PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai denganisi pasal 34 ayat (3)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

PT. BINA KARYA KUSUMA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAN- BAHAN KIMIA MENURUT EROPA (EUROPEAN ECONOMIC COMMUNITY-EEC)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

PEMBELAJARAN VI BAHAN BERACUN BERBAHAYA

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Penanganan Bahan Kimia di TFME

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ISBN : Oleh: Ir. Setiyono, MSi

PT. BINA KARYA KUSUMA

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

PENGOLAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS MENGGUNAKAN METODE ACID CLAY TREATMENT

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

MENGAWAL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KAWASAN SEKARAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK

DAFTAR LAMPIRAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Dasar Manajemen Lingkungan

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

Lembaran Data Keselamatan Bahan

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN LABORATORIUM DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 09 TH. 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBARAN DATA KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PP 19/1994, PENGELOLAAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Material Safety Data Sheet

Pengenalan Bahan Kimia

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kepada Yth. MENTERI PERTANIAN u.p.direktorat JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jl. HARSONO R.M. No. 3 JAKARTA

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Transkripsi:

Halaman : 2 dari 6 1. TUJUAN 1.1 Memberikan panduan dalam hal penanganan Limbah yang dihasilkan dari kegiatan PT Cipta Kridatama. 1.2 Memastikan bahwa semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan PT Cipta Kridatama dilakukan penanganan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan atau penyakit. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini mencakup tentang tatacara penanganan Limbah dan berlaku diseluruh Project/ Site PT Cipta Kridatama, kecuali ditentukan lain oleh Klien/Pemilik Tambang. 3. DEFINISI 3.1. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, disingkat menjadi B3, sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. 3.2. Limbah Tidak Berbahaya dan Beracun (Non B3) adalah semua limbah yang tidak memiliki sifat seperti yang dimiliki oleh limbah berbahaya dan beracun. 3.3. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit; menyebabkan pengkaratan pada lempeng baja; mempunyai ph sama atau kurang dari 2 atau lebih besar dari 12,5. 3.4. Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang pada keadaan normal tidak stabil; dapat menyebabkan perubahan tampa peledakan; yang dapat bereaksi hebat dengan air; yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar; limbah yang menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan 3.5. Limbah mudah terbakar adalah cairan yang mempunyai titik nyala kurang dari 60 o C akan menyala apabila terjadi kontak dengan api; bukan cairan tetapi pada temperatur dan tekanan standar dapat menyebabkan kebakaran; limbah pengoksidasi dll. 3.6. Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak 3.7. Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi; limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. 3.8. Limbah yang beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit dan mulut. Dapat ditentukan dengan menggunakan konsentrasi Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dan LD50. Bila LD 50 50 mg/kg dinyatakan bersifat racun akut, bila LD50 50 mg/kg dinyatakan bersifat racun kronik.

Halaman : 3 dari 6 4. TANGGUNG JAWAB 4.1 Project Manager 4.1.1. Memastikan bahwa semua prosedur dan peraturan yang berhubungan dengan penanganan limbah dilaksanakan dan dipatuhi dengan konsisten. 4.1.2. Menyediakan semua peralatan dan perlengkapan untuk pengelolaan dan pengendalian limbah. 4.1.3. memastikan semua karyawan mengetahui prosedur dan peraturan tentang pengelolaan limbah. 4.2 OSHE Officer 4.2.1. Memantau pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilaksanakan di Site sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. 4.2.2. Membuat catatan jumlah dan jenis limbah yang dikumpulkan / ditampung sementara dan dilaporkan dalam laporan kinerja K3L bulanan. 4.2.3. Memastikan setiap pihak yang ditunjuk untuk penampungan limbah B3 telah memiliki ijin yang masih berlaku dari Dinas Lingkungan Hidup/Badan Pengendali Dampak Lingkungan dan Pemerintah Daerah setempat sesuai petunjuk dari Klien/Pemilik Tambang. 4.3 Kepala Departemen 4.3.1. Memastikan setiap limbah yang dihasilkan dari aktifitas yang ada dalam area kerja yang menjadi tanggung jawabnya dikumpulkan/ditampung sementara dalam tempat penapungan limbah yang sesuai. 4.4 Plant Departement 4.4.1. Mengumpulkan dan menangani limbah hidrokarbon dan limbah B3 lainnya dalam tempat penampungan sementara yang telah disediakan sebelum diserahkan kepada pihak / perusahaan penampung yang memiliki ijin. 4.4.2. Membuat catatan jumlah limbah hidrokarbon dan limbah B3 lainnya yang dikumpulkan kemudian melaporkan kepada OSHE Officer atau Enviromental Offiser pada akhir bulan. 4.5 HR & GA 4.5.1. Mengumpulkan dan membuang semua limbah domestik non B3 dari setiap tempat sampah yang berada dilokasi Project/Site. 4.5.2. Membuat catatan jumlah limbah domestik non B3 yang dikumpulkan dan dibuang dan melaporkan kepada OSHE Officer atau Enviromental Offiser pada akhir bulan. 4.6 Paramedik 4.6.1. Mengumpulkan dan menangani limbah Klinik dalam tempat penampungan sementara yang telah disediakan sebelum diserahkan kepada rumah sakit atau pihak yang memiliki insenerator. 4.6.2. Membuat catatan jumlah limbah Klinik lainnya yang dikumpulkan kemudian melaporkan kepada OSHE Officer atau Enviromental Officer setiap akhir bulan.

