Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan.

dokumen-dokumen yang mirip
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat B. Metode Penelitian 1. Penentuan Kombinasi Gula Merah dan Gula Pasir 2. Formulasi Minuman Instan Coro

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Desikator Neraca analitik 4 desimal

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

METODOLOGI PENELITIAN

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C-105 C selama 3-5 jam. Setelah itu didinginkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

III. METODE PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 di

Lampiran 1. Bagan Penetapan Kadar Protein Jangkrik dengan Metode Kjeldhal. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,02 N Dilakukan titrasi blanko Hasil

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pengrajin gula merah kelapa di Desa Purworejo

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

111. BAHAN DAN METODE

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

67 Lampiran 1. Prosedur Penelitian Pendahuluan Tujuan : Menentukan suhu pemasakan dan range jumlah dekstrin yang digunakan. Prosedur : Nira aren segar hasil penyadapan dicampurkan dengan kapur tohor (C(OH)) dan natrium metabisulfit (NaSO5), kemudian didiamkan selama,5 jam. Setelah itu nira disentrifugasi untuk memisahkan kapur serta endapan selama 3 menit sehingga dihasilkan nira jernih. Nira jernih kemudian diambil sebanyak 00 ml lalu ditimbang beratnya. Dekstrin yang digunakan sebesar 0% dari berat nira jernih kemudian dicampurkan dan diaduk. Bahan yang telah siap kemudian disemprotkan menggunakan spray dryer. Dilakukan dua kali penyemprotan dengan suhu yang berbeda yaitu 10oC dan 160oC. Tiap penyemprotan digunakan bahan dengan volume nira dan jumlah dekstrin yang sama. Setelah penyemprotan, serbuk gula yang dihasilkan kemudian diamati sifat fisiknya serta ditimbang untuk mengetahui rendemen yang diperoleh. Rendemen (%) = berat akhir serbuk gula (gram) x 100% berat awal serbuk gula (gram) Hasil : Suhu (oc) 10 160 Warna Putih Putih Kelengketan Lengket Tidak lengket Bentuk Serbuk kasar Serbuk halus Rendemen (%) 7,65 8,95 Penambahan dekstrin 0% dapat menghasilkan gula serbuk aren. FTIP00166/080

68 Lampiran. Prosedur Analisis 1. Penentuan Kadar Air Metode Destilasi (Sudarmadji, Bambang H., dan Sunardi,1989) Pelarut toluen sebanyak 75-100 ml ditambahkan pada sampel yang mengandung air sebanyak -5 ml, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Air yang tertampung dapat diukur volumenya dengan cara membaca skala pada tabung penampung (tabung Stark-Dean atau Sterling Bidwell). Persen kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kadar air = Volume air yang terdestilasi x 100% Berat sampel. Penentuan Kadar Gula Pereduksi dan Sukrosa Metode Luff Schrool (AOAC, 1984) Sampel sebanyak.5 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan kemudian ditambahkan 50 ml akuades. Larutan tersebut ditambahkan 5 ml Pb-asetat 3% dikocok selama satu menit kemudian ditambahkan 5 ml Na fospat 5%, dikocok selama satu menit kemudian ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas, lalu dikocok lagi dan disaring. Setelah itu filtratnya diambil sebanyak 50 ml, selanjutnya dievaporasi sampai volume ½ dari V awal. Larutan tersebut didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu ukur 100ml, kemudian ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas lalu dikocok, larutan ini merupakan larutan siap saji untuk gula pereduksi (larutan A). FTIP00166/081

