Pendahuluan Budidaya Rumput Laut A. Pemilihan lokasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Rencana Kegiatan panen

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

3.3 Teknik Budidaya Rumput Laut (Gracillaria verrucosa) dengan Metode Longline Rumput laut adalah salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN UMUM BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

II. METODE PENELITIAN

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

5 AGRIBISNIS RUMPUT LAUT

III.TATA CARA PENELITIAN

Oleh : ONNY C

PENGKAYAAN STOK TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di


Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

Iklim Perubahan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali di terjemahkan seaweed bukan sea grass yang sering di sebut dengan

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

bio.unsoed.ac.id 2. Bibit seragam pertumbuhannya 2. Daun bibit panjang 4-5 cm lebar 0,5-{,75 cm

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Lokasi Budidaya

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

II. METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN BUAH LADA

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda keras lainnya. Secara taksonomi dikelompokkan ke dalam divisio

BAB III METODE PENELITIAN

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

PRODUKSI Gracilaria verrucosa YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK DENGAN BERAT BIBIT DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Transkripsi:

Pendahuluan Rumput laut tergolong tanaman tingkat rendah, umunya tumbuh melekat pada substrat tertentu tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati tetapi hanya menyerupai batang thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik. Rumput laut banyak digunakan sebagai obat dan bahan makanan serta bahan industri Pertumbuhan dan penyebaran sangat tergantung dari faktor-faktor oceanografi (fisika, kimia dan pergerakan air) serta substrat dasarnya. Untuk pertumbuhannya, rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui thallusnya. Perkembangbiakan dilakukan dengan dua cara yaitu secara kawin antara gamet jantan dan betina serta secara tidak kawin melalui fegetatif dan konjungatif secara taksonomi. Rumput laut dikelompokkan kedalam difisi thallofita berdasarkan kandungan pigmennya rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu : Rhodophypeae, Phaeophyteae, Chlorophyceae, Cyanophyceae Secara umum rumput laut dijumpai tumbuh di daerah perairan yang dangkal dengan kondisi dasar perairan berpasir, sedikit lumpur, atau campuran keduanya rumput laut memiliki sifat bentik (melekat) dan disebut juga bentik algae disamping itu, rumput laut juga hidup sebagai fito bentos dengan cara melekatkan thalus pada subtrat pasir, lumpur bepasir, karang, karang mati, kulit kerang dan kayu. Faktor biologi utama yang jadi pembatas produktifitas rumput laut yaitu factor persaingan dan pemangsa ari hewan herbivore selain itu, dapat pula di hambat oleh factor mortalitasitu sendiri Budidaya Rumput Laut A. Pemilihan lokasi keberhasilan budidaya rumput laut sangat ditentukan sejak peentuan lokasi. Hal ini dikarenakan prodikusi dan kualitas rumput laut.dipengaruhi factor factor ekologi yang meliputi kondisi subtart perairan, kualiyas air, iklim, dan geografis dasar perairan. Budidaya rumput laut dapat dilakukan di laut dengan jenis eucheuma sp. Dan untuk budidaya di tambak dan muara sungai adalah jenis gracilria sp. Untuk jenis eucheuma sp syarat lokasinya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi dasar perairan Umumnya dasar perairan berupa pasir kasar yang bercampur dengan pecahan karang. Kondisi substrat dasar seperti ini menunjukan adanya pergerakan air yang baik, sehingga cocok untuk budidaya rumput laut 2. Tingkat kejernihan air Keadaan perairan sebaiknya relative jernih dengan tingkat kecerahan tinggi dan jarak pandang kedalaman dengan alat secchidisk mencapai 2 sampai 5 meter. Kondisi seperti ini dibutuhkan agar cahaya matahari dapat mencapai tanaman untuk proses fotosintesis. 3. Salinitas Salinitas untuk pertumbuhan laut yang optimal berkisar 28-33 permil. Oleh karena itu lokasi budidaya diusahakan jauh dari sumber air tawar seperti dekat muara sungai karena dapat menurunkan salinitas air 4. Suhu dan ph air Suhu air yang optimal disekitar tanaman berkisar 26-30 C, sedangkan ph air, antara 6-9 5. Pergerakan air Lokasi budidaya harus terlindung dari arus dan hempasan ombak yang terlalu kuat, apabila hal ini terjadi akan merusak dan menghanyutkan tanaman. Pergerakan air berkisar 0.2-0.4 m/detik akan mempermudah pergantian dan penyerapan hara yang diperlukan rumput laut. 6. Pencemaran air Hindari lokasi yang berdekatan dengan sumber pemcemaran air seperti industri dan tempat bersandarnya kapal-kapal 7. Kedalaman air Kedalaman air pada saat surut terendah, minimal 0.40 m sampai kedalaman dimana sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan petani mampu melakukan kegiatan 8. Aman dari predator dan competitor Lokasi budidaya bukan merupakan lokasi budiddaya bukan merupakan tempat berkumpulnya predator rumput laut, seperti ikan, penyu, bulu babi dan herbivora lainnya. Selain itu untuk keamanan dan keberlanjutan budidaya maka lokaasi yang dipilih bukan merpakan tempat yang menjadi jalur pelayaran Sedangkan untuk budidaya jenis gracilria sp. di tambak syarat lokasinya adalah adalah :

