SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI DENGAN SEL Al Al

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Lokasi pengambilan sampel yaitu di Tempat Pembuangan Akhir Sampah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

RECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS BERTINGKAT DAN MESIN PENGONTROL DEBIT AIR LIMBAH

TINJAUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI TERHADAP PENURUNAN KADAR ION LOGAM Fe DAN Mn, KEKERUHAN SERTA WARNA PADA PENGOLAHAN AIR GAMBUT SECARA BATCH

Penurunan Kadar Logam Berat dan Kekeruhan Air Limbah Menggunakan Proses Elektrokoagulasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

KIMIA ELEKTROLISIS

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MODUL SEL ELEKTROLISIS

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR. Gatot Sumartono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Penggunaan Metode Elektrokoagulasi Pada Pengolahan Limbah Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Aluminium Sebagai Sacrificial Electrode

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI GITA MELISA YOLANDA

OPTIMALISASI METODE ELECTROPLATTING KOAGULASI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM ZINKUM (Zn) PADA AIR BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KARET

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY

hidup. Namun dampak yang bersifat negatip tidak diharapkan karena dapat

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

PT. Centra Rekayasa Enviro Engineering Solutions for Our Environment, Industry and Community

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Pembuatan Alat Pengolah Limbah Cair dengan Metode Elektrokoagulasi untuk Industri Tahu Kota Samarinda

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit (hides and skin) menjadi bahan kulit atau tersamak (leather) dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian Yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Transkripsi:

PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 488435 Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM PB, Cd dan TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI Telah dilakukan percobaan proses elektrokoagulasi untuk reduksi kadar Pb,Cd dan TSS dalam limbah B3. Limbah yang digunakan memiliki karakteristik kontaminan Pb 6,450 ppm, Cd 1,978 ppm dan mengandung zat padat terlarut (TSS) sebesar 350 ppm. Percobaan dilakukan dengan metode tegangan listrik bervariasi dari 6 Volt sampai 12 Volt kecepatan alir bervariasi dari 6,720 ml/dtk sampai 37,300 ml/dtk dan waktu operasi tetap 60 menit dan ph limbah 6,5. Analisis Pb dan Cd dalam filtrat hasil akhir digunakan perangkat AAS, dan analisis TSS dengan metode gravimetri. Dari percobaan diperoleh hasil terbaik adalah tegangan listrik 12 volt dan kecepatan alir limbah masuk 6,720 ml/dtk yang memberikan nilai elektrokoagulasi kontaminan Pb sebesar 99,845%, Cd sebesar 98,938% dan TSS sebesar 95,004 %. Kata kunci : pengolahan limbah cair, logam berat Pb, Cd dan TSS, elektrokoagulasii Abstract THE INFLUENCE OF ELECTRIC VOLTAGE AND FLOW RATE TO THE RESULT LIQUID WASTE TREATMENT CONTAINING Pb,Cd AND TSS METAL. By using electrocoagulation equidment.the proses of electrocoagualation to reduce of Pb,Cd and TSS contammant. liquid waste have been done. The characteristic of liquid waste contain 6.45 ppm of Pb, and 1.978 ppm of Cd and 350 ppm of total disolved solid.. The experiment have been perform of electric voltage variation 6 volt until 12 volt. and the flow rate of liquid waste very from 6,720 ml/ sec until 37,300 ml/sec, of operation time 60 minutes and ph of waste 6.5 constantly. Pb and Cd analyzed by using AASand the TSS analyzed with gravimetrymethald. From the experiment the best result of the process obtained of electric cy of electrocoagulation of Pb contaminant 99.845%, Cd contaminant 98,938 % and TSS 95.004 %. Keywords : liquid waste treatment, Pb, Cd and TSS, electrocoagulation PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini pemakaian bahan kimia sebagai bahan utama atau bahan pembantu proses pada pengolahan limbah harus benar-benar dipertimbangkan karena beban pencemaran lingkungan semakin mengkhawatirkan. Penggunaan bahan kimia selektif hanya dianjurkan pada pengolahan limbah yang memiliki kadar kontaminan logam berat cukup tinggi dan diarahkan pada proses recoverry. Pengolahan kimia pada pengolahan limbah radioaktif cair fase air biasanya hanya 441

