BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

c. Turunnya fungsi otak membawa akibat terjadinya perubahan kepribadian anak. Secara keseluruhan gizi buruk yang terjadi pada anak diusia muda

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. tenaga professional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

Rita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi di dunia ini, banyak sekali perubahan dari

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kelelahan merupakan masalah yang umum dialami banyak orang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu mengembangkan seluruh fungsional kemampuannya. Mereka memberikan sumbangan kepada masyarakat yang lain agar hidup ideal dan produktif dengan cara memperbaiki proses. Dibidang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang sangat berperan dalam suatu proses kerja. Tenaga kerja bekerja untuk mencapai suatu hasil yang positif tetapi tidak terlepas dari berbagai dampak negatif. Dalam melaksanakan pekerjaannya tiap tenaga kerja beresiko untuk mendapatkan kecelakaan dengan gangguan kenyamanan, gangguan kesehatan, dan penurunan produktivitas kerja. Salah satu gangguan kesehatan yang dapat mendahului kerja dan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja biasanya didahului penyakit akibat kerja adalah timbul kelelahan kerja. Kelelahan kerja sering kali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performance dan berkurangnya kekuatan dan ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. 1 Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja dapat menurunkan kinerja seorang pekerja dan menambah tingkat keselahan kerja. 1 Wigjosoebroto, Ergonomi Teknik dan Tata Cara Pengukurannya, Guna Widya, 1992

Penelitian yang dilakukan Akerstedt et al (2002) menyebutkan dari 85.115 sampel pekerja sebanyak 32,8 % menderita kelelahan. Kelelahan kerja sangat sering dikeluhkan oleh para pekerja dengan beban kerja yang berat. Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang melakukannya. 2 Kelelahan kerja kebanyakan diakibatkan kurang seimbangnya berat pekerjaan yang diterima si pekerja. Misalnya seorang pekerja yang seharusnya bekerja selama 8 jam perhari harus mendapat tambahan tugas, melebihi jam pulangnya kerja. Dan hal ini memicu terjadinya kelelahan terhadap pekerja, seperti terjadinya keluhan-keluhan, seperti pegal, pusing, cepat menagntuk dan lain-lain. Menurut Barnes (1980), kelelahan kerja dalam individu berkaitan dengan tiga gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah, perubahan psikologis dalam tubuh dan menurunnya kinerja dan produktivitas kerja. Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan ini disebut kapasitas orang dewasa. Jadi untuk memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan 2 Suma mur Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, 1996

tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, disamping memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja secara maksimal. Dalam hal pemenuhan kebutuhan energi, manusia tunduk pada hukum termodinamika yaitu : untuk menghasilkan energi, manusia harus menyerap energi dari luar yaitu dari makanan. Jika jumlah energi yang diperoleh tidak cukup, maka tubuh akan melakukan penghematan terhadap pemakaian energi, untuk menjamin berbagai reaksi biokomia dalam tubuh tetap berlangsung secara normal. Untuk menghemat energi, tubuh melakukan berbagai penyesuaian antara lain : memperlambat kecepatan kerja, membatasi kegiatan otot sampai seminimal mungkin dan tidak melakukan hal-hal yang akan menambah pengeluaran energi. 3 Dengan demikian apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka orang akan bekerja dibawah kapasitas seharusnya. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan kekurangan energi akan menyebabkan turunkannya kekuatan otot (Muscular Stregth) dan ketepatan gerak otot yang menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitian itu terbukti jika orang dewasa hidup dengan kandungan energi dan makanan sebanyak 1800 kal setiap hari, ia akan kehilangan ototnya sebesar 30 % dan efisiensi kerjanya turun 11 %. Secara keseluruhan kandungan energi yang rendah dalam makanan dapat membawa dampak berupa : menurunnya 3 Sjahmien Moehji, Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk,Bharatara, 2003.

