Bahan Sanitaiser. A. Bahan Pembersih 10/13/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

GASTER, Vol. 5, No. 1 Februari 2009 ( )

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

STERILISASI & DESINFEKSI

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

1. Pengertian Perubahan Materi

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

MAKALAH KIMIA ANALITIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

DESINFEKTANSIA DAN ANTISEPTIKA. Oleh : IMBANG DWI RAHAYU

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB IX SANITASI PABRIK

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.Permono. Ajar Membuat detergen bubuk, Penebar swadaya. Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi karet alam dunia 8,307 juta ton. Diprediksi produk karet alam

LAPORAN PRAKTIKUM. PENGUJIAN SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA Disusun Oleh: Feby Grace B. kombo ( ) UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PT. BINA KARYA KUSUMA

SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT?

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PESTISIDA ALAMI MENDUKUNG BUDIDAYA STROBERI ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bakteri semakin hari semakin tidak dapat terkontrol. Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

Universitas Sumatera Utara

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Bahan Sanitaiser Jur. Tek. Industri Pertanian FTP-UB Dalam upaya menciptakan kondisi sanitasi yang baik pada pengolahan makanan diperlukan beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dua jenis bahan utama yang sering digunakan adalah bahan pembersih dan bahan sanitaiser A. Bahan Pembersih The efficacy of a chemical used for sanitizing or disinfection rests upon its ability to reduce the contamination level. The sanitization standard for contamination reduction of food contact surfaces is generally accepted as 99.999% (a 5-log reduction) achieved in 30 seconds (Official Detergent Sanitizer Test). The sanitization standard for nonfood contact surfaces is accepted as a reduction of 99.9% (3 logs) within 30 seconds. Disinfection, in contrast, must destroy or irreversibly inactivate all specified organisms within a certain time, usually 10 minutes. Some chemicals may function as both sanitizers and disinfectants. Proses pembersihan dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan sebagian besar populasi mikroorganisme, melalui kerja fisik dari pencucian dan pembilasan. Faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan proses pembersihan adalah sifat permukaan yang kontak dengan sisa makanan. Faktor lain jenis sisa makanan yg harus dibersihkan Banyak mengandung lemak dengan bantuan air panas dan sabun atau dengan menggunakan bahan pelarut lemak, misalnya alkohol 70% Bahan berprotein melalui proses peptidasi menggunakan bahan pengoksidasi seperti klorin Pemilihan bahan pembersih yang akan digunakan tergantung pada beberapa faktor : Jenis dan jumlah cemaran yg akan dibersihkan Sifat bahan permukaan yg akan dibersihkan, misalnya aluminium, baja tahan karat, karet, plastik, atau kayu. Sifat fisik senyawa bahan pembersih (cair atau padat) Metode pembersihan yg tersedia Mutu air yg tersedia Biaya 1

Syarat-syarat bahan pembersih yg baik Ekonomis Tidak beracun Tidak korosif Tidak menggumpal dan tidak berdebu Mudah diukur Stabil selama penyimpanan Mudah larut dengan sempurna 1. Pembersih Alkali a. Alkali Kuat : - Daya bersih dan kelarutan yg tinggi - Sangat korosif - Dapat menyebabkan kerusakan kulit - Mengikis logam dan bahan yg dicat - Bahan aktifnya adalah natrium hidroksida (NaOH/kaustik soda) dan silikat. - Hanya digunakan untuk cemaran berat, misalnya yg terdapat dalam ruang pengasapan. - Contoh : natrium metasilikat dan natrium ortosilikat 2. Pembersih Asam b. Alkali Lemah - Sifat korosif dan daya bersih yg lebih rendah - Lebih aman digunakan - Banyak dijumpai pada kebanyakan bahan pembersih - Contoh : natrium karbonat, boraks, trinatrium karbonat. - Senyawa yg dimiliki juga dapat menurunkan kesadahan air dengan baik, tetapi tidak dapat untuk menghilangkan deposit mineral dalam air. Memiliki efektivitas yg lebih rendah daripada pembersih alkali, terutama bila digunakan untuk membersihkan cemaran yg mengandung lemak, minyak, atau protein. Pembersih alkali dapat memecah secara kimiawi ikatan dalam senyawa organik, sedangkan pembersih asam tidak. Efektif untuk menghilangkan deposit mineral yang sering terbentuk sebagai akibat dai penggunaan pembersih alkali (deposit mineral melekat pada permukaan logam dan tampak sebagai karat atau noda keputih-putihan). 3. Sabun Penggunaan pembersih asam organik seperti sitrat, tartarat, sulfamat, dan glukonat juga dapat menurunkan kesadahan air, mudah dibilas, serta tidak korosif dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit Senyawa pembersih asam kuat dari asam organik sangat korosif terhadap beton, logam dan serat. Secara kimiawi sabun adalah garam natrium (sodium) dari asam organik. Karena sifatnya yg tidak menimbulkan iritasi pada kulit, maka sabun banyak digunakan untuk pencucian tangan. 2