Persyaratan lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk budidaya gracilaria sp. Antara lain : 1. Lokasi tambak yang baik yaitu tambak yang masih dipengruhi oleh pasang surut air laut dengan maksud untuk memudahkan penggantian air dalam tambak. Saluran keluar masuk air laut cukup lancar dan tergantung pada kondisi geografinya, pada umunya berjarak antara 300-1000 m dari pantai 2. Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit Lumpur 3. Tambak yang ideal mempunyai saluran pemasukan dan pengeluaran air yang berbeada 4. Pergantian air tamabak mudah dilakukan 5. Salinitas air tambak berkisar 15-30 permil 6. Suhu air berkisar 20-28 0 C 7. ph air 6-9 8. Kedalaman air tambak dapat diatur minimal 0.5-1 m 9. Kondisi air tidak terlalu keruh sehinggacahaya matahari dapat cukup menembus kedalam dasar air 10. Bebas polusi dan pencemaran baik limbah yang berasal dari industri maupun rumah tangga 11. Dekat dengan sumber air tawar untuk menurunkan ssalinit sesuai dengan yang disaratkan 12. Akses menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi B. Persiapan Penanaman 1. Kriteria bibit yang baik Bibit yang ditanam harus berkualitas baik agar tanaman dapat tumbuh sehat,dengan kriteria Bibit yang digunakan merupakan thallus muda yag bercabang banyak, rimbun dan berujung runcing Bibit harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka atau terkelupas akibat terserang penyakit atau terkena bahan cemaran Bibit rumput laut harus terlihat segar dan berwaran cerah Bibit harus seragam dan tidak boleh bercampur dengan jenis lain Berat bibit diupayakan seragam sekitar 100 gram perikatan atau rumpun 2. Pengepakan bibit sebelum diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain bibit yang akan ditanam

sebaiknya dikemas supaya tidak mengalami kerusakan 3. Penanganan bibit dalam pengangkutan Selama dalam pengangkutan biarkan bibit tetap lembab/ basah tetapi tidak sampai meneteskan air. Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan atau embun karena dapat merusak bibit. Selain itu bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung, terkena minyak serta jauh kan bibit dari sumber panas lainya. 4. Penyimpanan bibit sebelum ditanam Sebaiknya bibit segera ditanam setelah sampai dilokasi budidaya, apabila tidak bisa segera ditanam karena waktu yang tak memungkinkan sebaiknya bibit di keluarkan dari kantong plastik dan disiram air laut. bibit rumput laut jangan direndam dalam wadah karena akan mengeluarkan lendir kemudian membusuk dan mati C. Penanaman Penanaman Rumput laut jenis eucheuma sp.dapat dilakukan mengunakan beberapa metode, antara lain : 1. Metode lepas dasar Dilakukan dilokasi yang memiliki substrat karang berpasir atau pasir dengan pecahan karang dan terlindung dari hempasan gelombang.biasanya lokasi dikelilingi oleh karang pemecah gelombang, metode ini memiliki kedalaman sekitar 0,5 m pada saat suhu terendah dan 3m pada saat pasang tertinggi. Penanaman rumput laut dengan metoe ini dilakukan dengan cara sebagai berkut; a. ikat kan bibit pada tali ris, dapat disiapkan di darat yang terlindung dari matahari maupun hujan. b. Ikatkan bibit seberat 100gr pada talia rafia,kemudian ikatkan rumpun bibit tersebut pada tali ris dengan jarak antara ikatan rumput laut sekitar 25cm. c. Pancangkan patok-patok (tiang kayu atau bambu) pada dasar perairan dengan ketinggian patok sekitar 35-40cm di atas dasar perairan. d. Rentangkan tali ris pada tali utama dengan jarak antara tali ris sekitar 25cm sehinghga jarak tanam antar rumpun rumput laut sekitar 25x25 cm. 2. Metode rakit apung Merupakan budidaya rumput laut dengan cara mengikat rumput laut pada tali ris yang di ikatkan pada rakit apung yang terbuat dari bambu satu unit rakit