mampu mengatasi persoalan limbah dengan karakteristik tertentu, sehingga beningan over flow biasanya masih mengandung sedikit logam berat dan zat padat terlarut yang belum dapat dibuang ke lingkungan [1,2]. Proses elektrokoagulasi diduga dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah radioaktif cair fase air alternatif mendampingi metode-metode pengolahan yang lain yang telah dilaksanakan. Di Indonesia penerapan metode elektrokoagulasi untuk pengolahan limbah belum banyak dilakukan, sehingga perlu dilakukan pengkajian proses melalui percobaan-percobaan dan pengujian terhadap parameter yang berpengaruh. Proses elektrokoagulasi disusun meliputi proses equalisasi, elektrokimia, sedimentasi dan proses filtrasi. Proses equalisasi dimaksudkan untuk menyeragamkan limbah cair yang akan diolah terutama kondisi ph, pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Pada proses elektrokimia akan terjadi pelepasan Al 3+ dari plat elektrode (anoda) sehingga membentuk flok Al(OH) 3 yang mampu mengikat kontaminan dan partikel-partikel dalam limbah. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang di dalamnya terdapat dua penghantar arus listrik searah yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan limbah sebagai elektrolit. Gambar 1. Proses Elektrokoagulasi Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, yaitu ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah [2,3] : Reaksi Pada Katoda Ion H + dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidogen yang akan bebas sebagai gelembung-gelembung gas. + 2 H + 2e H Pb 2+ + 6e 2 Pb (1) (2) Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas hidrogen (H 2 ) pada katoda 2H OH + H 2O + 2e 2 2 (3) Reaksi Pada Anoda : Anoda terbuat dari logam alumunium akan teroksidasi + ( OH ) + 3H e Al + H O Al 3 3 2 3 + (4) Ion OH - dari basa akan mengalami oksidasi membentuk gas oksigen (O 2 ), 4 2 2 + OH 2 H O + O 4e (5) Jika larutan mengandung ion-ion logam lain maka ion-ion logam akan direduksi menjadi logamnya dan terdapat pada batang katoda misalnya : Pb 2+ + 2e Pb (6) Dari reaksi tersebut, pada anoda akan dihasilkan gas, buih dan flok Al(OH) 3. Selanjutnya flok yang terbentuk akan mengikat logam Pb yang ada di dalam limbah, sehingga flok akan memiliki kecenderungan mengendap. Selanjutnya flok yang telah mengikat kontaminan Pb tersebut diendapkan pada bak sedimentasi dan sisa buih akan terpisahkan pada unit filtrasi. Karena dalam proses elektrokoagulasi ini menghasilkan gelembung-gelembung gas, maka kotoran-kotoran yang terbentuk yang ada dalam air akan terangkat ke atas permukaan air. Flokflok terbentuk ternyata mempunyai ukuran yang relatif kecil sehingga flok-flok yang terbentuk tadi lama-kelamaan akan bertambah besar ukurannya. Pada percobaan ini digunakan limbah cair B3 yang mengandung kontaminan logam berat (Pb, Cd dan TSS). Melalui percobaan ini diharapkan dapat diperoleh data teknis tentang 442

