MODUL 4 SARANA TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) PENGELOLAAN TERBITAN BERSERI

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

PETUNJUK RINGKAS CARA PENGINDEKSAN MAJALAH DAN MONOGRAF ANALITIK

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan.

KEGIATAN UTAMA DI PERPUSTAKAAN

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

TUGAS AKHIR LAPORAN PRODUK BIBLIOGRAFI KOLEKSI BUKU DENGAN SUBYEK ILMU PERTANIAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

Variabel Indikator Skor. dan tergolong coated paper b. Konsisten dan berkualitas sedang, dan tidak tergolong coated paper

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

Tugas Tutorial Mata Kuliah: Pengolahan Terbitan Berseri RANGKUMAN MODUL 6 PUST2250 (BUKU MATERI PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI) Dibuat Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

TINJAUAN MATA KULIAH...

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Perpustakaan Sekolah 18 April 2018

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI DI PERPUSTAKAAN UIN SUNAN AMPEL Oleh: Aries Hamidah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 18 PETUNJUK PENYIAPAN PENJILIDAN MAJALAH

Sistem Informasi di Perpustakaan

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

Perpustakaan sekolah

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

Katalog dan Minat Baca

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

PETUNJUK TEKNIS INPUT DATA TERBITAN BERKALA MAJALAH/ JURNAL/ BULETIN/ TERBITAN BERKALA LAINNYA Untuk Tingkat Deskriptor Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Angket Penelitian. Identifikasi Kebutuhan sistem Automasi Perpustakaan Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PENGELOLAAN INFORMASI ELEKTRONIS DI PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA DAN PEMBUATAN LAPORAN PENGEMBANGAN KOLEKSI. Oleh : Damayanty, S.Sos.

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 50 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PANGKALAN DATA BUKU

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

JASA PENELUSURAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SNI 7496:2009. Standar Nasional Indonesia. ICS Badan Standardisasi Nasional 1!!J'Ii!I'I)

PENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul II PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH

lokakarys Fungsional Non Psneii yang balk dan berkesinambungan. Juga diharapkan dapat menghindari terjadinya duplikasi penelitian maupun untuk meningk

Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU):

DATABASE PERPUSTAKAAN

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

Hormat Saya, Penyusun

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

DAFTAR PEMENANG HIBAH TATA KELOLA JURNAL ILMIAH INTERNAL SESUAI STANDAR NASIONAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL BEREPUTASI

KOSAKATA. Penjelasan istilah perpustakaan

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sumber Informasi. Sugeng Priyanto LOGO

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

Transkripsi:

