BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015

P E N U T U P P E N U T U P

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI DIVRE JAWA TIMUR BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Provinsi

LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 5 RTRW KABUPATEN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

P E N D A H U L U A N

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

TABEL II.B.1. KEGIATAN ANEKA USAHA KEHUTANAN DI KABUPATEN/ KOTA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

Transkripsi:

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Prioritasdan Arah Kebijakan RKPD Tahun 2013 5.1.1. Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Arah kebijakan spasial akan berintegrasi dengan kebijakan sektoral untuk mewujudkan harmonisasi pembangunan wilayah yang dilaksanakan secara sektoral oleh SKPD maupun pelaku pembangunan lainnya. Arah Kebijakan spasial Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur. Secara umum dan ringkas, arah kebijakan spasial meliputi struktur dan pola ruang serta pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Timur. Arahan kebijakan struktur ruang yang pada prinsipnya telah diuraikan pada prioritas pembangunan sektoral terutama pada bidang prasarana wilayah (Sistem Transportasi, Prasarana Sumberdaya Air, Energi dan Prasarana Lingkungan) Sedangkan arah kebijakan pola ruang secara ringkas dapat digambarkan seperti pada tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 5.1. Rencana Penggunaan Lahan di Jawa Timur Sampai Tahun 2013 No. Arahan Penggunaan Lahan Rencana (Ha ) Prosentase A. KAWASAN LINDUNG 1 Hutan Lindung 315.505,30 6,60 2 Hutan Konservasi 1) Suaka Margasatwa 18.009,00 0,38 2) Cagar Alam 10.957,00 0,23 3) Taman Nasional 176.696,20 3,70 4) Taman Hutan Raya 27.868,30 0,58 5) Taman Wisata Alam 298,00 0,01 B. KAWASAN BUDIDAYA 1 Kawasan Hutan Produksi 815.062,02 17,05 2 Kawasan Hutan Rakyat 425.570,43 8,90 3 Kawasan Pertanian 1) Pertanian Lahan Basah 957.239,00 20,03 2) Pertanian Lahan Kering/Tegalan/Kebun Campur 849.033,00 17,76 4 Kawasan Perkebunan 398.036,00 8,33 5 Kawasan Industri 69.742,00 1,46 6 Kawasan Pemukiman 715.958,75 14,98 T O T A L 4.779.975,00 100,00

180 Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 Gambar 5.1. Peta Rencana Penggunaan Lahan Jawa Timur Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah (Perkembangan Pusat Pengembangan Wilayah) Sebagai prioritas kebijakan spasial yang hendak diwujudkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam RTRW ditetapkan dalam pengembangan Kawasan Strategis. Kawasan strategis propinsi perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Mengingat hingga dibuatnya dokumen RKPD tahun 2013 ini, RTRW belum ditetapkan dalam peraturan daerah, maka penetapan jenis dan lokasi kawasan dimaksud didekati dari dokumen draft naskah akademis RTRW Tahun 2011-2031. Adapun jenis kawasan strategis Provinsi Jawa Timur meliputi: (1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi : a. Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat terdiri atas kawasan Germakertosusila (Gresik, Madura, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai KSN. b. Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP meliputi: 1. Kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan di Kabupaten Sidoarjo;

181 2. Kawasan ekonomi unggulan terdiri atas LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kabupaten Lamongan, kawasan ekonomi Madura di Kabupaten Bangkalan, kawasan ekonomi di Kabupaten Malang, dan Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo; 3. Kawasan agropolitan regional yang terdiri atas Sistem Agropolitan Wilis, Sistem Agropolitan Bromo - Tengger - Semeru, Sistem Agropolitan Ijen, dan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura; 4. Kawasan agroindustri, yaitu Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara; 5. Kawasan koridor metropolitan meliputi kawasan di kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, kawasan pusat bisnis Surabaya, kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial Lawang di Kabupaten Malang, dan perkotaan Malang, CBD Kota Malang, pusat pariwisata di Kota Batu; 6. Kawasan perbatasan antarprovinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur - Jawa Tengah - DI Yogyakarta dilakukan melalui kerja sama regional meliputi Ratubangnegoro (Kabupaten Blora, Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro), Karismapawirogo (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo), Pawonsari (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Wonosari), dan Golekpawon (Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri); 7. Kawasan perbatasan antarkabupaten/kota meliputi Germakertosusila dan segitiga emas pertumbuhan Tuban - Lamongan - Bojonegoro; dan 8. Kawasan tertinggal berupa kabupaten/kota dengan keberadaan desadesa tertinggal yang di dalamnya memiliki pengaruh signifikan terhadap pemerataan dan pertumbuhan ekonomi wilayah kota/kabupaten dan provinsi yang penyebarannya meliputi Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso. (2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, terdiri atas kawasan perbatasan negara pulau kecil terluar yang

