(USULAN) Tata Cara Kerja 1. Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif 2

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR. 19 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

DRAFT KEBIJAKAN PENANGANAN KELUHAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)

PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN NAMA DOMAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan.

15 Februari apa isi rpm konten

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

Workshop Pengawasan Label dan Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan. BPOM-Kamis, 2 Maret 2017, Hotel Lumire

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTER! KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

7. Hak Cipta Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Adapun poin poin tanggapan dan masukan tersebut adalah sebagai berikut:

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG KLASIFIKASI PERMAINAN INTERAKTIF ELEKTRONIK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI PERMAINAN INTERAKTIF ELEKTRONIK

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2 digunakan sesuai dengan ketentuan berlaku di lingkungan instansi pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia, perlu diatur lebih lanjut dengan kebijak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN INFORMASI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI UNIT PENGELOLAAN INFORMASI, DOKUMENTASI DAN ARSIP, PELAYANAN INFORMASI SERTA PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA PPID UTAMA ACEH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

KEPUTUSAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOMISI YUDISIAL NOMOR : 02/PPID/LI.06/09/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Para Penyedia Layanan Aplikasi Dan/Atau Konten Melalui Internet (Over

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

Laporan Dwi Bulan V 2013

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAH

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

2012, No

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 50/PJ/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Syarat dan Ketentuan Penggunaan Materi

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publ

LOMBA. Pedoman. Pendidikan Keluarga. TEMA: Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian


LAPORAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2013

Transkripsi:

(USULA) Tata Cara Kerja 1 Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan egatif 2 Draft per tanggal 1 Maret 2016 1 Draft ini disusun untuk penguatan prosedur penanganan konten negatif yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Sumber referensi dokumen ini adalah Tata Cara Kerja yang sudah dibuat oleh Kemkominfo. 2 Dokumen kelengkapan Tata Cara ini awalnya disusun oleh Shita Laksmi, Indryatno Banyumurti, Dinita Andriani Putri, Leonardus K. ugraha pada April 2015. Dokumen ini dilengkapi kembali pada Februari 2016 dan diusulkan di bulan Maret 2016. 1

Daftar isi I. Pengantar... 3 II. Pengertian umum... 4 III. Kriteria Mendesak (Emergency)... 5 IV. Kriteria Penapisan... 6 V. Tata Cara Umum Penanganan Situs egatif... 7 A. Alur Aduan Konten egatif dari Masyarakat... 7 B. Alur Aduan Konten egatif dari Kementerian Lembaga... 10 VI. Tata Cara Pengambilan Keputusan... 13 VII. Tata Cara ormalisasi... 14 VIII. Tata Cara Informasi ke ISP... 15 IX. Lampiran... 16 I. Kode Etik Anggota Panel... 16 II. Outline Dokumen Pendukung... 17 a. Dokumen Berkas Aduan... 17 b. Dokumen tim Panel (untuk masing-masing situs/ url) 17 c. Dokumen Laporan ke Publik... 17 2

I. Pengantar Dokumen ini adalah usulan untuk melengkapi dokumen prosedur yang telah dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dokumen ini dibuat dengan memperhatikan proses yang transparan dan akuntabel. Dokumen ini juga melandaskan pada prinsip Hak Asasi Manusia untuk mengambil keputusan atas penapisan. Kami merekomendasikan dokumen ini menjadi bagian dari proses penangananan situs Internet bermuatan negatif dan merupakan pengembangan dari dokumen prosedur yang sudah kami berikan pada bulan April 2015. Dokumen ini masih belum sempurna karena ada beberapa hal yang belum termasuk didalamnya, misalnya soal jangka waktu. amun tim penyusun berharap dokumen ini dapat menjadi bagian untuk proses penapisan yang lebih transparan dan akuntabel. Dokumen ini adalah dokumen aktif yang dapat diperbaiki sesuai dengan keadaan. Terima kasih. Tim Penyusun: Shita Laksmi, Indryatno Banyumurti, Dinita Andriani Putri dan Leonardus K. ugraha. 3

