KUESIONER VARIABEL DEPENDENT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. prosedur penagihan piutang pajak secara aktif. Selama kegiatan kerja praktek

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi merupakan tahap

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terjadi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENYANDERAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB III HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK Standard Operating Prosedure Penagihan Pajak pada KPP Pratama

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

Pengertian Penagihan Pajak

Presiden Republik Indonesia,

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI 50%

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) mengatakan bahwa pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENETAPAN DAN KETETAPAN

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

: Kuesioner penelitian : Permohonan bantuan pengisian kuesioner penelitian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI ATAS PENAGIHAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian, Unsur, dan Fungsi Pajak. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

KUP KETETAPAN DAN PENAGIHAN PAJAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

A. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penanggung Pajak di. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BUPATI INDRAGIRI HULU

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2005 PAJAK RESTORAN


PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI (JDI) HUKUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK RESTORAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

Pasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

KUESIONER VARIABEL DEPENDENT PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Indikator Sub Indikator : Surat Ketetapan Pajak : STP (Surat Tagihan Pajak) 1 Apakah STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak? 2 Apakah dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa? 3 Apakah STP digunakan sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terhutang menurut SPT Wajib Pajak? 4 Apakah STP sebagai sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda? Sub Indikator : SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) 5 Apakah SKPKB menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang harus dibayar?

6 Apakah SKPKB hanya dapat diterbitkan terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban material? 7 Apakah SKPKB sebagai koreksi atas jumlah yang terhutang menurut SPT-nya? Sub Indikator : SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan) 8 Apakah SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan? 9 Apakah SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terhutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaanl? 10 Apakah jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam SKPKBT, ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut?

Indikator : Sanksi Administrasi Sub Indikator : Bunga Pajak 11 Apakah sanksi asministrasi berupa bunga dapat dibagi menjadi bunga pembayaran, bunga penagihan, dan bunga ketetapan? 12 Apakah bunga pembayaran dilakukan karena pembayaran pajak tidak tepat waktu dan pembayaran pajak tersebut dilakukan sendiri tanpa adanya surat tagihan pajak? 13 Apakah bunga penagihan karena pembayaran pajak yang ditagih dengan surat tagihan tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran? 14 Apakah bunga ketetapan dimasukkan dalam surat ketetapan pajak tambahan pokok pajak? 15 Apakah bunga ketetapan pajak dikenakan maksimum 24 bulan? Sub Indikator : Denda Pajak 16 Apakah wajib pajak akan dikenakan denda sebesar Rp.100.000,-,atau Rp.500.000,-,atau Rp.1.000.000,- jika tidak atau terlambat menyampaikan STP?

17 Apakah pembetulan sendiri, SPT tahunan atau SPT masa tapi belum disidik dikenakan denda administrasi 150%? 18 Apakah wajib pajak yang tidak melaporkan usahanya dikenakan denda 2%? Sub Indikator : Sanksi lain-lain 19 Apakah denda pidana dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran mapun bersifat kejahatan? 20 Apakah sanksi kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran dan dapat ditujukan kepada wajib pajak dan pihak ketiga?

Bandung, Juni 2009 Hal : Permohonan pengisian kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu Di tempat Dengan hormat, Dalam rangka penyelesaian tugas akhir program Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi pada Universitas Kristen Maranatha, maka saya bermaksud mengadakan studi kasus mengenai Analisis Penerbitan Surat Paksa dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang saya ajukan. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu dalam mengisi kuesioner yang saya sediakan, saya ucapkan banyak terima kasih. Hormat saya, (Desmawaty Sinaga)

KUESIONER VARIABEL INDEPENDENT PENERBITAN SURAT PAKSA ( UU RI No.19 Tahun 2000) Petunjuk! Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak jawaban yang telah tersedia. Indikator : Menerbitkan Surat Teguran Sub Indikator : Tidak Melunasi Utang Pajak Setelah Tanggal Jatuh Tempo 1 Apakah Surat Teguran disampaikan kepada wajib pajak/penanggung pajak sampai batas waktu 7 hari setelah jatuh tempo? 2 Apakah Surat Teguran dicatat pada Buku Register Pengawasan Penagihan? 3 Apakah Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Surat Teguran sebelum disampaikan kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak?

Indikator : Penerbitan Surat Paksa Sub Indikator : Buku Registrasi Tindakan Penagihan 4 Apakah Jurusita meneliti Buku Registrasi Tindakan Penagihan setelah dikeluarkan Surat Teguran? 5 Apakah berkas penagihan Wajib Pajak/Penanggung Pajak terlebih dahulu dicatat dalam Buku Registrasi Tindakan Penagihan? Sub Indikator : Buku Registrasi Pengawasan Penagihan 6 Apakah Jurusita meneliti Buku Registrasi Pengawasan Penagihan sebelum Surat Paksa dikeluarkan? 7 Apakah berkas penagihan Wajib Pajak/Penanggung Pajak terlebih dahulu dicatat dalam Buku Registrasi Pengawasan Penagihan? Sub Indikator : Jurusita 8 Apakah Jurusita yang melaksanakan tindakan penagihan pajak? 9 Apakah setelah Surat Paksa dibuat, diserahkan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf?

