BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengadakan

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hidup dan berguna bagi masyarakat maupun bagi peneliti itu sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

III. METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif di dalam penelitian ini, di

BAB III METODE PENELITIAN. dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi karena tanpa adanya bahasa maka seseorang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. deiksis pada wacana tulis dalam Kakilangit pada majalah Horison edisi 2012.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI ANTARMAHASISWA DI KANTIN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG. Oleh

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

PRAANGGAPAN DAN IMPLIKATUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK MEMBENTUK PEMIKIRAN KRITIS IDEOLOGIS PEMUDA INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan dengan terjun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

TINDAK TUTUR TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TRADISIONAL CENTRAL KOTABUMI DAN IMPLIKASINYA

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Transkripsi:

52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi antarmahasiswa di kantin FKIP Universitas Lampung. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan desaian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menekankan pada pemaparan hasil temuan berupa penjelasan, uraian, pendapat, fakta mengenai suatu objek. Penelitian ini bersifat alamiah yang menjelaskan data berdasarkan kondisi yang ada saat penelitian dilakukan (Budiharso, 2004: 161). Selanjutnya, Hasan dalam Aminuddin (1990: 12) mengemukakan bahwa istilah penelitian kualitatif (quilitative research) biasa digunakan sebagai payung untuk sejumlah stategi penelitian yang memunyai kesamaan karakteristik tertentu. Data yang terkumpul disebut soft data kaya akan deskripsi orang, tempat, dan percakapan yang tidak mudah digarap dengan prosedur statistik. Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) karena korpus data yang digunakan berupa teks lisan yaitun konversasi linguistik. Penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam

53 penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya dalah bahwa penelitian berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena. Penelitian membutuhkan catatan lapangan secara ekstensif (luas) yang kemudian dibuat kode dan dianalisis dalam berbagai cara (Moleong, 2010: 26). Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bermaksud membuat gambar, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode pengamatan dan catatan lapangan. Penelitian mengadakan pengamatan (observasi), pencatatan data, dan penganalisisan data dan berbagai hal yang terjadi di lapangan secara objektif dan apa adanya. Data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan tindak tutur dalam berkomunikasi antarmahasiswa FKIP Universitas Lampung dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. 3.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan dalam berkomunikasi antarmahasiswa di kantin FKIP Universitas Lampung. Data tersebut bersumber pada mahasiwa-mahasiswa di kantin FKIP Universitas Lampung. Kantin FKIP Universitas Lampung dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini karena kantin merupakan sarana penunjang yang mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam kegiatan di kampus dan penelitian ini masih jarang.

54 Data dalam penelitian ini berupa tuturan antarmahasiswa yang dilakukan oleh subjek penelitian dan strategi yang digunakan untuk mencapai sebuah tuturan yang menerapkan tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Data diperoleh dari tuturan yang dihasikan oleh subjek penelitian dalam percakapan sehari-hari dengan mitra tuturnya. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang diusulkan oleh Sudaryanto dalam Yuniarti (2010: 59), yakni teknik simak lihat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Kesuma dalam Yuniarti (2010: 59) mengemukakan bahwa penjaringan data dapat dilakukan dengan ikut terlibat atau berpartisipasi (sambil menyimak), baik secara aktif atau reseptif dalam pembicara. Ini berarti peneliti juga berpartisipasi langsung di dalam percakapan yang terjadi. Di samping itu juga digunakan teknik simak bebas libat cakap, yakni peneliti tidak terlibat dalam percakapan (hanya menyimak saja). Teknik ini dikombinasikan dengan teknik catatan lapangan, teknik ini digunakan untuk mencatat tuturan dalam berkomunikasi. Catatan lapangan terdiri dari dua jenis, yaitu catatan deskriptif dan catatan reflektif. Catatan deskriptif berupa catatan tentang semua ujaran antarmahasiswa, termasuk konteks yang melatarinya. Catatan reflektif adalah interpretasi atau penafsiran peneliti terhadap tuturan yang disampaikan mahasiswa. Ketika subjek penelitian bercakapcakap, peneliti mencatat percakapan tersebut. Tidak ada jadwal khusus untuk melakukan pengumpulan data. Data diperoleh ketika peneliti berada di dekat subjek peneliti.

55 2.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis heuristik. Analisis heuristik merupakan proses berpikir seseorang untuk memaknai sebuah tuturan tidak langsung. Didalam tuturan heuristik sebuah tuturan tidak langsung diinterprestasikan berasarkan. Berbagai kemungkinan/dugaan sementara, kemudian dugaan sementara itu disesuaikan dengan fakta-fakta pendukung yang aa dilapangan. Analisis heuristik berusaha mengidentifikasikan daya pragmatik sebuah tuturan dengan merumuskan hipotesis-hipotesis kemudian mengujinya berdasarkan data-data yang tersedia. Bila hipotesis tidak teruji, akan dibuat hipotesis yang baru. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranggapan/dugaan sementara.