II. Pengertian umum Dokumen Tata Cara Kerja Penanganan Situs Internet Bermuatan egatif adalah dokumen yang memuat tata cara dalam melakukan pertimbangan dalam penanganan situs Internet bermuatan negatif. Perlu dipahami bahwa prosedur ini tidak selalu berujung pada keputusan penapisan. Situs Konten egatif Langsung (dedicated) adalah situs yang sengaja diciptakan untuk diisi konten bermuatan negatif. Misalnya, www.playboy.com. Situs Konten Bersifat Umum adalah situs yang sengaja diciptakan untuk muatan tidak negatif atau bersifat umum dan bukan merupakan UGC (User Generated Content). Misalnya: situs-situs berita, situs pendidikan dan situs dokumentasi. User Generated Content (UGC) adalah situs baik berupa domain maupun sub-domain yang kontennya dihasilkan oleh pengguna itu sendiri. UGC terdapat dua bentuk: o UGC Sub-Domain, yaitu UGC yang produksi kontennya dibentuk dalam format sub-domain, misal: apasaja.blogspot.com. o UGC Folder, yaitu UGC yang produksi kontennya tidak diformat dalam bentuk sub-domain, dalam hal ini formatnya dapat berupa folder atau bentuk lainnya yang mengikuti setelah nama domain. Misal: kasus.co.id (kasus.co.id/forum/kodethread). Situs Tautan egatif adalah situs yang memfasilitasi akses (memberikan atau menyediakan tautan, redirect) kepada situs konten negatif atau konten ilegal lainnya. Tim Manajemen adalah sejumlah pelaksana pada Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika yang diberikan tugas melakukan pengelolaan pengaduan situs Internet bermuatan negatif. Tim Panel adalah sekumpulan individu yang memiliki keahlian dalam isu tertentu dan atau perwakilan komunitas yang diberikan mandat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, khususnya Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika untuk memberikan masukan terkait penanganan situs bermuatan negatif. Empat tim Panel yang termaktub dalam Penanganan Situs Internet Bermuatan egatif adalah: o Panel 1: Panel Pornografi, Kekerasan Pada Anak, dan Keamanan Internet o Panel 2: Panel Terorisme, SARA dan Kebencian o Panel 3: Panel Investasi Ilegal, Penipuan, Perjudian, Obat dan Makanan dan arkoba o Panel 4: Panel Hak Kekayaan Intelektual Forum Terbatas adalah forum perwakilan yang anggotanya berasal dari Tim Pengarah untuk menjadi forum deliberasi terakhir apabila ada ketidaksetujuan di tim Panel. 4

III. Kriteria Mendesak (Emergency) Kriteria mendesak untuk Tim Panel 1: Penyebaran data/informasi (gambar, audio, video, tulisan) yang merupakan privasi seseorang yang tanpa sepengetahuan dan/ atau persetujuan pemilik data/informasi tersebut. Dalam hal ini terdapat korban yang terlanggar hak privasinya semisal, namun tidak terbatas pada, pornografi. Situs yang menampilkan gambar, audio, video, tulisan atau bentuk lainnya berkenaan dengan kekerasan / kejahatan pada anak Situs yang membahayakan data pribadi sekelompok individu pada sistem elektronik (misalnya perbankan). Kriteria mendesak untuk Tim Panel 2: Situs atau konten yang berisi ancaman, provokasi dan atau ajakan pada tindakan radikalisme, kekerasan, konflik dan kebencian SARA yang dikhawatirkan menimbulkan gejolak cepat, dan atau kerusuhan di masyarakat. 5