69 Untuk mengetahui kadar gula total maka larutan A dipipet sebanak 50 ml, ditambahkan 5 tetes indikator metil orange dan 0 ml HCl 4 N. Larutan dipanaskan dalam penangas selama 30 menit kemudian didinginkan sampai suhu 0 oc. Larutan dipindahkan ke labu ukur 100 ml, lalu dinetralkan dengan NaOH 4 N. Tepatkan dengan akuades sampai tanda batas. Larutan ini merupakan sampel siap uji untuk penentuan kadar gula total (larutan B). Prosedur penentuan kadarnya adalah sebagai berikut : larutan A atau B dipipet sebanyak 5 ml ditambahkan 5 ml larutan Luff Schoorl dan juga ditambahkan batu didih. Larutan tersebut kemudian direfluks selama 15 menit, selanjutnya didinginkan, ditambahkan 10 ml KI 30% dan 5 ml asam sulfat 6 N. Selanjutnya dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N sampai terbentuk warna kuning jerami. Kemudian ditambahkan ml amilum 1%, lalu dititrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N sampai terbentuk warna putih susu. Buat juga blanko dengan menggunakan 5 ml air sebagai pengganti larutan A. Perhitungan : Jumlah titrasi blanko dengan Na tiosulfat =... ml Jumlah titrasi sampel larutan A atau B dengan Na tiosulfat =... ml Selisih titrasi (blanko sampel larutan A atau B) = jumlah ml Na tiosulfat yang setara dengan gula pereduksi (Tabel 8). Kadar gula pereduksi = (ml blanko ml sampel larutan A) x tabel LS x fp x 100% W Kadar gula total = (ml blanko ml sampel larutan B) x tabel LS x fp x 100% W FTIP00166/08

70 Kadar sukrosa = (kadar gula total kadar gula pereduksi) x 0,95 x 100% Keterangan : fp = faktor pengenceran W = berat sampel (mg) Tabel 11. Jumlah Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan (Metode Luff Schrool) ml 0,1 N Thio Glukosa, Fruktosa, ml 0,1 N Thio Glukosa, Fruktosa, (titrasi blankogula Invert (mg (titrasi blankogula Invert (mg titrasi sampel) C6H1O6) titrasi sampel) C6H1O6) 1,4,4 13 33,0,7 4,8,4 14 35,7,8 3 7,,5 15 38,5,8 4 9,7,5 16 38,5,9 5 1,,5 17 44,,9 6 14,7,5 18 47,1,9 7 17,,6 19 50,0 3,0 8 19,8,6 0 53,0 3,0 9,4,6 1 56,0 3,1 10 5,0,6 59,1 3,1 11 7,6,7 3 6, 1 30,0,7 4 Sumber : Sudarmadji, Bambang, dan Sunardi (1989) 3. Penentuan Kadar Abu (Sudarmadji, dkk., 1989) Sampel sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui berat tetapnya. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam lemari pengabuan sampai terbentuk abu yang berwarna putih. Cawan yang berisi abu gula kristal tersebut diturunkan suhunya dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang sampai diperoleh berat konstan. Persen kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut : FTIP00166/083

71 % kadar abu = berat endapan (g) x 100% berat sampel (g) 4. Rendemen Gula Aren Serbuk (Apriyantono, A.D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawati, S. budiyanto, 1989) Rendemen adalah persentase bahan baku yang menjadi produk akhir atau perbandingan produk akhir dengan bahan baku utama. Rendemen gula aren yang dihasilkan ditentukan berdasarkan perhitungan: (%) = ( ℎ+ ) ( ) 100% 5. Pengujian Waktu Larut (Beuchat, 1977) Prosedur : 1. Menimbang sampel sebanyak 3 gram.. Memasukkan sampel ke dalam beaker glass berisi 150 ml air yang diletakkan di atas magnetic stirrer. 3. Menyalakan magnetic stirrer pada kecepatan. 4. Menghitung waktu yang diperlukan hingga seluruh sampel larut sempurna. 6. Tingkat Higroskopisitas (GEA Niro Research Laboratory, 005). Pengujian tingkat higroskopisitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan serbuk untuk menyerap uap air pada kondisi dengan kelembaban udara terkontrol. Prosedur : FTIP00166/084