MODUL 4 SARANA TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI Sarana temu kembali dapat berupa: 1. Susunan koleksi dokumen. 2. Katalog perpustakaan yang dapat berbentuk kartu, buku, lembaran kertas, OPAC dll. KATALOG TERBITAN BERSERI Karena terbitan berseri terbit secara berkala, dalam pembuatan catalog terbitan berseri berbeda dg pembuatan katalog pada monograf. Dalam terbitan berseri dilakukan secara kontinyu apabila ada penambahan nomor, perubahan judul, ataupun perubahan penanggung jawab dll. Sarana temu kembali yang lazim digunakan : 1. Katalog Buku Harus bisa ditelusur dari beberapa titik akses, yaitu dari nama pengarang, judul, maupun subyek. 2. Katalog Majalah Untuk menunjukkan judul-judul majalah, volume, nomor dan tahun terbitnya agar pengguna tahu koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut. 3. Indeks Artikel Majalah dan Monograf Analitik Biasanya memuat judul-judul artikel yang dikutip dari majalah dan buku semacam prosiding, risalah. Ada yang dilengkapi dengan abstrak, anotasi, atau ringkasan karya tulis. 4. Bibliografi (berfungsi sebagai catalog atau indeks) Bibliografi yang memuat judul-judul terbitan suatu negara biasanya diterbitkan oleh perpustakaan nasional, contoh : Bibliografi Nasional Indonesia. Bibliografi yang disusun menurut cakupan subyek/komoditas disebut bibliografi khusus, contoh : bibliografi udang galah, bibliografi kedelai dsb. Peraturan dalam membuat katalog dengan format lengkap atau ringkas semua terdapat dalam AACR2. Untuk format lengkap maka pada daerah catatan dapat ditambahkan informasi kepemilikan (holdings). Holdings adalah informasi yang mencantumkan volume, nomor dan tahun majalah tersebut. Namun dalam pembuatan katalog ini secara manual perlu dipertimbangkan karena setiap dating volume baru maka katalog tersebut harus diperbaiki dan diketik kembali. Pembuatan katalog lengkap dengan komputerisasi mudah dilakukan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengatalogan majalah : 1. Layanan majalah untuk pengguna. 2. Harus dapat mengakses penerbit untuk mencari informasi yang diperlukan dalam suatu cantuman katalog. 3. Pembuatan katalog harus secara kontinyu selama masih melanggan majalah tersebut, sehingga perubahan judul majalah merubah katalog tersebut. 4. Dalam pembuatan katalog lengkap, apakah tajuk subyek diperlukan sebagai titik akses. Sebagian besar perpustakaan hanya menginformasikan volume dan nomor majalah kepada pengguna dan memutuskan untuk tidak membuat katalog majalah. Sarana temu kembali selain katalog majalah : 1. Daftar Kepemilikan (holdings Lists) Adalah daftar yang mencerminkan keberadaan koleksi majalah yang ada di perpustakaan. Informasinya berupa: a. Judul; b. Tempat penerbitan; c. Volume dan nomor yang dimiliki perpustakaan; d. Nama penerbit; e. ISSN; f. Keterangan judul; g. Format lain. Daftar kepemilikan mempunyai keuntungan dan kelebihan : Keuntungan : Kerugian : Biaya pemeliharaan data murah, dan mudah dalam memperbaharui secara rutin daftar judul majalah karena dapat diketik dengan program Microsoft word. a. Hanya menyebutkan nomor-nomor terbaru pada tahun terakhir. b. Karena dalam bentuk tercetak maka tidak bisa digunakan bersama-sama secara elektronik dengan perpustakaan lain. c. Tidak bisa mengakses daftar melalui subyek, kecuali ada daftar lain yang disusun melalui subyek. 2. Union List atau union catalog atau katalog induk atau di Indonesia dikenal dengan KIM Yaitu daftar bahan pustaka seperti majalah milik dua atau lebih perpustakaan. 7an pembuatan KIM adalah : a. Alat untuk mengetahui keberadaan majalah, di perpustakaan pusat atau cabang. b. Alat untuk mengetahui nomor-nomor majalah yang dimiliki masing-masing perpustakaan. c. Sumber data bibliografi yang bermanfaat untuk 7an pengatalogan. d. Bahan referensi untuk kegiatan pengembangan koleksi.

Menurut cakupannya ada 5 jenis KIM : 1) Daftar koleksi dari sebuah perpustakaan dan cabangnya. 2) Daftar koleksi sekelompok perpustakaan di suatu daerah. 3) Daftar koleksi sekelompok perpustakaan di suatu regional. 4) Daftar koleksi dari sebuah negara. 5) Yang tidak terbatas pada suatu negara. KIM disusun berdasar abjad judul terbitan. Unsur-unsur yang terdapat dalam setiap cantuman bibliografi hampir sama dengan dengan daftar kepemilikan (holdings lists) : 1) Judul sebenarnya 2) Judul seragam 3) Badan korporasi yang menerbitkan serial 4) Edisi 5) Penomoran 6) Tempat penerbitan 7) Catatan ISSN Kriteria perpustakaan yang dipilih sebagai penyumbang data untuk pembuatan KIM : 1) Merupakan perpustakaan penunjang 2) Memiliki koleksi majalah yang kuatdalam suatu bidang khusus 3) Memiliki anggaran tetap tiap tahun untuk pengadaan koleksi majalah ilmiah 4) Bersedia membuka fasilitas perpustakaan untuk umum 5) Tersedia tenaga yang mampu untuk melayani jasa silang layan Pertimbangan dalam pembuatan katalog jurnal elektronik : 1) Merupakan materi yang sangat berguna bagi pengelola perpustakaan yang hanya bisa diakses melalui internet 2) Perlu diorganisir dengan cara menyediakan katalog sebagai sarana temu kembalinya 3) Menyediakan jaringan hypertext yang dapat menghubungkan katalog dengan jurnal elektroniknya