IV. Kriteria Penapisan 1. Kriteria non teknis: - Panel 1: Diisi oleh anggota Panel - Panel 2: Diisi oleh anggota Panel - Panel 3: Diisi oleh anggota Panel - Panel 4: Diisi oleh anggota Panel 2. Kriteria teknis: a. Secara umum, perlu dibedakan penapisan yang dilakukan untuk sub-domain dan seluruh domain. Pertimbangan untuk penapisan seluruh domain akan berlaku apabila jika dan hanya jika: - Garis besar dari seluruh situs dengan adanya bukti diantaranya: Editorial dan konten yang berlaku secara umum yang ditunjukkan di halaman utama situs dan dari waktu ke waktu) adalah melanggar UndangUndang yang berlaku di Indonesia b. Penapisan di tingkat gtld (generic Top Level Domain), misalnya.porn bukan wewenang Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan egatif. Sesuai dengan namanya, Forum ini bertanggung jawab untuk mengkaji Situs Internet Bermuatan egatif. 6

V. Tata Cara Umum Penanganan Situs egatif A. Alur Aduan Konten egatif dari Masyarakat Masyarakat Tim Manajemen (DJ APTIKA) Tim Panel Forum Terbatas (3 pengarah) START 5 Berkas Aduan 14 Berkas Aduan 1 2 Aduan situs Kategorisasi bermuatan konten negatif aduan 6 Penilaian 15 Penilaian 3 4 11 12 Kategori Pornografi Verifikasi sesuai UU 44/2008 Terbukti Pornografi? Mediasi dengan pemilik situs 13 Konten egatif dihapus? 8b 8a 7 Konsensus dicapai? 8 Mengandung Konten Ilegal? Perlu Mediasi? Mediasi 16 Mengandung Konten Ilegal? 17 Perlu Mediasi? 18a Mediasi 9 19 MASUK BLACKLIST TRUST+ Dokumen Arsip 8c 10 Tapis Tidak Ditapis 18b Tapis ED 20 Informasi: - Pelapor - Tim Panel - Publik 18c Tidak Ditapis 21 Mekanisme pengaduan 23 24 Pengaduan ormalisasi 22 Penetapan Pengadilan Gambar A. Alur Aduan Konten egatif dari Masyarakat 7

Keterangan 3 Alur Aduan Konten egatif dari Masyarakat 1. Aduan masyarakat: - Masyarakat dapat melapor menggunakan formulir online. Formulir online tersedia dan dilengkapi dengan informasi data pribadi pelapor, yaitu: ama, Alamat, omor Telepon, Alamat email, KTP/ Identitas lain - Identitas/data pelapor harus dapat diverifikasi baik melalui sistem maupun untuk dihubungi - Diperlukan adanya kepastian bahwa data pribadi pelapor akan dilindungi sesuai dengan hukum yang berlaku 2. Kategorisasi Aduan: - Diperlukan adanya kriteria yang rinci untuk masing-masing kategori - Kategori lain-lain harus lebih diperjelas - Kategorisasi harus memasukkan prinsip-prinsip yang sudah menjadi diskusi umum di tingkat internasional, seperti: data pribadi (privacy) dan rahasia negara. 3 dan 4: Identifikasi jenis pelanggaran situs dan bila telah secara jelas melanggar Undang-undang di Indonesia, Tim Manajemen bisa melakukan penapisan. 5. Berkas Aduan yang diberikan kepada tim Panel berisi: - URL Situs - Screen-shot dari konten yang diduga negatif - Kategori aduan - Alamat IP (IP address) - Lokasi Server - Kontak Admin Situs yang bersangkutan Berkas aduan diberikan kepada Tim Panel paling lambat 2 (dua) hari sebelum rapat 6. dan 15. Penilaian - Prosedur penilaian harus diperjelas. Penjelasan meliputi bentuk penilaian dan mekanisme penilaian. Kriteria penilaian tercantum di bab IV. 7 dan 8. Konsensus. Konsensus ini mengeluarkan dokumen yang berisi: - Jenis rekomendasi. Apakah rekomendasi tapis, normalisasi atau mediasi - Alasan dilakukan tapis. Bila konsensus yang dikeluarkan adalah tapis, maka harus dituliskan dengan jelas tujuan penapisan, Undang-undang serta pasal yang dilanggar, dan bentuk penapisan (apakah penapisan dilakukan pada seluruh situs atau spesifik url/laman tertentu) 3 Keterangan hanya untuk bagian yang perlu diperjelas. 8

