Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t)

dokumen-dokumen yang mirip
Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

CHAPTER 3. Gambar 3.1 menunjukkan teknik encoding dan modulation.

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

Teknik Encoding. Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital, sinyal analog Data analog, sinyal analog

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

PENGKODEAN DATA Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

TEKNIK ENCODING SINYAL

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7. Bab 5 Teknik Sinyal Encoding

TEKNIK PENGKODEAN SINYAL

TUGAS KELOMPOK 4 SOFYAN AGU YESSICA RATTU YULINA JEUJANAN FRIDEAL HORMAN YEFTA SUPIT

Teknik Telekomunikasi

LINE CODING SEMESTER IV TH 2013/2014

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

Berdasarkan level sinyal yang digunakan, line coding dapat dikatagorikan sbb.:

TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

ENCODING DAN TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

TEKNIK PENGKODEAN SINYAL Review from William Stalings. Waode Nurlailah (E1E )

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

Praktikum Sistem Komunikasi

LINE CODING. 2. Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi antara pengirim dan penerima (sistem tidak memerlukan jalur terpisah untuk clock).

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

Sistem Telekomunikasi

ModulasiBaseband. Fitri Amillia S.T., M.T.

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Pokok Bahasan 2. Transmisi Digital

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

Data Encoding / Pengkodean Data

PENGKODEAN DATA. Muji Lestari ST.,MMSI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Chapter 2 DATA COMMUNICATION AND

B A B III SINYAL DAN MODULASI

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer. Bab 5 Data Encoding

Line Coding dan Eye Patern

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

PENERAPAN JENIS TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA. Jurnal diajukan untuk memenuhi nilai tugas komunikasi data

Bagian 5 Pengkodean Data, Transmisi Asynchronous dan Synchronous, Serta Data Link Control

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Lovia sari putri o. ( ), Fida nabila hasanah ( ), Icha apriyanti sinaga ( ), Dinda novitasari (15

Teknik Komunikasi Data

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Topik. Pengodean Data Teknik Pengodean

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAHAN AJAR JARINGAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Amplitude Modulation. SISTEM KOMUNIKASI Semester Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa itu Modulasi? Proses modifikasi sinyal carrier berdasarkan sinyal input

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

PENDAHULUAN. Telekomunikasi. Data Analog dan Digital. Sinyal Analog dan Digital

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

Amplitude Shift Keying

Modul #10 ADC / PCM. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007

Transkripsi:

Data Encoding 1. Pengenalan Teknik Encoding dan modulasi : Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t) Untuk pensinyalan analog, input sinyal m(t) dapat berupa analog atau digital dan disebut sinyal pemodulasi (sinyal baseband), yang dimodulasi menjadi sinyal termodulasi s(t). Dasarnya adalah memodulasi sinyal carrier yang sesuai dengan medium transmisinya. Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc. 2. Teknik Pengkodean : a. Data digital sinyal digital Pendahuluan Elemen sinyal : tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary yang ditransmisiskan dengan meng-encode tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal. Sinyal unipolar : semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif semua atau negative semua. Sinyal polar : elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili oleh level tegangan positif dan yang lainnya level tegangan negatif. Durasi : atau lebar suatu bit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk memancarkan bit tersebut. Modulation rate : kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds atau elemen sinyal perdetik. Mark = digit binary 1 Space = digit binary 0

Interpretasi Sinyal Tugas Receiver dalam mengartikan sinyal digital : Receiver harus mengetahui timing setiap bit. Receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit 1 (high) atau 0 (low). Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval dan membandingkan nilainya dengan thereshold. Faktor kesuksesan receiver mengartikan sinyal datang : Data rate (kecepatan data) : peningkatan data raa akan meningkatkan bit error rate (kecepatan terjadinya kesalahan bit). Rasio S/N (signal to Noise Ratio / SNR) : Peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate. Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate. Perbandingan Skema Encoding Lima faktor yang perlu dinilai dan dibandingkan dari berbagai skema encoding : Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi ; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal, digunakan desain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi. Clocking : menentukan awal dan akhir dari setiap posisi bit dengan mekanisme sinkronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi. Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal. Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise : beberapa kode lebih baik dari yang lain. Biaya dan kompleksitas : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya. Skema Encoding 1. Non return to zero level (NRZ-L) Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0 dan bit-1. Tegangan konstan selama interval bit ; tidak ada transisi untuk kembali ke tegangan nol, misalnya. Penerapan : tegangan konstan positif untuk 1 dan tidak ada tegangan untuk 0, atau tegangan negatif untuk nilai 1 dan positif untyuk nilai yang lain. 2. Non return to zero inverted (NRZ-I) Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary 1 untuk bit time tersebut. ; tidak ada transisi berarti binary 0, sehingga NRZI merupakan salah satu

contoh dari deferensial encoding. Keuntungannya : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan. 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 NRZ-L NRZ-I Kelemahan NRZ-L dan NRZ-I : Keterbatasan dalam komponen dc Kemampuan sinkronisasi yang buruk 3. Multilevel Binary Yaitu suatu kode yang menggunakan 2 level sinyal, yaitu : Bipolar-AMI : o Suatu kode dimana binary 0 diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary 1 diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubahubah polaritasnya. o Tidak ada loss sync jika terdapat deretan satu yang panjang (deretan nol dapat saja terjadi masalah). o Tidak ada net komponen DC. o Bandwidth yang lebih rendah o Mudah dalam deteksi kesalahan Pseudoternary : o Suatu kode dimana binary 1 diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary 0 oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif. 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 Bipolar-AMI Pseudoternary