182 berhadapan dengan laut lepas di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan sebagai KSN. (3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya sebagai KSP, meliputi: a. Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; dan b. Bromo - Tengger - Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. (4) Kawasan Strategis dari sudut SDA dan/atau kepentingan teknologi tinggi, meliputi : a. Kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan sebagai KSN; b. Kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, terdiri atas: 1. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi meliputi Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, serta Sumenep dan sekitarnya; 2. Kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di Kabupaten Gresik, Lekok di Kabupaten Pasuruan, Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban, dan Ngadirojo di Kabupaten Pacitan; dan 3. Kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Ngebel - Wilis di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun, Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang, Tiris (Gunung) Lamongan di Kabupaten Probolinggo dan kabupaten Lumajang, Belawan - Ijen di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi, Argopuro di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Jember, dan Cangar di Kabupaten Malang. (5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, meliputi : rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas.

183 Kebijakan dan strategi spasial Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam jangka menengah berdasarkan dokumen RTRW dapat diformulasikan ringkas sebagai berikut: 1). Pengembangan kawasan dalam upaya mengurangi kesenjangan wilayah melalui pengembangan sistem perkotaan dan pedesaan sehingga terciptanya pusat-pusat pelayanan baru yang tersebar pada seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur dan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru bagi kawasan yang selama ini tidak terlayani oleh pusat pelayanan yang ada. 2). Pengembangan infrastruktur yang diarahkan untuk menjamin aksesbilitas disetiap pusat produksi, pusat konsumsi, pusat distribusi dan kawasan terbelakang serta pusat-pusat perkotaan di Provinsi Jawa Timur. 3). Pengembangan kawasan strategis provinsi yang diharapkan akan memberikan pengaruh besar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sosial-budaya serta pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik. 4). Pengembangan wilayah tetap memperhatikan batasan wilayah dengan fungsi lindung. Pengembalian fungsi lindung menjadi fokus utama dalam menjaga daya dukung lingkungan agar tetap stabil. 5). Pengembangan wilayah yang membutuhkan kerja sama antar wilayah Prioritas pembangunan Provinsi Jawa Timur pada tahapan pertama tahun 2010-2014 lebih ditujukan untuk mencapai target : 1) Peningkatan fungsi dan skala infrastruktur utama dan pendukung fungsi PKN dan PKW 2) Pengembangan transportasi untuk mendukung pengembangan 31 kecamatan sentra produksi agropolitan serta sentra produksi sumber daya alam lainnya dalam kawasan strategis ekonomi dan kawasan andalan yang dikaitkan dengan simpul/pusat pengembangannya berupa pengembangan jalan bebas hambatan, jaringan jalan arteri, jaringan jalan kolektor, jaringan jalan strategis nasional, jaringan kereta api, pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung sentra produksi yang dikaitkan dengan 38 simpul- simpul/kota pengembangannya 3) Pengembangan transportasi antarpulau untuk mendukung penanganan kawasan tertinggal Kepualauan Madura 4) Pembentukan cluster-cluster produk unggulan pertanian cikal bakal agropolitan 5) Mengamankan lahan produktif pertanian untuk mencegah/mengendalikan konversi lahan pertanian produktif dan beririgasi teknis. 6) Merehabilitasi kerusakan catchment area dan sumber air

184 7) Mempertahankan sumber air dan merehabilitasi daerah resapan untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun 8) Penetapan dan pengembangan kawasan-kawasan strategis 9) Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona/kawasan industri yang telah ditetapkan