9. Masuk Black List Trust Positif Setelah sebuah situs/ url diputuskan masuk ke Trust Positif, harus ada dokumen pemberitahuan yang bisa diakses publik dan berisi: - Jenis pelapor individu atau Kementerian/ lembaga - Tanggal aduan - Tanggal keputusan - Keputusan yang diterapkan (tapis, normalisasi, atau mediasi) - Alasan pengambilan keputusan: melanggar UU apa, pasal berapa, tujuan apa, apakah melanggar ICCPR (International Covenant on Civil and Political Rights) atau tidak. - Keterangan bagaimana jika pelapor ingin mengajukan keberatan/ mekanisme klarifikasi terhadap keputusan 12. Mediasi dengan Pemilik Situs Laporan hasil rapat harus dapat disediakan dan diakses oleh pelapor maupun terlapor. 16. Mengandung Konten Ilegal (Forum Terbatas) Dokumen keputusan dikeluarkan. Isi dokumen sama dengan nomor 9. 19 dan 20 Laporan lengkap Aptika mengenai seluruh proses yang dijalankan. Dokumen Arsip lengkap bisa diakses kapanpun oleh Tim Panel. Dokumen diberikan kepada: - Pelapor - Tim Panel - Publik khusus untuk publik informasinya bisa singkat namun jelas dituliskan melanggar Undang undang apa. 21. Mekanisme Pengaduan Penapisan yang baik menurut koridor Hak Asasi Manusia mengharuskan adanya mekanisme pengaduan untuk menghadapi potensi penyalahgunaan. Masyarakat atau mereka yang menerima keputusan bisa memilih dua hal: 23. Pengaduan 24. ormalisasi. Prosedur normalisasi dijelaskan di Bab. 7 22. Penetapan Pengadilan 9

B. Alur Aduan Konten egatif dari Kementerian Lembaga Masyarakat Tim Manajemen (DJ APTIKA) Tim Panel Forum Terbatas (3 pengarah) START 5 Berkas Aduan 13 Berkas Aduan 1 2 Aduan situs Kategorisasi bermuatan konten negatif aduan 6 Penilaian 14 Penilaian 3 4 Pornografi/ Sara/ Terorisme? Ditapis Sementara 7 Konsensus dicapai? 8 Mengandung Konten Ilegal? 15 Mengandung Konten egatif? 16 Perlu Mediasi? 8a Perlu Mediasi? 17a 11 Mediasi dengan pemilik situs 12 Konten egatif dihapus? 8b Mediasi Mediasi 9 18 MASUK BLACKLIST TRUST+ Dokumen Arsip 8c 10 Tapis Rekomendas ormalisasi/ Tidak Ditapis 17b Tapis ED 19 Informasi: - Pelapor - Tim Panel - Publik 17c Tidak Ditapis 20 Mekanisme pengaduan 22 23 Pengaduan ormalisasi 21 Penetapan Pengadilan Gambar B. Alur Aduan Konten dari Kementerian/ Lembaga 10