apung berukuran 2,5x5,0 m yang dapat di rangkai menjadi satu unit lainnya. Satu rangkaian maksimal 5 unit dengan jarak 1m, kedua ujung rangkaian diikat tali yang diberi pemberat agar tidak hanyut. Jarak tanam antar rumpun rumput laut sekitar 25x25 cm dengan berat bibit 100g untuk setiap ikatan. Tanaman harus selalu berada di bawah permukaan air dan mulai minggu ke empat sampai panen, tanaman diusahakan berada pada kedalaman sekitar 30-40cm di bawah permukaan air. 3. Metode Rawai Merupakan cara yang paling banyak diminati petani karena disamping fleksibel dalam pemilihan lokasi, juga biaya yang di keluarkannya lebih murah. Adapun teknik budi daya rumput laut dengan metode ini,yaitu : a. Ikat bibit rumput laut pada tali ris dengan jarak 25cm dan panjang tali ris mencapai 50-75m yang di rentangkan pada tali utama 10mm. b. Ikatkan tali jangkar pada kedua ujung tali utama yang di baeahnya sudah di ikatkan pada jangkar, batu karang, atau batu pemberat. c. Untuk mengapungkan rumput laut, ikatkan pelampung dari Styrofoam, botol polietilen 500mili, atau pelampung khusus pada tali ris. d. Ikat pelampung tersebut dengan tali penghubung ke tali ris sepanjang 10-15cm di bawah permukaan air laut. Pada minggu ke empat sampai panen, pada tali ris di berikan beban tambahan supaya tanaman berada pada kedalaman 30-40cm. Pada satu bentangan tali utama dapat di ikatkan pada tali ris dengan jarak antar tali ris sepanjang 1m. hal ini bertujuan untuk mengantisipasi beradunya tali ris akibat gelombang atau arus laut. Peralatan dan bahan yang di perlukaqn untuj satu blok yang terdiri dari 6 rentangan tali ris dengan luas satu blok 5x50 m (panjang taki ris 50m dengan jarak antar tali ris 1m). Sedangkan penanaman jenis gracilaria sp ditambak dapat dilakukan dengan metode tebar, yaitu dengan cara menebarkan rumpun bibit cecara merata dalam tambak. Adapun cara dalam penebaran bbit dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Setelah tambak bersih dari predator, tebar bibit secara merata kedalam tambak dengan berat rumpun atau genggaman bibit sekitar 100 g/rumpun 2. Untuk 1 hektar tambak memerlukan bibit sebanyak 1-2 ton, tergantung tingkat kesuburan tambak

3. Rumput laut bisa ditanam secara polikultur dengan banding. Disarankan penanaman sejumlah 1500-2000 ekor bandeng/ha, namun banding harus sudah dipanen bila ukurannya mencapai 4 ekor/kg, selain banding udangpun bisa ditebar bersama rumput laut dengan kepadatan 5000 ekor/ha. C. Pemeliharaan Pemeliharaan pertumbuhan rumput laut untuk ketiga metode diatas hampir sama yaitu membersihkan Lumpur dan kotoran yang melekat pada rumput laut; menyulam tanaman yang rusak atau lepas dari ikatan; mengganti tali,patok, bambu dan pelampung yang rusak; dan menjaga tanaman dari serangan predator D. Pengendalian hama dan penyakit Serangan hama dapat berupa ikan penyu, atau predator lainnya sementara penyakit yang sering menyerang yaitu ice-ice yang diakibatkan oleh tekanan iklim atau kondisi ekstrim yang dialami tanaman seperti salinitas atau kandungan nutrisi dalam air yang turun dengan tiba-tiba. Penyakit lainnya yaitu semacam lendir (mucus) yang melekat pada rumput laut yang biasanya diproduksi oleh karang hidup. Pertumbuhan tanaman juga akan terhambat dengan adanya biota lain yang menjadi kompetitor dalam mendapatkan nutrisi maupun cahaya matahari yang diperlukan dalam pertumbuhannya. E. Panen dan pasca panen Umumnya rumput laut cukup baik untuk dipanen pada umur tanaman berkisar pada 6-8 minggu apabila panen dilakukan kurang dari umur tersebut maka akan menghasilkan rumput laut berkualitas rendah.hal ini dikarenakan kandungan agar/karagenan yang dikandungnya menjadi rendah dan kekuatan gel dari agar rendah tetapi kadar airnya tinggi. Kondisi seperti ini tidak dikehendaki oleh industri pengolah rumput laut sehingga akan dihargai lebih rendah atau bahkan tidak dibeli. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya rumput laut yang dipanen sempat dijemur terlebih dahulu sebelum disimpan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan kualitas sebelum dijemur kembali pada keesokan harinya. Adapun cara panen dapat dilakukan sebagai berikut 1. Gracilaria sp. Pada saat panen air tambak tidak perlu dikeluarkan, apalagi bila ditanam