7 - Menimbang sampel seberat 0,5 gram. - Meletakkan sampel dalam desikator yang memiliki RH 70% - Mencatat kenaikan berat sampel setelah diperoleh berat konstan. - Menghitung tingkat higroskopisitas dengan persamaan : % Higroskopi sitas (%Wi % FW ) 100 100 %Wi Dimana : %FW = kadar air awal bahan %Wi = (Berat air yang terserap / Berat bahan) x 100% 7. Laju Higroskopis (GEA Niro Research Laboratory, 005). Tujuan : Mengetahui tingkat kecepatan penyerapan uap air pada kondisi dengan kelembaban yang terkontrol. Prosedur : - Menimbang sampel seberat 0,5 gram. - Meletakkan sampel dalam desikator yang memiliki RH 70% - Mencatat kenaikan berat sampel setiap 60 menit hingga diperoleh berat konstan. - Membuat grafik antara waktu dan berat sampel dan menghitung nilai slope yang diperoleh. FTIP00166/085

73 8. Warna dengan metode Hunter menggunakan alat Chromameter CR 300 (deman, 1997) Prinsip: Pengukuran warna dilakukan menggunakan alat Chromameter dengan menentukan nilai X, Y, x, y dan kemudian dikonversikan menjadi notasi warna Hunter yang terdiri dari nilai L, a, dan b dengan persamaan sebagai berikut: x X Y y L 100Y 1 x y Z Y y a b 1 17,5 1,0 X Y Y 7 Y 0,84Z Y Nilai L berhubungan dengan derajat kecerahan, nilai L berkisar antara 0-100. Meningkatnya nilai L menunjukan kecerahan produk semakin meningkat. Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan. Nilai a negatif dari 0 sampai -10 menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif dari 0 sampai 10 menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan. Nilai b negatif dari 0 sampai -10 menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif dari 0 sampai 10 menunjukan kecenderungan warna kuning. Intensitas warna (chroma) menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai kroma menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan. Prosedur penggunaan Chromameter CR-300 : a. Koneksikan device 1 (head) dan device (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia. FTIP00166/086

74 b. Sambungkan device dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik. c. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). d. Tekan calibrate pada device dan pilih user calibrate dengan menggeser kursor menggunakan tombol <, >, ^, v dan tekan measure enter. e. Pilih Ch01 dan tekan measure enter. Pilih Yxy dan tekan measure enter. f. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. g. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hinggan measuring head mengkalibrasi sebanyak 3x (3x blitz). Proses kalibrasi selesai. h. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b muncul kemudian tekan tombol Target. Untuk mengubah satuan pengukuran (Contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol Target. 9. Uji organoleptik Skor Uji Deskripsi Skor 5 4 3 1 Rasa Manis +4 Manis +3 Manis + Manis +1 Tidak manis Aroma Sangat tercium Tercium Cukup tercium Kurang tercium Tidak tercium Warna Coklat Putih kecoklatan Kuning Putih kekuningan Putih FTIP00166/087

75 Format Deskripsi Inderawi Gula Aren Serbuk a. Rasa Coklat Kuning c. Warna FTIP00166/088 Putih 5 4 3 1 Sangat tercium Cukup tercium Tidak tercium 5 4 3 1 Manis +4 Manis + Tidak manis 5 4 3 1 b. Aroma

76 Lampiran 3. Analisis dan Korelasi Gula Aren Serbuk I. Kadar Air Data dan Hasil Uji Kadar Air Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 4,1 3,59 3,07,83,59,44,33 Ulangan (%) 4,17 3,53 3,11,89,65,39,9 Rata-rata (%) 4,19 3,56 3,09,86,6,41,31 Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Linear Sumber dk JK KT F hitung F tabel Ket 1,56,56 63,3 6,61 H0 ditolak Residu 5 0,00 0,040 Total 6,76 Kriteria uji : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. Kesimpulan : F hitung = 63,3 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai. Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Logaritmik Sumber Residu Total Kriteria uji Kesimpulan dk JK KT F hitung F tabel Ket 1,71,71 3009,161 6,61 H0 ditolak 5 0,005 0,001 6,76 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 3009,161 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai. FTIP00166/089