Keterangan 4 Alur Aduan Konten dari Kementerian/ Lembaga 1. Aduan Kementerian/Lembaga: Aduan dari Kementerian/Lembaga harus melampirkan: - Surat resmi ber kop dari instansi terkait - URL aduan - Screen-shot konten aduan - Alasan pengaduan, termasuk di dalamnya keterangan Undang-Undang dan pasal yang diduga dilanggar 2 Dan 3. Kategorisasi Aduan: - Harus ada kriteria yang rinci untuk masing-masing kategori - Kategori lain-lain harus diperjelas - Memasukkan prinsip-prinsip yang sudah menjadi diskusi umum di tingkat internasional, seperti: data pribadi (privacy) dan rahasia negara. 4. Penapisan Sementara: Jika keputusan yang dihasilkan adalah tapis sementara, maka yang harus dilakukan adalah: - otifikasi ke situs terkait - Informasi ke publik terkait penapisan yang diletakkan di website (situs) resmi Kominfo 5. Berkas Aduan kepada tim Panel berisi: - Surat resmi berkop dari K/L terkait - URL Situs - Screen-shot - Kategori aduan - IP address - Lokasi server - Alasan dilakukan penapisan, termasuk di dalamnya UU dan pasal yang dilanggar - Kontak Admin Situs Berkas aduan diberikan paling lambat dua (2) hari sebelum rapat 6 dan 14 Penilaian - Prosedur penilaian harus diperjelas. Penjelasan meliputi bentuk penilaian dan mekanisme penilaian. Kriteria tercantum di bab IV. 7 dan 8. Konsensus. Konsensus ini mengeluarkan dokumen yang berisi: - Jenis rekomendasi. Apakah rekomendasi tapis, normalisasi atau mediasi - Alasan dilakukan tapis. Bila konsensus yang dikeluarkan adalah tapis, maka harus dituliskan dengan jelas tujuan penapisan, Undang-undang serta pasal yang dilanggar, dan bentuk tapis (apakah penapisan dilakukan pada seluruh situs atau spesifik url/laman tertentu) 4 Keterangan hanya untuk bagian yang perlu penjelasan. 11

9. Masuk Trust Positif Setelah sebuah situs/ url diputuskan masuk ke Trust Positif, harus ada dokumen pemberitahuan yang bisa diakses publik dan berisi: - Jenis pelapor individu atau Kementerian/ lembaga - Tanggal aduan - Tanggal keputusan - Keputusan yang diterapkan (tapis, normalisasi, atau mediasi) - Alasan pengambilan keputusan: melanggar UU apa, pasal berapa, tujuan apa, apakah melanggar ICCPR (International Covenant on Civil and Political Rights) atau tidak. - Keterangan bagaimana jika pelapor ingin mengajukan keberatan/ mekanisme klarifikasi terhadap keputusan 8a dan 8b. Mediasi dengan Pemilik Situs Laporan hasil rapat harus tersedia dan dapat diakses oleh Pelapor 16. Mengandung Konten Ilegal (Forum Terbatas) Dokumen keputusan akan dikeluarkan. Isi dokumen sama seperti nomor 9 19. Laporan lengkap Aptika mengenai seluruh proses yang dijalankan. Dokumen Arsip lengkap bisa diakses kapanpun oleh Tim Panel. Dokumen diberikan kepada: - Pelapor - Tim Panel - Publik khusus untuk publik informasinya bisa singkat namun jelas melanggar Undang undang apa. 20. Mekanisme Pengaduan Penapisan yang baik menurut koridor Hak Asasi Manusia mengharuskan adanya mekanisme pengaduan untuk menghadapi potensi penyalahgunaan. Masyarakat atau mereka yang menerima keputusan bisa memilih dua hal: 22. Pengaduan 23. ormalisasi. 21. Penetapan Pengadilan 12

VI. Tata Cara Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan di tiap panel harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan dari anggota Panel yang hadir fisik, secara musyawarah mufakat 2. Setiap proses pengambilan keputusan setidaknya dihadiri oleh minimal sepertiga total anggota Panel dengan kehadiran langsung atau melalui medium telepon/ Internet. 3. Bila banyak yang tidak bisa hadir, pengambilan keputusan bisa dilakukan secara elektronik (misalnya, melalui email atau platform komunikasi lain) setelah anggota Panel menerima dengan lengkap dokumen yang dibutuhkan, seperti: a. URL situs b. Screen Shot bagian situs yang bermasalah c. Dokumen pengaduan dari masyarakat atau Kementrian/ Lembaga d. Kategori e. IP address f. Lokasi server g. Kontak Admin Dalam memberikan rekomendasinya, anggota Panel harus mencantumkan alasan yang jelas dan tertulis. 4. Keputusan rapat dituliskan dalam Catatan Rapat yang minimum terdapat: a. ama perkara/kasus: b. Tanggal keputusan ditentukan c. Jenis rekomendasi: penapisan, normalisasi atau mediasi d. Dasar pertimbangan 5. Catatan Rapat dapat diakses oleh semua anggota Panel dan sewaktu-waktu dapat dilihat sebagai risalah proses pengambilan keputusan sebelumnya. 6. Dalam hal musyawarah mufakat tidak dapat dicapai, maka pengambilan keputusan akan diserahkan ke Tim Pengarah Forum 7. Anggota Panel dari instansi/organisasi dapat mewakilkan kehadirannya kepada perwakilan dari instansi yang sama. Sedangkan untuk anggota yang statusnya sebagai pakar/ahli kehadirannya tidak dapat diwakilkan 8. Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris Forum yang hadir memiliki hak berpendapat setara dengan anggota Panel lainnya. 13