proses elektrokoagulasi yang dapat diterapkan untuk kebutuhan pengolahan limbah radioaktif serta dapat diaplikasikan pada industri kimia. Variabel yang dicoba adalah tegangan listrik dan kecepatan aliran dan sebagai uji kualitas proses digunakan standar nilai baku yang ditetapkan untuk limbah cair industri kimia sesuai dengan surat keputusan Kep. Kepala BAPEDAL 03/BAPEDAL/04/1995 tentang baku mutu limbah cair yaitu memiliki kadar maksimum yang diijinkan untuk Pb 0,15 ppm, Cd 0,05 ppm dan nilai TSS sebesar 100 ppm. METODE UJI COBA Bahan Bahan yang digunakan adalah limbah B3 cair diambil dari laboratorium gedung 08 PTAPB BATAN Yogyakarta yang mengandung kontaminan logam berat Pb sebesar 6,450 ppm, Cd 1,978 ppm dengan kadar zat padat terlarut (TSS) sebesar 350 ppm. Alat Alat yang digunakan adalah perangkat elektrokoagulasi hasil rekayasa, yang meliputi 4 bagian utama yaitu: 1. Bak equalisasi untuk menghomogenkan limbah, 2. Bak elektrokoagulasi untuk mengikat kontaminan dan partikel-partikel dalam limbah yang terdiri dari anoda (kutub positif) dibuat dari aluminium dan katoda (kutub negatif), 3. Bak sedimentasi untuk menyempurnakan proses yang terjadi pada bak elektrokoagulasi sehingga penurunan kadar logam lebih sempurna 4. Bak fitrasi untuk menghilangkan buih yang timbul dalam elektrokoagulasi. Analisis Pb dan Cd digunakan perangkat AAS. dan penentuan kadar zat padat terlarut (TSS) digunakan metode gravimetri Cara Kerja Limbah cair fase air yang akan diolah dipompa masuk ke dalam bak equalisasi dan setelah bak equalisasi penuh, pompa tetap dihidupkan dan luapan dari bak equalisasi dimasukan ke dalam bak elektrokoagulasi. dengan kecepatan aliran bervariasi dari 6,720mL/dtk, 17,600 ml/dtk, 19,140 ml/dtk, 23,660 ml/dtk dan 37,300 ml/dtk. Setelah bak elektrokoagulasi penuh dengan limbah, aliran arus listrik searah dihidupkan dengan mengaktifkan adaptor pada tegangan bervariasi dari 6,0 volt, 8 volt, 10 volt dan 12 volt. Hasil proses elektrokoagulasi dialirkan ke dalam bak sedimentasi, dan selanjutnya beningan dari bak sedimentasi dimasukan ke dalam bak filtrasi dengan media penyaring pasir dan arang lolos 100 mesh. Karakteristik proses elektrokoagulasi ditentukan dengan mengukur kadar Pb dan TSS dalam beningan yang keluar dari bak filtrasi untuk waktu proses (pengaliran) adalah 60 menit. Analisis kadar Pb dan Cd dilakukan dengan perangkat AAS dan penentuan kadar TSS ditentukan dengan metode gravimetri. HASIL UJI COBA DAN PEMBAHASAN Data percobaan elektrokoagulasi ditampilkan dalam bentuk tabel seperti terlihat pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6. Pengaruh Tegangan Listrik Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat (Pb, Cd, Dan TSS) Dalam Filtrat Hasil Proses Elektrokoagulasi. Data pengaruh tegangan listrik terhadap karakteristik proses elektrokoagulasi limbah B3 yang mengandung logam berat (Pb, Cd, dan TSS) dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2,. dan Tabel 3. Dari Tabel 1,2, dan 3 diperoleh data bahwa setiap perubahan tegangan listrik akan menghasilkan elektrokoagulasi yang berbeda. Semakin besar tegangan listrik (V), semakin rendah kadar logam berat (Pb, Cd, dan TSS) dalam filtrat yang diperoleh, sehingga semakin tinggi penurunan kadar logam berat (Pb, Cd dan TSS) dan semakin tinggi elektrokoagulasinya. Dari Tabel 1,2 dan 3 dapat dilihat bahwa reduksi kadar logam berat (Pb,Cd dan TSS) dalam limbah terbesar dicapai pada tegangan 12 volt (V). Pada kondisi ini kadar logam berat dalam filtrat Pb sebesar 0,034 ppm, Cd 0,037 ppm dan TSS 24,905 ppm sehingga nya adalah Pb 99,479 %, Cd 98,129 % dan TSS 92,884 %. Sedangkan pengaruh kecepatan alir terhadap nilai reduksi kadar logam berat(pb, Cd dan TSS) yang dinyatakan sebagai elektrokoagulasi dapat dilihat pada Tabel 4,5 dan 6. Dari Tabel 443

4,5 dan 6 dapat diperoleh data bahwa bahwa setiap perubahan kecepatan alir akan menghasilkan elektrokoagulasi yang berbeda. Semakin lambat kecepatan alir yang masuk ke bak elektrokoagulasi, maka semakin tinggi nilai elektrokoagulasi yang diperoleh, hal ini terjadi karena semakin lambat aliran limbah masuk ke bak elektrokoagulasi berarti semakin lama waktu kontaknya sehingga Tabel 1 Penurunan Kadar Pb Pada Tegangan Bervariasi semakin tinggi nilai elektrokoagulasinya. Dari Tabel 4, 5, dan 6 dapat dilihat bahwa nilai elektrokoagulasi terbesar dicapai pada kecepatan alir 6,720 ml/dtk yang menghasilkan nilai elektrokoagulasi Pb sebesar 99,845 %, Cd sebesar 98,938 % dan TSS sebesar 95,004 %. Kadar Pb Tegangan (volt) sebelum diolah sesudah diolah 1 6 6,450 0,148 97,705 2 8 6,450 0,122 98,109 3 10 6,450 0,035 99,457 4 12 6,450 0,034 99,479 Tabel 2 Penurunan Kadar Cd Pada Tegangan Bervariasi Kadar Cr Tegangan (volt) sebelum diolah sesudah diolah 1 6 1,978 0,050 97,472 2 8 1,978 0,041 97,937 3 10 1,978 0,038 98,079 4 12 1,978 0,037 98,129 Tabel 3 Penurunan Kadar TSS Pada Tegangan Bervariasi Kadar TSS Tegangan (volt) sebelum diolah sesudah diolah 1 6 350 29,525 91,564 2 8 350 27,403 92,171 3 10 350 24,980 92,863 4 12 350 24,905 92,884 Tabel 4 Penurunan Kadar Pb Pada Kecepatan Alir Bervariasi Kadar Pb Kecepatan alir (ml/dtk) sebelum diolah sesudah diolah 1 6,720 6,450 0,010 99,845 2 17,600 6,450 0,023 99,645 3 19,140 6,450 0,034 99,479 4 23,660 6,450 0,039 99,395 5 37,300 6,450 0,056 99,132 444

