BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk menghadapi perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan di Indonesia terus menerus dikembangkan dari tahun ke tahun untuk penyempurnaan kurikulum. Pendidikan dasar merupakan jenjang formal yang diberikan pada anak usia sekitar 7 sampai 12 tahun. pentingnya pendidikan dasar ditegaskan oleh UNESCO (Sanjaya 2002: 1) bahwa pendidikan dasar merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi kehidupan dalam memudahkan orang untuk memilih apa yang mereka lakukan serta merencanakan masa depan dan meletakkkan landasan bagi belajar sepanjang hayat. Pernyataan tersebut di dukung oleh pendapat Sukmadinata (2004) hal yang menyatakan bahwa sekolah dasar memiliki tugas untuk memberikan dasar-dasar yang kuat bagi pembentukan kepribadian, pengembangan fisik, moral, sikap dan nilai serta pengembangan potensi, kemampuan-kemampuan dasar bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan pribadi siswa untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 1

2 Kegagalan dalam memberikan pengetahuan dan kecakapan yang memadai pada jenjang sekolah dasar akan berakibat timbulnya kekurangan pada diri siswa yang sulit diatasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan dasar memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan pada jenjang sekolah menengah akan sangat ditentukan oleh pendidikan dasar (Sanjaya, 2002: 2). Menurut Sumarso, 2010 Sejarah pendidikan Indonesia, kurikulum mengalami perubahan dari tahun 1947 (rentjana pelajaran 1947), 1952 (rentjana pelajaran 1952), 1964 (rentjana pendidikan), 1968 (rencana pendidikan), kurikulum 1975, 1984 (Cara Belajar Siswa Aktif), kurikulum 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP), dan kurikulum baru yang mulai diterapkan yaitu kurikulum 2013. Menurut Kumandar, perubahan kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang cepat (Majid 2013: 79). Perkembangan kurikulum yang terjadi pada lingkup pendidikan Indonesia semakin mengalami peningkatan. Yang terlihat saat ini pada kurikulum 2013 adalah peningkatan dalam penanaman dan pelaksanaan karakter serta proses kegiatan pembelajaran yang menuntut keseimbangan antara pengetahuan (kognitif), keterampilan (afektif), dan sikap (psikomotor). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya yang menekankan pada pelaksanaan kerakter dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan sehari - hari. Hal ini terkandung dalam konsep pembelajaran yang termuat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013.

3 Kompetensi inti kurikulum 2013 menggambarkan kualitas yang seimbang untuk keberhasilan siswa yaitu hard skills dan soft skills (Kemendiknas, 2013: 5). Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 di nyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar dan siswa dengan siswa di lingkungan belajar. Menurut Depdiknas (Trianto, 2011: 147) pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menenempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran, sedangkan peserta didik tetap menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran (Trianto, 2011: 155). Dalam pembelajaran tematik diperlukan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Dalam pembelajaran tematik, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan terpadu (Trianto, 2011: 181). Hamalik (1986) dalam (Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengruh-pengaruh psikologis

4 terhadap siswa. Djamarah (2010: 121) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut teori Peaget yang ketiga (Dahar, 2011: 138) yaitu pada masa seseorang dengan rentang usia antara tujuh sampai sebelas tahun membutuhkan suatu media yang kongkrit atau setidaknya dapat diperlihatkan contoh dari satu bentuk nyatanya sebagai penunjang kemampuan pemahaman siswa. Pada dasarnya anak-anak usia Sekolah Dasar memiliki karakteristik sepertssi senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung (Supriadi, 2010:80). Kurangnya media yang digunakan dalam proses pembelajaran membuat siswa kurang antusias dalam proses belajar mengajar. Oleh karena hal itu, diperlukan inovasi pengembangan media yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 1 dan sesuai dengan materi dan lingkungan siswa. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Klasifikasi media pembelajaran di sd berdasarkan kemampuan indera, terdiri atas: (1) media audio, (2) media visual, (3) media audio visual. Berdasarkan dimensinya, terdiri atas: (1) media dua dimensi, (2) media tiga dimensi (Asra, 2009:160). Guru harus kreatif untuk menciptakan media pembelajaran demi terciptanya kondisi pembelajaran yang edukatif, efektif, efisien secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SDN Dermo 1 di Bangil yang dilakukan pada tanggal 14 Juni 2014 dengan guru kelas I SDN Dermo 1 Bangil tentang kondisi media dan penggunaanya dalam kegiatan pembelajaran