VII. Tata Cara ormalisasi 5 Dalam hal suatu aduan tidak terbukti melakukan pelanggaran dan atau situs yang dimaksud tidak lagi berisi konten negatif, perlu dilakukan normalisasi dengan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut: 1. Pengambilan keputusan normalisasi dilaksanakan oleh Panel sesuai dengan bidang masing-masing 2. Pengelola situs atau masyarakat dapat mengajukan normalisasi terhadap penapisan situs. 3. Pelaksanaan normalisasi dilakukan sebagai berikut: o Pengelola situs atau masyarakat mengajukan permintaan normalisasisetelah situs tersebut tidak lagi berisi konten negatif. o Pemohon normalisasi harus memberikan penjelasan berupa: Penjelasan dari isi konten/laman situs yang telah diperbaiki sesuai rekomendasi Panel o Berdasarkan laporan sebagaimana disebut dalam butir sebelum ini (disebutkan nomor butir), Tim Manajemen menginformasikan kepada Tim Panel untuk selanjutnya diambil keputusan normalisasi situs. Apabila keputusan penapisan diambil melalui Panel secara langsung, maka proses normalisasi dilakukan dengan cara yang sama. Apabila keputusan penapisan diambil melalui masukan Kementrian/ Lembaga terkait, maka keputusan normalisasi dilakukan dengan cara yang sama. o Informasi yang diberikan kepada Tim Panel terkait dengan normaliasasi adalah sebagai berikut: URL situs/konten Penjelasan bahwa situs/laman tersebut sudah tidak mengandung konten negatif dan atau bahwa laman yang mengandung konten negatif telah ditiadakan. 5 ormalisasi dilakukan dengan asumsi pemilik situs memiliki kemampuan teknis untuk memperbaiki langsung situsnya kendati sedang ditapis. Tidak efisien dan efektif apabila harus mengubah daftar Trust+ selama proses normalisasi. 14

VIII. Tata Cara Informasi ke ISP Pembuatan isi Tata Cara Informasi ke ISP dapat didiskusikan dengan ISP 15

IX. Lampiran: I. Kode Etik Anggota Panel Untuk didiskusikan dengan Anggota Panel 16

II. Outline Dokumen Pendukung a. Dokumen Berkas Aduan Pengaduan harus melalui proses verifikasi melalui mesin dan pengadu harus bisa diverifikasi melalui email atau telepon. Isi dokumen pengaduan adalah: - ama - Alamat rumah - omor telepon yang dapat dihubungi - Alamat email - omor KTP atau identitas lain yang berlaku *Data pribadi pelapor harus diproteksi b. Dokumen tim Panel (untuk masing-masing situs/ url) - Jenis rekomendasi - Alasan, tujuan rekomendasi, Undang-undang apa dan pasal berapa yang dilanggar - Bentuk penapisan (bila penapisan adalah keputusan), keseluruhan atau hanya URL / laman tertentu c. Dokumen Laporan ke Publik - Jenis pelapor - Tanggal pengaduan - Tanggal diputuskan - Keputusan - Alasan, tujuan keputusan, UU dan pasal yang dilanggar - Mekanisme pengaduan/ klarifikasi #selesai 17