Keunggulan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ : Kemampuan sinkronisasi yang baik. Tidak menangkap komponen dc Pemakaian bandwidth yang lebih kecil. Dapat menampung bit informasi lebih banyak Kelemahan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ : Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level (+A, -A, 0 ) sehingga membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk probabilitas bit error yang sama. 4. Biphase Terdapat dua teknik biphase, yaitu : Manchester : kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit : transisi low ke high mewakili binary 1 dan high ke low mewakili binary 0. Differential manchester : kode dimanan binary 0 diwakili oleh adanya transisi di awal periode suatu bit dan binary 1 diwakili oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit. Keuntungan rancangan biphase : Sinkronisasi : karena adanya transisi setiap bit time, receiver dapat mensinkron-kan transisi tersebut. Hal ini disebut self clocking codes. Tidak ada komponen dc. Deteksi terhadap error : ketiadaan transisi yang diharapkanm, dapat dipakai untuk mendeteksi error. Kekurangan rancangan biphase : Memakai bandwidth yang lebih lebar dari multilevel binary. Kecepatan modulasi maksimum 2 kali NRZ. Modulation rate (kecepatan modulasi) : Adalah kecepatan dimana elemen-elemen suatu sinyal terbentuk. Contoh : untuk kode manchester, maksimum modulation rate = 2 / t B Cara menyatakan modulation rate yaitu dengan menentukan rata-rata jumlah transisi yang terjadi per bit time. Diformulasikan : 1 Data rate = ------------- Durasi bit (t B ) Teknik Scrambling Teknik biphase memerlukan kecepatan pensinyalan yang relatif tinggi terhadap data rate sehinggal lebih mahal pada aplikasi jarak jauh. Teknik scrambling, yaitu dimana serangkaian level tegangan yang tetap pada garis, digantikan dengan serangkaian

pengisi yang akan melengkapi transisi yang cukup untuk clock receiver agar dapat tetap mempertahankan sinkronisasi. Hasil desain ini : Tidak ada komponen dc. Tidak ada serangkaian sinyal level nol yang panjang. Tidak terjadi reduksi pada data rate Kemampuan deteksi error. 5. Bipolar with 8-zeros substitution (B8ZS) Suatu kode yang : Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai 000+ -0- + Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai 6. High density bipolar 3-zeros (HDB3) Suatu kode yang menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung satu atau dua pulsa yang disebut kode violation. Jika violation yang terakhir positif maka violation ini pasti negatif dan sebaliknya. b. Data digital sinyal analog Transimisi data digital dengan menggunakan sinyal analog. Contoh umumnya yaitu public telephone network (300-3400Hz). Device yang dipakai adalah modem (modulator dan de-modulator) yang mengubah data digital ke sinyal analog (modulator) dan mengubah sinyal analog ke digital (demudulator). Teknik Encoding : 1. Amplitudo shift Keying (ASK) Dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa) yang berbeda atau dinyakatan sebagai : S(t) = A cos (2 π f c t + θ c ) binary 1 --sinyal carrier 0 binary 0 data rate hanya sampai 1200 bps pada voice grade line ; dipakai dalam transmisi melalui fiber optik. 2. Frequency Shift Keying (FSK) Dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi yang berbeda yang dekat dengan frekuensi carrier atau dinyatakan sebagai :

S(t) = A cos (2 π f 1 t + θ c ) binary 1 A cos (2 π f 2 t + θ c ) binary 0 data rate dapat mencapai 1200 bps pada voice grade line ; dipakai dalam transmisi radio frekuensi tinggi dan local network dengan frekuensi tinggi yang memakai kabel coaxial. 3. Phase Shift Keying Binary 0 diwakilkan dengan mengirim satu sinyal dengan fase yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan binary 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya, atau dapat dinyatakan sebagai : S(t) = A cos (2 π f c t + π ) binary 1 A cos (2 π f c t ) binary 0 Bila elemen persinyalan mewakili lebih dari satu bit, maka bandwidth yang dipakai lebih efisien, sebagai contoh Quadrature phase shift keying (QPSK) memakai beda fase setiap 90 0. S(t) = A cos (2 π f c t + 45&δεγ ) binary 11 A cos (2 π f c t + 135&δεγ ) binary 10 A cos (2 π f c t + 225&δεγ) binary 00 A cos (2 π f c t + 315&δεγ ) binary 01 Setiap elemen sinyal mewakili 2 bit ; jadi terdapat 12 sudut fase yang memakan modem standar 9600 bps. Kinerja Skema Modulasi Digital ke Analog : Bandwidth : Bandwidth ASK dan PSK berhubungan langsung ke bit rate (kecepatan bit). Bandwidth FSK berhubungan ke data rate untuk frekuensi-frekuensi lebih rendah, tetapi berhubungan dengan offset frekuensi yang termodulasi dari sinyal carrier, pada frekuensi tinggi Ketika terdapat noise, bit error rate dari PSK lebih tinggi 3 db (superior) terhadap ASK dan FSK. c. Data Analog sinyal Digital Digitalisasi : Proses transformasi data analog ke sinyal digital Tiga hal yang umum terjadi setelah proses digitalisasi :

