KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI JAWA TIMUR

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 KONDISI DAERAH JAWA TIMUR

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Gambaran Umum Kondisi Daerah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB V PENGEMBANGAN KABUPATEN BANGKALAN SEBAGAI DAERAH LOKASI KEGIATAN INDUSTRI DI PROPINSI JAWA TIMUR TERKAIT RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

BAB III Visi dan Misi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAPPEDA Planning for a better Babel

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UTARA Vietnam & Kamboja

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Strategis

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Perluasan Lapangan Kerja

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTARA WILAYAH UTARA DAN SELATAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

Transkripsi:

Page1 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR Email : kamila@ce.its.ac.id, kamila_its@yahoo.com, machsus@ce.its.ac.id I. PENDAHULUAN a. Peranan Jawa Timur Pulau Jawa sebagai pulau utama di Indonesia, dihuni oleh lebih dari 70% populasi penduduk Indonesia secara keseluruhan. Hampir seluruh kegiatan industri lerletak di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan ekonomi primer berskala besar seperti: pertambangan, perkebunan, pengambilan hasil hutan terletak di luar Pulau Jawa. Jawa Timur merupakan wilayah industri kedua di Indonesia. Dengan demikian Jawa Timur merupakan salah satu penopang utama distribusi produk industri bagi Indonesia Timur. Sebaliknya konsumsi Jawa Timur akan komoditas mentah yang berasal dari luar Jawa sangat tinggi. Kedua hal tersebut berakibat pada volume arus penumpang dan barang yang cukup tinggi dari dan ke Jawa Timur. b. Kedudukan Wilayah & Kondisi Geografis Propinsi Jawa Timur terletak pada 110 54 BT Sampai 115 57 BT, 5 371 LS sampai 8 48 LS. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali, Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.Luas Wilayah Daerah Tingkat I Jawa Timur adalah 157.922 Km2 dengan luas daratan 47.042,17 Km2, luas lautan 110.000,00 Km2 dan secara administratif terbagi dalam 29 Kabupaten dan 9 Kota. Berdasarkan karakteristik dan geografis, Propinsi Jawa Timur terbagi menjadi empat wilayah, yaitu : Wilayah Utara, merupakan daerah pantai dan daratan rendah serta pegunungan kapur, relatif kurang subur-sedang berkembang; Wilayah Tengah, merupakan daerah rendah, perbukitan, gununggunung, relatif subur-sedang berkembang ; Wilayah Selatan, merupakan daerah pegunungan berbatu dan kapur, relatif kurang subur-belum berkembang ; Wilayah Kepulauan, merupakan pulau-pulau kecil disekitar Madura, daerah terisolasi-belum berkembang c. Kependudukan Propinsi Jawa Timur memiliki jumlah penduduk sebesar + 37,5 juta orang berdasarkan data BPS tahun 2006, dengan kepadatan 798 jiwa per Km 2.

Page2 Gambar 1. Peta penyebaran penduduk di Jawa Timur d. Perekonomian Perkembangan ekonomi wilayah diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari data PDRB 2008 seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa sektor-sektor unggulan di Propinsi Jawa Timur adalah sektor industri, perdagangan (termasuk hotel dan restoran), dan pertanian (termasuk peternakan, kehutanan dan perikanan). Pertumbuhan menonjol terjadi di wilayah pengembangan Gerbangkertosusila (GKS) dengan pusat pengembangan Surabaya. Kota-kota lain pada koridor yang sama juga menunjukkan pertumbuhan yang prospektif dengan nilai pertumbuhan yang tidak terlalu jauh dari Surabaya. Rincian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur untuk setiap jenis sektor usaha pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini Tabel 1 PDRB berdasarkan jenis lapangan usaha No Lapangan Usaha 2007 (%) 2008 (%) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 16,72 16,57 2 Pertambangan dan Penggalian 2,11 2,17 3 Industri dan Pengolahan 28,75 28,49 4 Listrik, Gas, Air Bersih 1,92 1,91 5 Bangunan 3,36 3,34 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 28,81 29,36 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,55 5,32 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4,62 4,68 9 Jasa-jasa 8,15 8,15 Total 100 100 Sumber : BPS Jatim Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sejak tahun 2004 sampai dengan 2008 menunjukkan angka 5,83 % pada tahun 2004, 5,84 % pada tahun 2005, 5,80 %pada tahun 2006, naik menjadi 6,11 pada tahun 2007 serta pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 5,90.