5 termatik di sekolah tersebut masih dalam tahap berlatih. Disini guru masih mengacu pada buku babon. Guru memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran tematik karena kelas I masih dalam tahap pembelajaran kontekstual. Guru belum pernah mengembangkan media pembelajaran tematik yang sesungguhnya, media pembelajaran yang digunakan selama ini diperoleh dengan cara membeli langsung mainan atau media yang ada di pasaran atau hanya dengan menggunakan bahan-bahan sekitar yang mudah di dapat, seperti puzzle, gambar, daun, lidi, flanel, dan lain-lain. Media tersebut tidak bisa dapat langsung digunakan dalam pembelajaran tematik karena sifatnya yang masih dalam satuan mata pelajaran, sehingga perlu diintegrasi dengan media yang lain. Dari hasil analisis kebutuhan diatas menjelaskan bahwa dibutuhkan media pembelajaran tematik yang terintegrasi. Sehingga peneliti akan mengembangkan sebuah media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) yaitu salah satu media pembelajaran tematik yang berupa papan magnet dengan beground gambar pemandangan darat, air, dan udara, dimana terdapat kantung yang berisi berbagai macam gambar hewan sesuai ukurannya yang dapat ditempelkan sesuai tempat hidupnya dengan desain yang menarik. Media ini juga mengajak peserta didik untuk belajar mengenal berbagai macam hewan sesuai tempat tinggalnya dan belajar mengurutkan hewan tersebut sesuai dengan ukurannya serta mengetahui ciri-ciri berbagai macam hewan sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) memberikan kemudahan pada peserta didik dalam pembelajaran tematik, serta peserta didik dan guru dapat memanfaatkan media pembelajaran agar lebih inovatif dan kreatif.

6 Agar permasalahan atau kesulitan yang dihadapi peserta didik dan guru dapat diselesaikan maka penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan Media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) Pada Pembelajaran Tematik Tema Benda Hewan Dan Tanaman Disekitar Untuk Kelas I Sekolah Dasar ini dilaksanakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumusan masalah dalam pengembangan ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) pada pembelajaran tematik tema benda hewan dan tanaman di sekitar untuk kelas I SD? 2. Bagaimana hasil pengembangan media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) pada pembelajaran tematik tema benda hewan dan tanaman di sekitar untuk kelas I SD? 1. 3 Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan media Panduan (Papan Dunia Hewan) dalam pembelajaran tematik tema benda hewan dan tanaman di sekitar untuk kelas I SD. 2. Menjelaskan hasil pengembangan media Panduan (Papan Dunia Hewan) dalam pembelajaran tematik tema benda hewan dan tanaman di sekitar untuk kelas I SD. 1.4 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan Dunia pendidikan pendidikan menuntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah dalam penggunaan media. Media merupakan salah satu bahan ajar yang harus

7 dipertimbangkan oleh guru agar dapat menarik minat dan meningkatkan aktivitas peserta didik serta mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi. Media pembelajaran PANDUAN merupakan media alternatif dalam pembelajaran tematik Bahasa Indonesia dan Matematika. Media PANDUAN ini dikembangkan dari media papan magnet dan media gambar. Media ini dibuat sebagai saran penyampaian informasi yang efektif. Media PANDUAN ini berbentuk papan dua dimensi. Media ini terbuat dari papan yang dilapisi logam dengan beground gambar pemandangan darat, air, dan udara yang memiliki nomor 1-10 berisi ciri-ciri hewan. Dibagian kanan terdapat kolom daftar nama hewan mulai dari 1-10 dan di bagian bawah terdapat kolom untuk mengurutkan hewan mulai yang terbesar hingga yang terkecil dan sebaliknya. Disini juga terdapat 2 kantung yaitu kantung yang berisi berbagai macam hewan sesuai ukurannya dan kantung yang berisi nama hewan tersebut. Materi pada media ini tersusun menjadi satu disesuaikan dengan tema benda hewan dan tanaman di sekitar, sub tema hewan di sekitar pada pembelajaran 2. Media ini juga mengajak peserta didik untuk belajar mengenal berbagai macam hewan sesuai tempat tinggalnya, belajar mengurutkan hewan tersebut sesuai dengan ukurannya, dan mengenal ciri-ciri hewan. Penyampaian melalui media ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik saat pembelajaran karena media ini memiliki karakteristik antara lain praktis, kompetitif, dan menyenangkan. Praktis, media Panduan dibuat dari bahan dasar kayu yang mudah untuk dibawa, dipindahkan, ringan dan tentunya aman sehingga baik guru maupun peserta didik tidak akan kesulitan saat akan menggunakan media tersebut.

