a) terhadap total biaya tiap-tiap jenis kegiatan tersebut. 6

14. Proyek/bantuan teknis terkait Diisi dengan nama proyek dan nomor ID proyek-proyek yang langsung terkait dengan proyek yang diusulkan, baik yang bersamasama diusulkan maupun yang berasal dari Buku Biru tahun-tahun sebelumnya. C PEMBIAYAAN PROYEK 15. Total Biaya Proyek (Untuk Bantuan Proyek dan Bantuan Teknis) Apabila usulan proyek merupakan usulan Bantuan Teknis Total biaya adalah keseluruhan biaya, baik untuk pembelanjaan barang dan jasa dari luar negeri (Foreign Exchange Expenditure) maupun untuk pembelanjaan barang dan jasa di dalam negeri (Local Expenditure), termasuk pajak-pajak, yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek, yang dibiayai dari rupiah murni maupun pinjaman/hibah luar negeri. Perkiraan biaya tersebut dinyatakan dalam ekivalen USD. Diperinci ke dalam Foreign Exchange Expenditure dan Local Expenditure sesuai kolom yang tersedia, baik untuk usulan Bantuan Proyek maupun usulan Bantuan Teknis. Perincikan total biaya proyek ke dalam komponen-komponen biaya untuk : tenaga ahli, pendidikan/pelatihan, pembelian peralatan dan lain-lain. Untuk tenaga ahli dan pendidikan/pelatihan sebutkan jumlah orangbulannya (man-month). 16. Jumlah PHLN yang diharapkan a) Perincian PHLN Isikan perkiraan kebutuhan total pinjaman atau hibah untuk pelaksanaan proyek, baik hibah, pinjaman lunak maupun kredit ekspor. Isikan perincian kebutuhan PHLN untuk masing-masing jenisnya. b) Alasan diperlukannya pinjaman atau hibah luar negeri tsb. Merupakan isian penjelasan mengenai alasan diusulkannya jenis bantuan tersebut untuk pembiayaan proyek. c) Cara penyaluran Beri tanda [X] pada salah satu pilihan atau kedua-duanya. 17 Dana Pendamping Isikan perkiraan jumlah dan sumber dana pendamping dari rupiah murni yang diperlukan, yang dapat disediakan oleh Departemen/Lembaga/BUMN/BUMD maupun Pemerintah Daerah (dalam ekivalen USD). Jumlah nilai pada no. 17 ditambah jumlah nilai pada no. 16 harus sama dengan total nilai proyek pada no. 15. 18 Biaya Operasi dan Pemeliharaan a) Perkiraan jumlah biaya Isikan besarnya perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan (dalam rupiah) yang diperlukan setiap tahun setelah proyek selesai. b) Sumber pembiayaan Beri tanda [X] pada pilihan asal sumber pembiayaan untuk biaya operasi dan pemeliharaan tersebut. D KESIAPAN PROYEK 7

19 Status Kesiapan Proyek a) Kerangka Acuan Kerja Beri tanda [X] pada pilihan kotak yang sesuai dengan tahap perumusan Kerangka Acuan Kerja yang sudah dilaksanakan. b) Studi Kelayakan Beri tanda [X] pada pilihan kotak yang sesuai dengan tahap studi kelayakan yang sudah dilaksanakan. c) Aspek yang perlu disurvei dan dinilai dalam persiapan proyek, serta rencana tindaklanjutnya 20 Gambaran ukuran-ukuran kelayakan proyek. Beri tanda [X] pada pilihan aspek-aspek yang perlu diteliti dan dianalisis untuk mengetahui kelayakan proyek, serta tindak lanjut pelaksanaan studinya, baik oleh Depertemen/ Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagai penanggung jawab proyek, maupun oleh donor yang sudah berminat, serta oleh lembaga yang independen, dalam rangka persiapan proyek. Pilihan dapat lebih dari satu. Yang dimaksud dengan ukuran kelayakan adalah ukuran-ukuran yang digunakan untuk memperlihatkan bahwa usulan proyek yang satu lebih bermanfaat atau lebih menguntungkan dibandingkan dengan usulan proyek yang lain, berdasarkan metode analisis tertentu (pilih dan isikan ukuran-ukuran yang dimungkinkan). a. Ukuran kuantitatif Dalam hal analisis manfaat proyek menghasilkan ukuran-ukuran kuantitatif, isikan besaran-besaran IRR, NPV, Benefit/Cost Ratio, atau Break-even Point yang dihasilkan. b. Ukuran kuantitatif lainnya Diisi dalam hal ukuran-ukuran kuantitatif pada pertanyaan 20.a tidak dimungkinkan diperoleh, gunakan ukuran-ukuran kuantitatif lain yang tetap dapat memperlihatkan gambaran manfaat atau kelayakan proyek. c. Ukuran kualitatif Dalam hal manfaat atau kelayakan proyek tidak dapat diperlihatkan dengan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif, jelaskan ukuran kualitatif yang mendasari dipilihnya proyek dan mengapa tidak dapat dilakukan analisa kuantitatif. E SUMBER PEMBIAYAAN 21 Inisiatif usulan proyek Beri tanda [X] pada pilihan yang tersedia. 22 Lembaga/Negara yang berminat Beri tanda [X] pada pilihan yang tersedia. Apabila sudah ada pembicaraan dengan calon pemberi PHLN yang berminat, walaupun usulan proyek belum diusulkan secara resmi oleh Bappenas, sebutkan negara/lembaga yang dimaksud. 23 Apakah sudah termasuk dalam rencana pembiayaan penyedia PHLN Beri tanda [X] pada pilihan yang tersedia. Usulan proyek dapat dikategorikan masuk dalam program penyedia PHLN apabila sudah diusulkan secara resmi oleh Bappenas kepada penyedia PHLN dan disepakati untuk ditindaklanjuti. 8

24 Tahapan persiapan yang sudah dilakukan oleh penyedia PHLN Beri tanda [X] pada pilihan yang tersedia. (Isian khusus untuk usulan yang sudah termasuk dalam program penyedia PHLN). 25 Penutupan Biaya (Cost Recovery) Beri tanda [X] pada pilihan sifat pembiayaannya. Yang dimaksud dengan Penutupan Biaya sepenuhnya yaitu apabila seluruh pembiayaan proyek dapat ditutup dengan pendapatan yang diperoleh setelah proyek selesai. 9