Economics Development Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

SKRIPSI. Oleh Anggun Dillafah Dianti

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

Pasar Uang Dan Kurva LM

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH EKSPOR, IMPOR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, PRODUK DOMESTIK BRUTO, KURS DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORECTION MODEL

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. negara. Saat jumlah uang beredar tidak mencukupi kegiatan transaksi pada satu

Transkripsi:

EDAJ 5 (2) (2016) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj DETERMINAN PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TAHUN 2005.Q1-2014.QIV: PENDEKATAN ECM Muhammad Hardeo Awang Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Eknomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Maret 2016 Disetujui April 2016 Dipublikasikan Mei 2016 Keywords: Money Demand M1, GDP, CPI, Lending Rate, JCI, and the exchange rate. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel PDB, Indeks Harga Konsumen, Suku Bunga Pinjaman, Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai tukar (Kurs) terhadap Permintaan Uang (M1) di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam estimasi jangka pendek variabel PDB memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Sementara dalam jangka panjang PDB memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap permintaan uang (M1). Variabel IHK dalam jangka pendek memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Sementara dalam jangka panjang IHK memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap permintaan uang (M1). Variabel Suku bunga pinjaman dalam jangka pendek memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap permintaan uang (M1). Sementara dalam jangka panjang Suku bunga pinjaman memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Variabel IHSG dalam jangka pendek memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Sementara dalam jangka panjang IHSG memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Variabel Nilai tukar dalam jangka pendek memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap permintaan uang (M1). Sementara dalam jangka panjang Nilai tukar memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap permintaan uang (M1). Abstract This study aimed to analyze the influence of variables GDP, Consumer Price Index, Lending Rate, JCI and the exchange rate to Demand Money (M1) in Indonesia in the short term and long term from 2005 to 2014. The analysis showed that in the short term estimates of GDP variable has a positive and significant relationship to the demand for money (M1). While in the long term GDP has a positive and significant relationship to the demand for money (M1). Variables CPI in the short term have a positive relationship and no significant effect on the demand for money (M1). While in the long term CPI has a positive and significant relationship to the demand for money (M1). The variable lending rate in the short term have a negative and significant relationship to the demand for money (M1). While long-term lending rate has a negative correlation and no significant effect on the demand for money (M1). JCI variable in the short term have a positive relationship and no significant effect on the demand for money (M1). While in the long term JCI has a positive and significant relationship to the demand for money (M1). Variable exchange rate in the short term have a positive relationship and no significant effect on the demand for money (M1). While in the long run exchange rate has a positive and significant relationship to the demand for money (M1). Alamat korespondensi: Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: deo_awang34@yahoo.co.id ISSN 2252-6765 226

Milyar Muhammad Hardeo Awang / Economics Development Analysis Journal 5 (2) (2016) PENDAHULUAN Dalam perekonomian uang memiliki tiga fungsi: Sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpanan nilai. Tiga fungsi ini yang membedakan uang dengan aset aset lainnya dalam perekonomian. Sebagai alat pertukaran (medium of exchange), uang berarti sesuatu yang diberikan oleh pembeli kepada penjual ketika mereka membeli barang atau jasa. Sebagai satuan hitung (unit of account), uang berperan sebagai ukuran untuk menetapkan harga dan mencatat tagihan. Sebagai penyimpan nilai (store of value), uang merupakan alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan Aset paling nyata yang dipegang oleh masyarakat adalah uang tunai baik uang kertas maupun uang logam yang beredar dalam masyarakat. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut undang-undang nomor 6 tahun 2009 tentang Bank Indonesia, adalah bahwa Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia, telah memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kartal ini. Sebagian besar kegiatan transaksi dalam perekonomian di suatu negara khusunya di indonesia menggunakan jenis uang 1000 kartal ini sebagai alat tukar yang sah. (Prasetyo 2012). Peranan uang dalam perekonomian sangat besar khususnya M1 (uang kartal & giral ditambah demand deposit (tabungan & deposito)) karena uang adalah media yang sangat vital dalam perekonomian masyarakat. Banyak atau sedikitnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat bergantung pada kondisi perekonomian. Berdasarkan teori Kuantitas Uang dari Milton Friedman (1956) bahwa jumlah uang beredar sangatlah penting untuk dijaga karena keterkaitannya terhadap inflasi dalam perekonomian sehingga jumlah uang beredar harus benar-benar dijaga kestabilannya agar tidak berdampak pada perekonomian. Peningkatan jumlah uang beredar yang melebihi kebutuhan untuk perekonomian akan mendorong masyarakat untuk melakukan spekulasi terhadap valuta asing yang dapat menimbulkan pelemahan nilai rupiah, sehingga peran uang M1 di masyarakat sangatlah penting. Perkembangan jumlah M1 di masyarakat dari tahun ke tahun hingga sekarang terus mengalami peningkatan yang cukup besar, ini merupakan indikator bahwa semakin tingginya tingkat permintaan uang di masyarakat. 800 600 400 200 0 Tahun Sumber : Bank Indonesia Gambar 1.1. Jumlah M1 di Masyarakat Indonesia Tahun 2005.Q1-2014.QIV Pada Gambar 1.1 Jumlah uang kartal rill dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi namun cendrung meningkat, peningkatan tertinggi sering terjadi pada kuartal terakhir dalam satu tahun tepatnya kuartal empat. Seperti yang kita ketahui tren peningkatan 227