Page3 6,11 5,83 5,84 5,80 5,90 2004 2005 2006 2007 2008 Dalam perkembangannya, beberapa wilayah di Jawa Timur telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama di wilayah Utara atau yang lebih dikenal dengan wilayah Pantura. Berbagai potensi perekonomian telah berkembang di wilayah tersebut. Disisi lain untuk mendukung pengembangan wilayah di Jawa Timur telah dan sedang dilaksanakan pembangunan berbagai infrastruktur yang diharapkan akan mampu menjadi pengungkit dan dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah yang masih dirasakan. II. ISSUE ISSUE UTAMA PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR Pelaksanaan pembangunan di Provinsi Jawa Timur masih mengalami beberapa kendala antara lain yaitu : 1. Dari segi kependudukan, terdapat ketidakmerataan persebaran penduduk sebagai Human Capital untuk modal pembangunan. 2. Dari segi ketersediaan infrastruktur, terdapat permasalah pada kurangnya penyediaan pelayanan infrastruktur wilayah serta masih pembangunan antar wilayah Dari segi ketersediaan infrastruktur, terdapat permasalah pada kurangnya penyediaan pelayanan infrastruktur wilayah serta masih pembangunan antar wilayah. 3. Konsentrasi kegiatan ekonomi di Pantura Jawa mencapai 85%, jauh meninggalkan Pantai Selatan (15%). Keempat kabupaten di Kep. Madura memiliki Nilai indeks ekonomi terendah di Jatim. 4. Isu Kesenjangan Pembangunan Fasilitas Sosial, dengan indikator antara lain Fasilitas Pendidikan (SLTP dan Setara, SMA dan setara, Sekolah

Page4 Tinggi dan Setara), Fasilitas Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) dan Perhotelan. 5. Perkembangan kaw. perkotaan membentuk pola linear yg dikenal dg ribbon development. Konsentrasi perkemb. kaw. perkotaan telah menimbulkan kesenjangan antar-wilayah yang cukup signifikan. 6. Intensitas pergerakan orang & barang yang sangat tinggi, seperti pada lintas Surabaya- Malang dan Surabaya dengan perwilayahan GKS Plus nya. 7. Seluruh perwilayahan di Jatim memiliki orientasi dan ketergantungan yang tinggi terhadap Surabaya. 8. Tingginya alih fungsi (konversi) hutan lindung dan lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian, seperti industri, permukiman, prasarana umum dan lain sebaginya; menimbulkan kerusakan lingkungan dan bencana alam. 9. Dampak-dampak kerusakan lingkungan (Banjir, erosi, kekeringan) akibat eksploitasi lingkungan & perubahan iklim global III. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN Pembangunan daerah pada hakikatnya merupakan bagian integral dan penjabaran dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan, yang disesuaikan potensi, aspirasi, dan permasalahan pembangunan di daerah. Kebijakan pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada dasarnya merupakan penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah terpilih selama lima tahun, yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 ini pada dasarnya menjabarkan perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana daerah Jawa Timur akan diarahkan perkembangannya, dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang, bagaimana mencapainya, dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Pembangunan Jawa Timur 2009-2014 berangkat dari landasan visi: Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban adalah: Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat, yang diarahkan, terutama, untuk :

Page5 Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kebutuhan dasar rakyat dan penanggulangan kemiskinan; Meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pedesaan melalui penguatan perekonomian yang didukung pengembangan pertanian dan agroindustri/agrobisnis; Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM); Peningkatan investasi dan ekspor non-migas, serta penyediaan infrastruktur yang memadai, dengan tetap memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup; Memantapkan harmoni sosial melalui peningkatan kesalehan sosial, penegakan serta penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia, dengan didukung birokrasi yang reformatif dan pelayanan publik yang prima. Adapun strategi pembangunan daerah Propinsi Jawa Timur 2009-2014 yang bertumpu pada pemberdayaan rakyat ini dijalankan melalui model dual track strategy, di mana di satu sisi berupaya mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan, melalui pemihakan kepada rakyat miskin (pro-poor) untuk menuju Jawa Timur makmur dan berakhlak; Dan, di sisi lain berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis. Selanjutnya berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, maka disusun sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, sebagai berikut: 1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin. 2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan, dan memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik. 3. Meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis, serta pembangunan dan penyediaan infrastruktur. 4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang. 5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik menuju pelayanan prima. 6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial.

Page6 7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender. 8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia. 9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. IV. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang mampu memenuhi pelayanan kebutuhan dasar masyarakat sekaligus dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan tentunya tidak bisa lepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Keberadaan infratruktur yang bersifat strategis sangat diperlukan untuk memdukung berjalannya roda perekonomian antara lain untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa. Keberadaan infrastruktur strategis ini juga sebagai bentuk upaya meningkatkan keseimbangan/ pemerataan pembangunan sehingga kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat semakin diminimalkan. Beberapa infrastruktur strategis yang sedang dan akan dikembangkan antara lain adalah : 1. Pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur 2. Pembangunan Infrastruktur Pasca SURAMADU 3. Pembangunan Terminal Peti Kemas 4. Pembangunan Jalan Tol di Jawa Timur & Infrastruktur Transportasi lainnya 5. Penanggulangan Bencana Banjir Pembangunan Jalan Lintas Selatan Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) merupakan bagian dari pengembangan wilayah Selatan Jawa Timur, dengan kegiatan berupa pembangunan baru/peningkatan jaringan jalan yang membentang sepanjang