kegiatan otot (muscular activities), berkurangnya kekuatan otot (muscular strength), efisiensi kerja otot rendah (muscular efficiency) lama waktu mampu bekerja berkurang (duration of work). 4 Seorang ahli bernama Becker menyebutkan bahwa perilaku hidup serta mencakup atas tujuh aspek, yang salah satunya adalah makan dan menu seimbang. Menu seimbang dalam arti kualitas (mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh) dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas, di Indonesia dengan makanan gizi seimbang. 5 Sarapan pagi merupakan hal penting yang harus dipikirkan dan dilakukan oleh setiap orang. Sarapan pagi dapat menambah energi pada jiwa manusia sehingga mampu melakukan setiap aktivitas dengan optimal. Banyak kajian yang menyebutkan bahwa sarapan pagi terbukti membuat kehidupan lebih berkualitas tidak hanya untuk kesehatan dan kebugaran, tetapi juga tingkat kejiwaan emosional. 6 Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh. 5 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.2003 6 Bisnis Indonesia, Sarapan Pagi di Kalangan Masyarakat Saat Ini,Februari. 2005

Gizi buruk dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan sering menderita sakit. Penyelidikan-penyelidikan membuktikan bahwa manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhannya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti sejak saat itu, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi semata-mata untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah dia dapat, atau membuat keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat keadaan gizinya lebih baik. Daya tahan tubuh yang lemah dapat mengakibatkan pekerja tidak dapat bekerja. Gizi buruk pun dapat mengakibatkan daya kerja fisik menurun. Pekerja yang tidak mendapatkan gizi yang baik dalam kehidupan sehari-hari, bisa menyebabkan daya fisiknya menurun. 7 Karenanya jika pekerja mengalami daya kerja menurun prestasi kerja dari pekerja tersebut juga rendah dan dapat mengakibatkan produktivitas kerjanya menurun dan dapat merugikan pihak perusahaan tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa ataupun pihak pekerja itu sendiri karena mendapatkan kemungkinan diakhiri kontrak kerjanya. Menurut pedoman Ilmu Gizi Seimbang (PUGS) tahun 2003, sarapan sangat bermafaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah sarapan dapat memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi 7 Sjahmien Moehji,B.Sc Ilmu Gizi.Bhratara karya Aksara, Jakarta 1986

belajarnya pun menjadi lebih baik. Jika kadar gula dalam darah turun dapat membuat loyo dan tidak bergairah. 8 Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang bidang pengairan normalisasi saluran sungai merupakan perencanaan teknis pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi pengairan. Kegiatan dari pemeliharaan normalisasi saluran sungai ini merupakan indikator kinerja program pembangunan banjir atau normalisasi saluran sungai. Pekerjaan normalisasi saluran sungai ini sangatlah berdampak sangat besar pada masyarakat Kota Tangerang, Hal ini dapat dilihat dari terpeliharanya Daerah Aliran Sungai di Kota Tangerang dan pekerjaan yang dilakukan pekerja sangat berat. Dengan beban pekerjaan yang berat, Pekerja yang menangani normalisasi ini dapat mengalami resiko kelelahan kerja. Pekerja ini memerlukan gizi yang cukup untuk memenuhi energi agar tidak mengalami kelelahan. Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas maka, dapat dikatakan bahwa, gizi berhubungan secara signifikan terhadap kelelahan kerja, oleh karenanya berpijak terhadap hal tersebut diatas maka penulis mencoba mencari hubungan kelelahan pada pekerja yang mempunyai kebiasaan sarapan dengan pekerja tanpa kebiasaan sarapan pagi. Ada sebagian pekerja yang merasa kelelahan meskipun mereka melakukan kebiasaan sarapan pagi, tetapi ada juga beberapa pekerja 8 Khomsan Ali, Pangan dan Gizi, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2003

mengatakan bila mereka tidak melakukan kebiasaaan sarapan pagi mereka tidak mengalami kelelahan. Dari data yang didapat di lapangan bahwa pekerja lapangan bahwa 23 orang pekerja lapangan mempunyai kebiasaan tidak sarapan pagi dikarenakan jam kerja dan jarak lokasi kerja yang jauh sehingga mereka sering mengalami kelelahan, sedangkan 12 orang pekerja mempunyai kebiasaan sarapan pagi dan mereka pun tidak mengalami kelelahan. Melihat hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara sarapan pagi dengan kelelahan kerja pekerja normalisasi saluran sungai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. B. Identifikasi Masalah Kelelahan kerja pada pekerja sering dikeluhkan oleh pekerja. Lamanya waktu bekerja yang tidak sesuai dengan beban kerja Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, status gizi, kondisi kesehatan, kondisi psikologi dan sikap kerja. Jenis kelamin dapat menentukan tingkat kelelahan kerja. Biasanya wanita lebih mudah lelah dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan dan menopause. 9 Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak dapat 9 Suma mur PK. PK. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. 1996