77 Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Kuadratik Sumber Residu Total Kriteria uji Kesimpulan JK KT F hitung F tabel Ket,710 1,355 340,864 6,94 H0 ditolak 4 0,016 0,004 6,76 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 340,864 > F tabel = 6,94; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai. Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Kubik Sumber Residu Total Kriteria uji Kesimpulan dk dk JK KT F hitung F tabel Ket 3,71 0,907 587,96 9,8 H0 ditolak 3 0,005 0,00 6,76 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 587,96 > F tabel = 9,8; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai. Tabel Anova Berdasarkan SPSS untuk Bentuk Eksponensial Sumber Residu Total Kriteria uji Kesimpulan dk JK KT F hitung F tabel Ket 1 0,66 0,66 135,784 6,61 H0 ditolak 5 0,010 0,00 6 0,76 : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya. : F hitung = 135,784 > F tabel = 6,61; maka Ho ditolak, H1 diterima, jadi model regresi tersebut sesuai. FTIP00166/090

78 Analisis Kadar Air Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r y = -6,007x + 4,07 y = -0,98ln(x) + 1,57 y = 18,71x 13,49x + 4,769 y = -57,77x3 + 53,38x 19,41x + 5,08 y = 4,351e-1,95x Linear Logaritmik Kuadratik Kubik 0,97 0,998 0,994 0,998 0,963 0,999 0,997 0,999 Eksponensial 0,964 0,98 yang Dipilih Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 18,71x 13,49x + 4,769 Nilai r sebesar 0,997 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar air) menurun. II. Kadar Gula Pereduksi Data dan Hasil Uji Kadar Gula Pereduksi Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 3,99 4,49 5,08 5,70 6,35 6,90 7,57 Ulangan (%) 3,89 4,45 5,18 5,68 6,38 6,89 7,51 Rata-rata (%) 3,94 4,47 5,13 5,69 6,36 6,89 7,54 FTIP00166/091

79 Analisis Kadar Gula Pereduksi Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = 1,05x + 3,307 Linear 0,999 0,999 y = 1,85ln(x) + 8,96 Logaritmik 0,9 0,960 y = 0,809x + 11,7x + 3,331 Kuadratik 0,999 0,999 3 y = -11,11x + 7,476x + Kubik 0,999 0,999 10,587x + 3,381,16x Eksponensial 0,99 0,996 y = 3,65e Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi linear. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 1,05x + 3,307 Nilai r sebesar 0,999 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar gula pereduksi) meningkat. III. Sukrosa Data dan Hasil Uji Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 69,66 70,68 71,60 7,57 73,34 74,0 74,65 Ulangan (%) 69,70 70,80 71,68 7,68 73,15 73,95 74,8 Rata-rata (%) 69,68 70,74 71,64 7,6 73,4 73,98 74,73 FTIP00166/09

80 Analisis Kadar Sukrosa Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r y = 16,59x + 69,05 y =,574ln(x) + 76,95 y = -14,61x +,44x + 68,61 y = 46,66x3-4,61x + 7,x + 68,40 0,9x y = 69,10e Linear Logaritmik Kuadratik 0,993 0,961 0,999 0,997 0,980 0,999 Kubik 0,999 0,999 Eksponensial 0,991 0,996 yang Dipilih Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -14,61x +,44x + 68,61 Nilai r sebesar 0,999 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (kadar sukrosa) meningkat. IV. Kadar Abu Data dan Hasil Uji Kadar Abu Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 1,3 1,19 0,95 0,71 1,08 0,96 0,93 Ulangan (%) 1,37 1,17 0,96 0,87 1,17 0,96 0,80 Rata-rata (%) 1,30 1,18 0,95 0,79 1,13 0,96 0,86 FTIP00166/093

81 Analisis Kadar Abu Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r y = -1,13x + 1,5 y = -0,0ln(x) + 0,668 y = 6,816x - 3,859x + 1,456 y = -86,35x3 + 58,6x 1,71x + 1,845-1,05x y = 1,49e Linear Logaritmik Kuadratik Kubik 0,444 0,56 0,564 0,689 0,666 0,749 0,751 0,830 Eksponensial 0,408 0,639 yang Dipilih Tabel diatas dapat dilihat bahwa semua model regresi tidak memiliki nilai R lebih dari 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren tidak mempengaruhi kadar abu pada gula aren serbuk. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -1,13x + 1,5 V. Rendemen Data dan Hasil Uji Rendemen Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 5,0 7,89 9,68 11,57 10,98 9,86 8,56 Ulangan (%) 5,86 6,7 9,90 9,98 9,88 8,8 7,45 Rata-rata (%) 5,53 7,30 9,79 10,78 10,43 9,34 8,01 FTIP00166/094