10 Apakah setelah Surat Paksa diteliti dan diparaf oleh Kepala Seksi Penagihan diteruskan kepada Kepala KPP untuk ditanda tangani? 11 Apakah Jurusita yang melaksanakan pengeluaran Surat Paksa terhadap Wajib Pajak/Penanggung Pajak? 12 Apakah Jurusita mendatangi tempat tinggal Wajib Pajak/Penanggung Pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri? 13 Apakah setelah Surat Paksa dilaksanakan, Jurusita membuat Laporan Pelaksanaan Surat Paksa? Indikator : Penyitaan Sub Indikator : Pengeluaran SPMP sejak Surat Paksa dikeluarkan 14 Apakah SPMP dikeluarkan setelah 2X24 jam sejak Surat Paksa dikeluarkan? 15 Apakah Jurusita meneliti Buku Pengawasan Penagihan setelah dikeluarkan Surat Paksa? 16 Apakah setelah SPMP dibuat, SPMP diteliti dan diparaf kepada Kepala Seksi Penagihan? 17 Apakah SPMP dilanjutkan kepada Kepala KPP untuk ditanda tangani? 18 Apakah nomor dan tanggal SPMP dicatat pada Buku

Register Pengawasan Penagihan, Buku Registrasi Tindakan Penagihan, dan SKPKB/SKPKBT? 19 Apakah SPMP diserahkan kepada Jurusita? Sub Indikator : Buku Produksi Harian Jurusita 20 Apakah setelah menerima SPMP, Jurusita mencatat nomor SPMP pada Buku Produksi Harian Jurusita? 21 Apakah setelah menerima SPMP, Jurusita mencatat tanggal SPMP pada Buku Produksi Harian Jurusita? Sub Indikator : Berita Acara Sita 22 Apakah setelah penyampaian SPMP kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak Jurusita membuat Berita Acara Sita? 23 Apakah sebelum diserahkan kepada Kepala Seksi Penagihan, nomor dan tanggal Berita Acara Sita dicatat pada Buku Registrasi Berita Acara Sita? 24 Apakah pembuatan Berita Acara Sita paling lama 3 hari setelah pelaksanaan penyampaian SPMP? 25 Apakah Berita Acara Sita diserahkan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk ditanda tangani?

Indikator : Pelelangan Sub Indikator : Tidak melunasi Utang Pajak Setelah Tanggal Penyitaan 26 Apakah pelelangan akan dilaksanakan apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak belum juga melunasi utang pajaknya? 27 Apakah pelelangan akan dilaksanakan setelah 14 hari sejak tanggal pelaksanaan SPMP? 28 Apakah Kepala Seksi Penagihan yang membuat Konsep Pengumuman Lelang Sub Indikator : Penetapan Tanggal dan Tempat Pelelangan 29 Apakah tanggal pengumuman lelang dicatat dalam Buku Register Pengawasan Penagihan, Buku Register Tindakan Penagihan, dan pada tindakan STP/SKPKB/SKPKBT? 30 Apakah Kepala KPP yang mengeluarkan permintaan jadwal waktu dan tempat pelelangan pada Kantor Lelang Negara setempat? 31 Apakah Kepala KPP yang mengajukan permintaan penetapan tanggal dan tempat pelelangan?

Sub Indikator :Surat Pemberitahuan Lelang kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak 32 Apakah Jurusita yang memberitahukan kepastian tanggal dan tempat dilaksanakan pelelangan kepada Wajib Pajak Penanggung Pajak? 33 Apakah Surat Pemberitahuan Lelang merupakan peringatan terakhir kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak? Indikator : Pencegahan dan Penyanderaan Sub Indikator : Penyanderaan 34 Apakah penyanderaan merupakan pengekangan sementara waktu kebabasan penanggung pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu? 35 Apakah penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,00? 36 Apakah Surat Perintah Penyanderaan diterbitkan oleh Pejabat setelah mendapat ijin tertulis dari Menteri Keuangan atau Gubernur Kepala Daerah Propinsi?

Indikator : Penjualan Barang Sitaan Sub Indikator : Penjualan secara Lelang terhadap Barang yang Disita 37 Apakah hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak yang belum dibayar? 38 Apakah Pejabat yang menghentikan pelaksanaan lelang walaupun barang yang dilelang masih ada? 39 Apakah lelang tetap dilaksanakan tanpa dihadiri oleh Penanggung Pajak? 40 Apakah sisa barang beserta kelebihan uang hasil dikembalikan oleh Pejabat?