Halaman : 4 dari 6 5. DIAGRAM ALIR Flow Chart Penanganan Limbah Mulai Semua Departemen Identifikasi Jenis Limbah B3 Ya Tidak Semua Departemen Penampungan Limbah Non B3 Penampungan Sementara Limbah B3 Form Catatan Jumlah Limbah PIC Buang ditempat yang telah ditentukan Menyerahkan ke Lembaga yang mempunyai Ijin Form Manifest Limbah B3 Selesai

Halaman : 5 dari 6 6. URAIAN 6.1. OSHE Officer berdasarkan masukan dari masing-masing departemen head melakukan identifikasi limbah yang ada di tempat bekerja berdasarkan daftar limbah B3 dalam PP no. 85 tentang Limbah B3 atau dengan cara memeriksa karakteristiknya sebagaimana disebutkan di bawah ini: 6.1.1. Mudah Meledak, 6.1.2. Mudah Terbakar. 6.1.3. Bersifat Reaktif, 6.1.4. Bersifat Iritasi Jika terkena tubuh, 6.1.5. Beracun, 6.1.6. Bersisat Korosif, 6.1.7. Bersifat Karsinogenik, 6.1.8. Bersifat Mutagenik Hasil identifikasi limbah tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk menampung dan membuang limbah yang dihasilkan. 6.2. OSHE Officer atau Enviromental Officer akan memberikan masukan kepada Project Manager dan setiap Kepala departemen tentang jenis limbah yang ada serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menampung dan membuang limbah. 6.3. Project Manager akan menyediakan sumberdaya secukupnya untuk penyediaan sarana dan prasarana untuk menampung dan membuang limbah yang dihasilkan. 6.4. OSHE Officer atau Enviromental Officer harus melakukan sosialisasi atau pelatihan tentang tata cara pengelolaan dan penanganan limbah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku kepada seluruh karyawan yang bedar di Project/site PT Cipta Kridatama termasuk karyawan Sub Kontraktor dan tamu. 6.5. Pengumpulan/penampungan Limbah Sementara. 6.5.1. Semua Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas PT. Cipta Kridatama akan ditampung/ dikumpulkan sementara dalam tempat tempat khusus sesuai dengan jenisnya masing masing. 6.5.2. Jenis tempat sampah akan mengacu kepada standar pewarnaan dan kode warna. 6.5.3. Pengumpulan/penampungan limbah sementara tidak boleh dicampurkan antara limbah B3 dan Non B3. 6.5.4. Peyimpanan/pengelolaan limbah B3 yang melebihi waktu 90 hari memerlukan surat iijin dari Kementrian Lingkungan Hidup. 6.5.5. Jumlah masing masing Limbah yang telah dikumpulkan atau ditampung sementara dalam kurun waktu satu bulan harus dicatat dan dilaporkan kepada OSHE Officer atau Enviromental Officer yang akan dilaporkan sebagai laporan bulanan K3L kepada Corporate OSHE dan Klien / Pemilik Tambang. 6.5.6. OSHE Officer atau Environment Officer memastikan limbah B3 yang disimpan telah sesuai dengan Standar Perlakuan Limbah B3 dan telah memiliki simbol dan label yang sesuai. 6.6. Pembuangan Limbah. 6.6.1. Semua Limbah yang telah dikumpulkan pada masing masing tempat pengumpulan atau penampungan sementara akan dibuang sesuai dengan jenis masing masing limbah.

Halaman : 6 dari 6 6.6.2. Limbah Non Berbahaya dan Beracun (Non B3) dapat dibuang dengan cara ditimbun pada tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan atau disetujui oleh Klien/Pemilik Tambang secara tertulis. 6.6.3. Limbah Non Berbahaya dan Beracun (Non B3) tidak boleh dibakar untuk memusnahkannya sebab akan menimbulkan polusi udara. 6.6.4. Sebelum mengajukan atau menentukan tempat pembuangan limbah harus dilakukan Penilaian Dampak Lingkungan untuk meninimalkan kontaminasi dan dampak lingkungan. 6.6.5. Semua Limbah berbahaya dan beracun (B3) tidak boleh dibuang tetapi diserahkan kepada perusahaan yang telah memiliki ijin dari Dinas Lingkungan Hidup/Badan Pengendali Dampak Lingkungan dan Pemerintah Daerah setempat sesuai petunjuk dari Klien/Pemilik Tambang. 6.6.6. Limbah Klinik/Medis yang beracun, benda benda tajam, dan limbah yang dapat menimbulkan infeksi harus dikemas dalam tempat yang aman kemudian diserahkan kepada rumah sakit atau tempat lain yang memiliki Insenerator. 6.6.7. Setiap pengiriman limbah B3 harus dilengkapi dengan dokumen pengiriman limbah B3 yang dapat diaudit dan dilengkapi dengan label dan simbol yang sesuai. 6.7. Semua karyawan yang diberi tanggung jawab untuk menangani Limbah harus mendapatkan pelatihan penanganan limbah serta dilengkapi dengan alat pelindung diri sesuai denga jenis masing masing limbah. 7. DOKUMEN TERKAIT 7.1 Form Laporan Jumlah Limbah 7.2 Form Manifest Limbah B3 7.3 Ijin Pengolahan Limbah B3 8. REFERENSI 8.1 Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun 8.2 Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun, 8.3 Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2001 tentang B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 8.4 Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Ijin untuk penyimpanan, Pengumpulan, penggunaan peralatan dan pembuangan akhir bahan B3. 8.5 Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang prosedur dan persyaratan untuk penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 8.6 Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang prosedur dan persyaratan untuk manifest limbah bahan berbahaya dan beracun 8.7 Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang persyaratan teknis dari pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun 8.8 Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang prosedur dan persyaratan untuk pembuangan Limbah B3 8.9 Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang simbol dan label untuk limbah bahan berbahaya dan beracun 8.10 ISO 14001 klausul 4.4.6 pengendalian operasional.