jumlah uang kartal rill di masyarakat juga di pengaruhi oleh budaya yang terjadi dimasyarakat seperti adanya hari raya besar agama, libur panjang, dan akhir tahun adalah dimana saat-saat tersebut terjadi lonjakan permintaan uang kartal rill di masyarakat. Peningkatan jumlah uang beredar yang tinggi akan berdampak pada kondisi perekonomian ini sesuai dengan banyak teori Kuantitas Uang salah satunya dari Milton Fridman yang mengatakan jika jumlah uang beredar ada pengaruh nyata terhadap inflasi yang terjadi dan berujung pada terjadinya gejolak perekonomian suatu negara, namun sebaliknya jika jumlah uang beredar terlalu sedikit atau kurang dari yang dibutuhkan dalam perekonomian akan berdampak pada lesunya kondisi perekonomian suatu negara tersebut, Disinilah tugas Bank Indonesia sangat diperlukan sesuai dengan tujuan Bank Indonesia yaitu menjaga stabilitas nilai rupiah, baik jika dibandingkan dengan harga barang dalam negeri maupun jika di bandingkan dengan valuta asing, sesuai dengan tujuan tersebut Bank Indonesia berhak untuk mengatur atau mengelola besar moneter yang ada sesuai dengan yang dibutuhkan perekonomian. METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari Laporan tahunan Bank Indonesia, BPS dan BEI Data sekunder yang digunakan adalah data kuartalan selama kurun waktu 2005:1 sampai dengan tahun 2014:4 dengan jumlah 40 observasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1). Variabel X ( Independent Variable/ Variabel Bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi. Variabel bebasnya yaitu: 1. PDB (X 1) : Pendapatan domestik bruto (PDB) yang digunakan adalah Produk Domestik Bruto Harga Berlaku 2. Indeks Harga Konsumen (X 2): Suatu indeks, yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun waktu tertentu, IHK di sini adalah proxy dari inflasi. 3. Suku Bunga Pinjaman (X 3): Rata-rata dari seluruh suku bunga pinjaman bank umum yang ada di indonesia. 4. Indeks harga saham gabungan (X 4): Indeks harga saham gabungan pada periode penutupan (end of period) yang di publikasikan dalam bentuk kuartalan. (2) Variabel Control yaitu variabel yang membuat hubungan konstan antar variabel bebas dan terikat. Nilai Tukar (X 5): Nilai tukar rupiah jika dibandingkan dengan USD, diambil nilai kurs tengah nya antara kurs jual dan kurs beli. (3). Variabel Y ( Dependent Variable/ Variabel Terikat) yaitu variabel akibat. Variabel terikatnya yaitu M1 (uang kartal & giral serta demand deposit seperti tabungan dan deposito yang sifatnya mudah dicairkan). Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan program eviews dalam pengolahan datanya. Metode analisis perhitungan yang digunakan untuk mengestimasi model penelitian adalah Error Correction Model-Engle Grenger (ECM-EG). Data time series seringkali tidak stationer sehingga menyebabkan hasil regresi meragukan atau disebut regresi lancung (spurious regression). Selanjutnya, data yang tidak stationer sering kali menunjukan hubungan ketidakseimbangan dalam jangka pendek, tetapi ada kecenderungan adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang dan model paling tepat untuk data time series yang tidak stationer adalah model koreksi kesalahan. (Widarjono 2009). model yang akan dijadikan sebagai model penelitian yang dirumuskan dalam bentuk ECM-EG sebagai berikut. Model Jangka Panjang yaitu: lnm1 t = α 0 + α 1lnPDB t + α 2lnSBP t + α 3lnIHK t + α 4IHSG t + α 5Kurs t 228