dengan system polikultur bersama banding dan atau udang. Cara panennya sebagai berikut : Angkat tanaman yang berada didasar tambak menggunakan tangan Bilas rumput laut dengan air tambak untuk menurunkan jumlah Lumpur dan kotoran lainnya kemudian petik thallus muda yang selanjutnya digunakan sebagai bibit. Masukkan thallus tua dan muda dalam wadah terpisah, thallus muda ddapat ditebar kembali secara merata dengan berat rumput sekitar 100 g. Tempat hasil panen dapat menggunakan rakit/perahu/keranjang berpelampung atau wadah lainnyas Angkat rumput laut thallus tua yang telah dibilas ke pinggir tambak dan kemudian dijemur Sebaiknya rumput tidak terkontaminasi oleh kotoran seperti Lumpur, jenis rumput lain dan binatang agar tidak merusak kualitasnya 2. Eucheuma sp panen rumput laut jenis ini baik yang ditanam dengan metode rakit apung, lepas dasar maupun rawai dilakukan denag cara sebagai berikut : Bersihkan rumput laut dari kotoran atau tanaman lain yang melekat sebelum dilakukan panen Lepaskan tali ris yang penuh dengan ikatan rumput laut dari tali utamanya Letakkan gulungan tali ris yang berisi rumput laut tersebut kedalam sampan Bawa rumput laut ke daratan, lepaskan rumput laut dari tali ris dan petik thallus muda untuk dijadikan bibit pada penanaman berikutnya Penanganan pascapanen merupakan kegiatan atau proses yang dimulai sejak setelah tanaman dipanen, meliputi : 1. Pencucian rumput laut dicuci dengan air laut pada saat panen sebelum diangkat ke darat untuk membuang Lumpur dan kotoran yang melekat 2. Pengeringan/ penjemuran Rumput laut yang telah bersih dikeringkan dengan cara dijemur pada kondisi panas matahari yang baik, rumput laut akan kering dalam waktu 2-3 hari. Kadar air pada rumput laut yang harus dicapai dalam pengeringan berkisar 14-18 % untuk jenis gracilaria sp, sedangkan 31-35 % untuk jenis eucheuma sp. Selama pengeringan rumput laut tidak boleh terkena air tawar baik air hujan maupun air

embun 3. Pembersihan kotoran/garam (sortasi) Pada saat dikeringkan akan terjadi penguapan air laut dari rumput laut yang membentuk butiran garam yang melekat dipermukaan thallusnya. Butiran garam tersebut perlu dibuang dengan cara diayak atau mengaduk-aduk rumput laut kering sehingga butiran garam turun. Butiran garam tersebut dapat mengisap uap air di udara sehingga rumput laut menjadi lembab kembali dan dapat menurunkan kualitas rumput laut. Rumput laut dikatakan berkualitas bila total garam dan kotaran yang melekat tidak lebih dari 3-5 % sesuai dengan permintaan industri. 4. Pengepakan Rumput laut yang sudah kering dan bersih dimasukkan dalam karung plastic besar seberat 70-90 kg/karung. 5. Pengangkutan Selama pengangkutan rumput laut harus dijaga agar tidak terkena air laut maupun air tawar, kualitas rumput laut yang terkena air akan menurun dalam penyimpanan bahkan bisa rusak atau hancur bila kondisi berlangsung dalam waktu lama. 6. Penyimpanan/penggudangan sirkulasi udara dalam gudang harus cukup baik, tumpukan kemasan rumput laut diberi alas papan dari kayu agar tidak lembab. Penutup Rumput laut merupakan komoditi yang cukup baik untuk dikembangkan kedepannya, potensi perairan Indonesia yang cukup potensial untuk pengembangan komoditi ini menjadi alasan utama urgennya dalam pengembangan industri akuakultur, selain itu juga budidaya rumput laut memerlukan waktu yang relatif singkat, teknologi yang diterapkan sangat sederhana, modal investasi yang ditanamkan tidak besar dan juga prospek pasarnya sangat menjanjikan. Untuk itu perlu adanya upyaa dan langkah untuk mengembangkan secara luas budidaya rumput laut sehingga kesejah teraan masyarakat lebih meningkat.