Tabel 5. Penurunan Kadar Cd Pada Kecepatan Alir Bervariasi Kadar Cd Kecepatan alir (ml/dtk) sebelum diolah sesudah diolah 1 6,720 1,978 0,021 98,938 2 17,600 1,978 0,028 98,584 3 19,140 1,978 0,037 98,079 4 23,660 1,978 0,040 97,978 5 23,660 1,978 0,049 97,523 Tabel 6. Penurunan Kadar TSS Pada Kecepatan Alir Bervariasi Kadar TSS Kecepatan alir (ml/dtk) sebelum diolah sesudah diolah 1 6,720 350 17,486 95,004 2 17,600 350 20,513 94,139 3 19,140 350 24,905 92,884 4 23,660 350 25,007 92,855 5 37,300 350 25,158 92,812 Dari data tersebut, nyata bahwa besarnya tegangan listrik dan kecepatan alir berpengaruh terhadap penurunan kadar logam berat (Pb, Cd dan TSS) dalam limbah. semakin besar tegangan listriknya semakin besar penurunan kadar logam beratnya (Pb, Cd dan TSS) dalam limbah. Pada proses elektrokimia, pada saat yang sama adanya arus listrik di anoda mengakibatkan reaksi oksidasi terhadap anion (ion negatip), anoda yang terbuat dari logam seperti alumunium akan mengalami reaksi oksidasi membentuk ion Al 3+ dan akan mengikat ion (OH) - membentuk flok Al(OH) 3 yang dapat mengikat ion-ion Pb ++ serta menangkap sebagian logam Pb o, Cd o serta logam-logam lain dan yang tidak terdeposit pada batang katoda. Ketiga kondisi ini yang memungkinkan terjadinya penurunan kadar Pb, Cd dan TSS dalam limbah. Pada percobaan ini penurunan kadar Pb dalam limbah terbesar terjadi pada tegangan listrik 12 volt Ampere dan kecepatan alir limbah masuk 6,720 ml/dtk. yang menghasilkan elektrokoagulasi atau penurunan kadar logam berat( Pb) sebesar 99,845 %, Cd sebesar 98,938 % dan TSS sebesar 95,004 %. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan : 1. Perangkat elektrokoagulasi secara teknis memberikan unjuk kerja yang baik karena mampu mereduksi kontaminan dalam limbah di atas 95 % dan limbah yang keluar sudah memenuhi baku mutu limbah cair sesuai SK GUB DIY NO 281/KPTS/1998 tentang baku mutu limbah cair Pb 0,10 ppm, Cd 0,15 ppm dan TSS 100 ppm. 2. Kondisi terbaik pada percobaan ini dicapai pada tegangan listrik 12 volt dan kecepatan alir limbah masuk ke bak elektrokoagulasi 6,720 ml/dtk yaitu memberikan elektrokoagulasi kontaminan Pb sebesar 99,845 %, Cd sebesar 98,938 dan TSS sebesar 95,004 %. DAFTAR PUSTAKA 1. RONODIRDJO, S, 1982, Diktat Kuliah Pengolahan Sampah Radioaktif, Bagian Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 2. DJAJADININGRAT, ASIZ, H, 2004, Pengolahan Limbah Cair Tanpa Bahan Kimia, ITB, Bandung. 3. ANONIM, 1995, Pengelolan Limbah B-3 Tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun, Kep. Kepala BAPEDAL 03/BAPEDAL/04/1995. 445

TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Apakah arti dari elektrokoagulasi? (Kris Tri Basuki) 2. Limbah yang diolah merupakan limbah B3 atau limbah radioaktif dalam abstrak tercantum sebagai limbah radioaktif? (Kris Tri Basuki) 3. Masih banyak bagian yang perlu diperbaiki! (Kris Tri Basuki) 4. Apakah fungsi tegangan dalam proses elektrokoagulasi? (Kris Tri Basuki) Jawaban 1. Elektrokoagulasi adalah proses pengendapan/pengikatan limbah 2. Ada kesalahan pada penulisan abstrak, yang benar adalah limbah B3 bukan radioaktif 3. Terima kasih atas sarannya, akan segera diperbaiki. 4. Untuk mengikat limbah. 446