PENGATALOGAN ANALITIK Hasil dari pengatalogan lazim disebut deskripsi bibliografi yang memberikan sajian ringkas untuk membedakan satu buku dengan lainnya. Pengatalogan analitik adalah proses penyiapan cantuman bibliografis yang mendeskripsikan bagian demi bagian dari suatu bahan pustaka yang memungkinkan pembuatan entri lengkap dan menyeluruh. Sarana temu kembali yang dihasilkan adalah entri analitik yaitu entri yang dibuat untuk satu bagian / beberapa bagian dari suatu bahan pustaka yang sudah dibuatkan entri komprehensipnya (entri untuk seluruh bahan pustaka). Menurut Juhaeri (2006) entri analitik itu dibuat apabila dalam suatu karya bahan pustaka terdapat bagian-bagian yang dianggap penting karena : 1. Hasil karya pengarang penting. 2. Memuat subyek-subyek yang banyak dicari pemakai. 3. Memuat judul-judul yang sering ditanyakan dan diminati pemakai. 4. Belum ada buku-buku yang khusus mengenai subyek-subyek tertentu. 5. Perpustakaan bertujuan membuat entri analitik untuk semua karya dari pengarang/ penerbit setempat. AACR2 Bab 13 tentang pembuatan sarana temu kembali artikel-artikel dalam majalah, bungai rampai/ prosiding. 1. Peraturan 13.2 Entri Tambahan Analitik Menjelaskan apabila dalam suatu entri lengkap untuk karya yang lebih besar, ada suatu bagian dari karya tersebut dinyatakan pada daerah judul dan pernyataan tanggung jawab serta daerah catatan, perlu dibuatkan entri tambahan untuk bagian tersebut. 2. Peraturan 13.3 Analisis Seri Monograf/ Monograf Multi Bagian Apabila bahan pustaka tersebut merupakan bagian dari seri monografdan mempunyai suatu judul yang tidak tergantung pada bahan pustaka tersebut secara keseluruhan. 3. Peraturan 13.4 Daerah Catatan Biasanya terbatas pada kutipan judul atau nama dan judul. 4. Peraturan 13.5 Analitik Dalam 13.5A terdiri dari deskripsi bagian yang dianalisis diikuti oleh kutipan singkat dari bahan pustaka keseluruhan yang memuat bagian tersebut. 5. Peraturan 13.5B Bagian dari Analisis Dalam 13.5B1 berisi informasi tentang bahan keseluruhan dan tentang bagian yang berisi bagian yang sedang dianalisis. 6. Peraturan 13.6 Deskripsi Multi Level 13.6 tingkat pertama hanya informasi yang terkait dengan bahan tersebut sebagai suatu keseluruhan. Tingkat kedua informasi yang terkait pada suatu kelompok bagian atau pada bagian individual yang dideskripsikan. Tingkat ketiga bila informasi pada tingkat kedua terkait pada suatu kelompok bagian. Dari peraturan itu terlihat bahwa entri analitik berfungsi juga sebagai indeks yang memungkinkan akses pada satuan-satuan yang lebih kecil dari uraian informasi pada suatu bahan pustaka yang lazim digunakan dalam katalog perpustakaan.

Menurut Sophia dan Neneng (2000) kegunaan indeks : 1. Mendaftar tulisan-tulisan yang ada dalam majalah /monograf analitik. 2. Untuk mencari informasi yang sesuai dengan keperluan. 3. Menyebarkan informasi kepada pengguna. Menurut Juhaeri (2006), yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan entri analitik: 1. Tambahan beban kerja bagi petugas perpustakaan. 2. Tambahan biaya meliputi sarana dan prasarana. 3. Menyebabkan catalog membengkak. 4. Pemakai perpustakaan, apakah pemakai memerlukan penelusuran literature yang secara komprehensif, atau memerlukan penelusuran yang lebih rinci, secara khusus atau mutakhir? 5. Apakah memang akan dimanfaatkan pemakai? Pengatalogan analitik bisa dilakukan secara manual maupun elektronik. Pada prinsipnya peraturan pengatalogannya sama, yang berbeda adalah proses setelah pendeskripsian dokumen. Pengatalogan manual tentu saja perlu dibuat katalognya secara manual, sedangkan secara elektronik perlu dilakukan managemen data, sehingga bisa menampilkan dalam bentuk katalog online ataupun bisa dicetak sesuai kebutuhan. --- TUGAS TUTORIAL I MATA KULIAH PUST 2250 PENGELOLAAN TERBITAN BERSERI

Oleh : 1. AGUS DARMADI (015826309) 2. ANDANG TRI SOFYAN PROYOGO (016015462) 3. ARIF SETYO NUGROHO (015899475) 4. CANDRA RATNANINGSIH (016015527) 5. CATUR KURNIAWATI (015914671) 6. DANIK RATNANINGSIH (015899482) 7. DARINI (016260136) 8. DONI SETIAWAN (015826283) 9. DEWI RAHMAWATI (015826323) 10. DYAH ARDIA KARINI (015924088) 11. EKO WAHYUDI (015899508) 12. ENDANG BINTI SOLIKHAH (015779629) 13. HANUNG SARYOKO (015924063) D2 PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TERBUKA