56 Gamabar Bagan 3.1 Anlisis Heuristik 1. Problem 2. Hipotesis 3. Pemeriksaan 4a. Pengujian Berhasil 4b. Pengujian Gagal 5. interpretasi Default (Leech, 1993: 61) Leech (1983: 61) mengemukakan bahwa di dalam analisis hueristik, analisis berawal dari problem yang di lengkapi proposisi, informasi latar belakang konteks, kemudian dirumuskan hipotesis tujuan. Berdasarkan data yang ada, hipotesis diuji kebenaranya. Bila hipotesis sesuai dengan bukti-bukti kontekstual yang tersedia, berarti pengujian berhasil. Hipotesis diterima kebenarannya dan menghasilkan interpretasi baku yang menunjukkan bahwa tuturan mengandung satuan pragmatik. Jika pengujian gagal maka terjadi karena hipotesis tidak sesuai dengan bukti yang tersedia. Proses pengujian ini dapat berulang-ulang sampai diperoleh hipotesis yang dapat diterima.

57 Jika konsekuensi-konsekuensi tersebut sesuai dengan bukti-bukti yang terdapat dalam konteks, hipotesis dapat diterima. Akan tetapi, jika terdapat konsekuensi yang tidak sesuai dengan bukti-bukti yang ada, hipotesis harus ditolak. Kemudian disusun hipotesis baru untuk diuji dengan bukti-bukti kontekstual yang tersedia sampai diperoleh hipotesis yang berterima. Bagan 3.2 Contoh (1) Diuji menggunakan Analisis Heuristik 1. Problem (Interpretasi tuturan) Tik, ini jus jeruk siapa? 2. Hipotesis 1. Yuli hanya bertanya siapa pemilik jus jeruk di atas meja 2. Yuli meminta dipesankan jus jeruk 3. Yuli meminta siti agar memberikan jus tersebut kepadanya 3. Pemeriksaan 1. Dituturkan pada saat jam makan siang 2. Pada saat bertutur penutur sambil melirik kearah jus jeruk 3. Tempat duduknya berdekatan dengan mitra tutur 4a. Pengujian 3 Berhasil 4b. Pengujian 1 dan 2 Gagal 5. Interpretasi Default

58 Tuturan pada contoh (1) termasuk sebuah kalimat introgatif, tetapi setelah diperiksa dengan menggunakan analisis heuristik dengan memasukkan data-data direktif bertanya sesuatu tidak langsung berupa perintah. Maksud dari tuturan tersebut, Yuli menyatakan kepada Siti ini jus jeruk siapa, Yuli menanyakan hal tersebut dengan sebuah tindakan, yakni mata Yuli memandangi jus jeruk yang ada di atas meja. Setelah diuji dengan fakta berupa data yang ada di lapangan, tuturan Tik, ini jus jeruk siapa? dapat disimpulkan sebagai sebuah permintaan tidak langsung agar Siti memberikan jus jeruk kepadanya. Tindak tutur meminta dilakukan secara tidak langsung oleh sang teman dengan menggunakan modus bertanya. Permintaan tidak modus bertanya merupakan modus bertanya merupakan tindak tutur yang dinyatakan dengan menggunakan bentuk lain dan tidak literal. Perintah tidak modus bertanya merupakan tindak tutur tidak langsung. Kalimat Tanya tidak digunakan secara fungsional untuk bertanya (meminta keterangan, penjelasan, meminta supaya diberi tahu) melainkan untuk menyuruh, meminta memohon, dan sebagainya. Perintah tidak modus bertanya digunakan oleh penutur untuk memerintah mitra tutur dengan cara bertanya. Pertanyan-pertanyaan yang dituturkan oleh penutur berupa keadaan yang sedang dihadapi oleh penutur pada saat itu. Dalam tuturan memerintah, mahasiswa menggunakan prinsip kesantunan dengan cara menggunakan modus bertanya. Hal ini dilakukan agar tuturan memerintah lebih terlihat santun. Hal ini sesuai dengan skala kesantunan Leech yang menyatakan bahwa semakin tidak langsung suatu tuturan semakin santun tuturan tersebut.

59 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. 1. Menyimak dan mencatat langsung semua data alamiah/ujaran spontan yang muncul termasuk mencatat konteks pada saat melakukan pertuturan. 2. Data yang didapat langsung dianalisis dengan menggunakan catatan deskriptif dan catatan reflektif juga menggunakan analisis heuristik, yakni analisis konteks. Analisis heuristik digunakan, apabila ada tuturan tidak langsung dan memiliki interpretasi makna. 3. Mengidentifikasi percakapan yang terjadi pada saat melakukan pertuturan yang mengandung tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tabel 1.1 Indikator Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur tidak Langsung No. Indikator Subindikator Deskriptor 1. Tindak tutur langsung 1. Tindak tutur langsung pada sasaran 1 Tindak tutur alasan atau argumentasi 1 Tindak tutur yang dilakukan dengan cara menyebut langsung sesuatu yang diminta tampa basa-basi. 2 Tindak tutur langsung pada sasaran digunakan oleh anak jika sesuatu yang diminta merupakan kebiasaan yang selalu terjadi secara berulangulag. 1 Tindak tutur yang digunakan secara langsung untuk mengajukan permintaan kepada mitra tutur yang disertai dengan pernyataanpernyataan yang digunakan untuk meyakinkan atau memengaruhi mitra tutur agar memahami dan memaklumi permintaannya dan pada akhirnya mengabulkan