8 Kompetitif, media ini dapat digunakan baik secara individu maupun kelompok. Masing-masing akan berlomba untuk mendapatkan nilai. Dibutuhkan kecepatan dan kreatifitas untuk memperoleh nilai yang maksimal. Menyenangkan, media ini secara langsung akan membuat peserta didik dapat belajar sambil bermain sehingga akan lebih mudah bagi peserta didik dalam memahami materi. 1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Pengembangan media PANDUAN dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran bagi peserta didik kelas 1 pada pembelajaran tematik tema benda hewan dan tanaman disekitar. Adapun pentingnya pengembangan media PANDUAN adalah sebagai berikut: a. Bagi peserta didik Pengembangan media PANDUAN dimaksudkan untuk meningkatkan minat dan penguasaan terhadap penggunaan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika dengan subtema hewan disekitar, serta meningkatkan ketertarikan dan kesukaan peserta didik terhadap pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap membosankan dan pelajaran Matematika yang dianggap sulit. b. Bagi guru Bagi guru adalah untuk mempermudah penyampaian materi dan menambah pengetahuan, keterampilan, serta kreativitas guru dalam mengembangkan dan menyediakan media pembelajaran tematik di SD. c. Bagi Sekolah Bagi sekolah adalah pengembangan media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) sebagai media dalam melaksanakan pembelajaran tematik serta menambah referensi media yang perlu untuk dikoleksi sekolah.

9 d. Bagi peneliti Pengembangan media Panduan dimaksudkan untuk menambah keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan media Panduan atau media yang berupa media dua dimensi lainnya sebagai perantara komunikasi antara peserta didik dan guru, serta dapat dijadikan bekal sebagai calon guru. 1.6 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan PANDUAN merupakan media pembelajaran tematik berupa papan magnet dari papan logam dan potongan gambar hewan yang ditempeli magnet. Pada bagiannya terdapat urutan nama-nam hewan, ciri-ciri hewan, serta urutan hewan terbesar hingga terkecil. Media ini akan membuat peserta didik lebih teliti dan kreatif. Pengembangan media ini memiliki beberapa keterbatasan, di antaranya yaitu: a. Media ini dirancang untuk pembelajaran tematik kelas I tema benda hewan dan tanaman disekitar dengan perpaduan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. b. Pengembangan media pembelajaran tematik ini dilakukan sampai tahap validasi ahli dan revisi akhir dalam proses pembelajaran di SDN Dermo 1 Bangil. c. Media ini terbatas pada materi mengenal berbagai macam hewan sesuai tempat tinggalnya, mengurutkan hewan tersebut sesuai dengan ukurannya, dan mengenal ciri-ciri hewan.

10 1.7 Batasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah: a. Penelitian dan pengembangan ( Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013: 407). b. Media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur informasi (materi) guna mencapai tujuan pengajaran ( Djamarah, 2010: 121) c. Media PANDUAN (Papan Dunia Hewan) yaitu salah satu media pembelajaran tematik yang berupa papan magnet dengan beground gambar pemandangan darat, air, dan udara, dimana terdapat kantung yang berisi berbagai macam gambar hewan sesuai ukurannya yang dapat ditempelkan sesuai tempat hidupnya dengan desain yang menarik. d. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan Poerwadarminta (dalam Majid, 2014). e. Tema benda, hewan, dan tanaman di sekitar merupakan tema ke-7 untuk pembelajaran kelas I semester 2 Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2013). benda, hewan, dan tanaman di sekitar merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar kita dan tentunya berhubungan dengan kehidupan seharihari mereka, sehingga akan lebih mudah bagi guru dan peserta didik untuk mempelajari tema tersebut.