8 Analisis Rendemen Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r y = 8,677x + 7,00 y = 1,903ln(x) + 1,1 y = -171,9x + 77,44x + 1,845 y = -43,91x3-145,5x + 7,94x +,04 1,190x y = 6,73e Linear Logaritmik Kuadratik 0,47 0,477 0,971 0,497 0,691 0,986 Kubik 0,97 0,986 Eksponensial 0,93 0,54 yang Dipilih Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -171,9x + 77,44x + 1,845 Nilai r sebesar 0,986 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (rendemen) meningkat hingga titik maksimum kemudian menurun. FTIP00166/095

83 VI. Waktu Larut Data dan Hasil Uji Waktu Larut Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (menit) 0,98,68 3,08 3,50 3,75 3,80 3,98 Ulangan (menit) 1,04,63,74,76 3,71 3,79 3,83 Rata-rata (menit) 1,01,65,91 3,13 3,73 3,80 3,91 Analisis Waktu Larut Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = 8,48x + 1,333 Linear 0,817 0,904 y = 1,435ln(x) + 5,571 Logaritmik 0,953 0,976 y = -37,6x + 3,33x + Kuadratik 0,937 0,968 0,15 y = 06,4x3-161,1x + Kubik 0,961 0,980 44,49x - 0,713 y = 1,367e3,585x Eksponensial 0,67 0,80 Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -37,6x + 3,33x + 0,15 Nilai r sebesar 0,968 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (waktu larut) meningkat. FTIP00166/096

84 VII. Laju Higroskopis Data dan Hasil Uji Laju Higroskopis Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1(mg HO/jam),86,4,41,54,7,4,54 Ulangan (mg HO/jam),98,4,61,75,54,44,41 Rata-rata (mg HO/jam),9,4,51,65,63,43,48 Analisis Laju Higroskopis Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = -0,846x +,746 Linear 0,68 0,518 y = -0,16ln(x) +,9 Logaritmik 0,387 0,6 y = 4,694x -,74x +,887 Kuadratik 0,330 0,574 y = -17,7x3 + 81,34x Kubik 0,64 0,790 15,81x + 3,46 y =,738e-0,31x Eksponensial 0,57 0,507 Tabel diatas dapat dilihat bahwa semua model regresi tidak memiliki nilai R lebih dari 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren tidak mempengaruhi laju higroskopis gula aren serbuk. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -0,846x +,746 FTIP00166/097

85 VIII. Tingkat Higroskopisitas Data dan Hasil Uji Tingkat Higroskopisitas Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 (%) 18,4 16,14 15,94 15,9 16, 14,76 14,57 Ulangan (%) 18,31 15,93 16,95 16,53 15,99 14,81 14,1 Rata-rata (%) 18,8 16,03 16,45 16, 16,11 14,79 14,39 Analisis Tingkat Higroskopisitas Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = -10,36x + 18,10 Linear 0,789 0,889 y = -1,64ln(x) + 13,10 Logaritmik 0,80 0,896 y = 3,57x - 11,79x + 18,1 Kuadratik 0,789 0,889 y = -511x3 + 310,1x Kubik 0,883 0,940 64,16x + 0,51 y = 18,19e-0,64x Eksponensial 0,799 0,894 Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi linear. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -10,36x + 18,10 Nilai r sebesar 0,889 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (tingkat higroskopisitas) menurun. FTIP00166/098