60 2 Tindak tutur tidak langsung 1. Tindak tutur tidak modus pengandaian 2. Tindak tutur tidak modus menyatakan keluhan 3. Tindak tutur tidak modus bertanya permintaan tersebut. 2 Tindak tutur langsung diguna kan untuk menyampaikan informasi sejelas-jelasnya, sedangkan bagian argumentasi digunakan untuk menjaga hubungan baik dengan mitra tutur agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar. 3 Tindak tutur argumentasi digunakan jika kualitas permintaan yang diajukan termasuk dalam kategori istimewa. Tindak tutur tidak langsung dengan modus pengandaian merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur dengan cara menyatakan situasi dan kondisi yang diangankan dalam kaitan dengan situasi dan kondisi yang dialami penutur pada pada saat mengajukan permintaan. Situasi dan kondisi yang didayagunakan oleh penutur adalah situasi dan kondisi yang mendukung tuturan tidak modus pengandaian. Modus pengandaian digunakan untuk membuat tuturan menjadi lebih santun, karena permintaan disampaikan tidak secara langsung. Tindak tutur yang dilakukan dengan menyatakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang menimpa diri mitra tutur. Sesuatu yang menimpa diri mitra tutur itu berupa sakit, keadaan yang membuat mitra tutur merasa tidak nyaman, dan sebalikknya. Tindak tutur tidak langsung dengan modus bertanya merupakan tindak tutur yang dinyatakan dengan menggunakan

61 4. Tindak tutur tidak modus menyatakan fakta 5. Tindak tutur tidak modus memuji bentuk lain dan tidak literal. Perintah tidak modus bertanya merupakan tindak tutur tidak langsung. Kalimat Tanya tidak digunakan secara fungsional untuk bertanya (meminta keterangan, penjelasan, meminta supaya diberi tahu) melainkan untuk menyuruh, meminta, memohon, dan sebagainya. Tindak tutur tidak modus bertanya digunakan oleh penutur untuk memerintah mitra tutur dengan cara bertanya. Pertanyaanpertanyaan yang dituturkan oleh penutur berupaya keadaan yang sedang dihadapi oleh penutur pada saat itu. Tindak tutur tidak langsung dengan modus menyatakan fakta ialah tuturan yang disampaikan penutur berdasarkan keadaan yang benar-benar ada atau terjadi, pada saat tuturan disampaikan kepada mitra tutur. Penutur berharap bahwa mitra tutur akan melakukan perintah ketika melihat fakta yang terjadi. Tindak tutur tidak modus menyatakan fakta merupakan tindak tutur tidak langsung. Kalimat pernyataan tidak digunakan secara fungsional untuk memberitahu melainkan untuk menyuruh, meminta, memohon dan sebagainya. Tuturan diutarakan dengan kalimat berita berupa menyatakan fakta agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya diperintah. Suatu bentuk tuturan berupa kekaguman, penghargaan terhadap sesuatu dengan harapan

62 6. Tindak tutur tidak modus melibatkan orang ketiga 7. Tindak tutur tidak modus dengan modus menginformasikan supaya mitra tutur mengabulkan perintah penutur. Kalimat perintah ini tidak langsung, tidak diuraikan dengan kalimat perintah melainkan dengan cara memuji. Tindak tutur tidak langsung dengan modus melibatkan orang ketiga ialah tindak tutur tidak langsung yang dituturkan oleh penutur dengan cara melibatkan orang lain atau orang disekitar penutur yang turut mendukung dalam mengajukan perintah yang dituturkan. Tindak tutur yang digunakan penutur ketika memerinah mitra tuturnya dengan memberikan informasi yang berhubungan dengan perintahnya. Hal ini dilakukan sang penutur untuk menjaga kesantunan tuturannya. Selain itu, modus ini digunakan memperkuaat atau mendukung agar tuturan berhasil. (Rahardi, 2005) 4. Mengidentifikasi penanda kesantunan dalam tindak tutur. 5. Mengklasifikasikan data tindak tutur berdasarkan modus dan jenisnya. 6. Berdaskan hasil identifikasi dan klasifikasi data, dilakukan kegiatan penarikan simpulan sementara. 7. Memeriksa/mengecek kembali data yang sudah diperoleh. 8. Penarikan simpulan akhir. 9. Mendeskripsikan implikasi tindak tutur dalam berkomunikasi antarmahasiswa di kantin FKIP universitas lampung terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.