Page7 pesisir Selatan Jawa Timur, mulai dari Kabupaten : Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi (PACIWANGI). Diharapkan dengan terbangunnya Jalan Lintas Selatan ini maka akan dapat : Meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat wilayah Selatan Jawa Timur; Meningkatkan aksesibilitas antar Kota, aksesibilitas daerah-daerah terpencil kepada pusat-pusat pelayanan umum, sehingga akan meningkatkan pelayanan kepada lapisan masyarakat; Mampu membuka peluang bagi pengembangan kegiatan ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan sentra-sentra produksi; Meningkatkan aksesibilitas pada koridor dan kawasan-kawasan produktif, sehingga mampu menekan ongkos produksi; Membuka kawasan-kawasan/obyek wisata potensial, sehingga mampu merangsang pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan. Peta : Trase Jalan Lintas Selatan Pembangunan Infrastruktur Pasca Suramadu Pembangunan Jembatan Suramadu antara lain ditujukan untuk : Meningkatkan aksesibilitas dari dan ke Pulau Madura

Page8 Mengurangi kesenjangan antara Pulau Jawa dan Madura antara lain dalam hal sosial dan perekonomian Mengembangkan potensi wilayah Madura Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Madura Pemersatu dua budaya yaitu Jawa dan Madura Pasca pembangunan Jembatan Suramadu maka pada wilayah Kaki Jembatan Suramadu baik yang berada di Sisi Surabaya maupun Sisi Madura akan dilakukan pengembangan kawasan secara terintegrasi. Sebagaimana telah ditetapkan melalui PerPres Nomor 27 Tahun 2008 maka telah dibentuk Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) yang antara lain mempunyai tugas untuk : Pengoperasian Jembatan Suramadu Pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu masing-masing seluas 600 ha di Sisi Surabaya dan Sisi Madura Pengembangan Kawasan di Madura seluas 600 ha (termasuk rencana pembangunan peti kemas) Memfasilitasi pengembangan wilayah Madura dan Gerbangkertasusila Beberapa infrastruktur yang akan dikembangkan di wilayah Madura Pasca pembangunan Jembatan Suramadu antara lain adalah : Pembangunan pelabuhan laut Tanjungbulupandan; Pemanfaatan Waduk Nipah di Sampang dan percepatan pembangunan Waduk Blega di Bangkalan; Pengembangan lapangan terbang Trunojoyo Sumenep; Peningkatan jalan nasional : Kamal, Bangkalan sampai Sumenep (wilayah Selatan Madura); Peningkatan jalan propinsi : Bangkalan, Sumenep (wilayah Utara Madura). Rencana penyaluran Air Sungai bengawan Solo ke Madura Pengembangan Energi Listrik dan telekomunikasi

Page9 Pengembangan SDM Promosi Investasi Dll. Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas di Bangkalan Utara Pembangunan pelabuhan di Bangkalan Utara antara lain ditujukan untuk : 1. Mendukung upaya pertumbuhan dan pemerataan pembangunan wilayah Jawa Timur 2. Meningkatkan peranan Jawa Timur dalam pembangunan nasional & daya saing Jawa Timur dalam skala Nasional dan Internasional 3. Integrated dengan Program Pembangunan Jawa Timur, terutama dengan : a. Pembanguna Jembatan SURAMADU b. Jaringan Jalan Tol c. East Java Industrial Integrated Zone (EJIIZ) d. Multi player Effect sektoral dan spasial e. Mengurangi angka kemiskinan dan f. Membuka lapangan kerja 4. Pengembangan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek keselamatan yang memadai : Letak geografis yang strategis dilihat dari skala nasional maupun internasional Langsung ke laut lepas Kedalaman laut memadai Ketersediaan lahan Sedimentasi laut yang rendah

Page10 Keselamatan pelayaran yang memadai Dampak lingkungan yang minimal Pembangunan Jalan Tol dan Infrastruktur Transportasi lainnya Jaringan jalan Tol yang akan dikembangkan di Jawa Timur antara lain yaitu : Mendukung Tol Trans Jawa Pengalihan Tol Porong Gempol Jalan Tol Surabaya Gresik Lamongan Bojonegoro Jalan Tol Manyar-Paciran-Tuban Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder Jalan Tol Gempol-Pandaan-Malang-Kepanjen Jalan Tol Surabaya-Mojokerto-Jombang-Kertosono-Caruban-Ngawi- Mantingan Jalan Tol Madiun Caruban Jalan Tol Gempol-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi Jalan Tol Lingkar Timur Kota Surabaya Jalan Tol Tengah Kota Surabaya Pembangunan Infrastruktur Penanggulangan Bencana Banjir 1. Penanggulangan Banjir Wilayah Sungai Bengawan Solo Dimulai sejak tahun 2009 dengan upaya mempercepat pelaksanaan pekerjaan infrastruktur pengendalian banjir di Sungai Bengawan Solo yang menelan biaya Rp. 225 Milyar, meliputi :

Page11 Pengerukan/Normalisasi Floodway Sedayu Lawas Pembangunan Tanggul Kanor Kabupaten Bojonegoro 2. Penanggulangan Banjir Wilayah Sungai Brantas Pada tahun 2009 mendapat alokasi dana stimulus Rp. 65 Milyar untuk perbaikan tebing dan normalisasi sungai diwilayah Sungai Pekalen Sampeyan, Welang Rejoso dan Wilayah Sungai Brantas.