86 IX. Uji Warna Nilai L Data dan Hasil Uji Warna Nilai L Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 93,55 94,5 95,16 96,19 96,38 95,8 95,63 Ulangan 93,34 95, 94,90 94,66 96,74 96,58 96,40 Rata-rata 93,44 94,73 95,03 95,43 96,56 96,0 96,01 Analisis Warna Nilai L Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = 8,683x + 93,60 Linear 0,783 0,885 y = 1,470ln(x) + 97,95 Logaritmik 0,903 0,950 y = -43,84x + 6,x + Kuadratik 0,934 0,966 9,9 y = -94,44x3 + 1,8x + Kubik 0,938 0,969 16,54x + 9,71 y = 93,61e0,091x Eksponensial 0,783 0,885 Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = -43,84x + 6,x + 9,9 Nilai r sebesar 0,966 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai L) meningkat hingga titik maximum kemudian menurun. FTIP00166/099

87 X. Uji Warna Nilai a Data dan Hasil Uji Warna Nilai a Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1 1,8 1,59 1,58 1,6 1,56 1,67 1,64 Ulangan 1,31 1,53 1,6 1,65 1,34 1,39 1,39 Rata-rata 1,30 1,56 1,60 1,64 1,45 1,53 1,51 Analisis Warna Nilai a Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = 0,317x + 1,446 Linear 0,083 0,89 y = 0,083ln(x) + 1,659 Logaritmik 0,46 0,496 y = -7,833x + 3,451x + Kuadratik 0,518 0,719 1,11 y = 88,33x3-60,83x + Kubik 0,853 0,94 1,50x + 0,814 y = 1,437e0,35x Eksponensial 0,098 0,313 Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kubik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 88,33x3-60,83x + 1,50x + 0,814 Nilai r sebesar 0,94 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan FTIP00166/100

88 pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai a) meningkat hingga titik maximum kemudian menurun hingga titik minimum. XI. Uji Warna Nilai b Data dan Hasil Uji Warna Nilai b Gula Aren Serbuk Dekstrin 5% 10% 15% 0% 5% 30% 35% Ulangan 1-3,80-5,76-6,96-7,76-8,57-7,59-7,38 Ulangan -3,71-5,56-6,18-6,16-8,69-8,34-8,4 Rata-rata -3,76-5,66-6,57-6,96-8,63-7,96-7,81 Analisis Warna Nilai a Gula Serbuk Aren Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebagai berikut : Persamaan R r yang Dipilih y = -13,44x - 4,071 Linear 0,774 0,880 y = -,30ln(x) - 10,85 Logaritmik 0,91 0,955 y = 74,9x - 43,16x - 1,84 Kuadratik 0,951 0,975 y = 69,44x3 + 3,63x Kubik 0,95 0,976 36,04x -,155 Tabel diatas dapat dilihat bahwa model regresi yang dipilih adalah model regresi kuadratik. Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh persamaan : y = 74,9x - 43,16x - 1,84 FTIP00166/101

89 Nilai r sebesar 0,975 menyatakan bahwa terdapat korelasi langsung yang sangat kuat, artinya bahwa semakin besar harga x (jumlah dekstrin yang ditambahkan pada nira aren) akan menyebabkan harga y (warna nilai b) menurun hingga titik minimum kemudian meningkat. FTIP00166/10

90 Lampiran 4. Hasil Organoleptik Gula Aren Serbuk Tabel Uji Organoleptik Gula Aren Serbuk Panelis 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 13 14 15 Rata-rata Warna 1,67 1,38 1,47 1,33 1,0,19 1,5,50 1,45,00 1,84 1,8,19,31 1,7 1,7 Aroma 4,3 3,55 3,00 3,84 5,00 4,36 4,7 4,73 4,47 4,00 4,00 4,66 4,34 4,47 4,56 4,3 Rasa,75 3,31 4,00 4,0 4,77 3,5,16,75 3,00,00,53,66 3,53,00 3,59 3,10 Keterangan Skor Uji : Skor 5 4 3 1 Warna Coklat Putih kecoklatan Kuning Putih kekuningan Putih Aroma Sangat tercium Tercium Cukup tercium Kurang tercium Tidak tercium Rasa Manis +4 (sangat manis) Manis +3 (manis) Manis + (cukup manis) Manis +1 (sedikit manis) Tidak manis Kesimpulan: Warna : Putih Aroma : Tercium Rasa : Manis + (cukup manis) FTIP00166/103