4. Detergen Bahan pembersih mirip sabun tetapi diperkaya dengan bahan-bahan yang dapat meningkatkan daya bersihnya. Fungsi detergen : - Memecah kotoran dan mensuspensikannya ke dalam larutan. - Melarutkan padatan dan mengemulsi cemaran minyak, sehingga mudah dihilangkan - Mencegah kotoran menempel kembali pada permukaan. - Beberapa detergen mampu menurunkan kesadahan air sehingga efektivitas air sebagai pelarut meningkat. B. Sistem Pembersihan Sistem pembersihan meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut : - Penghilangan cemaran atau kotoran kasar. - Pembersihan residu cemaran dengan detergen atau bahan pembersih lainnya. - Pembilasan untuk meghilangkan cemaran atau detergen. 1. Pembersihan manual Dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti bahan penggosok mekanik, selang air, sikat, alat penggaruk, spons, dll. Diterapkan untuk pembersihan peralatan kecil, wadah makanan, atau bagianbagian kecil dari suatu peralatan misal blender, mixer, chopper,dll 2. Pembersihan dengan busa Metode pembersihan mekanik yg paling banyak dipilih, karena aplikasi busa yg mudah dan cepat. Efektif digunakan untuk membersihkan permukaan yg luas misal ruangan dan peralatan pengolahan yg besar, saluran pipa, belt conveyor, wadah penyimpanan. 3. Pembersihan ultrasonik Sangat cocok diterapkan pada peralatanperalatan yg kecil, bagian kecil dari suatu peralatan, benda-benda plastik yg sulit dibersihakn atau yg akan rusak apabila dibersihkan dengan cara konvensional. Proses pembersihan dilakukan dengan merendam benda pada tangki berisi larutan detergen dengan suhu 60-70 0C. Generator ultrasonik akan mengubah listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi tinggi (30.000 40.000 siklus/detik), kemudian alat transducer akan mengubah energi ultrasonik menjadi vibrasi mekanik. Vibrasi tersebut akan menghasilkan jutaan gelembung-gelembung vakum mikroskopis dlm larutan detergen yg akan berperan dlm pembersihan 3

C. Bahan Sanitaiser Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa cemaran mikrobiologis terutama bakteri patogen telah dihilangkan. Sehingga proses pembersihan harus diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser. Tujuan utama desinfeksi adalah untuk mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak dalam pengolahan makanan, serta pada mesin dan peralatan. Faktor-faktor yg harus diperhatikan dalam pemilihan bahan sanitaiser : a. Metode sanitasi yg dipilih (manual atau mekanis) b. Sifat atau tipe bahan yg akan disanitasi c. Karakter bahan sanitaiser yg diinginkan. Sanitaiser Non Kimiawi a. Uap Penggunaan uap air panas untuk tujuan sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap air mengalir bersuhu 76,7 C selama 15 menit atau 93,3 C selama 5 menit. Penggunaan uap pada permukaan benda yg tercemar berat dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan keras dari sisa bahan organik yg akan mengurangi penetrasi panas yang dapat mematikan mikroorganisme b. Air Panas Dilakukan dengan merendam benda-benda dalam air panas bersuhu 80 0C atau lebih. Semakin tinggi suhu air panas, waktu kontak yg diperlukan semakin pendek. Kelebihannya dapat diterapkan pada semua jenis permukaan yg bersentuhan dengan makanan, air mudah didapat dan tidak beracun. Kelemahan tidak mematikan spora bakteri yg tahan panas. Metode ini banyak digunakan untuk sanitasi heat exchanger plate pada pabrik pengolahan susu. c. Sanitasi radiasi Radiasi sinar pda panjang gelombanga 2500 A dari sinar ultraviolet, sinar gamma dapat digunakan untuk mematikan mikroorganisme. Kelemahan kurang efektif karena kisaran mematikan MO yg efektif sangat pendek. Radiasi sinar hanya dapat mematikan MO yg terkena langsung dengan waktu kontak selama 2 menit. 2. Sanitaiser Kimia Faktor-faktor yg diperhatikan dalam penggunaan desinfektan : a. Waktu kontak : minimum 2 menit dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi dengan penggunaan. b. Suhu : yg disarankan untuk proses desinfeksi berkisar antara 21,1 37,8 0C c. ph : senyawa klorin akan kehilangan aktivitas bila ph lingkungan lebih dari 10, senyawa iodin tidak efektif digunakan pada ph 5. 4

a. Desinfektan berbahan dasar klorin Paling banyak digunakan karena murah Dapat mematikan bakteri gram positif dan gram negatif dan spora bakteri Mudah digunakan dan tetap aktif digunakan dalam air sadah. Kelemahan : dapat menyebabkan korosi pada ph yang rendah, meskipun sebenarnya ph rendah diperlukan untuk aktivitas optimumnya. Konsentrasi yg diperlukan 50 100 ppm, dengan waktu kontak 1 menit dan suhu minimum 24 0C. Klorin cair ( Cl2) atau natrium hipoklorit (NaOCl) dalam air akan terhidrolisis membentuk asam hipoklorit (HOCl) yg merupakan senyawa klorin paling aktif. b. Desinfektan berbahan dasar Iodin (Yodofor) Senyawa iodin utama yg sering digunakan : larutan yodofor, alkohol-yodium, dan yodium cair. Senyawa iodin banyak digunakan untuk pencelupan tangan pada pekerjaan penangan pangan dan desinfeksi peralatan. Yodofor bersifat stabil, memiliki umur simpan yg panjang, aktif untuk hampir semua bakteri tetapi tidak efektif untuk mematikan spora. Kelebihan yodofor : tidak dipengaruhi kesadahan air, non korosif, tidak mengiritasi kulit. Kelemahan yodofor : aktivitasnya lambat pada ph 7 atau lebih tinggi, pewarnaan coklat pada permukaan kontak dan biaya relatif mahal. Aplikasi yodofor : konsentrasi 12 25 ppm, waktu kontak 1 menit atau lebih, suhu 24 49 0C. Hal-hal yg harus diperhatikan dalam penggunaan bahan pembersih dan sanitaiser : 1. Tidak melakukan sendiri pencampuran berbagai bahan pembersih dan sanitaiser karena kemungkinan dapat menimbulkan reaksi yg berbahaya. 2. Dosis pemakaian bahan pembersih dan sanitaiser harus tepat, tidak terlalu rendah (kurang efektif) atau terlalu tinggi (pemborosan dan membahayakan kesehatan dan merusak bahan yg didesinfeksi) Terima kasih 5