+μ t......(1) Model Koreksi Kesalahan Engle Granger lnm1 t = α 0 + α 1 lnpdb t + α 2 lnsbp t + α 3 IHK t + α 4 IHSG t + α 5 NT t + EC t- 1......(2) Keterangan: M1 = Uang kartal dan giral ditambah demand deposit (Milyar Rupiah) PDB = Pendapatan Domestik Bruto Harga Berlaku (Milyar Rupiah) IHK = Indeks Harga Konsumen (Harga) SBP = Suku bunga pinjaman (%) IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan (Harga) NT = Nilai Tukar (Ribu Rupiah) ln = Logaritma natural α 0, α 1, α 2, α 3, α 4, α 5 = Parameter = Delta ECt = Error Correction Term HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian ECM-EG Setelah melakukan estimasi model ECM-EG tersebut, didapatkan hasil regresi jangka pendek dapat dilihat pada tabel 4.1 : Tabel 4.1 Hasil Regresi Jangka Pendek Error Correction Model-EG Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas lnpdb 0.137337 0.374813 0.7103 IHK 0.000519 0.448006 0.6572 Suku bunga pinjaman -0.039833-2.081882* T-Tabel 2.021 Sumber: Hasil Olahan Eviews *signifikan pada tingkat α = 5% 0.0434* IHSG 1.000073-0.033527 0.9720 lnnt 0.244732 0.934878 0.3569 C 0.027737 1.440739 0.1593 ECT -0.604169-3.978668 0.0004 R 2 0.382295 Adjusted R 2 0.266476 DW-Stat 1.75033 F-Statistic 3.300782 lnm1 t = 0.027737 + 0.137337 lnpdb t + 0.000519 lnihk t - 0.039833 lnsbp t + 1.000073 IHSG t + 0.244732 NT t - 0.604169ECT t-1 + μ t Model ECM-EG ini dikatakan valid jika tanda koefisien koreksi kesalahan (ECT) bertanda negatif dan signifikan secara statistik (Widarjono 2009). Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai ECT signifikan pada α = 5% dengan nilai koefisien sebesar 0.604169 yang berarti bahwa model ECM-EG ini sah digunakan dan mampu mengkoreksi ketidakseimbangan dalam jangka pendek ke dalam keseimbangan jangka panjangnya sebesar 60.4%. Selanjutnya, didapatkan hasil regresi jangka panjang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : 229

Tabel 4.2. Hasil Regresi Jangka Panjang Error correction model-eg Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas lnpdb 0.810921 8.643066* 0.0000* IHK 0.002867 2.716806* 0.0103* Suku bunga pinjaman -0.029117 1.872179 0.0698 IHSG 2.00001 0.628616 0.5341 lnnt 0.468874 3.445313 0.0015* C -2.694313 1.602991 0.1182 R 2 0.971095 Adjusted R 2 0.966844 DW-Stat 1.124932 F-Statistic 228.4520 T-Tabel 2.021 Sumber: Hasil Olahan Eviews *signifikan pada tingkat α = 5% Pembahasan 1. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap M1 Variabel PDB pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar 0.810921 artinya setiap peningkatan PDB sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.810921%, ceteris paribus. Milton Friedman bahwa hubungan antara PDB didukung dengan nilai t-statistik 8.643066 > 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel PDB dalam jangka panjang berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia atau Ha diterima, ini sejalan dengan penelitian Sidiq (2005), Yu dan Gan (2009), Achsani (2010), dan hayati (2011). Variabel PDB pada estimasi jangka pendek memiliki nilai koefisien sebesar 0.137337 artinya setiap peningkatan PDB sebesar 1% akan menyebabkan penurunan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.137337%, ceteris paribus. Hal ini tidak sesuai teori Kuantitas Uang dari Milton Friedman bahwa hubungan antara PDB nilai t-statistik 0.374813 < 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel PDB dalam jangka pendek tidak Indonesia atau Ha ditolak, ini sejalan dengan penelitian Hayati (2011) dan Setiadi (2013). 2. Pengaruh IHK terhadap M1 Variabel IHK pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar 0.002867 artinya setiap peningkatan IHK sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.002867%, ceteris paribus. Milton Friedman bahwa hubungan antara IHK didukung dengan nilai t-statistik 2.716806 > 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel IHK dalam jangka panjang berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia atau Ha diterima, ini sejalan dengan penelitian Hayati (2011) dan Setiadi (2013). Variabel IHK pada estimasi jangka pendek memiliki nilai koefisien sebesar 0.000519 artinya setiap peningkatan IHK sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.000519%, ceteris paribus. Milton Friedman bahwa hubungan antara IHK nilai t-statistik 0.448006 < 2,021, sehingga dapat 230