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Menurut Emil Salim, gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada kayawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Lebih dari itu status gizi dapat mempengaruhi kelelahan, yaitu jika seseorang mengalami status gizi buruk atau kurang normal maka akan mempercepat kelelahan kerja. 10 Lama tidur berpengaruh pada daya tahan tubuh dalam melakukan pekerjaan. Dalam rangka menghindari efek kelelahan kumulatif diperlukan istirahat tidur sekitar 7 jam sehari. Selama tidur tubuh diberi kesempatan untuk membersihkan pengaruh-pengaruh atau zat-zat yang kurang baik dari dalam tubuh. Kondisi kesehatan atau status kesehatan dapat mempengaruhi kelelelahan kerja yang dapat dilihat dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa contoh penyakit yang mempengaruhi kelelelahan : jantung, gangguan ginjal, asma, tekanan darah rendah dan tekanan darah tinggi. Kondisi psikologi sangat berpengaruh, karena tenaga kerja yang sehat adalah tenaga kerja yang produktif sehingga kesehatan psikis perlu diperhatikan untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Lingkungan kerja 10 Emil Salim.. Green Company Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Astra Internasional TBK.2002

mekanis dan lingkungan kerja fisik yang buruk akan meimbulkan perasaan tidak nyaman, menjemukan, menganggu konsentrasi dan emosi tenaga kerja. 11 Sikap tubuh dalam bekerja adalah sikap yang ergonomi sehingga dicapai efisiensi kerja dan produktivitas yang optimal dengan memberikan rasa nyaman dalam bekerja. Apabila sikap tubuh salah dalam melakukan pekerjaaan maka akan mempengaruhi kelelelahan kerja. 12 Kelelahan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah diantaranya adalah masalah gizi yang dikonsumsi oleh pekerja. Untuk meghasilkan energi,manusia harus menyerap energi dari luar yaitu dari makanan. Jika jumlah energi yang diperoleh tidak cukup, maka tubuh akan melakukan penghematan terhadap pemakaian energi, untuk menjamin berbagai reaksi biokimia dalam tubuh tetap berlangsung secara normal. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui Perbedaan Antara Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Normalisasi Saluran Sungai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis hanya membatasi masalah pokok yaitu mengkaji kaitan kelelahan yang dialami oleh pekerja normalisasi saluran sungai Dinas Pekerjaan umum Kota Tangerang. Karena keterbatasan waktu dan biaya, sehingga penulis memilih judul Perbedaan Antara Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Kelelahan Pada 11 Depnaker Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Keselamatan Kerja Jakarta: Depanaker. 2004 12 Suma mur PK. PK.. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata: CV Haji Masagung 1999

Pekerja Normalisasi Saluran Sungai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada Perbedaan antara sarapan dan tidak sarapan terhadap kelelahan bagi pekerja. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Perbedaan sarapan dan tidak sarapan terhadap Kelelahan bagi Pekerja Normalisasi Saluran Sungai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang 2. Tujuan Khusus a. Mengukur kelelahan pada pekerja yang tidak sarapan. b. Mengukur kelelahan pada pekerja yang sarapan. c. Menganalisa perbedaan kelelahan yang sarapan dan yang tidak sarapan. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Dengan diketahuinya adanya perbedaan antara sarapan dan tanpa sarapan terhadap kelelahan pekerja, pihak instansi dapat memberikan pembinaan tentang kebiasaan sarapan yang benar bagi pekerja. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonusa Esa Unggul

Sebagai masukan dalam mengembangkan terutama ilmu keselamatan dan kesehatan kerja terutama mengetahui hubungan sarapan pagi dengan kelelahan kerja. 3. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan penambahan pengetahuan dalam upaya penyelarasan antara ilmu yang didapat selama kuliah dengan keadaan yang nyata didalam masyarakat, serta sebagai bekal dalam menghadapi permasalahan di masa yang akan datang.