Data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ- L dengan beberapa langkah tambahan. Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik modulasi. Codec (coder decoder) : device yang digunakan untuk mengubah data analog menjadi bentuk digital untuk transmisi dan kemudian untuk mendapatkan kembali data analog dari data digital tersebut. Teknik Encoding dalam codec : Pulse Code Modulation (PCM) Dilakukan berdasarkan teori sampling, frekuensi sampling (f s ) harus lebih besar atau sama dengan 2x frekuensi tertinggi sinyal (f h ), atau diformulasikan : f s > = 2 f h Jika sinyal asal dianggap mempunyai bandwidth B, maka kecepatan pengambilan sampel yaitu 2B atau 1/2B detik Sampel-sampel ini diwakilkan sebagai pulsa-pulsa pendek yang amplitudonya proporsional terhadap nilai dari sinyal asal. Proses mewakilkan ini disebut pulse amplitudo Modulation (PAM). Lalu amplitudo setiap pulsa PAM dihampiri oleh n-bit integer, misalnya n=3 maka 2 3 = 8 level yang mungkin terjadi. Suatu sistem 4 bit akan memberikan 16 level. Delta Modulation (DM) Input analog ditransformasikan dengan fungsi tangga (stairs Function). Gerakan ke atas atau ke bawah 1 level (δ)terjadi pada setiap interval pencuplikan, disebut perilaku biner. Operasi DM : Input analog + Komparator Output digital + delay Kinerja DM : Reproduksi suara yang baik (voice bandwidth 4 khz).

Kompresi (pemampatan) data dapat ditingkatkan, contoh : interframe coding untuk video. d. Data Analog sinyal Analog Sebab perlunya proses modulasi sinyal analog : Frekuensi yang lebih tinggi dapat memberikan transmisi yang lebih efisien. Antena-antena yang ada dapat dimanfaatkan Frequency Division Multiplexing (FDM). Teknik Modulasi memakai data analog : Amplitudo Modulation Frequency Modulation Angel Modulation Phase Modulation 1. Amplitudo Modulation Dikenal sebagai sideband transmitter carrier (DSBTC). Jenis AM : o Single side band (SSB) : dimana pengiriman hanya satu sideband dan menghapus sideband lain dan carriernya. Keuntungan : hanya separuh bandwidth yang dibutuhkan dan memerlukan power yang lebih kecil karena tidak ada power yang dipakai untuk mentransmisi carrier pada sideband lain. o Double Side Band Supressed Carrier (DSBSC) : dimana menyaring frekuensi carrier dan mengirimkan dua sideband. Keuntungan : menghemat power tetapi memakain bandwidth yang cukup besar. Kerugian dua jenis ini : menahan carrier, padahal carrier dapat dipakai untuk tujuan sinkronisasi. o Vestigial sideband (VSB) : menggunakan satu sideband dan mengurangi power carrier.

Prinsip Kerja AM : Sinyal Pemodulasi Frekuensi fm Hz Modulator Amplituda Gelombang pembawa termodulasi, mengandung fc, (fc+fm), (fc-fm) Hz 2. Frequency Modulation Gelombang Pembawa fc Hz Pada metode ini sinyal pemodulasi akan mengubah frekuensi sinyal pembawa. Bila Suatu gelombang pembawa sinusoidal dimodulasi frekuensi, maka frekuensi sesaatnya akan berubah sesuai dengan karakteristik sinyal pemodulasi. Frekuensi pembawa termodulasi harus dapat bergeser ke atas dan ke bawah frekuensi nominal beberapa kali per detik, sesuai dengan frekuensi pemodulasi. 3. Phase Modulation Beda fase sinyal carrier yang bervariasi. Dapat digunakan untuk pergeseran 180 derajat (biner) dengan mudah, maka bit rate jadi lebih tinggi dari boud rate. hasil 8 sudut untuk 3 bit per elemen sinyal. Atau 3 bit per baud.

Teknik Komunikasi Data Digital 1. Pembentukan frame Komunikasi data 2. Transmisi Asynchronous a. Defenisi b. contoh 3. Transmisi synchronous a. Defenisi b. contoh Teknik Deteksi dan Koreksi Kesalahan 1. Teknik Deteksi Kesalahan 2. Teknik Koreksi Kesalahan