disimpulkan variabel IHK dalam jangka pendek tidak Indonesia atau Ha ditolak, ini sejalan dengan penelitian Bassey (2012) 3. Pengaruh Suku Bunga Pinjaman terhadap M1 Variabel suku bunga pinjaman pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar -0.029117 artinya setiap peningkatan Suku bunga pinjaman sebesar 1% akan menyebabkan penurunan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.029117%, ceteris paribus. Milton Friedman bahwa hubungan antara suku bunga dan permintaan uang adalah negatif, selanjutnya nilai t-statistik 1.87219 < 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel suku bunga pinjaman dalam jangka pendek tidak Indonesia atau Ha ditolak. Variabel suku bunga pinjaman pada estimasi jangka pendek memiliki nilai koefisien sebesar -0.039833 artinya setiap peningkatan Suku bunga pinjaman sebesar 1% akan menyebabkan penurunan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.039833%, ceteris paribus. Milton Friedman bahwa hubungan antara suku bunga dan permintaan uang adalah negatif, selanjutnya nilai t-statistik 2.081882 > 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel Suku bunga pinjaman dalam jangka pendek Indonesia atau Ha diterima, ini sejalan dengan penelitian Aliasudin (2010), Hayati (2011), dan Bassey (2012). 4. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap M1 Variabel IHSG pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar 2.00001 artinya setiap peningkatan IHSG sebesar 1% akan menyebabkan penurunan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 2.00001%, ceteris paribus. Hal ini tidak sesuai dengan teori Kuantitas Uang dari Milton Friedman bahwa hubungan antara harga saham dan permintaan uang adalah negatif, selanjutnya nilai t-statistik 0.628616 < 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel IHSG dalam jangka panjang tidak Indonesia atau Ha ditolak. Variabel IHSG pada estimasi jangka pendek memiliki nilai koefisien sebesar 1.000073 artinya setiap peningkatan IHSG sebesar 1% akan menyebabkan penurunan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 1.000073%, ceteris paribus. Hal ini tidak sesuai dengan teori Kuantitas Uang dari Milton Friedman bahwa hubungan antara harga saham dan permintaan uang adalah negatif, selanjutnya nilai t-statistik 0.033527 < 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel IHSG dalam jangka pendek tidak Indonesia atau Ha ditolak. 5. Pengaruh Nilai Tukar terhadap M1 Variabel Nilai Tukar pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar 0.468874 artinya setiap peningkatan Nilai Tukar 1% akan menyebabkan peningkatan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.468874%, ceteris paribus. Selanjutnya nilai t-statistik 3.445313 > 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel Nilai Tukar dalam jangka panjang berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia atau Ha diterima, hal ini sejalan dengan penelitian Sidiq (2005). Variabel Nilai Tukar pada estimasi jangka panjang memiliki nilai koefisien sebesar 0.468874 artinya setiap peningkatan Nilai Tukar 1% akan menyebabkan peningkatan permintaan uang M1 di Indonesia sebesar 0.468874%, ceteris paribus. Selanjutnya nilai t-statistik 3.445313 > 2,021, sehingga dapat disimpulkan variabel Nilai Tukar dalam jangka panjang berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia atau Ha diterima, hal ini sejalan dengan penelitian Sidiq (2005). DAFTAR PUSTAKA Achsani, Noer. 2010. Stability of Money Demand in an Emerging Market Economy: An Error Correction and ARDL Model for Indonesia. Journal of 231

International Studies. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Aliasuddin. 2012. Pengujian Elastisitas Harga Pada Permintaan Uang di Indonesia. Majalah Ekonomi tahun XXII. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Darussalam. Bank Indonesia. 2015. Laporan Tahunan Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporantah unan/perekonomian/default.aspx. (4 September 2015). Bassey. 2012. The Effect Of Monetary Policy On Demand for Money In Nigeria. Interdeciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. Nigeria: University of Calabar. Hayati, Isra. 2011. Analisis Permintaan dan Penawaran Uang di Indonesia. QE Journal Vol 02-No.01-08. Medan: Universitas Negeri Medan. Kholisudin, A. (2012). DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT PADA BANK UMUM DI JAWA TENGAH 2006-2010. Economics Development Analysis Journal, 1(1). Prasetyo, P.Eko. 2012. Buku Ajar Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset. Sidiq, Sahabudin. 2005. Stabilitas Permintaan Uang Di Indonesia : Sebelum dan Sesudah Perubahan Sistem Nilai Tukar. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Ulfa, S. (2012). PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI), IMPOR, EKSPOR TERHADAP KURS RUPIAH/ DOLLAR AMERIKA SERIKAT PERIODE JANUARI 2006 SAMPAI MARET 2010. Economics Development Analysis Journal, 1(1). Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi. Yogyakarta: PT Ekonisia Kampus FE UII. Yu dan Gan. 2009. Empirical analysis of the Money Deman Function in ASEAN-5. International Research Journal of Finance and Economics. China: Guizhou Collage of Finance and Economics guiyang. Mankiw, Gregory. 2006. Teori Makroekonomi Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Oni Setiadi, I. (2013) ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TAHUN 1999 : Q1 2010 : Q4 DENGAN PENDEKATAN ERROR CORECRION MODELS (ECM). Economics Development Analysis Journal, 2(1). 232